Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.2 Gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung, yang terletak di jalan Dr. Rivai No.6 Penengahan Bandar Lampung.
Pasien yang diambil untuk penelitian di rumah sakit ini adalah pasien dengan TB
paru. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek didirikan sejak tahun 1914 sebagai rumah
sakit

perkebunan

Pemerintah

Hindia

Belanda

untuk

merawat

buruh

perkebunannya. Pada awal berdirinya, rumah sakit ini berkapasitas 100 tempat
tidur. Kepemilikan rumah sakit ini terus berubah sejalan dengan perubahan
pemerintah.
4.2 Kakteristik Subjek Penelitian
4.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Data karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.1
dibawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan
Usia
Usia
Kurang dari 20 tahun

Frekuensi
4

Persentase (%)
8,89

20 49 tahun

36

80

Lebih dari 50 tahun


Total

5
45

11,1
100

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas diketahui bahwa karakteristik penderita TB paru


berdasarkan usia di RSUD DR H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang
terbanyak adalah usia 20 sampai dengan 50 tahun sebanyak 36 responden (80%),
diikuti dengan usia lebih dari 50 tahun sebanyak 5 responden (11,1%), dan untuk
usia kurang dari 20 tahun sebanyak 4 responden (8,89%).
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Usia Kurang dari 20 tahun

Usia 20-50 tahun

Usia lebih dari 50 tahun

Gambar 4.1 Karakteristik Penderita TB Paru Berdasarkan Usia


4.2.2 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Data karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase (%)

Laki-laki
Perempuan

24
21

53,3
46,7

Total

45

100

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas diketahui bahwa karakteristik penderita TB


paru berdasarkan jenis kelamin di RSUD DR H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 24 responden (53,3%) dan
perempuan sebanyak 21 responden (46,7%).
25
24
23
22
21
20
19
Laki-laki

Perempuan

Gambar 4.2 Karakteristik Penderita TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin


4.2.3 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kategori Pengobatan
Data karakteristik subjek penelitian berdasarkan kategori pengobatan dapat dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan Kategori Pengobatan
Pengobatan TB

Frekuensi

Persentase (%)

Kategori 1
Kategori 2
Kategori 3
Total

32
5
8
45

71,1
11,1
17,8
100

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas diketahui bahwa yang terbanyak datang ke


RSUD DR H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung adalah penderita TB Paru dengan
pengobatan kategori 1 yaitu sebanyak 32 responden (71,1%), diikuti penderita TB

Paru dengan pengobatan kategori 3 yaitu sebanyak 8 responden (17,8%), dan


yang tersedikit adalah responden dengan pengobatan kategori 2 sebanyak 5
responden (11,1%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan
Kategori Pengobatan II Anemia/Tidak Anemia
Pengobatan TB Kategori II

Frekuensi

Persentase (%)

Anemia
Tidak Anemia
Total

3
2
5

60%
40%
100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa jumlah pasien TB paru yang
datang ke Bagian Poliklinik RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
dengan pengobatan kategori II yang terkena anemia sebanyak 3 responden (60%)
dan yang tidak terkena anemia sebanyak 2 responden (40%).
35
30
25
20
15
10
5
0
Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Gambar 4.3 Karakteristik Penderita TB Paru Berdasarkan Kategori


Pengobatan TB Paru

4.2.4 Penderita TB Paru yang Terkena Anemia/Tidak Anemia


Data penderita TB paru yang terkena anemia/tidak anemia dapat dilihat pada tabel
4.4 dibawah ini:
Tabel 4.5 Penderita TB Paru yang Datang Ke Bagian Poliklinik RSUD DR.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang Terkena Anemia/Tidak
Anemia
Penderita TB Paru

Total

Anemia

36 (80%)

Tidak Anemia

9 (20%)

Total

45 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa jumlah pasien TB paru yang
datang ke Bagian Poliklinik RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
yang terkena anemia sebanyak 36 responden (80%)

dan yang tidak terkena

anemia

sebanyak

responden

(20%).

40
35
30
25
20

Anemia
Column1

15
10
5
0

Gambar 4.4 Penderita TB Paru yang terkena Anemia/Tidak Anemia


4.2.5 Perbandingan Frekuensi Anemia dan Tidak Anemia Berdasarkan Jenis
Kelamin

Data perbandingan frekuensi anemia dan tidak anemia berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5 Perbandingan Frekuensi Anemia dan Tidak Anemia
Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung
Jenis Kelamin

Anemia

Tidak Anemia

Total

Laki-laki

23(95,8%)

1(4,17%)

24(100%)

Perempuan

13(61,9%)

8(38,1%)

21 (100%)

Total

36 (100%)

9 (100%)

45 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa yang laki-laki dengan anemia
lebih banyak jika dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki dengan 23
responden (95,8%) dan perempuan 13 responden (61,9%). Pada kategori yang
tidak anemia perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu 8 responden
(38,1%) sedangkan laki-laki dengan 1 reponden (4,17%).

25
20
15
Anemia
Column1

10
5
0
Laki-laki

Perempuan

Gambar 4.5 Perbandingan Frekuensi Anemia dan Tidak Anemia Berdasarkan


Jenis Kelamin

4.2.6

Perbandingan Frekuensi Anemia Berdasarkan Kriteria Anemia

Data perbandingan frekuensi anemia berdasarkan kreteria anemia dapat dilihat


pada tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6 Perbandingan Frekuensi Anemia Berdasarkan Kriteria Anemia di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Kriteria Anemia

Frekuensi

Persentase (%)

Anemia Ringan
Anemia Sedang
Anemia Berat
Total

35
1
0
36

97,2
2,78
0
100

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diatas diketahui bahwa dari 36 pasien TB Paru yang
terkena anemia untuk kategori anemia ringan sebanyak 35 responden (97,2%),
anemia sedang sebanyak 1 responden (2,78%) dan untuk anemia berat tidak ada
pasien yang di kategorikan anemia berat.
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Anemia Ringan

Anemia Sedang

Anemia Berat

Gambar 4.6 Gambaran Frekuensi Anemia pada Pasien TB Paru Berdasarkan


Kriteria Anemia

4.2.7

Perbandingan Frekuensi Anemia Berdasarkan Nilai Indeks Eritrosit

Data perbandingan frekuensi anemia berdasarkan nilai indeks eritrosit dapat


dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7 Perbandingan Frekuensi Anemia Berdasarkan Nilai Indeks
Eritrosit di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Nilai Indeks Eritrosit

Frekuensi

Persentase (%)

Hipokromik mikrositik
Normokromik normositik
Hiperkromik makrositik
Total

34
2
0
36

94,4
5,56
0
100

40
35
30
25
20
15
10
5
0

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas diatas diketahui bahwa untuk penderita TB


Paru yang datang ke RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung berdasarkan
nilai indeks eritrosit untuk yang terbanyak adalah anemia hipokromik mikrositi
yaitu sebanyak 34 responden (94,4%), kemudian diikuti dengan anemia
normokromik normositik sebanyak 2 responden (5,56%) dan untuk anemia

10

hiperkromoik makrositik tidak ditemukan responden dengan anemia hiperkromik


makrositik.
Gambar 4.8 Perbandingan Frekuensi Nilai Indeks Eritrosit
4.2.8 Perbandingan Frekuensi Anemia dan Tidak Anemia pada Laki-Laki
dan Perempuan Berdasarkan Hemoglobin
Tabel 4.8 Perbandingan Frekuensi Anemia dan Tidak Anemia pada LakiLaki dan Perempuan Berdasarkan Hemoglobin di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung
Usia

Anemia

Tidak Anemia

Total

Laki-laki

9(37,5%)

15 (62,5%)

24 (100%)

Perempuan

12 (57,1%)

9 (42,9%)

21 (100%)

Total

21 (46,7%)

24 (53,3%)

45 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diketahui bahwa yang terbanyak datang ke bagian
Poli Paru adalah untuk kategori anemia yang terbanyak datang adalah kelompok
perempuan 12 responden dengan (57,1%) untuk laki-laki 9 responden (37,5%).
Untuk kategori tidak anemia laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan yaitu sebanyak 15 responden (62,5%) dan perempuan sebnyak 9
responden dengan persentase (42,9%).

11

16
14
12
10
Anemia
Column1

8
6
4
2
0
Laki-laki

Perempuan

Gambar 4.4 Perbandingan Frekuensi Anemia dan Tidak Anemia pada Laki-Laki
dan Perempuan Berdasarkan Hemoglobin
4.3 Pembahasan
Pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 45 responden.
Karakteristik subjek penelitian dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin,
dan kategori pengobatan TB paru. Karakteristik tersebut digunakan karena
berpotensi menjadi variabel perancu sehingga dapat memengaruhi validitas
penelitian. Untuk mengurangi kerancuan tersebut, maka digunakan karakteristik
tersebut.
Dari hasil penelitian ini, distribusi usia lebih banyak terjadi pada kelompok
usia 20 sampai dengan 50 tahun, kemudian kelompok usia lebih dari 50 tahun dan
diikuti kelompok usia kurang dari 15 tahun. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa insiden terbanyak terjadinya TB Paru yaitu di kelompok usia
20-50 tahun dengan persentase 75%.34 Pada penelitian terdahulu yatu Helda

