Anda di halaman 1dari 35

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)

BAB 1 PENDAHULUAN Hipertrofi prostat benigna / pembesaran prostat jinak merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan pada usia sebelum 40 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai pubertas, pada waktu itu ada peningkatan yang cepat dalam ukuran, yang kontinyu sampai usia akhir 30an. Hipertrofi prostat benigna timbul dalam jaringan kelenjar periurethral, yang terlibat tanpa fungsi penting prostat atau tanpa asal keganasan. aringan kelenjar periuretral meluas dan bagian prostat yang tertekan disebut kapsula bedah. aringan hiperplastik bisa terdiri dari satu diantara lima pola histologi ! stroma, fibromuskular, muskular, fibroadenomatosa dan fibromioadenomatosa. "stilah hipertrofi sendiri sebenarnya kurang tepat karena sebenarnya yang terjadi adalah hiperplasi kelenjar periuretral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan kemudian menjadi simpai bedah / kapsul bedah. Hipertrofi prostat merupakan kelainan yang sering dijumpai di klinik urologi di merupakan kelainan kedua tersering setelah batu saluran kemih. akarta dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pe !e"aran Pr#"tat Jina$ % Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Hyperplasia adalah penambahan ukuran suatu jaringan yang disebabkan oleh penambahan jumlah sel pembentuknya. Hyperplasia prostat adalah pembesaran prostat yang jinak ber$ariasi berupa hyperplasia kelenjar atau hyperplasia fibromuskular.#

2.

ANATO&I11

%.# Penampang luar Prostat adalah organ kelenjar fibromuskular dan berdampingan di bawah dengan kandung kemih &figure #'( dan #')*. Para prostat normal memiliki berat sekitar %0 g dan mengandung uretra posterior, yaitu sekitar %,+ cm. Hal ini didukung oleh ligamen anterior dan inferior puboprostatic oleh diafragma urogenital &figure #'(*. Prostat berhubungan posterior oleh saluran ejakulasi, yang lulus miring untuk mengosongkan melalui $erumontanum di lantai uretra prostat hanya proksimal ke sfingter urin lurik eksternal &figure #'##*.

,enurut klasifikasi -owsley, prostat terdiri dari + lobus! anterior, posterior, median, tepat lateral, dan kiri lateral. ,enurut ,c.eal &#/0%*, prostat memiliki 1ona perifer, 1ona sentral, dan 1ona transisi, sebuah segmen anterior, dan 1ona sphincteric preprostatic &2ambar #'#%*. 3egmen dari uretra yang melintasi kelenjar prostat adalah uretra prostat. Hal ini dilapisi oleh sebuah otot longitudinal dalam &kontinu dengan lapisan yang sama dari dinding $esikalis*. 4imasukkan dalam kelenjar prostat adalah jumlah berlimpah otot halus terutama berasal dari otot'otot kandung kemih eksternal longitudinal. 5tot ini mengambarkan gambaran otot'otot in$olunter dari sphincter uretra posterior #. 6ona Perifer 7agian subkapsular yang mengelilingi bagian posterior dari glandula prostat yang mengelilingi urethra bagian distal dan mencakup 008 dari prostat normal pada orang muda. Pada bagian ini lebih dari 00 8 bermula kanker prostat. %. 6ona 3entral 6ona ini mencakup %+8 dari prostat normal dan mengelilingi duktus ejakulatorius. 9umor 1ona sentral mencakup %+8 dari semua kanker prostat. 3. 6ona 9ransisi ,erupakan +8 dari $olume prostat dan jarang sekali dikaitkan dengan terjadinya karsinoma. 6ona transisi mengelilingi urethra pro:imal dan ini merupakan bagian dari kelenjar prostat yang tumbuh seumur hidup berkaitan dengan pembesaran prostat jinak. 4

4. 6ona ;ibromuskuler <nterior 6ona ini mencakup +8 dari berat seluruh prostat,terdiri atas jaringan fibrosa dan jaringan otot tanpa adanya jaringan kelenjar. +. 6ona Periurethra Pertumbuhan kelenjar ini sangat bergantung pada hormon testosteron yang didalam sel sel kelenjar prostat, hormon ini akan dirubah menjadi 4ehidrotestosteron &4H9* dengan bantuan en1im <lfa =eduktase. 4ehidrotestosteron inilah yang secara langsung memacu m'=.< di dalam sel sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein sehingga terjadi pertumbuhan kelenjar prostat.

<denoma prostat berkembang dari kelenjar periuretra di lokasi lobus median atau lateral. -obus posterior, bagaimanapun, adalah rentan terhadap degenerasi kanker. 7. Hubungan >elenjar prostat terletak di belakang simfisis pubis. 9erletak dekat dengan permukaan posterosuperior adalah deferentia $asa dan $esikula seminalis &2ambar #')*. Posterior, prostat dipisahkan dari rektum oleh % lapisan fasia 4enon$illiers ?, dasar'dasar serosa dari kantong 4ouglas, yang pernah diperpanjang ke diafragma urogenital &2ambar #'/*.

2.2.

Hi"t#'#gi

Prostat terdiri dari kapsul fibrosa tipis di bawah yang serat otot sirkuler berorientasi halus dan jaringan kolagen yang mengelilingi uretra &sfingter in$olunter*. 7agian profunda lapisan ini terletak stroma prostat, terdiri dari jaringan ikat dan serat elastis dan otot polos yang tertanam kelenjar epitel. >elenjar ini mengalir ke saluran ekskretoris utama &sekitar %+ jumlahnya*, yang membuka terutama di lantai uretra antara $erumontanum dan leher $esikalis. Hanya di bawah epitel transisi uretra prostat terletak kelenjar periuretra.

2.(. Per)ara*an <. <rteri Pasokan arteri pada prostat berasal dari $esikalis inferior, pudenda internal, dan dubur tengah &hemoroid* arteri. 7. $ena Pembuluh darah dari saluran prostat ke dalam pleksus periprostatic, yang memiliki hubungan dengan $ena dorsalis yang dalam penis dan iliaka internal &hipogastrikus* $ena. 2.+. Per"ara,an

>elenjar prostat menerima suplai saraf kaya dari pleksus saraf simpatis dan parasimpatis. 2.-. Si"te 'i ,ati$ 0

-imfatik dari saluran prostat ke dalam iliaka internal &hipogastrikus*, kelenjar iliaka sakral, $esikalis, dan eksternal getah bening. (. ETIOLOGI

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat hubungannya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron &4H9* dan proses aging & penuaan*.+ 4engan bertambahnya usia, akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron estrogen, karena produksi testosteron menurun dan terjadi kon$ersi testosteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa di perifer.4'+ 7erdasarkan angka autopsi, perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat diternukan pada usia 30 ' 40 tahun. 7ila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologik anatomik. >arena proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan'lahan, maka efek perubahan juga terjadi perlahan'lahan.4'+ <da beberapa teori mengenai terjadinya 7PH, diantaranya4 ! #. 9eori 4ehidrotestosteron &4H9* 4ihidrotestosteron adalah metabolit androgen yang sangat penting pada pertumbuhan sel'sel prostate, dibentuk dari testosterone di dalam sel prostate oleh en1im +'alfa reduktase dengan bantuan koen1im .<4PH. 4H9 yang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen membentuk kompleks 4H9'=< pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel prostate. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang tidak memproduksi 4H9 tidak akan terkena 7PH. %. >etidaksimbangan estrogen'testosteron Pada usia yang semakin tua, kadar testosterone menurun, sedangkan kadar estrogen relati$e tetap sehingga perbandingan antara estrogen dan testosterone relati$e meningkat. @strogen dalam prostate berperan dalam terjadinya proliferasi sel' sel kelenjar prostate dengan meningkatkan sensitifitas sel'sel prostate terhadap rangsangan hormone androgen , meningkatkan jumlah reseptor androgen dan menurunkan jumlah kematian sel'sel prostate. 3ehingga meskipun rangsangan terbentuknya sel'sel baru akibat rangsangan testosterone menurun, tetapi sel'sel prostate yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa prostate tetap akan membesar. )

