Anda di halaman 1dari 52

Oleh:

Isnaini

Vitamin dibagi menjadi 2 golongan:


 Larut lemak
: vit A, D, E dan K
 Larut air : vit B kompleks dan vit C

Pemberian vitamin hanya dibutuhkan


bila:
 Pasokan vitamin yang tidak mencukupi
 Peningkatan kebutuhan vitamin
(misalnya selama hamil dan menyusui)
 Kurangnya absorbsi vitamin

Defisiensi
 penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak
pada sistem saraf dan kardiovaskuler.
 Pada sistem saraf
:neuritis
 Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.
 Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan
berkurang.
Kebutuhan sehari
 Kebutuhan minimum 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan
AKG di Indonesia 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi; 1,0
mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk
wanita hamil.
Farmakokinetik
 Pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan
sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hr
dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg.
Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami
degradasi di jaringan tubuh.

Efek samping
 Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid terjadi setelah
pemberian IV dosis besar.
Sediaan
 Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk
tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg (parenteral)
dan eliksir 2-25 mg/ml.
 dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali
sehari (pengobatan)
Indikasi
 Neuritis alkoholik
 Wanita hamil yang kurang gizi
 Penderita emesis gravidarum

Defisiensi
 Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut
(stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna
merah dan licin.
Kebutuhan sehari
 Minimum 0,3 mg/1000 kcal.
Farmakokinetik
 Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi
dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan.
Indikasi
 Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2
yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin
B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan
bersama vitamin lainnya.
 Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.

Defisiensi
 Terjadi pellagra (kelainan pada kulit, saluran cerna, dan
SSP)
Kebutuhan sehari
 Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah
pellagra rata-rata 4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa
asupan minimal 13 mg.
Farmakokinetik
 Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya
melalui urin, sebagian kecil dalam bentuk utuh dan
sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya.
Sediaan dan posologi
 Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk
injeksi mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet
niasinamid 50-1000 mg, dan larutan untuk injeksi
mengandung 100 mg/ml.
 Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut
dianjurkan dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali
sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari secara
intravena.

Defisiensi
 Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada
selaput lendir, mulut dan lidah
 Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang
 Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik
Kebutuhan sehari

Kira-kira 2 mg/100 mg protein.
Farmakokinetik

Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui
saluran cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam
piridoksat dan piridoksal.
Efek samping

Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati
dalam dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.
Sediaan dan indikasi

Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml
piridoksin HCl untuk injeksi.

Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan
bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk
pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi
lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat,
misalnya setelah pemberian obat isoniazid.

Kebutuhan sehari
 Kebutuhan sehari 5-10 mg.
Farmakokinetik
 Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan
distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 245 mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70%
melalui urin dan 30% melalui tinja.
Sediaan
 Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg
dan dalam bentuk larutan steril untuk injeksi
dengan kadar 50 mg/ml.

 Gejala defisiensi biotin :dermatitis,


sakit otot, rasa lemah, anoreksia,
anemia ringan.
 Berfungsi sebagai koenzim pada
berbagai reaksi karboksilasi.
 Jumlah biotin yang diperlukan sehari
berkisar antara 150-300 g.

Fungsinya:
 Sebagai prekursor asetilkolin.
 Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat
lipotropik (dapat menurunkan kadar lemak
dalam hati) dalam pengobatan penyakit hati
seperti sirosis hepatis, hepatitis.
 Dalam metabolisme intermedier, sebagai
donor metil dalam pembentukan berbagai
asam amino esensial.
Kebutuhan
 Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat
ditentukan, tetapi dalam makanan sehari-hari
rata-rata terdapat 500-900 mg.
 Penggunaan per oral cukup aman dengan
LD50 200-400 g.

 Penderita diabetes mengekskresi inositol


dalam urine dengan kadar tinggi. Inositol
merupakan isomer glukosa dan dalam
badan mudah berubah menjadi inositol.
 Gejala defisiensi inositol pada hewan
coba adalah gangguan pertumbuhan,
alopesia dan gangguan laktasi.

Defisiensi
 Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.
 Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan.
 Gejala awal malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel
rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada
leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan terjadi setelah mendapat diet tanpa vitamin C
selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit menahun sangat peka
terhadap timbulnya skorbut.
Farmakokinetik
 Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan
bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal
1,4 mg%.
Kebutuhan sehari
 AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada
dewasa. Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi,
tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada
hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan
vitamin C 10-25 mg/hari.
Efek samping
 Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya
terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai
oksalat.
Sediaan dan indikasi
 Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik
mengandung vitamin C 100-500 mg.
 Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut.

