BAB I
PENDAHULUAN
Ekonomi internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat
menarik untuk dipelajari dan dianalisis. Karena ekonomi internasional
mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi
internasional (ekspor dan impor) dimana salah satu permasalahan yang dihadapi
dalam ekonomi internasional yaitu mengenai neraca pembayaran internasional.
Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi
ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam
suatu periode tertentu.
Semua itu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, maju,
produktif, dan profesional, iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), dan terpeliharanya kelestarian fungsi
lingkungan hidup. Kebijaksanaan neraca pembayaran sebagai bagian integral
dari kebijaksanaan pembangunan dalam PJP II tetap bertumpu pada Trilogi
Pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan
stabilitas nasional.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi
dan produktivitas industri dalam negeri, menunjang pengembangan ekspor
nonmigas, memelihara kestabilan harga dan penyediaan barang-barang yang
dibutuhkan di dalam negeri, serta menunjang iklim usaha yang menarik bagi
penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi
kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri, dan diarahkan untuk
menjaga kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara keseluruhan.
GBHN 1993 menegaskan bahwa dalam Repelita VI impor barang dan jasa
diarahkan untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang berorientasi pada
ekspor, penghematan devisa, dan pola hidup sederhana. GBHN 1993 juga
memberi petunjuk bahwa pembangunan yang diperoleh dari sumber dalam
negeri harus lebih ditingkatkan. Pembangunan yang makin meningkat
memerlukan biaya yang makin besar yang tidak dapat sepenuhnya dibiayai dari
sumber dana dalam negeri. Oleh karena itu, diperlukan pembiayaan dari sumber
dana luar negeri sebagai pelengkap yang diperoleh dengan syarat lunak, tidak
memberatkan, tanpa ikatan politik dan digunakan untuk pembiayaan kegiatan
pembangunan yang produktif sesuai dengan prioritas dan yang memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat serta peranannya secara
bertahap harus dikurangi. Peranan investasi modal asing terus didorong dan
potensi peran serta pihak asing perlu lebih dikembangkan terutama melalui
pasar modal dalam negeri
Di samping itu, dalam Repelita VI, GBHN 1993 memberi petunjuk bahwa
penanaman modal dalam negeri dan modal asing makin didorong untuk memacu
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, meningkatkan peran aktif masyarakat
dalam kegiatan ekonomi serta memperluas kesempatan usaha dan lapangan
kerja. Kemudahan dan iklim investasi yang lebih menarik terus dikembangkan
antara lain dengan penyediaan sarana dan prasarana ekonomi yang memadai,
peraturan perundang-undangan yang mendukung dan penyederhanaan prosedur
pelayanan investasi serta kebijaksanaan ekonomi makro yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Neraca Pembayaran disebut juga sebagai balance of payment. Neraca
Pembayaran Internasional adalah ringkasan pernyataan atau laporan yang pada
intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk dari suatu
negara dengan penduduk negara lain, dan kesemuanya dicatat dengan metode
tertentu dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun kalender. Balance of
payment (BOP) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang
seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer
keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk
luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu
tahun.
Menurut Nopirin, (1999) Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang
sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu
dengan pendududk negara lain dalam jangka waktu tertentu.
Catatan semacam ini sangat berguna untuk berbagai macam tujuan, namun
tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi kepada penguasa
pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan negara
lain serta membantu di dalam hubungan ekonomi dengan negara lain serta
membantu di dalam pengambilan kebijaksanaan moneter, fiscal, perdagangan
dan pembayaran internasional. Dari pengertian tersebut ada 2 hal yang perlu
mendapatkan penjelasan, yaitu :
1.
*
orang perorangan atau individu
Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para
touris) dianggap sebagai penduduk di aman mereka mempunyai tempat tinggal
tetap atau tempat dimana mereka memperoleh “center of interest”. Dalam
menentukan center of interest dapat dipakai sebagai ukuran adalah dimana
mereka memperoleh penghasilan tetap atau dimana mereka bekerja.
badan hukum
Suatu badan hukum, dianggap sebagai penduduk dari negara dimana badan
hukum tersebut memperoleh status sebagai badan hukum. Cabang-cabangnya
yang ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri.
pemerintah
2.