3. "nteraksi stroma'epitel 3etelah sel'sel stroma mendapatkan stimulasi dari 4H9 dan estradiol, sel'sel stoma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya mempengaruhi sel'sel stroma itu sendiri secara intrakrin dan autokrin, serta mempengaruhi sel'sel epitel secara parakrin. 3timulasi ini menyebabkan terjadinya proliferasi sel'sel epitel maupun sel' sel struma. 4. 7erkurangnya kematian sel prostate Pada jaringan normal terjadi keseimbangan antara laju proliferasi sel dengan laju kematian sel. Pada saat terjadi pertumbuhan prostate sampai pada prostat dewasa, penambahan sel'sel prostate baru dengan yang mati dalam keadaan seimbang. 7erkurangnya jumlah sel'sel prostate yang mati menyebabkan jumlah sel prostate secara keseluruhan meningkat. 4iduga hormone androgen bearperan dalam proses proliferasi sel karena setelah dilakukan kastrasi terjadi peningkatan aktifitas kematian sel kelenjar prostat. +. 9eori sel stem 3el stem adalah sel yang mempunyai kemampuan berproliferasi sangat ekstensif. >ehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan hormone androgen. 9erjadinya proliferasi sel'sel pada 7PH dinyatakan sebagai ketidaktepatan aktifitas sel stem sehingga terjadi produksi sel stroma maupun sel epitel yang berlebihan. +. In"i)en . E/i)e i#'#gi +011

7PH adalah tumor jinak yang paling umum pada pria, dan kejadian adalah berkaitan dengan usia. Pre$alensi 7PH histologis dalam studi otopsi naik dari sekitar %08 pada pria berusia 4#'+0, sampai +08 pada pria berusia +#'(0, dan untuk lebih dari /08 pada pria lebih tua dari )0. ,eskipun bukti klinis penyakit terjadi kurang umum, gejala obstruksi prostat juga berkaitan dengan usia. Pada usia ++, sekitar %+8 pria melaporkan gejala obstruktif berkemih. Pada usia 0+, +08 pria mengeluhkan penurunan kekuatan dan kaliber aliran kemih mereka. ;aktor risiko untuk pengembangan 7PH yang kurang dipahami. 7eberapa studi telah menunjukkan kecenderungan genetik, dan beberapa telah mencatat perbedaan rasial. 3ekitar +08 pria di bawah usia (0 yang menjalani operasi untuk 7PH mungkin memiliki diwariskan bentuk penyakit. ;ormulir ini kemungkinan besar sifat dominan autosomal, dan saudara'

saudara tingkat laki'laki pasien tersebut membawa peningkatan risiko relatif sekitar 4 kali lipat. -. PATO1ISIOLOGI+011 Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urine. >eadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intra$esikal. Antuk mengeluarkan urine, buli'buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. >ontraksi yang terus menerus ini menyebabkan perubahan anatomik buli'buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula dan di$ertikel buli'buli. Perubahan struktur pada buli'buli tersebut oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau -ower Arinary 9ract 3ymptom &-A93* yang dahulu dikenal sebagai gejala prostatismus 7iasanya ditemukan gejala dan tanda obstruksi dan iritasi. 2ejala dan tanda obstruksi jalan kemih berarti penderita harus menunggu pada permulaan miksi, miksi terputus, menetes pada akhir miksi, pancaran miksi menjadi lemah dan rasa belum puas sehabis miksi. 2ejala ini terjadi karena detrusor gagal berkontraksi dengan cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus'putus. 5bstruksi yang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna tidak hanya disebabkan oleh adanya massa prostat yang menyumbat uretra posterior, tetapi juga disebabkan oleh tonus otot polos yang ada pada stroma prostat, kapsul prostat dan otot polos pada leher buli'buli. 2ejala iritasi disebabkan hipersensiti$itas otot detrusor berarti bertambahnya frekuensi miksi, nokturia, miksi sulit ditahan dan disuria. 2ejala ini terjadi karena pengosongan yang tidak sempurna pada saat miksi atau pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada kandung kemih, sehingga $esika sering berkontraksi meskipun belum penuh. 9ekanan intra$esikel yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli'buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. 9ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli'buli ke ureter atau terjadi refluks $esiko'ureter. 7ila keadaan ini berlangsung terus akan mengakibatkan terjadinya hidroureter, hidronefrosis bahkan akhirnya ke arah gagal ginjal. Pada waktu miksi, penderita harus selalu mengedan sehingga lama'kelamaan menyebabkan hernia atau hemoroid.

#0

Mekanisme sfingter pada urethra pria dan wanita. (Dari Webster, G. D.: Dalam Paulson, D. F. (Ed.): Genitourinary Surgery, Ne !or", #$urc$ill%i&ingstone,'()*.) 2. PE&ERIKSAAN 2ejala Amum 7PH ! 2ejala pertama dan yang paling sering dijumpai adalah penurunan kekuatan pancaran dan kaliber aliran urine, oleh karena lumen urethra mengecil dan tahanan di dalam urethra mengecil dan tahanan di dalam urethra meningkat, sehingga kandung kemih harus memberikan tekanan yang lebih besar untuk dapat mengeluarkan urine. 3ulit memulai kencing &hesitancy* menunjukan adanya pemanjangan periode laten, sebelum kandung kemih dapat menghasilkan tekanan intra'$esika yang cukup tinggi. 4iperlukan waktu yang lebih lama untuk mengosongkan kandung kemih, jika kandung kemih tidak dapat mempertahankan tekanan yang tinggi selama berkemih, aliran urine dapat berhenti dan dribbling &urine menetes setelah berkemih* bisa terjadi. Antuk meningkatkan usaha berkemih pasien biasanya melakukan $al$asa menau$er &mengejan* sewaktu berkemih. 5tot'otot kandung kemih menjadi lemah dan kandung kemih gagal mengosongkan urine secara sempurna, sejumlah urine tertahan dalam kandung kemih sehingga menimbulkan sering berkemih &frequency* dan sering berkemih malam hari &nocturia*.

2.1. ANA&NESIS13(02

##

"nfeksi yang menyertai residual urine akan memperberat gejala, karena akan menambah obstruksi akibat inflamasi sekunder dan oedem. =esidual urine juga dapat sebagai predisposisi terbentuknya batu kandung kemih. Hematuria sering terjadi oleh karena pembesaran prostat menyebabkan pembuluh darahnya menjadi rapuh. 7ladder outlet obstruction ataupun o$erdistensi kandung kemih juga dapat menyebabkan refluk $esikoureter dan sumbatan saluran kemih bagian atas yang akhirnya menimbulkan hydroureteronephrosis.

7ila obstruksi cukup berat, dapat menimbulkan gagal ginjal &renal failure* dan gejala' gejala uremia berupa mual, muntah, somnolen atau disorientasi, mudah lelah dan penurunan berat badan.0

Ga !ar 2.1 &ani,e"ta"i $'ini$ /e !e"aran $e'en4ar /r#"tat 4ina$ 5bstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan diluar saluran kemih. 3ecara keseluruhan dapat disimpulkan gejala dari 7PH meliputi 1. Ge4a'a /a)a "a'5ran $e i* !agian !a6a* 4isebut juga -ower Arinary 9ract 3ymptoms &-A93* atau Prostatismus. 9erdiri atas gejala obstruksi dan iritasi a. 2ejala 5bstruksi #%

Hesitansi B menunggu saat permulaan miksi Pancaran miksi lemah B weak 3tream "ntermitensi B pancaran miksi terputus'putus ,iksi tidak puas ,enetes setelah miksi b. 2ejala "ritasi ;rekuensi .okturi Argensi 4isuri CH5 menganjurkan klasifikasi untuk menentukan beratnya gangguan miksi yang disebut CH5 P33 &CH5 Prostate 3ymptoms 3core*. 3kor ini berdasarkan jawaban penderita atas delapan pertanyaan mengenai miksi

#3

9imbulnya gejala -A93 merupakan manifestasi kompensasi buli'buli untuk mengeluarkan urine. Pada suatu saat otot buli'buli mengalami kepayahan sehingga jatuh ke fase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk retensi urine akut. 9imbulnya dekompensasi buli'buli disebabkan oleh beberapa faktor yaitu $olume buli'buli tiba'tiba terisi penuh, massa prostat tiba'tiba membesar dan setelah mengkonsumsi obat'obatan yang dapat menurunkan kontraksi otot detrusor atau yang dapat mempersempit leher buli' buli. 2. Ge4a'a /a)a "a'5ran $e i* !agian ata" >eluhannya berupa gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan di pinggang &merupakan tanda hidronefrosis* atau demam yang merupakan tanda infeksi atau urosepsis.

#4

(. Ge4a'a )i '5ar "a'5ran $e i* >adang pasien datang ke dokter mengeluhkan adanya hernia inguinalis atau haemorrhoid. 9imbulnya kedua penyakit ini mungkin karena sering mengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intra abdominal. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan buli'buli yang terisi penuh dan teraba massa di daerah supra simfisis akibat retensi urin. >adang didapatkan urine yang selalu menetes tanpa disadari oleh penderita, yang merupakan pertanda dari inkontinensia paradoksa. Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. 2.2. Pe eri$"aan ,i"i$ 2.2.1. Pe eri$"aan 7#'#$ )5!5r (re7ta' t#57*er%)igita' re7ta' e8a inati#n)13(02011 Pemeriksaan yang penting pada pembesaran prostat jinak adalah pemeriksaan colok dubur &digital rectal e:amination*. Pada pemeriksan colok dubur &=ectal toucher/ 4igital rectal e:am* perlu diperhatikan tonus sfingter ani &93<* atau refleks bulboka$ernosus untuk menyingkirkan adanya buli'buli neurogenik, mukosa rectum, keadaan prostate &konsistensi prostate, adakah asimetri antar lobus, apakah ada nodul pada permukaan prostate, apakah batas atas teraba. Dolok dubur pada 7PH konsistensi prostate kenyal, lobus kanan dan kiri simetris, tidak ada nodul, sedangkan pada karsinoma prostate, konsistensi keras/teraba nodul dan mungkin asimetri antar lobus prostate. 7ila batas atas teraba, diperkirakan besar prostat E(0 g.#

Akuran Prostat rata'rata adalah sekitar 4 cm dan lebar. 3ewaktu kelenjar membesar, para sulci lateral yang menjadi relatif lebih dalam dan alur median menjadi dihapuskan. Prostat juga dapat memanjang. Pentingnya klinis benign prostatic diukur dengan tingkat keparahan gejala dan jumlah urin sisa bukan oleh ukuran kelenjar. Pada pemeriksaan rektal, prostate mungkin dari ukuran normal dan konsistensi pada pasien dengan retensi urin akut.

#+

>onsistensi 7iasanya, konsistensi kelenjar ini mirip dengan yang ada pada kontraksi eminensia tenar jempol &dengan jempol sepenuhnya oposisi dengan jari kelingking*. "ni agak kenyal. ,ungkin lembek jika sesak &karena kurangnya hubungan seksual atau infeksi kronis dengan drainase terganggu*, indurated &akibat infeksi kronis dengan atau tanpa kalkuli*, atau berbatu'keras &karena karsinoma lanjut*. >esulitannya terletak dalam membedakan daerah di prostat! fibrosis dari infeksi nonspesifik, prostatitis granulomatosa, nodulasi dari 97D, atau area karena kalkuli prostat atau kanker dini. 3ecara umum, nodul disebabkan oleh infeksi bertumbuh diatas permukaan kelenjar. Pada ujung'ujungnya, indurasi secara bertahap memudar seperti konsistensi normal jaringan di sekitarnya. Pada kanker, sebaliknya, lesi mencurigakan biasanya tidak ada, melainkan keras dan memiliki tepi tajam &yaitu, ada perubahan mendadak dalam konsistensi pada bidang yang sama*. Hal ini cenderung untuk timbul dalam sulkus lateral &2ambar 4'%*. 7ahkan dokter yang paling berpengalaman kadang'kadang memiliki kesulitan membuat diferensiasi ini. 4engan tidak adanya tanda'tanda 97D dan karena tidak adanya nanah dalam sekresi prostat, kanker mungkin terjadi, terutama jika :'ray gagal menunjukkan kalkuli prostat &yang terlihat tepat di belakang atau di atas simfisis tersebut*. Penentuan fosfatase serum asam dan radiograms tulang tidak membantu dalam mendiagnosis karsinoma awal prostat. 9he prostate'specific antigen &P3<* dapat membantu jika tingkat tinggi. 9ransrectal A32'guid ebiopsi dapat mendiagnostik. ,obilitas ,obilitas kelenjar ber$ariasi. 3esekali, ia memiliki mobilitas yang besar, pada waktu lain, sangat sedikit. 4engan karsinoma lanjut, mobilitas tetap karena ekstensi lokal melalui kapsul. Prostat harus secara rutin dipijat pada orang dewasa dan sekresi yang diperiksa mikroskopis. .amun prostat tidak boleh dipijat bila keluar cairan uretra akut, prostatitis akut, atau prostatocystitis akutF pada pria dekat tahap retensi urin lengkap &karena dapat menimbulkan menyelesaikan retensi*, atau pada pria yang menderita kanker kelenjar. 7ahkan bila tanpa gejala, pijat diperlukan untuk prostatitis yang umumnya tanpa gejala. #(

4iagnosis dan pengobatan penyakit diam seperti ini penting dalam mencegah sistitis dan epididimitis. Pijat G Prostatic smear umlah berlebihan sekresi dapat diperoleh dari beberapa kelenjar prostat dan sedikit atau tidak ada dari orang lain. umlah yang diperoleh tergantung sampai batas tertentu pada dengan kekuatan pijat dilakukan. ika sekresi tidak diperoleh, pasien harus diminta untuk mengejan beberapa tetes urin, ini akan berisi sekresi yang memadai untuk diperiksa. Pemeriksaan mikroskopis sekresi dilakukan di bawah perbesaran daya rendah. 3ekresi normal mengandung lesitin tubuh banyak, yang refractile, seperti sel darah merah, tetapi jauh lebih kecil dari sel darah merah. Hanya sel putih sesekali hadir. 3ebuah sel epitel sedikit dan, jarang, corpora amylacea terlihat. 3perma mungkin ada, tapi ketidakadaannya tidak akan berpengaruh signifikan. >ehadiran sejumlah besar sel nanah adalah patologis dan menyarankan diagnosis prostatitis. 3tained smear biasanya tidak praktis. 3ulit untuk menempelkan bahan ini pada slide, dan bahkan ketika ini berhasil, bakteri piogenik biasanya tidak ditemukan. 5rganisme asam cepat sering dapat ditemukan dengan metode pewarnaan yang sesuai. Pada kesempatan, mungkin perlu untuk mendapatkan budaya sekresi prostat untuk menunjukkan organisme spesifik, basil tuberkulum, gonokokus, atau klamidia. 3etelah pembersihan menyeluruh dari kelenjar dan pengosongan kandung kemih &untuk mekanis membersihkan saluran kencing*, pijat dilakukan. 9etesan sekresi dikumpulkan dalam tabung steril dari media kultur yang tepat.

#0

Ga !ar 2.2 Pe eri$"aan Re7ta' T#57*er 4erajat berat hiperplasia prostat berdasarkan gambaran klinis# 4erajat " "" """ "J Dolok dubur Penonjolan prostat, batas atas mudah diraba Penonjolan prostat jelas, batas atas dapat dicapai 7atas atas prostat tidak dapat diraba 3isa $olume urin E +0 ml +0 H #00 ml I#00 ml =etensi urin total

2.(. PE&ERIKSAAN PENUNJANG 2.(.1. Pe eri$"aan La!#rat#ri5


9

3edimen urin B kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih >ultur urin B mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan Pemeriksaan darah o elektrolit o ureum &blood urea nitrogen* o kreatinin Antuk mengetahui fungsi ginjal.

Prostat 3pecific <ntigen &P3<* dicurigai adanya keganasan P3< disintesis oleh sel epitel prostat dan bersifat organ specific tetapi bukan cancer specific. #)

3erum P3< dapat dipakai untuk meramalkan perjalanan penyakit dari 7PHF dalam hal ini jika kadar P3< tinggi berarti! &a* Pertumbuhan $olume prostat lebih cepat &b* >eluhan akibat 7PH/laju pancaran urine lebih jelek &c* -ebih mudah terjadinya retensi urine akut. Pertumbuhan $olume kelenjar prostat dapat diprediksikan berdasarkan kadar P3<. P3< E4 ng / ml, tidak perlu biopsy. 7ila P3< 4'#0 ng / ml hitunglah prostate 3pesific <ntigen 4ensity &P3<4* yaitu P3< dibagi $olume prostate &dengan A32*. 7ila P3<3 K0,#+ sebaiknya dilakukan biopsy. 7ila P3< I#0 ng/ ml, lakukan biopsy. 4ikatakan oleh =oehrborn et al, bahwa makin tinggi kadar P3< makin cepat laju pertumbuhan prostat. >adar P3< di dalam serum dapat mengalami peningkatan pada peradangan, setelah manipulasi pada prostat &biopsi prostat atau 9A=P*, pada retensi urine akut, kateterisasi, keganasan prostat, dan usia yang makin tua. 3esuai yang dikemukakan oleh Cijanarko et al, bahwa serum P3< meningkat pada saat terjadi retensi urine akut dan kadarnya perlahan'lahan menurun terutama setelah 0% jam dilakukan kateterisasi. =entang kadar P3< yang dianggap normal berdasarkan usia adalah ! 40'4/ tahun! 0'%,+ ng/ml +0'+/ tahun!0'3,+ ng/ml (0'(/ tahun!0'4,+ ng/ml 00'0/ tahun! 0'(,+ ng/ml

2.(.2. Pe eri$"aan Pen7itraan13(01:311 ;oto polos perut B mencari adanya batu saluran kemih. <danya batu/kalkulosa prostat dan kadangkala menunjukkan bayangan buli'buli yang penuh terisi urin, yang merupakan tanda dari retensi urin. Pielografi "ntra$ena &P"J* Antuk mengetahui! #/

a. kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter atau hidronefrosis b. memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan oleh dentasi prostat &pendesakan buli'buli oleh kelenjar prostat* atau ureter c. penyulit yang terjadi pada buli'buli, yaitu adanya trabekulasi, di$ertikel atau sakulasi buli'buli Pemeriksaan Altrasonografi &A32* 4apat dilakukan secara transabdominal dan transrektal &9=A3 L 9rans =ectal Altrasonografi*. Pemeriksaan ultrasonografi prostat tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan rutin, kecuali hendak menjalani terapi! &a* inhibitor +'M reduktase &b* termoterapi &c* pemasangan stent &d* 9A"P &e* prostatektomi terbuka #. Altrasonografi transrektal digunakan untuk ! a. mengetahui besar / $olume kelenjar prostat b. adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna c. sebagai petunjuk melakukan biopsi aspirasi prostat d. menentukan jumlah residual urin e. mencari kelainan lain yang ada di buli'buli %. Altrasonografi transabdominal, dapat digunakan untuk mendeteksi adanya hidronefrosis atau kerusakan ginjal akibat obstruksi 7PH yang lama. 3istografi Pemeriksaan Sistografi dilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urin ditemukan mikrohematuria. Hal ini mengetahui adanya tumor, batu radiolusen di dalam $esika atau sumber perdarahan lain. Sistouretroskopi dapat juga mengetahui besar prostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjolan prostat kedalam uretra. Jesika urinaria juga diperiksa untuk melihat adanya trabekulasi, di$ertikula, batu intra$esika atau penyakit keganasan. 2.(.( Pe eri$"aan /at#'#gi anat# i ()iagn#"i" /a"ti)13(01:311

%0

Patologi anatomi digunakan untuk diagnosis pasti antara 7PH & enign !rostatic Hyperplasia* dengan carcinoma prostat dengan cara histopatologi.) 3ecara histologi, 7PH dapat didefenisikan sebagai pembesaran nodular secara regional dengan kombinasi poliferasi stroma dan glandular yang berbeda. "ni dapat kita dinyatakan secara khusus, bahwa 7PH ini merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan sel epitel dan sel stroma di dalam daerah periurethra pada prostat.

Ga !ar 2.( Hi"t#/at#'#gi Pe !e"aran Pr#"tat Jina$

2.(.+. Pe eri$"aan Lain13(01:311 Pemeriksaan, derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan cara mengukur ! =esidual urine, yaitu jumlah sisa urin setelah miksi. 4itentukan dengan cara kateterisasi setelah miksi atau dengan A32 setelah miksi. Pancaran urine &uroflowmetri*, dengan jalan menghitung jumlah urine dibagi dengan lamanya miksi per detik &ml/detik*, atau dengan alat uroflowmetri. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi gejala obstruksi saluran kemih bagian bawah yang tidak in$asif. 4ari uroflometri dapat diperoleh informasi mengenai $olume miksi, pancaran maksimum &Nma:*, pancaran rata'rata &Na$e*, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pancaran maksimum, dan lama pancaran. Pemeriksaan ini sangat mudah, non in$asif, dan sering dipakai untuk menge$aluasi gejala obstruksi infra$esika baik sebelum maupun setelah mendapatkan terapi. =etensi urin dapat terjadi dengan kelenjar yang dirasakan normal pada pemeriksaan colok dubur, sebaliknya kelenjar yang dirasakan membesar bisa tidak menimbulkan gejala obstruksi saluran keluar $esika urinaria. 4erajat berat obstruksi dapat diukur %#

dengan menentukan jumlah sisa urin setelah penderita miksi spontan. 3isa urin ditentukan dengan mengukur urin yang masih dapat keluar dengan kateterisasi. Jolume sisa urin setelah miksi normal pada pria dewasa 3+ ml. 3isa urin dapat juga diketahui dengan ultrasonografi kandung kemih setelah miksi, sisa urin lebih dari #00 ml, biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan inter$ensi pada hyperplasia prostat. 4erajat besar obstruksi dapat diukur dengan menentukan pancaran urin pada waktu miksi, cara pengukuran ini disebut uroflowmetri. <ngka normal untuk pancaran urin rata'rata #0'#% ml/detik dengan pancaran maksimal sampai %0 ml/detik. Pada obstruksi ringan pancaran menurun antara (') ml/detik, sedangkan pancaran maksimal menjadi #+ ml/detik. 9etapi pada pemeriksaan ini tidak dapat membedakan antara kelemahan otot detrusor dengan obstruksi intra$esikal 9. DIAGNOSA BANDING13(01:311 >ondisi obstruktif lain dari saluran kemih lebih rendah, seperti striktur uretra, kontraktur leher kandung kemih, batu kandung kemih, atau carcinoma prostat, harus dijadikan control untuk menegakan diagnosis. =iwayat instrumentasi uretra sebelumnya, uretritis, atau trauma harus dijelaskan untuk menyingkirkan striktur uretra atau leher kandung kemih kontraktur. Hematuria dan nyeri yang umumnya terkait dengan batu kandung kemih. Dcarcinoma prostat dapat dideteksi oleh kelainan pada colok dubur atau P3< tinggi. "nfeksi saluran kemih, yang dapat menyerupai gejala iritasi 7PH, dapat dengan mudah diidentifikasi oleh urinalisis dan budaya, namun, infeksi saluran kemih juga dapat menjadi komplikasi 7PH. ,eskipun keluhan berkemih iritasi juga terkait dengan karsinoma kandung kemih, terutama karsinoma in situ, urinalisis biasanya menunjukkan bukti hematuria. 4emikian pula, pasien dengan gangguan kandung kemih neurogenik mungkin memiliki banyak tanda dan gejala 7PH, tetapi riwayat penyakit neurologis, stroke, diabetes mellitus, atau kembali cedera mungkin ada juga. 3elain itu, pemeriksaan mungkin menunjukkan berkurang sensasi perineum ekstremitas atau lebih rendah atau perubahan dalam nada sfingter rektal atau refleks bulboka$ernosus. Perubahan simultan dalam fungsi usus &sembelit* juga mungkin mengingatkan satu sampai kemungkinan asal neurologis. 0.#. 9emuan >linis %% Darcinoma prostat

<. 2ejala >ebanyakan pasien dengan stadium awal D<P tidak menunjukkan gejala. >ehadiran gejala sering menyarankan lanjut secara lokal atau penyakit metastasis. >eluhan berkemih obstruktif atau iritasi dapat hasil dari pertumbuhan lokal dari tumor ke dalam leher uretra atau kandung kemih atau dari ekstensi langsung ke dalam trigonum kandung kemih. Penyakit metastasis ke tulang dapat menyebabkan nyeri tulang. Penyakit metastasis ke tulang punggung dengan pelampiasan pada saraf tulang belakang dapat dikaitkan dengan gejala kompresi tali pusat, termasuk parestesia dan kelemahan ekstremitas bawah dan inkontinensia urin atau tinja. 7. 9anda Pemeriksaan fisik, termasuk 4=@, diperlukan. "ndurasi, jika terdeteksi, harus mengingatkan dokter untuk kemungkinan kanker dan kebutuhan untuk e$aluasi lebih lanjut &yaitu, P3<, 9=A3, dan biopsi*. Penyakit stadium lanjut secara lokal dengan limfadenopati regional yang besar dapat menyebabkan lymphedema dari ekstremitas bawah. 9anda'tanda spesifik dari kompresi korda berhubungan dengan tingkat kompresi dan mungkin termasuk kelemahan atau kelenturan dari ekstremitas bawah dan hyperrefle:ic bulboka$ernosus refleks. D. 9emuan -aboratorium <1otemia dapat disebabkan oleh obstruksi ureter bilateral baik dari ekstensi langsung ke dalam trigonum atau dari adenopati retroperitoneal. <nemia dapat hadir pada penyakit metastatik. <lkali fosfatase mungkin meningkat dengan adanya metastase tulang. 3erum asam fosfatase mungkin meningkat dengan penyakit luar batas'batas prostat. 4. 9umor ,arker'Prostate'3pecific <ntigen &P3<* 3erum P3< telah mere$olusi kemampuan kita untuk mendeteksi D<P. 3trategi deteksi saat ini meliputi efisiensi penggunaan kombinasi 4=@, serum P3<, dan biopsi 9=A3 dengan sistematis. 3ayangnya, P3< tidak spesifik untuk D<P, karena faktor lain seperti 7PH, instrumentasi uretra, dan infeksi dapat menyebabkan peningkatan serum P3<. ,eskipun kedua faktor terakhir biasanya dapat dipastikan secara klinis, membedakan antara peningkatan serum P3< akibat 7PH dan yang berkaitan dengan D<P tetap yang paling bermasalah.

%3

7anyak strategi untuk memperbaiki P3< untuk deteksi kanker telah dieksplorasi. 9ujuan bersama mereka adalah untuk menurunkan jumlah positif palsu hasil tes. Hal ini akan meningkatkan spesifisitas dan nilai prediksi positif dari tes dan menyebabkan biopsi yang tidak perlu yang lebih sedikit, biaya lebih rendah, dan mengurangi morbiditas deteksi kanker. Apaya pemurnian P3< meliputi kecepatan P3< &P3< perubahan dari waktu ke waktu*, P3< densitas &tingkat standardisasi dalam kaitannya dengan ukuran prostat*, yang disesuaikan menurut umur berkisar referensi P3< &akuntansi untuk usia tergantung pertumbuhan prostat dan penyakit prostat okultisme* , dan bentuk P3< &protein $ersus bebas yang terikat bentuk molekul P3<*. @. 7iopsi Prostat 3istematis sekstan prostat biopsi adalah teknik yang paling umum digunakan digunakan dalam mendeteksi D<P. 7iopsi biasanya didapatkan di bawah bimbingan 9=A3, dari puncak, bagian tengah tubuh, dan dasar masing'masing sisi prostat di garis midsagittal pertengahan antara batas lateral garis tengah dan kelenjar &Hodge dkk, #/)/*. "nformasi dari biopsi se:tant ini terutama difokuskan pada deteksi kanker dan telah kurang dimanfaatkan untuk pementasan kanker. 7eberapa peneliti telah menunjukkan beberapa utilitas dari biopsi se:tant sistematis dalam memprediksi ekstensi ekstrakapsular dan resiko kambuh setelah prostatektomi radikal.

