Anda di halaman 1dari 7

MODUL SARAF JIWA-PEMIU 2 by KIKI ROSMAYANTI PSPD 2011

1. Identifikasi Masalah
-identitas
: Tn. I, laki-laki, 27 th
-KU
: dibawa ke rumah sakit akibat kecelakan
-Kronologis : OS mengendarai motor dan saat akan membelok
tertabrak motor dari arah berlawanan terpanting sejauh
kurang lebih 5m kepala terbentur aspal
-lain-lain
: saat kejadian OS masih sadar saat beberapa saat setelah
masuk UGD
Muntah proyektil kurang lebih 2kali dan tanpa mual
Nyeri kepala, leher belakang terasa kaku
OS tampak ngantuk-ngantuk
2. Data Tambahan
Airway
: bebas
Breathing
: 28x/m
(N= 16-20x/m)
Cirulation
: 70x/m
(dalam batas bawah, garis waspada) (N= 60100x/m)
GSC

: 10, E3M4V3
(Nilai tertinggi= 15=Normal, 14-15
cedera kepala ringan, 9-13 edera kepala moderat , 3-8
cedera kepala berat)

Kesadaran

: somnolen

Tipe kesadaran
1. Compos mentis

: sadar penuh

2. Apatis
: sadar tapi segan untuk berhubungan dengan
lingkungan sekitarnya
3. Somnolen
4. Stupor
nyeri
5. Coma

: keadaan mengantuk, tapi sadar jika dipanggil


: keadaan mengantuk namun bangun saat diberi
: tidak berespon dengan rangsangan apapun

KU

:-

: 37,9 derajat (Kolberg : 36,2 37,8, Nelwan : 36,5 37,2,


dalam kasus masih dalam kisaran normal)

TD

: 180/90 mmHg

3. Pemeriksaan Fisik
Bettle sign

:-

otore

Renore

:-

Leher

Torak

jejas +

:rakun eye

konjungtiva : tidak anemis


:-

sklera

: tidak ikterik

abdomen
Jantung (N),

supel, lien tidak teraba

paru: ronki basah di kedua apex paru


ekstremitas

St. Neurologis

tidak ada edema

pupil: isokor (di kasus, kayaknya harusnya anisokor), RCL


ka/ki -/+. RTL -/+ NIII kanan bermasalah
refleks fisiologis: ++/++, patologis:-, babinski: -/+

Kekuatn motorik

Klonus -

kesan hemiparesi sinistra status mental belum dapat dinilai


sensorik belum dapat dinilai
4. Pemeriksaan Lab
Hb

: 14,5 g/dl

ht jenis

: 0,5/1,6/-/88,5/11,5/0.9

Ht

: 44,3 %

(segmen meningkat shift to the right)

Leu

: 23.700 (meningkat)

fungsi ginjal

Tro

: 243.000

Ur: 12, Cr: 0,9

Eritro : 5,13 jt
protein total: 6,5

Fungsi hati

: SGOT/SGPT: N, GDS: 94,

Elektrolit: Na= 143, K=4,0, cl= 105 (semua N)


5. Pemeriksaan penunjang
Rx torak

:N

Rx kepala

: scadel view= kesan fraktur lumen OS temporal kanan

Cervikal

:N

CT scan kepala
: epidural hematom pda temporal kanan disertai
midline shift dan edema serebri

Therapy
Elevasi kepala 30 derajat (untuk meningkatkan aliran balik vena jugularis),
oksigen 3L/m, NGT, urin kateter, IV Na cl 0,9%/12 jam, manitol 4x125
untuk cerebral edema karena efek osmotik, analgesik laksatif dan
antiemetik.
YANG HARUS DI INGAT KETIKA MENDAPATKAN KASUS KEELAKAAN
INGAT KONSEP INI: Cek ABC, cek kronologis kejadian dan proses ke
celakaan (untuk mengidintifikasikan proses benturan apakah
akselerasi atau deselerasi, dan apakah trauma berupa trauma benda
tumpul atau benda tajam)serta posisi korban, status kesadaran, jika status
kesadaran terganggu yang pertama HARUS DICURIGAI adalah cedera
pada kepala (mulai dari lapisan luar hingga parenkim otak itu sendiri
serta benturan daerah wajah, karena bisa saja fraktur di daerah
wajah)maka pasang collar, cek tanda-tanda fraktur tulang kepala, seperti
battle sign, rinore, otore, racoon eye dll, HARUS CEK status neurologis,
motorik, sensorik, refleks fisiologis maupun patologis. HARUS CEK dengan
Mekanisme
injury
Trauma
tumpul
Perlambata
n deselerasi