2.
Unrequited Transfer antara lain hadiah (gift), donations (bantu) dan aid baik
dalam bentuk barang maupun uang tanpa kewajiban untuk membayar kembali.
3.
4.
5.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP merupakan suatu catatan
sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal
sebagai “double- entry book keeping” sehingga setiap transaksi internasional
yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai
transaksi debit.
Sebagai contoh, misalnya sebuah perusahaan Indonesia mengekspor barang
dengan kredit tiga bulan senilai USD 1.000. Karena ekspor tersebut dilakukan
dengan kredit tiga bulan, maka pembayaran yang belum diterima tersebut
dianggap sebagai suatu arus modal keluar untuk jangka pendek atau a short-
term capital outflow senilai USD 1.000. Dengan demikian, transaksi internasional
di atas akan tercatat sebagai berikut.
Transaksi
Kredit (+)
Debit (-)
Ekspor barang
USD 1.000
USD 1.000
Overall balance
USD 1.000
USD 1.000
Dengan sistem double-entry book keeping, maka BOP secara overall akan selalu
dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadangan devisa positif atau
negative.
Berdasarkan konversi yang biasanya dilakukan dalam BOP terdiri atas hal-hal
berikut.
1.
1.
2.
3.
Offset to real of financial resources received ( transfers )
4.
Increases in liabilities
5.
1.
1.
2.
3.
4.
Decreases in liabilities
5.
Increases in financial assets
Selanjutnya transaksi debit dan kredit tersebut menurut sifatnya dapat dibagi
atas beberapa hal berikut.
1.
1.
2.
1.
Transaksi debit otonom ( debit autonomous
transaction atau DAT )
1.
2.
a. Current account terdiri atas balance of trade (BOP), service account, dan
unilateral account.
b. Transaksi ekspor pada current account dicatat sebagai transaksi kredit atau
positif karena menghasilkan devisa.
c. Transaksi impor pada current account dicatat sebagai transaksi debit atau
negatif karena mengeluarkan devisa.
Dalam neraca ini dicatat seluruh transaksi ekspor dan impor barang atau visible
dan tangible goods dengan ketentuan berikut :
Istilah lain dari jasa (services) disebut juga invisibles termasuk pengangkutan
(freight) dan insurance (asuransi) atau pendapatan internasional. Pariwisata dan
pengeluaran turis, pengeluaran belanja pegawai pemerintah, warganegara,
personel militer di luar negeri, dan pembayaran management feees, royalty,
sewa film dan jasa konstruksi. Pembelian jasa dari pihak asing diperlakukan
sebagai impor dan direkam pada pos debit. Sebaliknya, penjualan jasa kepada
pihak asing diperlakukan sebagai ekspor dan dicatat sebagai kredit.
Invesment Income meliputi semua pembayaran bunga, deviden dan laba dari
hasil investasi di perusahaan asing yang berada di bawah pengawasan penduduk
(direct investment). Pertukaran keuangan (finance transfer) dimasukkan ke
dalam current account karena sebagai factor penerimaan yaitu pembayaran atas
penggunaan modal. Sebaliknya, arus capital masuk ke capital account.
(5) Tourism
Service account atau neraca jasa Indonesia hingga saat ini selalu tercatat dalam
posisi negative atau debit karena transaksi impor lebih besar daripada transaksi
ekspor, khususnya untuk pembayaran bunga, biaya transportasi, biaya asuransi,
dan remittance. Satu-satu transaksi jasa yang positif adalah jasa dari tourisme
karena lebih banyakturis asing yang dating ke Indonesia yang ke luar negeri.
