Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GRAFIK.................................................................v
1.1. Besaran Masalah ISPA Balita di Indonesia........................................................3
1.2. Definisi...............................................................................................................4
1.3. Cara Penggunaan Bagan Tatalaksana Anak Batuk dan atau Kesukaran
Bernapas............................................................................................................5
BAB II. MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS....................7
2.1. Menanyakan Kepada Ibu Tentang Keluhan Utama Batuk dan atau
Kesukaran Bernapas..........................................................................................9
2.2. Menilai Anak Batuk dan atau Sukar Bernapas.................................................10
BAB III. KLASIFIKASI DAN TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU
SUKAR BERNAPAS UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN..............................................21
3.1. Menentukan Penyakit Sangat Berat pada Anak Berumur
2 bulan - <5 tahun............................................................................................24
3.2. Menentukan Klasifikasi dan Tindakan.............................................................25
BAB IV. KLASIFIKASI DAN TINDAKAN UNTUK BAYI BATUK DAN ATAU
SUKAR BERNAPAS UMUR < 2 BULAN..................................................................37
4.1. Perbedaan Penting............................................................................................39
4.2. Menentukan Penyakit Sangat Berat pada Bayi Berumur <2 Bulan.................41
4.3. Menentukan Klasifikasi dan Tindakan.............................................................42
BAB V. PENGOBATAN DAN RUJUKAN.................................................................51
5.1. Pengobatan.......................................................................................................53
5.1.1. Pemberian Antibiotik Oral.....................................................................53
5.1.2. Pengobatan Demam...............................................................................54
5.1.3. Pengobatan Wheezing...........................................................................55
5.2. Rujukan............................................................................................................59
5.2.1. Pengobatan Pra Rujukan (Antibiotik Dosis Pertama)...........................59
5.2.2. Merujuk Anak........................................................................................60
5.2.3. Jika Rujukan Tidak Memungkinkan......................................................61
BAB I
Pendahuluan

1.1. BESARAN MASALAH ISPA BALITA DI INDONESIA


1.1.1. ANGKA KEMATIAN PNEUMONIA BALITA
Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kematian pada Balita (berdasarkan
Survei Kematian Balita tahun 2005) sebagian besar disebabkan karena
pneumonia 23,6%.
1.1.2. ANGKA KESAKITAN ISPA BALITA

S
e
l
a
m
a
i
n
i
d
i
g
u
n

akan estimasi bahwa insidens pneumonia pada kelompok umur Balita di


Indonesia sekitar 10-20%.
Angka Kesakitan Pneumonia menurut SDKI 1991-2003 dan Survei Morbiditas
ISPA 2004 melaporkan data persentase anak yang menderita batuk dengan
napas cepat dalam dua minggu sebelum survei, sebagai berikut:
1.2. DEFINISI
Untuk menghindari kerancuan istilah ISPA dan pneumonia maka cermatilah
definisi berikut ini:
1.2.1. INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai
hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah,
pleura).
1.2.2. PNEUMONIA
Infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

Tanda dan gejala penyakit infeksi


saluran pernapasan dapat berupa:
batuk, kesukaran bernapas, sakit
tenggorok, pilek, sakit telinga dan
demam.
Anak dengan batuk atau sukar
bernapas
mungkin
menderita
pneumonia atau infeksi saluran
pernapasan yang berat lainnya. Akan
tetapi sebagian besar anak batuk yang
datang
ke
Puskesmas/fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya hanya
menderita infeksi saluran pernapasan
yang ringan.
Petugas kesehatan perlu mengenal
anak-anak yang sakit serius dengan
gejala batuk atau sukar bernapas yang
membutuhkan pengobatan dengan
antibiotik, yaitu pneumonia (infeksi
paru) yang ditandai dengan napas
cepat dan mungkin juga tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam.
Paru-paru terdiri dari ribuan bronkhi
yang masing-masing terbagi lagi
menjadi bronkhioli, yang tiap-tiap
ujungnya berakhir pada alveoli. Di
dalam alveoli terdapat kapiler-kapiler
pembuluh darah dimana terjadi
pertukaran
oksigen
dan
karbondioksida. Ketika seseorang
menderita pneumonia, nanah (pus)
dan cairan mengisi alveoli tersebut
dan
menyebabkan
kesulitan
penyerapan oksigen sehingga terjadi
kesukaran bernapas.
Anak yang menderita pneumonia,
kemampuan
paru-paru
untuk
mengembang berkurang sehingga
tubuh bereaksi dengan bernapas cepat
agar
tidak
terjadi
hipoksia
(kekurangan oksigen).

