Anda di halaman 1dari 25

Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga

secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara
epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub
utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada
bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup
yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.
Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya
matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup
kembali.
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat
beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk
mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora,
membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll.
Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat lichenes
ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional. Tumbuhan ini
memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabu-abuan, kuning,
oranye, coklat, merah dan hitam.
Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis yang
tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan
atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa
lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari jamur, tapi
kebanyakan ahli berpedapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari fungi atau
menjadi golongan tersendiri.
Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun
tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain
didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui
pada alga dan jamur yang hidup terpisah.
Dengan demikian, Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah
suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari
fungus(sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat
berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc).
Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari
komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen
akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah. Organisme ini
sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga
dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan. Tumbuhan ini
tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan
tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh
karenanya disebut bersifat endolitik. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat,

dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah
mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun. Algae yang ikut menyusun
tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni.
Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain
Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae)
misalnya Cystococcus dan Trentepohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut
menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales,
hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes
mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawancendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula. Untuk
memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi
jika cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara
dengan mudah pada medium buatan. Pada umumnya Lichenes pada medium
buatan tidak memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup
sendiri telah hilang, sehingga cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan
dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni cendawan itu memperlihatkan
susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru
terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan
menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara
hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut
simbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut simbion. Dalam
pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama
dengan keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya dinamakan
mutualisme.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbedabeda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduaduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang
memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada
cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada
ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap
sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara,
yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan diperalat oleh cendawan,
hubungan mana menyerupai hunbungan seorang majikan dengan budaknya
(heloot). Dalam hal ini hidup bersama antara cendawan dan ganggang pada
Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang masih belum
tercapai persesuaian paham. Pada penampang melintang talus lichenes tampak
hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang
memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup,
tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang
miselium cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang.
Dalam hal tersebut bentuk ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada
umumnya miselium cendawan jauh lebih banyak bagian dalam takus terdiri atas
anyaman hiva yang renggang dan merupakan lapisan teras(lapisan empulur).
Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel ganggang, bergerombol yang
merupakan lapisan yang dinamakan lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas
mislelium cendawan lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.

Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai


lembaran-lembaran, dan seperti semak. Yang pertama biasanya melekat dengan
benang-benang menyerupai rizoid pada substratnya dengan seluruh sisi bawah
talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang bebas dalam udara.
Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan filogenetik antara
anggota-anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan Lichexnes
berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus terpisah lalu tumbuh
menjadi individu baru. Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan berlangsung
dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang
sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu
badan yang dapat terlepas dari indukknya. Dengan robeknya dinding talus
soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin. Benda-benda tersebut pada
tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru. Seringkali soredium itu
tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang
dinamakan soralum. Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya dapat membentuk
tubuh buah yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium atau
peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang baru jika menjumpai jenis
ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada talus
indukknya.Menurut habitusnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
1. Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran
2. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat dengan sisi
bawahnya pada alas sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk semaksemak, hanya pangkal talus saja yang melekat pada alas dan ujungnya tetap
bebas dan bercabang-cabang seperti batang Cormophyta.
a). Karakteristik Lichenes
1. Ciri-ciri umum
Lichenes memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
1. Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan
membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke
dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak
dengan sel-sel lembaganya sendiri.
2. Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput
landersel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk
Lichenesnya.
3. Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan
merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae
bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas
miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.

4. Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekatF


dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak
menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
5. Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di
atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis
dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
6. Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam
waktu yanglama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak
mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali
7. Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah
mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
8. Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
9. Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya
membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu
Ascomychenes dan Basidiolichenes. Lumut tidak memiliki akar dan tidak perlu
air setiap saat seperti tumbuhan tinggi besar, sehingga mereka dapat tumbuh di
lokasi yang mustahil bagi kebanyakan tanaman, seperti batu gundul, tanah atau
pasir steril, dan berbagai struktur buatan seperti dinding, atap dan monumen.
Banyak lumut juga tumbuh sebagai epifit (epi pada permukaan, phyte
tanaman) pada tanaman lain, terutama pada batang dan cabang-cabang pohon.
Ketika tumbuh pada tanaman lain, lumut tidak parasit , mereka tidak
mengkonsumsi bagian dari tanaman atau racun itu. Beberapa yang tinggal di
tanah lumut, seperti anggota subgenus Cladina (lumut rusa), bagaimanapun,
menghasilkan bahan kimia yang larut ke dalam tanah dan menghambat
perkecambahan benih tanaman dan pertumbuhan tanaman muda.
Stabilitas dari mereka substrat merupakan faktor utama dari habitat lumut.
Kebanyakan lumut tumbuh di permukaan batu stabil atau kulit pohon tua,
tetapi banyak orang lain tumbuh di tanah dan pasir (gambar 2). Dalam kasus ini
yang terakhir, lumut seringkali merupakan bagian penting dari stabilisasi tanah,
memang, dalam beberapa ekosistem gurun, vaskuler (lebih tinggi) tanaman
benih tidak bisa menjadi didirikan kecuali di tempat-tempat di mana kerak
lumut menstabilkan pasir dan membantu mempertahankan air.
Hutan Dengan Tanah Lichen-Cover Habitat Lichenes tersebut memulai
pembentukan tanah dengan melapukkan pohon dan batu-batuan serta dalam
proses terjadinya tanah. Lichenes sangat tahan terhadap kekeringan. Jenisjenis Lichen yang hidup pada bebatuan pada musim kering berkerut sampai
terlepas alasnya tetapi organisme tersebut tidak mati dan hanya berada dalam
hidup laten dormancy. Jika segera mendapat air maka tubuh tumbuhan yang