Posisi negatif atau defisit dari service account ini juga mencerminkan masih
relatif rendahnya kualitas SDM Indonesia sebagai penghasil jasa, walaupun
secara kuantitatif lebih banyak TKI/ TKW Indonesia yang bekerja di luar negeri
(tetapi dengan penghasilan yang rendah dibandingkan dengan TKA (tenaga kerja
asing) yang bekerja di Indonesia dengan bayaran yang lebih tinggi.Dengan
demikian, salah satu usaha untuk memperbaiki posisi service account dan BOP
Indonesia adalah dengan jalan meningkatkan kualitas SDM-nya.
4. Unrequited transfer
Apabila transfer dalam bentuk barang, nilai dari barang dicatat sebagai ekspor
pada sisi kredit dan berhubungan dengan pos debit yang dicatat dengan jumlah
nilai yang sama. Bila transfer dalam bentuk uang, negara tujuan akan
menunjukkan pos kredit pada short-term capital account dan masukan debit
pada pos unrequirted transfer.
Pos “private short-term” meliputi obligasi komersial dan deposito atau utang di
bank jangka pendek. Obligasi komersil termasuk wesel dan bentuk pembayaran
lainnya muncul dari kegiatan keuangan perdagangan, termasuk juga pembukaan
rekening kredit, kecuali untuk keperluan interen perusahaan. Rekening intern
perusahaan dianggap sebagai direct investment walau hanya jangka pendek.
a. Capital account ini terdiri atas ekspor dan impor modal, baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek.
7. Cadangan (reserve)
Reserve Assets dalam bentuk pemilikan SDR, emas dan valuta asing yang
convertible dari IMF. Kekayaan ini disediakan untuk otoritas moneter untuk
menghadapi defisit neraca pembayaran. Reserve nampaknya seperti uang kas
dari suatu perusahaan. Tetapi hanya dibelanjakan oleh otoritas moneter seperti
Federal Reserve System (Bank Sentral) di Amerika, Bank of England, dan Bank of
France. Suatu negara yang memiliki mata uang bukan dalam bentuk valuta asing
tidak termasuk dalam cadangan (Reverse assets).
Transaksi ini meliputi ekspor maupun impor barang-barang dan jasa, disebut
pula transaksi yang sedang berjalan. Ekspor barang meliputi barang-barang
yang bisa dilihat secara fisik, seperti misalnya minyak, kayu, tembakau, timah,
dan sebagainya. Ekspor jasa seperti misalnya penjualan jasa-jasa angkutan,
tourisme, dan asuransi. Dalam transaksi jasa ini termawuk juga pendapatan dan
investasi capital di luar negeri. Ekspor barang-barang dan jasa merupakan
trnsaksi kredit sebab transaksi ini menimbulkan hak untuk menerima
pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran dana masuk). Impor barang
meliputi barang-barang konsumsi, bahan mentah untuk industri dan capital,
sedang barang impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa dari penduduk negar
lain. Termasuk dalam impor jasa adalah pembayaran pendapatan (bunga,
dividen atau keuntungan) untuk modal yang ditanam di dalam negeri oleh
penduduk Negara lain. Impor barang dan jasa merupakan transaksi debit sebab
trasaksi ini menimbulkan kewajiban untu melakukan pembayran kepada
penduduk Negara lain (menyebabkan aliran dana ke luar negeri).
Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus. Surplus trnasaksi yang
sedang berjalan menunjukkan bahwa ekspor labih besar dari impor. Ini berarti
bahwa suatu Negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga
mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. SEbaliknya deficit dalam
transaksi yang sedang berjalan berarti impor lebih besar dari ekspor, sehingga
terjadi pengurangn investasi di luar negeri. Dengan demikian transaksi yang
sedang berjalan sangat erat hubungannya dengan penghasilan nasional, sebab
ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan nasional, Hal ini dapat
dilihat dari persamaan pendapatan nasional di bawah ini :
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = pendapatan nasional
C = pengeluaran konsumsi
G = pengeluaran pemerintah
2.
Transaksi Modal
1.
Kredit untuk perdagangan dari negar alain (transaksi kredit) atau kredit
perdagangan yang diberikan kepada penduduk Negara lain (transaksi debit).