Perbaikan dalam strategi biopsi sistematis untuk meningkatkan tingkat deteksi kanker sedang berlangsung. elas bahwa yang lebih luas biopsi skema bahwa sampel aspek lateral deteksi peningkatan kanker prostat &@skew et al, #//0F Presti et al, %000*. 9ersebut diperpanjang biopsi skema sangat penting pada pasien 0.%. 3triktur uretra 3triktur uretra biasanya disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada uretra, dan kelainan bawaan. "nfeksi yang paling sering menimbulkan striktura uretra adalah infeksi oleh kuman gonokokus yang telah menginfeksi beberapa tahun sebelumnya. >eadaan ini jarang dijumpai karena banyak pemakaian antibiotika untuk memberantas uretritis. 9rauma yang menyebabkan striktur uretra adalah trauma tumpul pada selangkangan &straddle injury*, fraktur tulang pel$is, dan instrumentasi atau tindakan transuretra yang kurang hati'hati. 9indakan yang kurang hati'hati pada pemasangan %4

kateter dapat menimbulkan salah jalan &false route* yang menimbulkan kerusakan uretra dan menyisakan striktura dinkemudian hari. 9anda yang khas dari striktur uretra adalah aliran kencing yang panjang dan bercabang dan prosesnya yang progresif. 4an pada perabaan uretra terdapat suatu massa yang keras. 0.3. 7atu traktus urinarius a. 7atu $esika urinaria 4apat berasal dari batu yang turun ke $esika urinaria atau terbentuk di $esika urinaria akibat obstruksi intra$esika. <pabila terbentuk di $esika urinaria, disebabkan karena benda asing yang berada di buli'buli sebagai inti batu atau batu endemic. 7atu endemic ini banyak terdapat pada anak'anak. 2ejala khas adalah disuria, stranguria, perasaan tidak enak sewaktu kencing, kencing tiba'tiba berhenti dan menjadi encer kembali saat perubahan posisi tubuh. 7ila selanjutnya terjadi infeksi sekunder, maka selain disuria akan didapatkan nyeri supra pubis yang menetap. Pada anak laki'laki, akan sering menarik penis dan pada anak wanita akan sering menggosok $ul$a.

b. 7atu urethra Amumnya berasal dari batu ureter atau batu $esika urinaria yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke urethra, dan tersangkut di tempat yang agak lebar. 9empat urethtra yang agak lebar adalah di pars prostatika, bagian permulaan pars bulbosa, dan di fossa na$ikulare. 2ejala yang ditimbulkan umumnya sewaktu miksi tiba'tiba berhenti, menjadi menetes dan nyeri. Penyulitnya dapat berupa di$erikel, abcess, fistel proksimal, dan uremia karena obstruksi urin.

;. PENATALAKSANAAN 13(020;311

=ekomendasi perawatan khusus dapat ditawarkan untuk kelompok tertentu pasien. 7agi mereka dengan gejala ringan &skor gejala 0'0* disarankan untuk watchful waiting. 4i ujung lain dari spektrum terapi, indikasi bedah mutlak meliputi retensi urin tahan api &gagal setidaknya satu upaya penghapusan kateter*, infeksi saluran kemih berulang dari 7PH, gross

%+

hematuria berulang dari 7PH, batu kandung kemih dari 7PH, insufisiensi ginjal dari 7PH, atau di$ertikula kandung kemih yang besar &,cDonnell et al, #//4*. ).# Catchful waiting Catchful waiting merupakan penatalaksanaan pilihan untuk pasien 7PH dengan symptom score 0'0, yaitu keluhan ringan yang tidak menggangu akti$itas sehari'hari. 7eberapa guidelines masih menawarkan watchful waiting pada pasien 7PH bergejala dengan skor sedang &"P33 )'#/*. Pasien dengan keluhan sedang hingga berat &skor "P33 I 0*, pancaran urine melemah &Nma: E #% m-/detik*, dan terdapat pembesaran prostat I 30 gram tentunya tidak banyak memberikan respon terhadap watchful waiting. 7esarnya risiko 7PH menjadi lebih berat dan munculnya komplikasi tidak dapat ditentukan pada terapi ini, sehingga pasien dengan gejala 7PH ringan menjadi lebih berat tidak dapat dihindarkan, akan tetapi beberapa pasien ada yang mengalami perbaikan gejala secara spontan. 3etiap ( bulan, pasien diminta untuk datang kontrol dengan ditanya dan diperiksa tentang perubahan keluhan yang dirasakan, "P33, pemeriksaan laju pancaran urine, maupun $olume residual urine. ika keluhan miksi bertambah jelek daripada sebelumnya, mungkin perlu difikirkan untuk memilih terapi yang lain.

).% 9erapi ,edis Pada saat 7PH mulai menyebabkan perasaan yang mengganggu, apalagi membahayakan kesehatannya, direkomendasikan pemberian medikamentosa. 4alam menentukan pengobatan perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu dasar pertimbangan terapi medikamentosa, jenis obat yang digunakan, pemilihan obat, dan e$aluasi selama pemberian obat. Perlu dijelaskan pada pasien bahwa harga obat'obatan yang akan dikonsumsi tidak murah dan akan dikonsumsi dalam jangka waktu lama. 3ebagai patokan jika skoring I 0 berarti pasien perlu mendapatkan terapi medikamentosa atau terapi lain. 9ujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk ! ,engurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik ,engurangi $olume prostat sebagai komponen statik a. <ntagonis reseptor adrenergik'M %(

Prostat dan dasar buli H buli manusia mengandung adrenoreseptor'M# dan prostat memperlihatkan respon mengecil terhadap agonis. >omponen yang berperan dalam mengecilnya prostat dan leher buli'buli secara primer diperantarai oleh respon M#a. Penghambatan terhadap alfa telah memperlihatkan hasil berupa perbaikan subjektif dan objektif terhadap gejala dan tanda &sign and symptom* 7PH pada beberapa pasien. Penghambat alfa dapat diklasifikasikan berdasarkan selektifitas reseptor dan waktu paruhnya. <ntagonis adrenergic reseptor M yang dapat berupa ! Preparat non selektif ! fenoksiben1amin Pertama kali diketahui mampu memperbaiki laju pancaran miksi dan mengurangi keluhan miksi. .amun obat ini tidak disenangi oleh pasien karena menyebabkan komplikasi sistemik yang tidak diharapkan, di antaranya adalah hipotensi postural dan menyebabkan penyulit lain pada sistem kardio$askuler. Preparat selektif masa kerja pendek ! pra1osin, aflu1osin, dan indoramin 4apat mengurangi penyulit sistemik yang diakibatkan oleh efek hambatan pada'M% dari fenoksiben1amin. Preparat selektif dengan masa kerja lama ! doksa1osin, tera1osin, dan tamsulosin >euntungan sama seperti selektif kerja pendek, hanya yang membedakan adalah masa kerjanya. Perbaikan gejala meliputi keluhan iritatif maupun keluhan obstruktif sudah dirasakan sejak 4) jam setelah pemberian obat. 2olongan obat ini dapat diberikan dalam waktu lama dan belum ada bukti'bukti terjadinya intoleransi dan takifilaksis sampai pemberian ('#% bulan. 4ibandingkan dengan inhibitor +M' rediktase, golongan antagonis adrenergic'M lebih efektif dalam memperbaiki gejala miksi yang ditunjukkan dalam peningkatan skor "PP3 dan laju pancaran urine. b. Penghambat +M'=eduktase &"#$%eductase inhibitor* ;inasterid adalah penghambat +M'=eduktase yang menghambat perubahan tetosteron menjadi dihydratetosteron. 5bat ini mempengaruhi komponen epitel prostat, yang menghasilkan pengurangan ukuran kelenjar dan memperbaiki gejala. %0

4ianjurkan pemberian terapi ini selama ( bulan, guna melihat efek maksimal terhadap ukuran prostat &reduksi %08* dan perbaikan gejala H gejala. ;inasteride digunakan bila $olume prostat I40 cm 3. @fek samping yang terjadi pada pemberian finasteride ini minimal, diantaranya dapat terjadi impotensia, penurunan libido, ginekomastia, atau timbul bercak'bercak kemerahan di kulit. c. 9erapi kombinasi 9erapi kombinasi antara penghambat alfa dan penghambat +M'=eduktase memperlihatkan bahwa penurunan symptom score dan peningkatan aliran urin hanya ditemukan pada pasien yang mendapatkan hanya 9era1osin. Penelitian terapi kombinasi tambahan sedang berlangsung. d. ;itoterapi ;itoterapi adalah penggunaan tumbuh'tumbuhan dan ekstrak tumbuh'tumbuhan untuk tujuan medis. Penggunaan fitoterapi pada 7PH telah popular di @ropa selama beberapa tahun. ,ekanisme kerja fitoterapi tidak diketahui, efektifitas dan keamanan fitoterapi belum banyak diuji. 4i antara fitoterapi yang banyak dipasarkan adalah! !ygeum africanum, Serenoa repens, Hypo&is rooperi, %adi& urtica dan masih banyak lainnya. ).3. 9erapi 7edah >on$ensional #. =eseksi transurethral dari prostat &9A=P*'3embilan puluh lima prostat dari prostatectomies sederhana dapat dilakukan endoskopi. >ebanyakan prosedur ini melibatkan penggunaan anestesi tulang belakang dan memerlukan # ' untuk %'hari tinggal di rumah sakit. =isiko 9A=P termasuk ejakulasi retrograde &0+8*, impotensi &+'#08*, dan inkontinensia &E#8*. >omplikasi termasuk perdarahan, striktur uretra atau leher kandung kemih kontraktur, perforasi dari kapsul prostat dengan ekstra$asasi, dan jika parah, sindrom 9A= dikarenakan hyper$olemic, hyponatremic state yang disebabkan absorbsi dari cairan hypotonic irigasi. ,anifestasi klinis dari sindrom 9A= termasuk mual, muntah, kebingungan, hipertensi, bradikardia, dan gangguan $isual. =isiko dari sindrom 9A= meningkat dengan lebih dari /0 kali reseksi min. Pengobatan termasuk diuresis dan, pada kasus berat, administrasi saline hipertonik.

%)

%. 9ransurethral incision of the prostate Pria dengan gejala sedang sampai berat dan prostat kecil sering memiliki hiperplasia commissure posterior &leher kandung kemih tinggi*. Pasien'pasien ini seringkali akan mendapatkan keuntungan dari insisi prostat. Prosedur ini lebih cepat dan sehat dari 9A=P. Hasil pada pasien yang terpilih dengan baik dapat dibandingkan, meskipun ejakulasi retrograde dengan sayatan transurethral telah dilaporkan &%+8*. 9eknik ini melibatkan dua sayatan menggunakan pisau Dollins di pukul + dan 0. 3ayatan dimulai distal ke lubang saluran kemih dan diperluas ke luar sampai $erumontanum. 3. open simple prostatectomy'>etika prostat terlalu besar untuk dilakukan endoskopi, suatu enukleasi terbuka diperlukan. <pa yang merupakan Oterlalu besarO adalah subyektif dan akan ber$ariasi tergantung pada pengalaman dokter bedah dengan 9A=P. >elenjar lebih dari #00 g biasanya dipertimbangkan untuk enukleasi terbuka. Prostatektomi terbuka juga dapat dimulai ketika terdapat di$ertikulum $esica urinaria atau batu kandung kemi atau jika posisi dorsal litotomi tidak mungkin. Prostatectomies terbuka bisa dilakukan dengan baik pendekatan suprapubik atau retropubik. 3ebuah prostatektomi suprapubik sederhana dilakukan trans$esically dan merupakan operasi pilihan dalam menangani bersamaan patologi kandung kemih. ).4. 9erapi "n$asif ,inimal #. 9erapi laser'7anyak teknik yang berbeda dari operasi laser untuk prostat telah dijelaskan. 4ua sumber energi utama laser telah digunakan'.d! P<2 dan holmium! P<2. 7eberapa teknik koagulasi nekrosis yang berbeda telah dijelaskan. 9ransurethral laser' induced prostatectomy &9A-"P* dilakukan dengan bimbingan A32 transrectal. Perangkat 9A-"P ditempatkan dalam urethra, dan A32 transrectal digunakan untuk mengarahkan perangkat seperti yang perlahan'lahan ditarik dari leher kandung kemih ke puncaknya. >edalaman pengobatan dipantau dengan A32. >ebanyakan urolog lebih suka menggunakan teknik laser diarahkan secara $isual. 9ehnik Jisual nekrosis coagulati$e telah dipopulerkan oleh >abalin. 4i bawah kontrol sitoskopis, serat laser ditarik melalui prostat di wilayah yang ditetapkan beberapa, tergantung pada %/

ukuran dan konfigurasi prostat. @mpat kuadran dan pendekatan sekstan telah dijelaskan untuk lobus lateral, dengan perawatan tambahan diarahkan pada lobus tengah membesar. 9eknik coagulati$e tidak membuat cacat $isual langsung dalam uretra prostat, tetapi jaringan yang sloughed selama beberapa minggu hingga 3 bulan setelah prosedur. 9eknik kontak $isual ablatif prosedur lebih memakan waktu karena serat ditempatkan dalam kontak langsung dengan jaringan prostat, yang menguap. 3ebuah cacat segera diperoleh dalam uretra prostat, sama dengan yang terlihat selama 9A=P. 9erapi laser intersisial menempatkan serat langsung ke prostat, biasanya di bawah kontrol sitoskopis. Pada setiap tusukan, laser dipecat, mengakibatkan nekrosis coagulati$e submukosa. 9eknik ini dapat menyebabkan sedikit gejala berkemih iritasi, karena mukosa uretra terhindar dan jaringan prostat diserap oleh tubuh. >euntungan dari operasi laser meliputi &#* kehilangan darah minimal, &%* kasus yang jarang terjadi dari sindrom 9A=, &3* kemampuan untuk mengobati pasien yang menerima terapi antikoagulan, dan &4* kemampuan untuk dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. >ekurangan meliputi &#* kurangnya ketersediaan jaringan untuk pemeriksaan patologis, &%* waktu kateterisasi lagi pasca operasi, &3* keluhan berkemih lebih iritasi, dan &4* biaya tinggi serat laser dan generator.

%. @lectro$apori1ation transurethral dari prostat electro$apori1ation'transurethral menggunakan resectoscope standar tetapi menggantikan loop kon$ensional dengan $ariasi dari =ollerball beralur. >epadatan arus tinggi menyebabkan penguapan panas dari jaringan, sehingga rongga dalam uretra prostat. >arena perangkat membutuhkan kecepatan lebih lambat menyapu atas uretra prostat, dan kedalaman penguapan adalah sekitar sepertiga dari sebuah loop standar, prosedur biasanya memakan waktu lebih lama dari 9A=P standar. 4ata jangka panjang komparatif diperlukan. 3. Hipertermia',icrowa$e Hipertermia ini paling sering disampaikan dengan kateter transurethral. 7eberapa perangkat mendinginkan mukosa uretra untuk mengurangi risiko cedera. .amun, jika suhu tidak melebihi 4+ Q D, pendinginan tidak diperlukan. Peningkatan skor gejala dan laju alir 30

diperoleh, tetapi karena dengan operasi laser, skala besar, studi acak dengan jangka panjang tindak lanjut diperlukan untuk menilai daya tahan dan efekti$itas biaya. 4. 9ransurethral needle ablation of the prostate menggunakan kateter uretra yang dirancang khusus yang dilewatkan ke dalam uretra. arum frekuensi radio interstisial kemudian dikerahkan dari ujung kateter, menusuk mukosa uretra prostat. Penggunaan frekuensi radio untuk memanaskan hasil jaringan dalam nekrosis coagulati$e. 9eknik ini bukan pengobatan yang memadai untuk leher kandung kemih dan pembesaran lobus tengah. Perbaikan subjektif dan objektif dalam berkemih terjadi, tapi seperti yang disebutkan di atas, perbandingan jangka panjang penelitian secara acak masih kurang. +. High intensif focused ultrasound adalah cara lain untuk melakukan ablasi jaringan termal. <, yang dirancang khusus dual' fungsi ultrasound probe yang ditempatkan di rektum. Probe ini memungkinkan pencitraan transrectal prostat dan juga memberikan ledakan singkat energi High intensif focused ultrasound, yang memanaskan jaringan prostat dan menghasilkan nekrosis coagulati$e. -eher kandung kemih dan pembesaran lobus median tidak cukup diobati dengan teknik ini. (. "ntraurethral stent'intraurethral stent adalah perangkat endoskopi yang ditempatkan di fossa prostat dan dirancang untuk menjaga paten uretra prostat. 7iasanya ditutupi oleh urothelium dalam waktu 4'( bulan setelah insersi. <lat ini biasanya digunakan untuk pasien dengan harapan hidup terbatas yang tidak dianggap menjadi kandidat tepat untuk operasi atau anestesi. 4engan munculnya teknik minimal in$asif lain yang membutuhkan anestesi minimal &sedasi sadar atau blok prostat*, aplikasi mereka telah menjadi lebih terbatas. 0. 9ransurethral balloon dilation of the prostate 7alon prostat dilakukan dengan kateter yang dirancang khusus yang memungkinkan pelebaran dari fosa prostat sendiri atau fossa prostat dan leher kandung kemih. 9eknik ini paling efektif dalam prostat kecil &E40 cm3*. Calaupun mungkin menghasilkan perbaikan dalam skor gejala dan tingkat aliran, efek bersifat sementara dan teknik ini jarang digunakan saat ini

3#

<. An45ran11 ' ' ' ' 3elama masa penyembuhan dirumah, hindari mengedan saat 7<7 atau gerakan apapun yang dapat merobek luka operasi 9eruskan banyak minum air <pabila terjadi konstipasi, diet tingi serat atau minum pencahar. angan mengangkat barang yang berat selama masa penyembuhan.

1:. K# /'i$a"i; #. Perdarahan %. Pembentukan bekuan 3. 5bstruksi kateter 4. 4isfungsi seksual, seperti perubahan anatomis pada urethra posterior menyebabkan ejakualasi retrograde yaitu setelah ejakulasi cairan seminal mengalir kedalam kandung kemih dan diekskresikan bersama urin. +. "nfeksi ##. Prognosis## <d $itam <d functionam <d sanationam ! ad bonam ! ad bonam ! ad bonam

-ebih dari /08 pasien mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang dialami. 3ekitar #0'%08 akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam + tahun.#

3%

BAB III PENUTUP


Pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal sebagai 7PH sering diketemukan pada pria yang menapak usia lanjut. ,eskipun jarang mengancam jiwa, 7PH memberikan keluhan yang mengganggu akti$itas sehari'hari. >eluhan yang disampaikan oleh pasien 7PH seringkali berupa -A93 &lower urinary tract symptoms* yang terdiri atas gejala obstruksi &'oiding symptoms* maupun iritasi &storage symptoms* yang meliputi! frekuensi miksi meningkat, urgensi, nokturia, pancaran miksi lemah dan sering terputus'putus &intermitensi*, dan merasa tidak puas sehabis miksi, dan tahap selanjutnya terjadi retensi urine. 7anyak sekali faktor yang diduga berperan dalam proliferasi/pertumbuhan jinak kelenjar prostat, tetapi pada dasarnya 7PH tumbuh pada pria yang menginjak usia tua dan masih mempunyai testis yang masih berfungsi normal menghasilkan testosteron. 9erapi yang akan diberikan pada pasien tergantung pada tingkat keluhan pasien,

33

DA1TAR PUSTAKA

#. 3jamsuhidajat.=F 4e ong.C, @ditor. 7uku <jar "lmu 7edah. @disi =e$isi, Detakan Pertama, Penerbit @2DF akarta.#//0. #0+)'#0(4. %. 3abiston. 4DF alih bahasa! <ndrianto.PF @ditor =onardy 4H. 7uku <jar 7edah 7agian %. Penerbit @2DF akarta.#//4. 40/'4)#. 3. Purnomo.77. 4asar dasar Arologi. @disi >edua, Pererbit DJ 3agung 3etoF akarta %003. (/')+.
4. =oehrborn, Dlaus 2. dan

ohn 4. ,. 7enign Prostatic Hyperplasia! @tiology,

Pathophysiology, @pidemiology, and .atural History. 4alam ! Dhampbell'Calsh Arology. Dhapter )( . @d. / Philadelphia ! @lse$ier "nc F %000. +. <malia, =i1ki. ;aktor'faktor resiko terjadinya pembesaran prostat jinak. 3emarang ! Ani$ersitas 4iponegoro F %000. h. #%'3#. (. 3yahputra ;<, Ambas =. 4iagnosis dan tatalaksana pembesaran prostat jinak! Peran antagonis reseptor adrenergik'M dan inhibitor +'M reduktase. 4alam! 7irowo P, 3yahputra ;<, =irimasse ,P, "smet ,;, editor. Dommon Arologic Problems in 4aily Primary Practice &DAP"4* %0#0. @d %. 4epartemen Arologi ;>A" =3D,F %0#0. h.04')0. 0. ;urRan. @$aluasi biakan urin pada penderita 7PH setelah pemasangan kateter menetap ! pertama kali dan berulang. 3umatra 3elatan ! A3A digital library F %003. h. ('), #0'3. ). 4windra, ,ayenru dan Payan <. Pembesaran Prostat inak. Pekan baru ! ;> Ani$ersitas =iau F %00). h. %'#3. /. Pedoman Penatalaksanaan 7PH di "ndonesia. %0##. 4iunduh dari akarta! P-4 ;>A" dan

http!//www.iaui.or.id/ast/file/bph.pdf. %0 uni %0#%. #0. 3chwart1, 3eymour ". Hiperplasia prostat jinak. "ntisari prinsip H prinsip ilmu bedah. @d. (. akarta ! @2D F %000. h. +/%'3 34

##. ,c.<ninch , 9anagho @. 7enign Prostatic Hyperplasia. 3mithSs 2eneral Arology. Dhapter %%. @d. (. ,c.2raw Hill/<ppletonG-angeF%003

3+

Anda mungkin juga menyukai