12

Suarni (2009) juga menyatakan bahwa insiden TB Paru juga banyak terdapat pada
kelompok usia produktif yaitu 20-50 tahun. Berdasarkan penelitian tersebut,
terdapat kesamaan hasil antara penelitian sebelumnya dan penelitian ini, maka
yang terbanyak mengalami TB Paru adalah kelompok usia 20 sampai dengan 50
tahun.
Pada variabel jenis kelamin terdapat perbedaan yaitu kelompok laki-laki
lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu laki-laki
lebih rentan terkena TB Paru dibandingkan perempuan, banyak faktor yang
mempengaruhi slah satunya yaitu di banyak negara berkembang yang menjadi
tempat terbanyak untuk terjadinya TB Paru aktifitas laki-laki untuk berada di luar
rumah lebih banyak dibandingkan wanita hal ini di hubungkan dengan faktor
sosial ekonomi.34 Pada penelitian terdahulu yaitu Helda Suarni (2009) menyatakan
bahwa laki-laki lebih banyak menderita TB Paru bila dibandingkan dengan
perempuan.
Karakteristik selanjutnya adalah kategori pengobatan TB Paru yaitu yang
tebanyak adalah pengobatan kategori 1, diikuti penderita TB Paru dengan
pengobatan kategori 3, dan yang tersedikit adalah responden dengan pengobatan
kategori 2. Untuk penelitian terdahulu saya tidak menemukan penelitian yang
membahas mengenai profil kategori pengobatan TB Paru.
Pada penelitian ini pasien laki-laki dengan anemia banyak di bandingkan wanita
hal ini bila dihubungkan dengan anemia berdasarkan MCV,MCH, dan MCHC
apabila menurut kadar HB dab HT wanita lebih banyak dibandingkan dengan lakilaki. sedikit dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini sejalan dengan teori

13

bahwa ada banyak hal yang mempengaruhi terjadinya anemia pada penderita
tuberkulosis diantaranya faktor nutrisi terutama malnutrisi, sosialekonomi,
penyakit penyerta lain yang mendampingi tuberkulosis., dan lain sebagainya. 34
Anemia pada pasien penelitian terdahulu yaitu Helda Suarni (2009) menyatakan
bahwa laki-laki lebih banyak menderita TB Paru bila dibandingkan dengan
perempuan.
Anemia didefinisikan sebagai keadaan kurangnya jumlah atau ukuran dari
sel darah merah/red blood cell (RBC) dan atau jumlah hemoglobin yang
dikandung per 100 ml darah dibawah nilai normal. Jenis anemia diklasifikasikan
berdasarkan morfologi dan indeks sel-sel darah merah. Dengan pengukuran
volume eritrosit rata-rata/mean corpuscular volume (MCV), hemoglobin eritrosit
rata-rata/ mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan konsentrasi hemoglobin
eritrosit rata-rata/mean corpuscular hemoglobin consentration (MCHC) dapat
diketahui jenis anemia pada penderita. MCV digunakan untuk mengetahui ukurn
sel, MCH dan MCHC digunakan untuk mengukur jumlaah hemoglobin yang
terdapat dalam eritrosit dan

pewarnaanya. Anemia penyakit kronis pada

umumnya hipokromik mikrokromik ( MCV = < 80 fl; MCH = < 27 pg; dan atau
MCHC < 30 g/dl). Pada penelitian ini, jumlah terbanyak penderita TB Paru pada
indeks nilai eritrosit adalah hipokromik mikrositik. Hal ini sejalan dengan teori
yang menyatakan bahwa pada penyakit TB paru untuk nilai indeks eritrositnya
adalah hipokromik mikrositik.

14

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung dapat disimpulkan bahwa:
1. Proposi pasien tuberkulosis yang mengalami anemia dan tidak anemia
sebanyak 23 responden (95,8%) laki-laki dan 13 responden (61,9%)
pada perempuan.
2. Karakteristik anemia pada penderita TB Paru berdasarkan jenis kelamin
laki-laki sebaynyak 24 responden (53,3%) dan perempuan sebanyak 21
responden (46,7%).
3. Karakteristik pada penderita TB pada penderita TB Paru berdasarkan
usia terbanyak adalah usia 20-50 tahun sebanyak 36 responden (80%),

15

usia > 50 tahun sebanyak 5 responden (11,1%) dan usia < 20 tahun
sebanyak 4 responden (8,89%).
pada penelitian ini bahwa untuk kriterianya adalah anemia ringan dan untuk
berdasarkan nilai indeks eritrosit anemia yang banyak diderita oleh pasien TB
paru adalah anemia hipokromik mikrositik.
5.2 Saran
1. Mengacu pada hasil penelitian, disarankan pada RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung agar pemeriksaan anemia pada pasien dengan
TB paru agar dapat ditingkatkan. Hal ini guna mengurangi angka
mordibitas dan mortalitas akibat dari penyakit TB paru yang diderita
pasien.
2. Disarankan pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih lanjut
mengenai hubungan anemia dengan insiden terjadinya TB paru guna untuk
mengurangi mordibitas dan mortalitas yang disebabkan oleh anemia pada
penderita TB paru. Peneliti selanjutnya juga dapat menambahkan faktor
lain untuk dijadikan bahan penelitian lebih lanjut, seperti status nutrisi
yaitu indeks masa tubuh (IMT), sosialekonomi dan demografi dan
menghubungkannya dengan anemia pada penderita TB paru.

Anda mungkin juga menyukai