*
Deposito bank di luar negeri (transaksi debit) atau deposito bank di
dalam negeri milik penduduk Negara lain (transaksi kredit).
2.
Transaksi satu arah adalah transaksi yang tidak menimbulkan kewajiban untuk
melakukan pembayaran, misalnya hadiah (gifts) dan bantuan (aid). Apabila
suatu negara memberi hadiah atau bantuan kepada negara lain, maka ini
merupakan transaksi debit. Sebaliknya, apabila suatu negara menerima bantuan
atau hadiah dari negara lain merupakan transaksi kredit.
4.
Menurut teori, neraca pembayaran harus seimbang karena semua pos debit
mempunyai pos lawan kreditnya (vice versa). Dalam praktek, ternyata tidak
pernah balance. Penyebab utama adalah sumber masukan yang tidak lengkap
dan tidak akurat. Juga sumber yang berbeda tidak konsisten dalam menetpkan
arus transaksi kredit atau debit. Net error dan omission merupakan balancing
untuk mengkonpensasikan dari setiap catatan kredit yang melebihi debit dan
sebaliknya.
Dapat dikatakan “saldo” neraca pembayaran selalu sama dengan nol. Hal ini
semata-mata adalah konsekuensi dari cara membukukan transaksi luar negeri
itu sendiri : apa yang mengalir masuk (uang dan barang) diimbangi dengan apa
yang mengalir keluar (uang dan barang). Dari segi akuntansi memang bisa
dikatakan bahwa nearaca pembayaran, suatu negara selalu seimbang. Tetapi
pos “saldo” itu sendiri tidak mempunyai arti penting bagi analisa ekonomi
karena tidak bisa menunjukkan status keuangan internasional suatu negara.
(a) Apabila pinjaman yang diterima negara A (sebesar 10 unit bahan makanan)
tersebut memang diperolah dalam rangka pembiayaan kelebihan impor
tersebut, maka keadaanya tidak banyak berbeda dengan contoh pengurangan
stok nasional diatas. Perbedaannya hanyalah bahwa pembayarannya ditunda.
Dalam hal ini diakatakn bahwa negara A mengalami deficit.
(b) Apabila dari 10 unit pinjaman tersebut misalnya 6 unit memang akan
dipinjamkan kepada negara A dalam tahun itu tanpa dikaitkan dengan apakah
negara A mengalami kelebihan impor atau tidak. Maka kita katakana bahwa
negara A mengalami deficit neraca pembayaran sebesar 4 unit (10 unit minus 6
unit). Pinjaman sebesar 4 unit inilah yang diberikan karena negara A mengalami
kelebihan impor pada tahun itu.
(c) Apabila seluruh dari 10 unit pinjaman tersebut tidak ada sangkut pautnya
dengan apakah negara A mengalami kelebihan impor atau tidak, maka kita
katakan bahwa Negara A tidak megnalami deficit atau surplus. Dalam contoh ini,
tanpa tindakan khusus apapun dari Negara A (yaitu mencari pinjaman untuk
menutup kelabihan impornya), neraca pembayarannya sudah otomatis
seimbang, sebab kelebihan impornya kebetulan persis seimbang oleh dana yang
mengalir masuk atas kemauannya sendiri. Jadi dalam kasus ini tidak ada deficit
maupun surplus neraca pembayarannya, dan neraca pembayaran “seimbang”.
1.
2.
Tetapi turun-naiknya stok nasional bukan atau belum mencerminkan
seluruh deficit atau surplus neraca pembayaran. Kita harusmelihat apa yang
terjadi dengan pos “Pinjaman”.
3.
4.
Defisit atau surplus total adalah besar kenaikan atau penurunan stok
nasional plus “pinjaman” akomodatif.
Ada tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran.
