a. Untuk menunjukkan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan
internasional suatu negara.
Neraca pembayaran dibuat agar supaya semua pihak yang terkait terutama
pemerintah mengerti kualitas jalnnya perekonomian di negaranya, hal ini bisa disebut
sebagai transformasi ekonomi. Apabila proses atau jalannya transformasi bisa berjalan
dengan baik dan lancar, maka perekonomian negara akan berkembang apabila proses
ini mengalami kendala atau bisa dibilang kurang baik, maka hal ini akan
mempengaruhi kelangsungan perekonomian di suatu negara.
Ternyata neraca pembayaran juga bisa dijadikan suatu alat untuk melihat
kondisi atau mencari infromasi tentang hubungan internasional suatu negara dengan
negara lainnya, khususnya yang berkaitan dengan transaksi ekonomi. Melalui neraca
pembayaran ini kita bisa mengetahui pihak mana saja yang menjalin kerjasama
ekonomi dengan negara kita. selain itu kita juga bisa meilhat baik buruknya hubungan
negara kita dengan negara lain. Dengan begitu asas keterbukaan akan selalu tercermin
daripada pemerintah dengan masyarakatnya. Apabila terjadi suatu kesulitan atau
menemui kendala, dua pihak ini akan saling berkejasama mencari sebuah solusi.
(Baca juga : manfaat perdagangan internasional)
Kita sekarang sedang berada di zaman milenium atau modern. Di zaman inilah
pasar bebas terjadi, kita bebas untuk menjalin kerjasama dengan siapapun, kita bebas
mengirmkan produksi atau hasil kita ke luar negeri dan begitu sebaliknya, di dunia
ekonomi bisa disebut ekspor dan impor. Terlepas dari itu semua pasti dalam
kerjasamanya mengalami transasksi atau perjalanan uang.
Jadi dengan adanya neraca pembayaran ini kita bisa melihat seberapa jauh
perkembangan ekonomi kita serta kita mampu emngetahui tentang pengaruh
transasksi ini pada pendapatan nasional, jika pendapatn nasional terus bertambah
maka kerjasama ini akan berhasil. Dan sebaliknya jika pendapatn nasional melemah
akibat transaksi itu alangkah baiknya kita menunda kerjasama ini dengan harapan
tidak memperburuk situasi, dan bisa segera mendapatkan ganti yang lebih bagus.
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa.
Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa
dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-barang yang berwujud atau
nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction), sebaliknya
jika meliputi barang-barang yang tidak nyata atau transaksi jasa (invisible trade
transaction). Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos
transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran Indonesia.
Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia Airways
dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya termasuk dalam transaksi jasa di
sebelah kredit.
Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya-
biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya
ialah langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan.
Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya dipergunakan untuk
bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata,
sebaliknya impor ekspor emas dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak
akan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan
ke dalam pos tersendiri. Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction)
termasuk pula pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos-
pos lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang
jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan obligasi oleh
penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihat dalam pos hutang
piutang jangka panjang dalam neraca pembayaran Indonesia di sebelah kredit,
sebaliknya akan terlihat di debet pos hutang piutang jangka panjang apabila penduduk
Indonesia membeli obligasi dari penduduk negara lain. Pos hutang piutang jangka
panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian:
1. Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
2. Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)
3. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Merupakan kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun.
Umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya
sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek
sering diusahakan menjadi:
1. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
2. Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter
(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran.
Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap transaksi-transaksi yang
tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti transaksi-transaksi
perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula
transaksi-transaksi penanaman modal langsung (investment account), seperti hutang
piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika
pengeluaran current account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada
current account dan investment account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut
merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter
(monetary sector) atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter
(monetary sector account).
a. Bank Sentral
1) Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
b. Bank-bank Devisa
Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan yang terjadi
pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau aliran emas ke luar
negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau aliran emas ke dalam negeri
dicatat di sebelah debet.
http://manfaat.co.id/9-manfaat-neraca-pembayaran
http://poernomoagusto.blogspot.co.id/2012/03/neraca-pembayaran-internasional.html