telah kering tersebut mulai menunjukkan aktivitasnya kembali. Pertumbuhan


talusnya sangat lambat. Ukuran tubbuhnya dalam satu tahun tidak mencapai 1
cm. badan buah yang baru akan tumbuh setelah Lichen mengadakan
pertumbuhan vegetatif selama bertahun-tahun. Beberapa lumut memiliki aspek
daun (lumut foliose), yang lain menutupi substrat seperti kerak (lichen
crustose), yang lain seperti genus Ramalina mengadopsi bentuk semak (lumut
fruticose), dan ada lumut gelatin seperti genus Collema. Pertumbuhan lumut
kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda, yang
dikenal sebagai:
1. Foliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya.
Membentuk bercak pada batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika. Permukaan
bawah melekat pada substrat dan permukaan atas merupakan tempat
fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 15-40 cm Crustose.
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada batu, berbentuk seperti coretcoret kecil dan pada batang kayu yang sudah mati.
1. Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus
yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dansering memiliki
struktur tubuh buah yang disebut podetia. Squamulose lumut pada
Cladonia carneola
2. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu
atau lebih akar. Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan
antibiotik dan anti kanker.
3. Lumut Kerak Berfilamen
Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu,
berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah. Apabila kita sayat tipis tubuh
lumut kerak, kemudian diamati di bawah mikroskop, maka akan terlihat adanya
jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat
kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa. Anatomi
lumut kerak Struktur morfologi dalam (anatomi) diwakili oleh jenis foliose,
karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara
jelas yaitu:
1. Lapisan Luar (korteks) Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat
dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh. Berupa jalinan
yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling
mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan
berguna untuk perlindungan. Daerah alga, merupakan lapisan biru atau
biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari

jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau,
yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella.
2. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial sebagai
organ reproduksi. Lapisan Gonidium Merupakan lapisan yang mengandung
ganggang yang menghasilkan makanan dengan berfotosintesis. Terdiri
dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang
luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan
biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih
dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan
tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk
suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
3. Lapisan Empulur Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi
untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya
perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan
perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan
korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada
substirat atau dikenal sebagai rizoid. Korteks bawah Lapisan ini terdiri
dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikal
terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar.
4. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines) .Ada beberapa
jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan
oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai
proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau selsel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah
yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut
medulla. Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia
dan lapisan coklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari
ascomycete yang megandung spora jamur. Struktur tubuh lichenes secara
vegetatif terdiri dari:
5. Soredia
Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga
soredia dapat dilihat dengan mudah. Pembiakan berlangsung dengan
perantaraan soredia yag diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang
sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Soredia itu sendiri merupakan
kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benangbenang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya.
Soredia ini terdapat di dalam soralum.
1. Isidia
Isdia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan
tingginya antara 0,5 3 m kulit luar. Diamaternya 0,01 0,03 m. Berdasarkan
kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media

perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak


25 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses
pembentukan isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
1. Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahlus lichenes yang sering
dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang
dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan
Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
2. Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna
kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah)
dan mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu
bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak
bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
3. Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan
lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya
muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae
dan Stictaceae.
4. Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa
yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines
dan hanya berbeda pada cara tumbuh saja.
5. Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks
bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae dan mempunyai
ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks
bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini
berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
1. Cephalodia.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri
dari alga-alga yangg berbeda dari inangnya. Pada jenis peltigera
aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan
thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru
kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti
Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose
lain. Struktur sel Di dalam sel lichenes terdapat sel-sel alga yang
berperan dalam pembentukan makanan karena dapat melakukan
fotosintesis. Untuk bagian-bagian lainnya sama seperti pada jamur
karena lichenes merupakan penyusun utama tubuh lichenes. Tubuh talus
Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan

tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang sederhana.


Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual.
Reproduksi secara aseksula umunya dilakukan oleh tipe Fructiose Lichen.
Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian
besar fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus
pada Lichen mengalami kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika
mulai terdapat embun. Lichen yang berkembang biak dengan cara
vegetatif yaitu sebagai berikut :
1. Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang
menjadi individu baru.
2. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok selsel ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa
Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus
yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
3. Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan
Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga
yang cocok. Perkembangbiakan secara seksual umunya terjadi pada
Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan
oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga
yang cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan
meiosis. Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.
4. Reproduksi Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian
terbawa angin atau air dan tumbuh di tempat lain. Lichenes yang berkembang
biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut :
1. Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang
menjadi individu baru.
2. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel
ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi.
Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang
mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
3. Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes
baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umumnya terjadi pada Basidiolichen.
Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi
yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan
terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.
4. Reproduksi Genetatif

Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp,


sesuai dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru
jika bertemu dengan jenis alga yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan
perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya, melainkan hanya dapat
berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak.
1. Reproduksi generative
Soredium adalah Sekelompok jalinan hifa yang menyelubungi sel-sel alga.
Fragmentasi adalah terlepasnya bagian tubuh untuk menjadi organisme baru.
Untuk reproduksi, lumut memiliki isidia, soredia, dan mengalami fragmentasi
sederhana. Struktur ini juga terdiri dari hifa jamur melilit cyanobacteria.
(Eichorn, Evert, dan Raven, 2005) Sedangkan struktur reproduksi semua terdiri
dari komponen yang sama (Mycobiont dan Photobiont) mereka masing-masing
unik dengan cara lain. Isidia adalah pertumbuhan yang kecil di bagian luar
lumut tersebut. Soredia adalah propagul tepung yang dilepaskan dari atas talus.
Dalam rangka untuk membentuk lumut, maka propagul soredia harus berisi baik
photobiont dan mycobiont tersebut.
B. MORFOLOGI THALLUS
1) Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan
dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan.
Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan
habitat yang bervariasi.
Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa.
Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak
dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada bagian
permukaan dari thallus.
Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk :
1. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu
melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk
mencabutnya tanpa merusak substratnya.
Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau
Pleopsidium
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh
buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh

terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal.


Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis,
disebut leprose.
2. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus-lobus.
Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar,
lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan
atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan
rhizines. Rhizines ini juga berfungsi
sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh : Xantoria, Physcia,
Peltigera, Parmelia dll.
3. Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti
pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau
cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.
Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia
4. Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang
biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur
tubuh buah yang disebut podetia.
2). Morfologi dalam (Anatomi)
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai
empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu. Korteks atas,
berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel
ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin.Bagian ini tebal dan
berguna untuk perlindungan.
1. Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.
Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,
Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut
lapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
2. Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu
bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar
ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada
bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal

pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian
lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
3. Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar
dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar
(rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini
digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya
sebagai proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau
sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah
yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla.
Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisan coklat
di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang mengandung
spora jamur.
3). Struktur Vegetatif
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari
Soredia
Soredia merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan
diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas
dari induknya. Soredia ini terdapat di dalam soralum.
2. Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit
luar. Diamaternya 0,01 ? 0,03 m? dan tingginya antara 0,5 ? 3 m?. Berdasarkan
kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media
perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak
30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan
isidia belum diketahui, tetatpi dianggap sebagai faktor genetika.
3. Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering
dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang
dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan
Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
4. Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitamhitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat
thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada

Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis
dan beberapa Parmelia.
5. Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan
lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya
muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan
Stictaceae.
6. Cilia
berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di
sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada
cara tumbuh saja.
7. Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks
bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae mempunyai
ukuran yang lebih kecil dari cyphellae dan terdapat pada korteks bawah spesies
Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai
alat pernafasan atau pertukaran udara.
8. Cephalodia.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri darialgaalga yangg berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia
mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh
hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu
menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora, Stereocaulon,
Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.

C. KLASIFIKASI LICHENES
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan dari
alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti
Bessey (1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa
lichenes dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur
sebenarnya. Bessey meletakkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes.
Smith (1955) menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang
terpisah yang berbeda dari alga dan fungi.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya
secara umum adalah sebagai beriktu :

1. Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya


i.

