EMPAT
PENILAIAN KLIEN
LATAR BELAKANG
Implan-2 mengandung progestin levonorgestrel, satu dari dua hormon steroid yang
digunakan dalam kontrasepsi pil kombinasi. Oleh karena itu, Implan-2 disebut sebagai
kontrasepsi hanya progestin dan tidak mengandung estradiol yang bersifat estrogenik
sehingga efek sampingnya lebih sedikit.
Walaupun implan-2 sesuai untuk hampir semua wanita, petugas harus mengetahui cara
menilai klien yang membutuhkan hal-hal berikut ini:
Ingat: keuntungan lain dari penilaian medik adalah mengetahui kondisi kesehatan klien
terkait dengan kesesuaian, kelangsungan dan keberhasilan penggunaan Implan-2.
PENILAIAN KLIEN
Dalam upaya penilaian klien potensial untuk menggunakan Implan-2, petugas kesehatan
harus:
Gejala dan tanda yang perlu diketahui dari klien sebagai bahan pertimbangan untuk menilai
kesesuaian penggunaan Implan-2, diantaranya:
BukuAcuanImplan2untukProgramKeluargaBerencana
41
PenilaianKlien
Klien dengan kondisi dibawah ini, boleh menggunakan Implan-2 tapi memerlukan
pemeriksaan lanjutan berulang-kali atau kajian khusus:
Diabetes
Hipertensi
Nyeri kepala (vaskuler) atau migren yang hebat
Depresi mental
Bila tidak ditemukan gangguan kesehatan tersebut diatas maka klien dapat menggunakan
Implan-2 tanpa dilakukan pemeriksaan lanjutan, tetapi pastikan klien tidak hamil.
Mungkin klien tidak mengetahui bahwa mereka harus memberikan informasi sehubungan
dengan penyakit-penyakit tersebut diatas. Oleh sebab itu, petugas kesehatan harus proaktif
untuk mendapatkan atau menggali informasi tentang hal tersebut. Petugas kesehatan harus
memperhitungkan faktor sosio-budaya, norma dan kepercayaan setempat yang
mungkin/dapat mempengaruhi jawaban atau informasi dari klien (dan pasangannya).
Penelusuran kondisi kesehatan klien akan menentukan apakah diperlukan pemeriksaan
lanjutan (jika jawaban klien mengesankan adanya penyakit atau kondisi yang harus
dipertimbangkan maka petugas akan melakukan pertanyaan terarah, pemeriksaan fisik atau
kajian laboratorik).
Pemeriksaan panggul dianjurkan untuk pemeriksaan kesehatan, tetapi tidak diperlukan
untuk penggunaan Implan-2, kecuali kemungkinan hamil tak dapat disingkirkan atau klien
terlambat haid lebih dari 6 minggu.
Pemeriksaan urine untuk uji kehamilan, biasanya tidak diperlukan, kecuali pada kasus
dimana kehamilan tak dapat ditentukan melalui periksa dalam (misalnya, terlambat haid
dibawah 6 minggu). Untuk kondisi seperti ini, ketersediaan uji kehamilan yang sangat
sensitif (positif dalam 10 hari setelah konsepsi) akan sangat membantu diagnosis. Bila tidak
tersedia uji kehamilan yang dimaksud, sebaiknya klien menggunakan metode barier hingga
datang haid berikutnya atau kehamilan dapat dipastikan.
METODE LAKTASI AMENORHEA
Metoda laktasi amenore sangat efektif (98% memberi perlindungan terhadap kehamilan
selama 6 bulan pertama pascapersalinan) apabila dilaksanakan dengan benar. Petugas
pelaksana dapat menentukan secara tepat bahwa wanita menyusui (laktasi) secara penuh
dan eksklusif, dalam 6 bulan pertama pasca persalinan dan masih belum mengalami haid
akan terlindungi dari kehamilan. Setelah 6 bulan pertama, laktasi penuh dengan frekuensi
diatas 6-10 per hari dan belum haid, masih dapat mengandalkan metode laktasi amenore
untuk mencegah terjadinya kehamilan.
42BukuAcuanImplant2untukProgramKeluargaBerencana
PenilaianKlien
KEPUSTAKAAN
Labbok M, K Cooney and S Coly. 1994. Guidelines for Breastfeeding and the Lactational
Amenorrhea Method. Institute for Reproductive Health: Washington DC.
Technical Guidance Working Group (TGWG). 1994. Recommendations for Updating
Selected Practices in Contraceptive Use: Results of A Technical Meeting, vol. 1. Program for
International Training in Health: Chapel Hill, North Carolina.
BukuAcuanImplan2untukProgramKeluargaBerencana
43