Apabila pneumonia bertambah


parah, paru akan bertambah
kaku dan timbul tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam.
Anak dengan pneumonia dapat
meninggal karena hipoksia atau
sepsis (infeksi menyeluruh).
1.3. CARA
MENGGUNAKAN
BAGAN
TATALAKSANA ANAK
BATUK DAN ATAU
KESUKARAN
BERNAPAS
Pedoman ini digunakan untuk
tenaga
kesehatan
(dokter,
perawat,
bidan,
pengelola
Program P2 ISPA) dalam
tatalaksana anak dengan batuk
dan atau kesukaran bernapas.
Dalam pedoman ini proses
manajemen kasus disajikan
dalam suatu bagan yang
memperlihatkan
urutan
langkah-langkah
cara
pelaksanaannya.

dan atau kesukaran bernapas


adalah sebagai berikut:

Ke
lo
mp
ok
um
ur
<2
bul
an

K
el
o
m
po
k
u
m
ur
2
bu
la
n
<5
ta
hu
n.
en
tu
m
en
en
tu
ka
n
ti
n
da
ka
n
be
ra
rti
m
en
ga
m
bil
tin
da
ka
n
pe

1.3.1. MENILAI ANAK


BATUK DAN ATAU
KESUKARAN BERNAPAS
Menilai berarti memperoleh
informasi tentang penyakit anak
dengan anamnesis (mengajukan
pertanyaan kepada ibu) dan
pemeriksaan fisik Balita dengan
cara
melihat
dan
mendengarkan
pernapasan.
Cara pemeriksaan fisik yang
digunakan
adalah
dengan
mencari beberapa tanda klinik
tertentu yang mudah dimengerti
dan diajarkan tanpa penggunaan
alat-alat kedokteran seperti
stetoskop,
pemeriksaan
penunjang baik laboratorium,
radiologi ataupun pemeriksaan
lainnya. Tanda klinik tersebut
adalah: napas cepat, tarikan
dinding dada bagian bawah ke
dalam (TDDK) dan suara napas
tambahan
(wheezing
dan
stridor).
1.3.2. MEMBUAT
KLASIFIKASI &
MENENTUKAN TINDAKAN
SESUAI UNTUK 2
KELOMPOK UMUR
BALITA
Membuat klasifikasi berarti
membuat sebuah keputusan
mengenai kemungkinan tingkat
keparahannya.
Klasifikasi
merupakan suatu kategori untuk
menentukan tindakan yang akan
diambil oleh tenaga kesehatan
dan bukan sebagai diagnosis
spesifik penyakit. Klasifikasi ini
memungkinkan
seseorang
dengan
cepat
menentukan
apakah kasus yang dihadapi
adalah suatu penyakit serius
atau bukan, apakah perlu
dirujuk segera atau tidak. Dalam
membuat
klasifikasi
harus
dibedakan menjadi 2 (dua):

ngobatan
terhadap
infeksi bakteri yang
secara
garis
besar
dibedakan menjadi 3
(tiga) yaitu:
-

Rujuk segera ke rumah


sakit
Beri antibiotik di rumah
Beri
perawatan
di
rumah

Pemilihan pengobatan dengan


antibiotik disini lebih bersifat
empiris, bukan berdasarkan
diagnosis etiologis.

IBAB

1.3.3. MENENTUKAN
PENGOBATAN DAN RUJUKAN
Menentukan petunjuk pengobatan
yang
tepat
berarti
memiliki
ketrampilan
untuk
pemberian
antibiotik, menjelaskan petunjuk
perawatan
di
rumah
bagi
ibu/pengasuh, pengobatan demam
dan wheezing.
1.3.4. MEMBERI KONSELING
BAGI IBU
Memberi konseling bagi ibu berarti
juga
termasuk
menilai
cara
pemberian makan Balita termasuk
pemberian ASI, memberi anjuran
pemberian makan yang baik serta
kapan harus membawa anaknya
kembali ke fasilitas kesehatan.
1.3.5. MEMBERI PELAYANAN
TINDAK LANJUT
Memberi pelayanan tindak lanjut
berarti menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak datang
untuk kunjungan ulang.
1.3.6. PENERAPAN DI
PUSKESMAS
Menjelaskan tentang persiapan yang
harus dilakukan, proses pelaksanaan
dan
pencatatan
pelaporan
di
Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai