Vaginal Toucher
Vaginal Toucher
(PEMERIKSAAN DALAM)
Pengertian : Suatu tindakan untuk menilai pembukaan, penipisan servix,
penurunan bagian terbawah janin. Ketuban, keadaan panggul, dan
kelainan pada jalan lahir.
Tujuan
:
1. Untuk menentukan pembukaan
2. Untuk penipisan servix
3. Untuk menilai penipisan servix
4. Untuk menilai bagian terbawah janin
5. Untuk menilai ketuban
6. Untuk menilai keadaan panggul
7. Untuk menilai kelainan jalan lahir.
Indikasi
Dalam kehamilan
- Umum: Apabila dari hasil pemeriksaan luar tidak jelas
- Khusus:
Kehamilan muda
Riwayat obstetric buruk yang menunjukkan kemungkinan
panggul sempit.
Letak janin tidak jelas
Primigravida hamil 36 minggu, kepala janin belum masuk Pintu
Atas Panggul
Dalam Persalinan
Umum: Pemeriksaan luar idak jelas
Khusus: Evaluasi kemajuan persalinan
Akan melakukan tindakan
Ketuban pecah
Bagian terbawah janin belum masuk PAP
Indikasi social
Kontra indikasi:
c.
d.
e.
f.
Trombosit<100. 000
g.
b.
Syarat Pemberian:
1)
2)
3)
4)
Reflek patella +
Produksi Urin > 30cc/ jam
Pernafasan >12x/m
Tersedianya antidotum (calsium gluconas).
MgSO4 4 gr i.v (10cc diencerkan dgn 10cc cairan RL) sebagai larutan
40% selama 5 menit
Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 2 gr (larutan
40 %) i.v
selama 5 menit
Berhentikan pemberian MgSO4 jika:
Frekwensi pernafasan < 16/menit
Reflek patella (-)
Urin <30ml/jam dalam 4 jam terakhir
Siapkan Antidotum:
Jika terjadi henti nafas:lakukan ventilasi (masker & balon, ventilator)
beri kalsium 1
glukonat lg (20 ml dlm larutan 10%) I.V perlahanlahan sampai pernafasan mulai lagi
Dosis Pemeliharaan:
- MgSo4 40% 1-2 gr/jam/infus (20cc ) dalam 500 RL, 15 tetes/menit
- Lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pasca persalinan atau
kejang berakhir
Sebelum pemberian MgSO4 periksa:
- Frekwensi pernafasan minimal 16/mnt
- Reflek patella (+)
- Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir pemberian Mgso4
PERSALINAN KALA I
Pengertian : Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus , presentasi belakang kepala dan posisi ubunubun kecil di depan, dengan bantuan tenaga his pada kehamilan aterm.
Tujuan : Melahirkan bayi dan ibu dan sehat serta mencegah patologi persalinan .
Kala I:
Kala I persalinan adalah persalinan yang dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus yang teratur dan meningkat ( frekuensi dan kekuatannya ) hingga
serviks membuka lengkap ( 10cm).
a. Kala I fase laten : Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap dan berlangsung hingga
serviks membuka kurang dari 4 cm, berlangsung hamper/ hingga 8 jam.
Penatalaksanaan kala I:
1) Anamnesa (Pada pasien baru)
2) Pemeriksaan fisik;
- Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan fisik.
- Tunjukkan sikap yang ramah dan sopan, tentramkan hati dan
bantu ibu merasa nyaman . Minta ibu menarik nafas perlahan
dan dalam jika ia merasa tegang/ gelisah
- Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya ( jika perlu,
periksa jumlah urin dan adanya protein)
- Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya,
tingkat kegelisahan atau nyeri kontraksi, warna konjungtiva,
kebersihan, satus gizi dan kecukupan cairan tubuh.
- Nilai tanda-tanda vital ibu; Tekanan darah, suhu, nadi,
pernapasan. ( lakukan diantara kontraksi).
- Lakukan pemeriksaan abdomen; Leopold I,II,III dan IV,
- Lakukan pemeriksaan dalam
b. Kala I fase aktif:
Tanda-tanda:
Prosedur:
1. Persiapan
a. Persiapan alat, tempat dan bahan
b. Perlengkapan Perlindungan Diri
c. Persiapan penolong Persalinan
d. Persiapan ibu dan Keluarga
Penatalaksanaan kala I fase aktif ( lakukan pengawasan dengan
menggunakan partoraf):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PERTOLONGAN PERSALINAN
KALA II
Pengertian: Kala II persalinan atau disebut juga dengan kala pengeluaran bayi
dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan berakhir dengan lahirnya
bayi.
Gejala dan tanda kala II persalinan:
1. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/ atau
vaginanya.