Sumber
 berasal dari karoten (provitamin A)
 terdapat pada mentega, telur, hati dan daging
 terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan 3dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin)
merupakan hasil oksidasi group alkohol dari retinol.
Farmakodinamik
 untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
 Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan
fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi
sel dan proliferasi epitel.
 Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan
perkembangan embrio.
Defisiensi
 Terjadi bila :
1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis
hati)
2. terdapat defisiensi protein (transport)
3. absorpsi di usus terganggu
4. asupan vitamin A yang kurang.
 Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat
menyebabkan gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya
bercak Bitot, keratomalasia, dan akhirnya kebutaan.

 terjadi akibat penggunaan vitamin A


lebih dari 700-3000 IU/kg/hari untuk
beberapa bulan sampai beberapa
tahun.
 kerusakan hati pada anak dapat timbul
karena penggunaan vitamin A dengan
dosis yang sesuai AKG untuk orang
dewasa selama beberapa tahun dan
dengan dosis 5 kali AKG selama 7-10
tahun pada orang dewasa.

Kebutuhan manusia
 wanita 500 RE dan pria 600 RE.
 Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih 2
kali dosis vitamin A.
Farmakokinetik
 diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan
kadar puncak dalam plasma setelah 4 jam
 Absorpsi berkurang bila diet kurang
mengandung protein, atau pada penyakit infeksi
tertentu, dan pada penyakit hati seperti
hepatitis, sirosis hati atau obstruksi biliaris.
 disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam
jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal,
paru, lemak intraperitoneal dan retina.

Indikasi
 untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin
A.
 tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau
2 bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan
yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan.
 Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan
secara suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu
kali pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian
oral. Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu
dapat dianjurkan.
 Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A
dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan
mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya
hipervitaminosis A.
 Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit
kulit tertentu seperti akne, psoriasis, dan iktiosis.

Posologi
 tersedia secara oral, suntikan dan topikal.
 Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol
(10.000-50.000 IU) per kapsul.
 Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada
orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8
tahun: 50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari
diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2 minggu.
Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 5.00015.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.00010.000 IU/hari untuk 10 hari.
 Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih
dari 8 tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari
diikuti dengan 50.000 IU/hari selama 2 minggu,
dilanjutkan dengan 10.000-20.000 IU/hari untuk
2 bulan.

 Berguna untuk mencegah dan mengobati


rakitis (dicegah ataupun diobati dengan
minyak ikan atau dengan sinar matahari
yang cukup).
Farmakodinamik
 Pengatur homeostatik kalsium plasma.
 Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat
melalui usus halus.
 Pengaturan kadar kalsium plasma
dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid
(HPT) dan kalsitonin.

Defisiensi
 Terjadi penurunan kadar kalsium plasma,
selanjutnya merangsang sekresi HPT yang
berakibat meningkatnya reabsorpsi tulang.
 Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).
 Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan
deformitas tulang seperti kifosis, skoliosis,
tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada
anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus
atau genu valgus pada anak yang sudah dapat
berjalan.

Hipervitaminosis D
 Gejalanya berupa hiperkalsemia,
kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak
(ginjal, pembuluh darah, jantung dan
paru), anoreksia, mual, diare, sakit
kepala, hipertensi dan
hiperkolesterolemia.
Kebutuhan sehari
 400 unit/hari.

Farmakokinetik
 Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik.
Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan
sempurna. Gangguan fungsi hati, kandung
empedu dan saluran cerna seperti steatore
akan mengganggu absorpsi vitamin D.
 Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh,
untuk menjadi bentuk aktif harus
dimetabolisme lebih dahulu melalui
serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan
hati.
 Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah
kecil ditemukan dalam urine.

Sediaan dan indikasi


 Tersedia dalam beberapa macam bentuk
sediaan
 Selain untuk pencegahan dan pengobatan
rakitis, vitamin D antara lain digunakan untuk
osteomalasia, hipoparatiroidisme dan tetani
infantil, dan untuk keadaan lain dengan alasan
penggunaan yang belum atau tidak diketahui
misalnya pada psoriasis, artritis, dan hay fever.

 Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan


kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah
10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan
menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.
 Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis
penunjang).
 Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi
dan pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400
IU.
 Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam
jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan
400 IU/hari.
 Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis (sindrom
malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami defisiensi
vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari.

 Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan,


kacang-kacangan dan sayur-sayuran, misalnya selada
dan bayam.
Farmakodinamik
 Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel
yang penting atau mencegah terbentuknya hasil
oksidasi yang toksik (hasil peroksidasi asam lemak
tidak jenuh).
 Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh
gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris
dan penyakit pankreas.
 Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak
tidak jenuh ganda dan kurang vitamin E akan
mengalami lesi kulit, anemia hemolitik dan udem.

