Isnaini
Defisiensi
penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak
pada sistem saraf dan kardiovaskuler.
Pada sistem saraf
:neuritis
Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.
Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan
berkurang.
Kebutuhan sehari
Kebutuhan minimum 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan
AKG di Indonesia 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi; 1,0
mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk
wanita hamil.
Farmakokinetik
Pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan
sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hr
dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg.
Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami
degradasi di jaringan tubuh.
Efek samping
Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid terjadi setelah
pemberian IV dosis besar.
Sediaan
Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk
tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg (parenteral)
dan eliksir 2-25 mg/ml.
dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali
sehari (pengobatan)
Indikasi
Neuritis alkoholik
Wanita hamil yang kurang gizi
Penderita emesis gravidarum
Defisiensi
Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut
(stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna
merah dan licin.
Kebutuhan sehari
Minimum 0,3 mg/1000 kcal.
Farmakokinetik
Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi
dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan.
Indikasi
Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2
yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin
B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan
bersama vitamin lainnya.
Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.
Defisiensi
Terjadi pellagra (kelainan pada kulit, saluran cerna, dan
SSP)
Kebutuhan sehari
Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah
pellagra rata-rata 4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa
asupan minimal 13 mg.
Farmakokinetik
Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya
melalui urin, sebagian kecil dalam bentuk utuh dan
sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya.
Sediaan dan posologi
Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk
injeksi mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet
niasinamid 50-1000 mg, dan larutan untuk injeksi
mengandung 100 mg/ml.
Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut
dianjurkan dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali
sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari secara
intravena.
Defisiensi
Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada
selaput lendir, mulut dan lidah
Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang
Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik
Kebutuhan sehari
Kira-kira 2 mg/100 mg protein.
Farmakokinetik
Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui
saluran cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam
piridoksat dan piridoksal.
Efek samping
Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati
dalam dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.
Sediaan dan indikasi
Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml
piridoksin HCl untuk injeksi.
Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan
bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk
pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi
lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat,
misalnya setelah pemberian obat isoniazid.
Kebutuhan sehari
Kebutuhan sehari 5-10 mg.
Farmakokinetik
Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan
distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 245 mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70%
melalui urin dan 30% melalui tinja.
Sediaan
Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg
dan dalam bentuk larutan steril untuk injeksi
dengan kadar 50 mg/ml.
Fungsinya:
Sebagai prekursor asetilkolin.
Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat
lipotropik (dapat menurunkan kadar lemak
dalam hati) dalam pengobatan penyakit hati
seperti sirosis hepatis, hepatitis.
Dalam metabolisme intermedier, sebagai
donor metil dalam pembentukan berbagai
asam amino esensial.
Kebutuhan
Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat
ditentukan, tetapi dalam makanan sehari-hari
rata-rata terdapat 500-900 mg.
Penggunaan per oral cukup aman dengan
LD50 200-400 g.
Defisiensi
Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.
Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan.
Gejala awal malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel
rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada
leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan terjadi setelah mendapat diet tanpa vitamin C
selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit menahun sangat peka
terhadap timbulnya skorbut.
Farmakokinetik
Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan
bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal
1,4 mg%.
Kebutuhan sehari
AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada
dewasa. Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi,
tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada
hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan
vitamin C 10-25 mg/hari.
Efek samping
Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya
terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai
oksalat.
Sediaan dan indikasi
Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik
mengandung vitamin C 100-500 mg.
Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut.
Sumber
berasal dari karoten (provitamin A)
terdapat pada mentega, telur, hati dan daging
terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan 3dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin)
merupakan hasil oksidasi group alkohol dari retinol.
Farmakodinamik
untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan
fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi
sel dan proliferasi epitel.
Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan
perkembangan embrio.
Defisiensi
Terjadi bila :
1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis
hati)
2. terdapat defisiensi protein (transport)
3. absorpsi di usus terganggu
4. asupan vitamin A yang kurang.
Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat
menyebabkan gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya
bercak Bitot, keratomalasia, dan akhirnya kebutaan.
Kebutuhan manusia
wanita 500 RE dan pria 600 RE.
Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih 2
kali dosis vitamin A.
Farmakokinetik
diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan
kadar puncak dalam plasma setelah 4 jam
Absorpsi berkurang bila diet kurang
mengandung protein, atau pada penyakit infeksi
tertentu, dan pada penyakit hati seperti
hepatitis, sirosis hati atau obstruksi biliaris.
disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam
jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal,
paru, lemak intraperitoneal dan retina.
Indikasi
untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin
A.
tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau
2 bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan
yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan.
Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan
secara suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu
kali pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian
oral. Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu
dapat dianjurkan.
Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A
dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan
mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya
hipervitaminosis A.
Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit
kulit tertentu seperti akne, psoriasis, dan iktiosis.
Posologi
tersedia secara oral, suntikan dan topikal.
Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol
(10.000-50.000 IU) per kapsul.
Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada
orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8
tahun: 50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari
diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2 minggu.
Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 5.00015.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.00010.000 IU/hari untuk 10 hari.
Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih
dari 8 tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari
diikuti dengan 50.000 IU/hari selama 2 minggu,
dilanjutkan dengan 10.000-20.000 IU/hari untuk
2 bulan.
Defisiensi
Terjadi penurunan kadar kalsium plasma,
selanjutnya merangsang sekresi HPT yang
berakibat meningkatnya reabsorpsi tulang.
Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).
Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan
deformitas tulang seperti kifosis, skoliosis,
tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada
anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus
atau genu valgus pada anak yang sudah dapat
berjalan.
Hipervitaminosis D
Gejalanya berupa hiperkalsemia,
kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak
(ginjal, pembuluh darah, jantung dan
paru), anoreksia, mual, diare, sakit
kepala, hipertensi dan
hiperkolesterolemia.
Kebutuhan sehari
400 unit/hari.
Farmakokinetik
Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik.
Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan
sempurna. Gangguan fungsi hati, kandung
empedu dan saluran cerna seperti steatore
akan mengganggu absorpsi vitamin D.
Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh,
untuk menjadi bentuk aktif harus
dimetabolisme lebih dahulu melalui
serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan
hati.
Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah
kecil ditemukan dalam urine.
Kebutuhan sehari
Asupan 10-30 mg cukup untuk
mempertahankan kadar normal di dalam
darah.
Farmakokinetik
Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam
darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein
dan didistribusi ke semua jaringan.
Kebanyakan diekskresi secara lambat ke
dalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi
melalui urine sebagai glukuronida dari asam
tokoferonat atau metabolit lain.
Vitamin K alam:
1. vitamin K1 (filokuinon=fitonadion)
Digunakan untuk pengobatan
Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna hijau
dan buah-buahan.
2. vitamin K2 (senyawa menakuinon)
Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri
gram-positif.
Vitamin K sintesis. Vitamin K2
Farmakodinamik
Berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yaitu
protrombin, faktor VII (prokonvertin),
farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X
(faktor Stuart) yang berlangsung di hati.
Kebutuhan manusia
Sintesis vitamin K oleh bakteri usus
sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per
hari.
Defisiensi
Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya
kadar beberapa faktor pembekuan darah
Defisiensi vitamin K terjadi karena:
1. Gangguan absorbsi vitamin K
2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis
3. Pemakaian antikoagulan
Farmakokinetik
Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari
kelarutannya.
Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik
bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion
dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi
walaupun tidak ada empedu.
Gejala hiperkalsemia:
1. Awal : lemas, sakit kepala, mengantuk,
mual, muntah, mulut kering, konstipasi, nyeri
otot, sakit
tulang dan metalic taste
2. Lanjut : poliuria, polidipsi, anorexia,
penurunan berat
badan,
nokturia,
konjuntivitis (klasifikasi), pankreatitis,
fotofobia, rinore, pruritus,
hipertermia,
libido
berkurang,
kenaikan
BUN,
albuminuria, hiperkolesterolemia, kenaikan
SGOT dan SGPT, kalsifikasi ektopik,
nefrokalsinosis, hipertensi, aritmia jantung.