Kepala
menghantam
objek tidak
bergerak
Jaringan otak
berbenturan
dengan
tengkorak
Jaringan
tengkorang
bisa injury
akibat terkena
bagian tajam
dari tengkirak

Trauma benda
tajam

Percepata
n
akselerasi
Sebuah
objek
bergerak
menghan
tam
kepala

kombina
si

rotas

deforma
si

Jenis injury

Tergantung derajat trauma,


lokasi pada otak, ada seizure,
penurunan kesadaran,
disorientasi, sakit kepala,
muntah projektil, peningkatan

Primary
injury
Occurs as an immediate
result of the trauma itseltf

Laserasi kulit
kepala
Inspeksi dan
palpasi khawatr
ada fraktur
tulang kepala
Linier
skull
fracture
Sering
terjadi,
memerluka
n
perawatan
yg sedikit,
bisa
sembuh
spontan
dlm 2-3
bulan,
namun
hars di
periksa
dgn MRI
apakah
ada
intracrania

Skull
fracture
(cranial
bone and

Depres
sed
skull
fractur

Concusion
- mild
traumatic
brain
injury

Cerebral
contusio

Anterior
fossa
Rinore,
racoon
eye
(periorbit
al
ecchymos
is),
anosmia,

Midline
fossa
Hemotym
panum
(bleeding
in midle
ear),
otore,
vertigo,
battle
sign
(mastoid
ecchymos
is,

Facial
fracture
Lefort 1:
paling umum
terjadi pada
sepanjang
tulng
maksila,
tanda n
gejala:
grossmaloccl
usion,

Lefort 2:
terjadi pada
malar bone
and maxilla
bone, ciri2:
Wrinkle
bridge of the
nose,
epistaksis
berat, edema
sepanjang
garis fraktur,
ada atau tdak

Seondary
injury
Occurs later as a result
of the primary injury
bisa dalam beberapa jam,
dan biasanya memuncak
pada 3-5 hari
1. Cellular change
2. Hipoxia/hyperarbia

Basila
r skull
fractur

Fraktur
yg serius
akibat
gaya yg
hebat,
akibat
fragmen
tulag yg
peah
bisa
menyeb
abkan
edera
pada
jaringan
otak,
komplika

Kebingungan,
disorientasi,sakt
kepala,
insomnia,diagnosis
berdasarkan px fisik
dan px neurlogis,
durasi hilang
kesadaran <30m, post
traumati amnesia

Lefort 3:
terjadi pada
malar dan
tulang nasal.
cIri2:
malocclusion,
fasial edem,
free floating
maksila,
kebooran csf,
epistaksis
berat, airway
terganggu

Karena bagian tulang basilar


sangat dekat dengan sirkulasi
CSF faktur pada basiler bisa
menimbulkan robeknya
pembuluh CSF untuk
mengetahui adakah kebooran
CSF, tanya berikut ini pada
pasien: 1. Pasien merasakan
manis atau asin dimlut 2. Post
nasal drip 3. Batuk sebagai

Poster
ior
fossa
Hypotensi
on,takikar
di,
gangguan
pernapasa

Biasanya jika ada


kebooran csf, bisa
sembuh spontan tanpa
intervensi, JANGAN di
tampon atau di blok
karena sf mengandung
glukosa jika di blok bsa

Harus bebaskan jalan


nafas dari gigi yang
lepas, peahan tulang,
darah dll, ek breathing
dan sirkulasi

3. Hypotensi
4. Peningkatan Icp

Ct scan

Epidural hematom

Subdural hematom

Lens shaped
hypersensity
underneath skull

Cresentic shape

Intrakranial
hematom

Analisis Kasus 1
-Pada kasus intrakranial hematom, subdural hematom dan epidural hematom
Komplikasi:
kompetensi dokter umum adalah 3B (yaitu kondisi
gawat
kematian
batangdarurat, dokter harus
pupil midriasis, nyawa pasien dan
menentukan diagnosis, terapi awal untukotak:
menyelamatkan
hilang
refleks
mencegah keparahan dan kecacatan pasien,
menentukan
rujukan yang tepat
batang otak: adanya
dan mampu menindaklanjuti sesudah rujukan).
Berarti KITA HARUS
refleks okulosefalik,
MENENTUKAN DIAGNOSISNYA (APA PRIMARY
INJURYNYA
dan hematom jenis apa)
reflks korena
menghilang,
dolls INJURYNYA)
LALU KASIH TERAPI UNTUK MENCEGAH EFEK
SEcONDARY
eye,