Ketiga proses penyesuaian ini sama – sama pentingnya dalam praktek, sehingga
tidak ada yang bisa diabaikan kalau kita ingin menjawab pertanyaan pokok
diatas dengan baik. Dalam kenyataan kita selalu menjumpai bahwa ketiganya
saling kait – mengait dan saling bekerja – berdampingan satu sama lain, ketiga
mekanisme ini adalah:
(a) Penyesuaian lewat perubahan harga – harga atau “mekanisme harga” (akibat
dari proses ini disebut “price effects”
(c) Penyesuaian lewat perubahan stok uang atau “mekanisme moneter” (akibat
dari proses ini disebut “real balance effects”
A. Mekanisme Harga
B. Mekanisme Pendapatan
C. Mekanisme Moneter
Basic Balance
Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yang sedang berjalan
ditambah transaksi modal jangka panjang. Basic balance akan berubah-ubah
apabila terjadi perubhan yang prisipiil dalam perekonomian, seperti perubahan
harga, kurs valuta asing, dan pertumbuhan ekonomi. Perubahan dalam basic
balance akan tercermin dalam perubahan aliran modal jangka pendek dan selisih
yang diperhitungkan (errors and Omissions). Dengan demikian basic balance
memberikan informasi tentang akibat perubahan perekonomian terhadap neraca
pembayaran, yakni akibatnya terhadap aliran modal jangka pendek.
Liquidity balance
1.
Basic Balance
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Selisih perhitungan.
2.
1.
Basic Balance .
2.
3.
4.
5.
Selisih perhitungan.
3.
Liquidity Balance
1.
Basic Balances
2.
3.
Selisih perhitungan.
4.
Liquidity balance, yang diimbangi dengan :
5.
6.
3.
1.
Basic Balance
2.
3.
4.
Selisih perhitungan.
5.
7.
BAB III
KESIMPULAN
1.
1.
2.
3.
4.
Increases in liabilities.
5.
2.
Debit entries (transaksi debit)
1.
2.
3.
4.
Decreases in liabilities.
5.
1.
2.
4.
5.
Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau
negara donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang
mengalami kesulitan BOP.
6.
1.
2.
3.
4.
Unrequited transfer.
5.
6.
7.
Cadangan (reserve).
1.
2.
Transaksi Modal.
3.
4.
5.
Lalu lintas Moneter
PENDAHULUAN
Posisi Balance Of Payment (BOP) yang ideal untuk suatu negara adalah bila
berada pada posisi surplus atau equilibrium yang nilai valasnya relative tinggi,
sedangkan posisi yang dianggap kurang baik dan selalu diusahakan untuk
diperbaiki melalui mekanisme adjustment BOP adalah posisi BOP yang defisit
dan nilai valas yang relatif rendah.
Mekanisme adjustment atau penyesuaian BOP yang defisit dapat dilakukan
melalui beberapa cara yang secara teoritis akan tergantung pada sistem kurs
valas yang digunakan oleh masing- masing negara.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Ketidakseimbangan
Telah dikemukakan bahwa secara pembukuan atau accounting suatu Neraca
Pembarayan Internasional atau NPI selalu seimbang. Lalu apa yang dimaksud
dengan ketidakseimbangan itu? Untuk mengetahui ketidakseimbangan tersebut,
kita perlu membedakan transaksi NPI ke dalam :
1.
2.
1.
Ekspor dan impor dapat berubah-ubah karena musim (seasonal
disequilibrium).
2.
3.
4.
Rp D1
D0
R1
R0
0 X0 X1 US$
Kesimbangan mula-mula adalah pada kurs OR0 dan jumlah valuta asing yang
diperdagangkan OX0. Keseimbangan ini terganggu, misalnya dengan
bergesernya permintaan dari D0 ke D1. Pada tingkat kurs OR0 terdapat
kelebihan permintaan valuta asing (defisit NPI) sebesar X0X1. Untuk mengatasi
ketidakseimbangan ini beberpa alternative yang dapat diambil oleh suatu
Negara antara lain :
1.
2.
3.
4.
Kebijaksanaan deflasi (untuk menurunkan ongkos produksi dan harga) serta
mengurangi permintaan total dan pendapatan guna menekan impor.
5.
1.
2.
3.
Dengan BOP yang equilibrium, diharapkan kurs valas dapat menjadi relatif
stabil.