Kebutuhan sehari
 Asupan 10-30 mg cukup untuk
mempertahankan kadar normal di dalam
darah.
Farmakokinetik
 Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam
darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein
dan didistribusi ke semua jaringan.
 Kebanyakan diekskresi secara lambat ke
dalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi
melalui urine sebagai glukuronida dari asam
tokoferonat atau metabolit lain.

Sediaan dan indikasi


 Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I
isomer dari tokoferol, -tokoferol asetat, tokoferol suksinat.
 Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 301.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100
atau 200 IU/ml.
 Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat
terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau
peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen
peroksida (pada bayi prematur dengan berat
badan yang rendah, pada penderita-penderita
dengan sindrom malabsorpsi dan steatore, dan
penyakit dengan gangguan absorpsi lemak).

 Vitamin K alam:
1. vitamin K1 (filokuinon=fitonadion)
Digunakan untuk pengobatan
Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna hijau
dan buah-buahan.
2. vitamin K2 (senyawa menakuinon)
Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri
gram-positif.
 Vitamin K sintesis. Vitamin K2

Farmakodinamik
 Berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yaitu
protrombin, faktor VII (prokonvertin),
farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X
(faktor Stuart) yang berlangsung di hati.
Kebutuhan manusia
 Sintesis vitamin K oleh bakteri usus
sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per
hari.

Defisiensi
 Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya
kadar beberapa faktor pembekuan darah
 Defisiensi vitamin K terjadi karena:
1. Gangguan absorbsi vitamin K
2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis
3. Pemakaian antikoagulan
Farmakokinetik
 Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari
kelarutannya.
 Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik
bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion
dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi
walaupun tidak ada empedu.

Sediaan dan indikasi


 Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion
mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)
 Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan
menadion dalam minyak yang mengandung 2,
10, dan 25 mg/ml (IM)
 Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan
menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan
10 mg/ml (parenteral)
 Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan
menadiol natrium difosfat yang mengandung 5
dan 10 mg/ml (parenteral)

 Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan


akibat defisiensi vitamin K.
 Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena
belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan
tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan
obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan
diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah
bayi dilahirkan.
 Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm
yang dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi
vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari
berturut-turut.
 Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat
diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi
setelah 8 jam.

 Elektrolit ialah molekul yang pecah


menjadi partikel bermuatan listrik yang
terdiri dari kation dan anion.
 Kadar (konsentrasi) setiap elektrolit
dalam larutan dari garam terlarut dapat
diukur dan biasanya dihitung dalam
satuan miliekuivalen dalam setiap volume
larutan (mEq/L).

 Mengionkan konduktor dari arus listrik yg


diperlukan oleh tubuh (sistem saraf )
 bekerja secara sinergistik dengan zat-zat
bergizi lain ( sbg penggerak & katalisator) unt
menjaga proses pencernaan dan proses
asimilasi lainnya
 Membangun kelompok enzim,hormon,dan
bahan-bahan kimiawi tubuh lainnya
 Menjaga keseimbangan cairan tubuh , tekanan
cairan tubuh dan pH

Elektrolit terlarut dalam tiga bagian utama


dari cairan tubuh:
- Cairan dalam sel
- Cairan dalam ruang di sekeliling sel
- Darah (elektrolit terlarut dalam serum,
yang
merupakan bagian cair dari
darah).

 Ion positif (kation)


- Natrium
- Kalium
- Kalsium
- Magnesium
 Ion negatif (Anion)
- Klorida
- Fosfat
- Bikarbonat

 Untuk absorpsi diperlukan vitamin D


 Kebutuhan kalsium meningkat pada
masa pertumbuhan, selama laktasi dan
pada wanita pascamenopause.
 Bayi yang mendapat susu buatan
memerlukan tambahan kalsium.

Pemeliharaan konsentrasi kalsium yang


normal dalam darah tergantung kepada:
- Asupan lewat mulut sedikitnya 500-1.000
mgr/hari
- Penyerapan dalam jumlah yang memadai
dari saluran pencernaan
- Pengeluaran kelebihan kalsium dalam air
kemih.
Pemindahan kalsium dari tulang dalam
jumlah yang terlalu banyak, pada akhirnya
dapat menyebabkan tulang menjadi lemah
dan terjadi osteoporosis.

 Gejala hiperkalsemia:
1. Awal : lemas, sakit kepala, mengantuk,
mual, muntah, mulut kering, konstipasi, nyeri
otot, sakit
tulang dan metalic taste
2. Lanjut : poliuria, polidipsi, anorexia,
penurunan berat
badan,
nokturia,
konjuntivitis (klasifikasi), pankreatitis,
fotofobia, rinore, pruritus,
hipertermia,
libido
berkurang,
kenaikan
BUN,
albuminuria, hiperkolesterolemia, kenaikan
SGOT dan SGPT, kalsifikasi ektopik,
nefrokalsinosis, hipertensi, aritmia jantung.