Cek EEG
-Pada kasus : lihat poin penting yang dialami pasien
(kepala terbentur, pasien
ngantuk2, nyeri kepala, leher belakang terasa kaku,munta projektil tanpa
mual) merupakan ciri2 adanya gangguan pada bagian kepala, TERUTAMA PARENKIM
OTAK, dan adanya peningkatan tekanan intrakranial.

-Meningeal irritation: ada headache, nuhal rigidity, brudzinski sign, kernig sign
-Intracranial hypertension: ada gangguan kesadaran, ipsilateral dilated pupil
(>4mm),
hemiparesis or
hemiplegia,
posturing kaya
ekstensi
atau
Prognosis
Mortality
rate 20%abnormal
Mortality
rate >40%
therapy
Elevated head, o2,
surgical
surgical
fleksi.
manitol, neurlogy

consul
-Berarti pada pasien ini,
dari anamnesis, px fisik bisa ditentukan bahwa pasien
mengalami 1. Peningkatan tekanan intrakranial. 2. Iritasi meningeal. 3. Tidak
ada otore, rinore, racoon eye dan battle sign untuk saat ini negatif fraktur
tulang basilar.

- management yang paling prioritas dalam trauma adalah1. penanganan


tekanan intracranial karena peningkatan Icp bisa menyebabkan hipoksia dan
hipotensi, 2. Hemodinamik pasien harus teselamatkan, kalau hipotensi berikan
crystalloid kalau hypertensi berikan antihipertensi short ating seperti
nikardipin. Jangan lupa berikan O2 karena pada kasus trauma yang paling
penting diperhatikan adalah HIPOKSIA JARINGAN.

Na
Pasang NGT untuk pemberian obat atau nutrsis
Tn.I 27
Tekanan saat diperiksa 180/90 mmhg
keluar
selanjutnya. Pasien dirujuk ke ahli saraf
dan
th
kemungkinan tekana ini akan turun, maka biasanya
dari
Penekanan
bedah
tidak diobati, namun untuk mencegah hemoragik di
intrasel
saraf N III
Kepala terbetur
otak karena selain dia hipertensi pasien jg butuh
ke
kanan dan
aspal
Trauma
pemberian Nal untuk perfusinyaboleh diberikan
ekstrasel
regio
(kecelakaan
antihipertensi yang short acting saja, ex: nikardipin.
, selaindeselerasi
motorik
Dx dan
motor)
ituditam
kanan
Pasan
DD
Peningka
Sel
Curiga ada
terjadi
bahsaraf
olehParenkim
karena
g otak
tan
Neck
Nyeri
Muntah
Pasien
Nacl
mengko
perdarahn di
produksimembentur
persilangan
katete
kebutuh
rigidity
projektil
mengantuk
0,9
%
mpensas
csf
tengkorak
glutamat
di daerah
r
Berikan manitol iv
Inflamasi,
an
ATP
tanpa mual
Iv/12
iyang
dengan
Penuruna
Untuk
menurunkan
batang
untuk
bolus 0,25-1Berikan
producu
Perfusi
dan
jam
Kebooran
meningk
Peningk
n
blood
desak ruang
memper
Robek
anti nyeri
otak Iritasi
meng
g/kgBB efek
protease,
jaringa
glukosa
Peningka
Menekan
Kerusaka
utk
darah
atkan
atan
flow
keke
parah
pembulu
tingkatkan aliran
balik
maka
ukur
csf
osmotik
histamin,
n
untuk
Hipoksia
sel menin
tan icp calo
pusat
n
sel
parenkim
Na-K
desak
rubor
edem
dolo
area
keluarny
h darah
vena dengan head
kebut
menurunkan
prostaglandin parese di
menuru
Na-K

Dx harus di periksa ct scan dulu baru bisa


menentukkan, namun yang jelas ini ini ada
meningeal irritaion, peningkatan tekanan
intrakranial, namun ni bukan diagnosis.
Dari pemicu didapatkan b epidural hematom
pada temporal kanan disertai midline shift, ada
edema serebri, dan fraktur os temporal
DD: SDH, intrakranial hematom

Anda mungkin juga menyukai