4.
Dalam system kurs ini proses penyeimbangan terjadi melalui peruabahan kurs
(devaluasi untuk defisit dan revaluasi untuk surplus). Perubahan kurs ini
disamping akan menimbulkan ongkos (riil) dalam proses penyesuaian produksi
dan konsumsi, juga tidak dapat dipastikan bahwa keseimbangan akan tercapai.
Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau mengurangi
ketidakseimbngan tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran valuta
asing. Makin besar elastisitas (makin elastis) permintaan akan barang ekspor
(dari negara lain) dan impor suatu negara, devaluasi akan makin efektif. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut :
Rp Rp
P’
E’
EP
00
F G US$ M N US$
(a) (b)
1.
2.
3.
10%
10%
sendiri
Perbaikan + 25%
b. Elastisitas - Ekspor = ½
Impor = ½
Sendiri
Ekspor - + 5% Penerimaan + 5%
Perbaikan 0
c. Elastisitas - Ekspor = ¼
- Impor = ½
Sendiri
Tambahnya
Pengeluaran 5 %
Kurs tetap terutama terjadi pada system standar emas. Suatu negara dikatakan
memakai system standar emas apabila :
*
Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas.
Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang tidak
terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah).
Didalam standar emas penyeimbangna kembali suatu NPI dapat terjadi secara
otomatis. Proses otomatis ini melalui suatu mekanisme yang disebut “specie
flow”. Mekanisme ini bekerja sebagai berikut : apabila terjadi defisit dalam NPI
(ekspor <>
Dengan sistem kurs tetap, nilai suatu mata uang ditentukan berdasarkan gold
excange standard sesui dengan Bretton Woods system. Dalam hal ini,
mekanisme adjustment posisi BOP dapat terjadi melalui mekanisme otomatis
berdasarkan teori David Hume tentang “ price-specie-flow mechanism ” sebagai
berikut :
1.
2.
Karena masih berlaku nilai kurs tetap atau gold exchange standard, maka
akibatnya jumlah emas atau logam mulia (LM) akan makin menurun karena
banyak dikirim ke luar negeri.
3.
4.
Karena supply money makin berkurang, maka harga- harga di dalam negeri
akan menurun pula.
5.
6.
7.
Karena jumlah ekspor (Qx) naik dan di lain pihak jumlah impor (Qm) turun,
maka melalui mekanisme ini akhirnya jumlah ekspor (Qx) akan menjadi sama
atau bahkan lebih besar daripada jumlah impor (Qm) atau Qx ≥ Qm.
Px turun
Qx ≥ Qm
Qx naik
Kedua proses ini, yaitu ekspor bertambah dan impor menurun, akan terus
berlangsung samapai deficit dalam neraca pembayaran yang semula timbul
akhirnya hilang, dan neraca pembayaran kembali seimbang (dilihat dari sudut
pandang luar negeri pun ada proses serupa, karena harga diluar negeri
meningkat dan harga dalam negeri menurun, maka orangluar negeri cenderung
untuk mengimpor lebih banyak dari negeri yang mengalami defisit (ekspor dari
negeri defisit meningkat) dan cenderung untuk mengekspor lebih sedikit ke
nagara defisit (impor negara defisit menurun)).
Y = ΔI ( 1 ) = 10 . 1 = Rp 20 juta
1 - MPC 1 – ½
1=1=2
1 – MPC 1 - ½
ΔY
Jadi dengan adanya impor tersebut maka tambahan pendapatan nasional akan
naik dengan jumlah yang lebih kecil. Misalnya, besarnya MPM = ¼ maka
tambahan pendapatan nasional sebesar Rp 10 juta, yang sebesar Rp 5 juta (½ x
Rp 10 juta) digunkan untuk menambah komsumsi. Dari tambahan konsumsi
sebesar Rp 5 juta ini sebagian (Rp 2,5 juta) untuk konsumsi barang luar negeri
(impor). Tambahan pendapatan nasional akhirnya sebesar :
= 1 atau = 1
=1=1=1⅓
MPS + MPM ½ + ¼
Adanya ekspor serta impor (yang besarnya tergantung atas pendapatan) sedikit
menambah komplikasi model ekonomi makro dari Keynes. Keseimbangan
pendapatan tercapai apabila jumlah pengeluaran sama dengan jumlah nilai yang
dihasilkan. Hanya saja sekarang jumlah permintaan total tidak lagi sama dengan
pengeluaran. Hal ini disebabkan karena adanya ekspor dan impor.
Keseimbangan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
Y=E+X–M
= E (Y) + X – M (Y)
Y – C – G = (E – C – G) + (X – M)
S = Id + If
S – Id = If = X – M
Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam keadaan keseimbangan, S tidak perlu
sama dengan Id dan juga X tidak perlu sama dengan M. Yang penting adalah
kesamaan :
S – Id = X – M
2.6. Devaluasi
Pada umumnya kebijakan devaluasi relatif lebih banyak digunakan oleh negara-
negara berkembang dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari IMF.
Salah satu contohnya adalah devaluasi yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia sebanyak empat kali yang dapat dilihat pada table berikut.
KumpulBlogger.com
Tabel 6.1
Tanggal/ Tahun
Kurs Lama
Kurs Baru
Tk. Devaluasi
23/8-1971
Rp 378/ USD
Rp 415/ USD
10%
15/11-1978
Rp 415/ USD
Rp 625/ USD
50%
30/3-1983
Rp 720,50/ USD
Rp 970/ USD
35%
12/9-1986
Rp 1.134/ USD
Rp 1.644/ USD
45%
IMF biasanya akan memberikan persetujuan kepada negara anggotanya yang
mengalami defisit BOP yang berat untuk melakukan kebijakan devaluasi guna
memperbaiki posisi BOP dan menjaga stabilitas nilai tukar mata uangnya.
1.
2.
1.
2.
3.
EFEK DEVALUASI
Ada beberapa akibat atau efek yang ditimbulkan oleh devaluasi diantaranya
yaitu :
1.
1.
2.
3.
4.
2.
1.
Dapat terjadi perbaikan posisi BOT atau BOP melalui mekanisme elastisitas
permintaan ekspor dan impor sesuai dengan Marshall-Lerner condition.
2.
Gambar 6.2
Devaluasi
Devisa naik
3.
Debt service ratio (DSR) adalah suatu indikator yang digunakan untuk
mengevaluasi posisi keuangan internasional dan mengukur kemampuan suatu
negara untuk membayar pinjaman luar negeri dengan menghitung perbandingan
antara jumlah cicilan utang pokok (CHP) ditambah dengan bunga (B) yang harus
dibayar dibandingkan dengan nilai ekspor total (Xt)
1.
Semakin rendah angka DSR suatu negara berarti semakin baik posisinya
karena semakin tinggi kemampuannnya untuk membayar utang luar negerinya.
2.
Untuk dapat memperkecil DSR suatu negara, maka perlu dilakukan berbagai
usaha berikut.
1.
Meningkatkan ekspor
2.
3.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi suatu neraca pemabayaran yang tidak seimbang dapat diperbaiki dengan
beberapa cara diantaranya dengan proses penyeimbangan kurs berubah-ubah
atau kurs mengembang, proses penyeimbangan kurs tetap, mekanisme
pendapatan keseimbangan, dan devaluasi.
Defisit sebagai suatu kelebihan debet terhadap kredit dalam neraca transaksi
berjalan, yang tidak dapat diimbangi oleh arus modal otonom sehingga
memerlukan transaksi-transaksi pengimbang secara khusus seperti penarikan
sebagian asset cadangan internasional, penarikan pinjaman luar negeri, atau
depresiasi mata uang domestik.
Bentuk kurva permintaan dan kurva penawaran dari negara yang mengalami
defisit memang dapat menunjukan besar kecilnya devaluasi atau depresiasi atas
mata uang domestiknya yang diperlukan demi mengurangi atau menghilangkan
defisit pada neraca pembayaran.