3. Perenium menonjol.
4. Vulva-vagina dan sfinter ani membuka.
5. Meningkatnya pengeluaran lender campur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah:
a. Pembukaan serviks telah lengkap,
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
1. Persiapan
a. Persiapan alat, tempat dan bahan
b. Perlengkapan Perlindungan Diri
c. Persiapan penolong Persalinan
d. Persiapan ibu dan Keluarga
2. Penatalaksanaan kala II:
1) Mendiagnosa persalinan kala II dan memulai meneran:
a) Cuci tangan( gunakan sabun dan air mengalir)
b) Pakai sarung tangan DTT/ Steril untuk periksa dalam.
c) Beritahu ibu, prosedur dan tujuan pemeriksaan dalam.
d)
Lakukan pemeriksaan dalam, untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap, lalu lepaskan sarung tangan
sesuai prosedur PI.
e) Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu ingin meneran,
bantu ibu mengambil posisi yang nyaman, bimbing ibu
untuk meneran secara efektif dan benar dan mengikuti
dorongan alamiah yang terjadi.
Menghasilkan
kontraksi
uterus
yang
lebih
efektif
sehingga
dapat
Lakukan
secara
hati-hati
untuk
mencegah
terjadinya
inversion uteri.
d. Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali
( sekitar tiga menit berselang) untuk mengulangi kembali penegangan
tali pusat terkendali.
e. Saat mulai kontraksi ( uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur)
tegangkan tali pusat kea rah bawah, lakukan tekana dorso-kranial
hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak keatas
f.
lembut
dan
perlahan-lahan
untuk
i.
seteah itu.
Penatalaksanaan:
1. Lakukan rangsangan taktil ( masase) uterus untuk meransang uterus
berkontraksi kuat.
2. Evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakkan jari tangan anda secara
melintang dengan pusat sebagai patokan, normalnya 2 jari dibawah pusat.
3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan ( laserasi atau episiotomy)
perineum.
5. Evaluasi keadaan umum.
a. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan darah
yang keluar
dan setiap 30
menit selama satu jam kedua kal empat. Jika ada temuan yang tidak
normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi ibu.
b. Masase uterus:
1) setiap 15 menit selama 1 jam pertama
2) Setiap 30 menit selama 2 jam pertama.
c. Pantau temperature
tubuh
f.
Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu
mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar
kehilangan darah
Teknik penjahitan menggunakan tekhnik jelujur, alasan:
1. Mudah dipelajari
2. Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yng digunakan
3. Menggunakan lebih sedikit jahitan.
a. Persiapan
a. Bantu ibu mengambil posisi lithotomi sehingga bokongnya berada di tepi
tempat tidur auat meja, minta keluarga untuk memegangi kaki ibu aga
membentuk posisi lithotomic.
b. Tempatkan kain bersih dibawah bokong ibu.
c. Tempatkan lampu
d. Periksa robekan perineum atau epiotomi dengan menggunakan teknik
aseptic.
e. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
f. Pakai sarung tangan DTT/ Steril
g. Dengan teknik aseptic, persiapkan peralatan dan baha-bahan DTT untuk
penjahitan.
h. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bias dengan
i.
j.
k. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan DTT atau steril yang baru
setelah melakukan pemeriksaan rectum.
l. Hisap 10 ml larutan lidocain 1%
m. Siapkan jarum, tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90
derajat.
b. Pemberian Anasthesia Lokal
a. Jelaskan apa yg akan dilakukan dan bantu ibu merasa nyaman
b. Hisap 10 ml larutan lidocain 1% kedalam alat suntik sekali pakai ukran 10
ml.JIka lidocain 1% tidak tersedia,larutkan 1 bagian 2% dengan 1 bagian
normal salin atau air steril yang sudah di suling.
c. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik tersebut.
d. Tusukkan jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan lalu tarik jarum
sepanjang tepi luka .
e. Aspirasi untuk memastikan bahwa jarum tdak berada di dalam pembuluh
f.
darah.
Suntikkan
Steril.
c. Dengan menggunakan satu
luka.
d. Buat jahitan pertama kurang-lebih 1 cm diatas ujung laserasi di bagian
dalan vagina. Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong
pendek benang yang lebih pendek dari ikatan.
e. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah kearah cincin
hymen.
f.
Tepat sebelum ciccin hymen, masukkan jarum ke4 dalam mukosa vagina
lalu kebawah cicncin himen sampai jarum ada dibawah laserasi. Periksa
bagian
menggunakan
jahitan
jelujur
untuk
menutup
lapisan
subcuticuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis kedua. Periksa lubang
bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan
i.
j.
EKSTRAKSI VACUM
Indikasi:
Kala II lama dengan presentasi belakang kepala / vertex.
Kontra Indikasi:
Syarat Khusus:
Pembukaan lengkap
Ibu masih mampu untuk meneran
Presentasi kepala
Cukup bulan (aterm)
Tidak ada kersempitan panggul
Anak hidup
Penurunan kepala pada level 2 dasar panggul
Kontraksi baik
Ketuban sudah pecah
Alat ekstraktor vacum masih berfungsi baik.
Prosedur pelaksanaan:
1. Persiapkan ekstraktor vacum dan pastikan petugas dan persiapan untuk
menolong telah tersedia.
