Pokok bahasan
Sasaran
Hari/tanggal
Waktu
: 20 menit
Tempat
Penyuluh
Pengertian infeksi
Faktor-faktor yang menyebabkan infeksi
Tanda-tanda infeksi
Cara pencegahan infeksi
No.
Kegiatan
Penyuluh
Peserta
Waktu
1. Pendahuluan
Salam pembuka
Menyampaikan tujuan
penyuluhan
Kontrak waktu
Menjawab salam
Menyimak
Mendengarkan
Menjawab
5 menit
pertanyaan
Menyampaikan
2. Kerja
garis
besar
materi
pencegahan
infeksi
Mendengarkan
dengan
penuh
perhatian
Menanyakan
hal
yang
10 menit
halbelum
jelas
Memperhatikan
jawaban
dari
penceramahan
Menjawab
pertanyaan
Menyimpulkan
Salam penutup
3. Penuup
V. Setting Tempat
Mendengarkan
Menjawab salam
5 menit
VII. Referensi
1.
2.
Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown Co
Biston.
3.
4.
Lampiran Materi
PENCEGAHAN INFEKSI PASCA OPERASI
a. Pengertian
Infeksi merupakan masuknya mikro organisme patogen atau kuman kedalam tubuh dan
jaringan yang terjadi pada individu. Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau
cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul
selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama
seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial.
Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang
kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien
masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada
dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam
tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang
semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan
self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh
mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.
b. Factor-faktor yang menyebabkan infeksi
a) Agen yang menginfeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia dirawat di rumah
sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam mikroorganisme ini tidak selalu
menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan
terjadinya infeksi nosokomial.
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat
menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme
yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh flora normal dari
pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit
ini lebih disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya melalui
makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat
dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya
selalu ada pada manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada
orang normal.
b) Respon dan toleransi tubuh pasien
Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkat toleransi dan respon tubuh pasien dalam
hal ini adalah:
Umur
Status imunitas penderita
Penyakit yang diderita
Obesitas dan malnutrisi
Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh terhadap infeksi
kondisi ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit kronis seperti tumor, anemia,
leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan AIDS. Keadaan-keadaan ini akan
meningkatkan toleransi tubuh terhadap infeksi dari kuman yang semula bersifat opportunistik.
Infeksi yang terjadi karena kontak secara langsung atau tidak langsung dengan penyebab
infeksi. Penularan infeksi ini dapat melalui tangan, kulit dan baju, seperti golongan
staphylococcus aureus. Dapat juga melalui cairan yang diberikan intravena dan jarum suntik,
hepatitis dan HIV. Peralatan dan instrumen kedokteran. Makanan yang tidak steril, tidak dimasak
dan diambil menggunakan tangan yang menyebabkan terjadinya cross infection.
c. Tanda-tanda infeksi
1. Kalor : merasa panas pada daerah yang terkena infeksi
2. Dolor : merasa sakit (nyeri) pada daerah luka yang terinfeksi
3. Ruber : ada kemerahan pada kulit daerah luka yang terinfeksi
4. Tumor : terjadinya bengkak pada area luka
5. Fungsio laesa : gangguan fungsi gerak pada daerah yang terinfeksi
d. Cara pencegahan infeksi
1. Menjaga kebersihan
Caranya dengan mandi 2x sehari atau seka dengan air hangat. Daerah yang
terbalut luka jangan sampai terkena air atau basah karena dapat meningkatkan
kelembaban pada kulit yang terbungkus sehingga dapat menjadi tempat berkembang biak
kuman.
2. Makanan yang mengandung protein atau tinggi kalori tinggi protein (TKTP)
Makanan yang banyak mengandung protein misalnya :
Susu, telur, madu, roti, ikan laut, kacang-kacangan,
3. Ganti balutan dengan teknik steril
- Memakai sarung tangan bila akan mengganti balutan di rumah
- Memakai salep antibiotik pada luka ketika mengganti balutan
4. Minum obat sesuai anjuran
Antibiotik dapat mencegah infeksi
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan acara penyuluhan ini disetujui dan disahkan oleh Pembimbing dari Institusi
Poltekkes Kemenkes Malang dan oleh Pembimbing Klinik Rumah Sakit Lavalette Kota Malang
pada :
Hari
Tanggal
Mengetahui :
Pembimbing Klinik
Pembimbing Institusi
Ni Wayan
NIP.
NIP.
Nama
Alamat
Ttd
OLEH
KELOMPOK 6
ARIF BUDIMAN
NENI NUR SHOLIKHAH
DINA EKA KUSUMAWATI
OKTALIA SUHARTANTI
1101100055
1101100011
1101100036
1101100063