 Hipokalsemia : otot tidak dapat rileks


setelah kontraksi, sehingga tubuh
memperlihatkan gejala kejang-kejang
(titani) (Nieves 2005) & kematian.

 Terdapat pada semua jaringan tubuh dan


di dalam tulang dan gigi dalam jumlah
yang hampir sama dengan kalsium.
 Fosfor penting sebagai buffer cairan
tubuh.
 Perbandingan kandungan kalsium dan
fosfor dalam makanan dianjurkan 1 : 1.

 Magnesium mengaktivasi banyak sistem


enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin
aminopeptidase) dan merupakan kofaktor
yang penting pada fosforilasi oksidatif,
pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot
dan kepekaan saraf.
 Hipomagnesemia meningkatkan
kepekaan saraf dan transmisi
neuromuskuler. Pada keadaan defisiensi
berat mengakibatkan tetani dan konvulsi.

 Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan


intrasel) dan natrium (kation utama dalam cairan
ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls
saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh.
 Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang
makanannya tidak mengandung protein. Penyebab
hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik
terutama tiazid.
 Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang
berkepanjangan terutama pada anak,
hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral yang
tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan
kortikosteroid atau laksan jangka lama.

 Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi


kalium oleh ginjal yang dapat terjadi pada
pasien dengan insufisiensi korteks adrenal,
gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal,
suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis
atau indikasinya, atau penggunaan antagonis
aldosteron
 Gejala hipokalemia: lemah otot, aritmia, ileus
paralitik.
 Gejala hiperkalemia umumnya tidak jelas,
tetapi pasien biasanya akan mengeluh palpitasi
jantung atau jantung berdebar-debar.

 Konsentrasi kalium yang terlalu tinggi


atau terlalu rendah dapat menyebabkan
masalah yang serius, seperti irama
jantung yang abnormal atau henti
jantung.
 Sumber kalium: Tambahan kalium ,
garam potasium, pisang, tomat , jeruk,
melon, kentang, kacang-kacangan,
bayam dan sayuran berdaun hijau
lainnya

 Natrium penting untuk membantu


mempertahankan volume dan
keseimbangan cairan tubuh.
 Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh
mekanisme homeostatik.
 Pembatasan natrium seringkali
dianjurkan pada pasien gagal jantung
kongestif, sirosis hati dan hipertensi.

 Kehilangan natrium tubuh tdk menyebabkan


hiponatremia tetapi volume darah menurun.
 Jika volume darah menurun, tekanan darah
akan turun, denyut jantung akan meningkat,
pusing dan kadang-kadang terjadi syok.
 Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika
terlalu banyak natrium (hipernatremia).
 Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam
ruang di sekeliling sel dan menyebabkan
edema. Salah satu tandanya yaitu
pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan
tungkai bawah.

 Tubuh secara teratur akan mengontrol


kadar natrium dalam darah dengan
bantuan kelenjar:
1. Adrenal mengeluarkan hormon
aldosteron sehingga ginjal menahan
natrium.
2. Hipofisa mengeluarkan hormon
antidiuretik sehingga ginjal menahan air.

 Klorida merupakan anion yang paling


penting dalam mempertahankan
keseimbangan elektrolit.
 Alkalosis metabolik hipokloremik dapat
terjadi setelah muntah yang lama atau
penggunaan diuretik berlebihan.
 Kehilangan klorida berlebihan dapat
menyertai kehilangan berlebihan
natrium.

 Kalium klorida digunakan pada pasien yang


mengalami hipokalemia yang berhubungan
dengan hipokloriaemik alkalosis.
 Diberikan melalui oral dengan menggunakan
larutan encer, tablet salut enterik atau tablet
lepas lambat.
 Pada pasien yang kekurangan kalium akut,
larutan dari kalium klorida dapat diberikan
secara intravena. Pemberiannya secara
perlahan dan dibawah kontrol ECG.

 Bila kalium klorida pekat dicampurkan


dengan cairan infus maka harus hati-hati
dalam mencampurkannya.
 Efek sampingnya luka pada saluran
cerna, haemorrhage serta dilaporkan
terjadi hiperkalaemia pada 179 dari 4921
pasien yang diberi tambahan kalium
klorida.

 Pada pasien yang mengalami kelebihan


atau kekurangan nutrisi dan elektrolit
diharapkan membantu pasien mengatasi
masalahnya dengan membantu
mengawasi pemasukan dan pengeluaran
nutrisi dan elektrolit yang diberikan serta
mengawasi infus intravena yang
diberikan, serta membantu pasien dalam
mengatasi efek samping yang mungkin
timbul.

Anda mungkin juga menyukai