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya syarat
ekstraksi vacuum.
3. Masukkan tangan ke dalam larutan klorin, .buka secara terbalik.
4. Pakai sarung tangan DTT/ steril yang baru.
5. Masukkan mangkok vacuum melalui introitus vagina secara miring dan
setelah melewati introitus, pasangkan pada kepala bayi ( perhatikan agar tepi
mangkok tidak terpasang pada bagian yang tidak terpasang pada bagian
vagina atau porsio yang terjiepit diantara mangkok dan kepala.
6. Keluarkan jari tangan pemeriksaan dan tangan penahan mangkok tetap pada
posisinya.
7. Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan( membuat vacuum dalam
mangkok) secara bertahap.
kemudian
gerakkan
keatas
untuk
melahirkan
bahu
belakang,
kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi. Bersihkan muka ( hidung dan mulut)
bayi denagn kain bersih, potong tali pusat dan serahkan bayi pada petugas
bagian anak.
14.Suntikka oksitosin, lakukan traksi terkendali, lahirkan plasenta dengan
menarik tali pusat dan mendorong uterus kearah dorsokranial.
15.Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan bila terdapat bagian-bagian yang
lepas atau tidak lengkap).
16.Masukkan plasenta kedalam tempatnya.
17.Masukkan speculum Simm/ L atas dan bawah padam vagina.
18.Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomy atau
robekan pada dinding vagina ditempat lain.
19.Ambil klem ovum sebanyak 2 buah, lakukan penjepitan secara bergantian
kearah samping, searah jarum jam, perhatikan ada tidaknya robekan porsio.
20.Bila terjadi robekan diluar luka episiotomy, Lakukan penjahitan dan lanjutkan
ke langkah K.
Bila dilakukan episiotomy, lanjutkan kelangkah berikutnya.
21.Pasang penopang bokong (beri alas kain). Suntik prokain 1% (yang telah
disipakan dalam tabung suntik) pada sisi dalam luka episiotomy (Otot,
jaringan, submukosa, subkutis) bagian atas dan bawah.
22.Uji hasil infiltrasi dengan menjepit kulit perineum yang dianatesi dengan
pinset bergigi.
23.Masukkan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan kain
penutup perut bawah dengan kocher.
24.Dimulai dari ujung luka episiotomy bagian dalam, jahit otot dan mukosa
secara jelujur bersimpul kearah luar kemudian tautkan kembali kulit secara
subtikuler atau jelujur matras.
25.Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan hingga tampon
dapat dikeluarkan, kemudian kosongkan kandung kemih.
26.Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan kapas yang telah
diberi larutan antiseptic.
27.Pasang kasa yang dibasahi dangen povidon iodine pada tempat jahitan
episiotomi.
28.Dekontaminasi, cuci tangan pascatindakan.
29.Periksa kembali tanda vital pasien, lakukan tindakan dan beri intruksi lanjut
bila diperlukan.
30.Catat kondisi pasien pascatindakan dan buat laporan tindakan pada kolom
yang tersedia dalam status pasien.
31.Tegaskan pada petugas yang merawat
untuk
melaksanakan
intruksi
Tekhnik
1.
2.
3.
4.
yang digunakan:
Manuver Hibbard
Manuver mcRoberts
Manuver Corkscrew
Manuver Schwartz dan Dixon ( melahirkan bahu belakang)
LANGKAH KLINIK
1. Melakukan anestesi local dan episiotomi, tempatkan jari telunjuk dan jari
tangah (dari tangan kiri anda) antara kepala bayi dan perineum. Hal ini
sangat penting untuk mencengah jarum suntik mengenai kepala bayi yang
dapat menyebabkan kematian bayi.
2. Masukkan jarum secara subkutan, mulai komisura posterior, menelusuri
sepanjang perineum dengan sudut 45 derajat kearah kanan ibu (tempat akan
dilakukan episiotomy)
3. Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak memasuki pembuluh darah.
Apabila pada aspirasi terdapat cairan darah, tarik jarum sedikit dan kembali
mesukkan dengan arah yang berbeda. Kemudian ulangi lagi prosedur
aspirasi.
4. Suntikkan bahan anastesi (lidokain 1%) 5-10 ml sambil menarik jarum keluar.
5. Tekan tempat infiltrasi agar anestesi menyebar,untuk hasil yang optimal
tunggu 1-2 menit sebelum melakukan episiotomy.
6. Masukkan dua jari tangan kea rah anterior bahu belakang kanan.
7. Minta asisten untuk melakukan penekanan fundus uteri kea rah bawah,
kemudian putar (searah putaran jarum jam) bahu belakang bayi dengan
kedua jari tangan operator(penolong persalinan) kearah depan(ventral
terhadap ibu) sehingga lahir bahu belakang.
8. Masih diikuti dengan dorongan pada fundus uteri dilakukan putaran
berlawanan dengan arah putaran pertama sehingga akan menyebabkan bahu
depan dapat melewati simfisis
PERSALINAN SUNGSANG
Definisi
0