Ascolichens.
Cendawan penyusunnya tergolong Pyrenomycetales, maka tubuh buah
yang dihasilkan berupa peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan
Verrucaria.
Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes membentuk
tubuh buah berupa apothecium yang berumur panjang. Contoh : Usnea
dan Parmelia.

Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili:
Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin. Genus dari
Mycophyceae adalah Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain.
Dari Cholophyceae adalah Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dll.
ii.

Basidiolichenes

Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu


dari famili : Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella dan Dyctionema.
Mycophyceae berupa filamen yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filamen
yaitu Chrococcus. Lichen Imperfect Deutromycetes fungi, steril. Contoh :
Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon, Normandia, dll.
2. Berdasarkan alga yang menyusun thalus
i.

Homoimerus

Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga
mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema
ii.

Heteromerous

Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae.
Contoh : Parmelia
3. Berdasarkan type thallus dan kejadiannya
i.

Crustose atau Crustaceous.

Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit
pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu.
Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.
ii. Fruticose atau filamentous

Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian
menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang
pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang
menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu
Ramalina. Yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia
adalah tipe antara kedua bentuk itu.
Secara umum Taksonomi lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978)
adalah sebagai berikut :
Klas

: Ascolichens

Ordo

: Lecanorales

Famili
:Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae,
Coccocarpiaceae, Perltigeraceae, Stictaceae, Graphidaceae,
Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae,
Stereocaulaceae, Cladoniaceae, Umbilicariaceae, Lecanoraceae, Parmeliaceae,
Usneaceae, Physciaceae, Theloshistaceae.
Ordo

: Sphariales

Famili

: Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae

Ordo

: Caliciales

Famili

: Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae

Ordo

: Myrangiales

Famili

: Arthoniaceae, Myrangiaceae

Ordo

: Pleosporales

Famili

: Arthopyreniaceae

Ordo

: Hysteriales

Famili

: Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae

Klas

: Basidiolichens

Famili
:Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae,
Thelolomataceae.
Klas

: Lichens Imperfect

Genus

: Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium.

D. PERKEMBANGBIAKAN LICHENES
Perkembangbiakan lichenes melalui tiga cara, yaitu :
1. Secara Vegetatif
i.

Fragmentasi

Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang


telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru.
Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. Pada
beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa oleh angin
ke batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi
vegetatif dengan cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk
peningkatan jumlah individu.
ii.

Isidia

Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang masing-masing


mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya
sesuai.
iii.

Soredia

Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas
dari induknya. Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar seperti abu
yang tertiup angin dan akan tumbuh lichenes baru. Lichenes yang baru memiliki
karakteristik yang sama dengan induknya.
2. Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang
sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual
disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak
motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia
ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil
yang terbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang
subur dimana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore
menghasilkan satu hifa jamur. Jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi
perkembangan menjadi lichenes yang baru.
3. Secara Seksual

Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya


saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok
jamur yang membangun tubuh lichenes.
E. PERANAN EKONOMI LICHENES
Lichenes memiliki bermacam-macam kegunaan dan bahaya, antara lain :
1. Lichenes sebagai bahan makanan
Thallus dari lichenes belum digunakan sebagai sumber makanan secara luas,
karena lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat
menimbulkan gatal-gatal, khususnya asam fumarprotocetraric. Asam ini harus
dibuang terlebh dahulu dengan merebusnya dalam soda.Tanaman ini
mempunyai nilai, walaupun tidak sama dengan makanan dari biji-bijian. Pada
saat makanan sulit didapat, orang-orang menggunakan lichenes sebagai sumber
karbohidrat dengan mencampurnya dengan tepung. Di Jepang disebut Iwatake,
dimana Umbilicaria dari jenis foliose lichenes digoreng atau dimakan mentah.
Lichenes juga dimakan oleh hewan rendah maupun tingkat tinggi seperti siput,
serangga, rusa dan lain-lain. Rusa karibu menjadikan sejumlah jenis lichenes
sebagai sumber makanan pada musim dingin, yang paling banyak dimakan
adalah Cladina stellaris. Kambing gunung di Tenggara Alaska memakan lichenes
dari jenis Lobaria linita.
2. Lichenes sebagai obat-obatan
Pada abad pertengahan lichenes banyak digunakan oleh ahli pengobatan.
Lobaria pulmonaria digunakan untuk menyembuhkan penyakit paru-paru karena
Lobaria dapat membentuk lapisan tipis pada paru-paru. Selain itu lichenes juga
digunakan sebagai ekspektoran dan obat liver. Sampai sekarang penggunaan
lichenes sebagai obat-obatan masih ada.
Dahulu di Timur Jauh, Usnea filipendula yang dihaluskan digunakan sebagai
obat luka dan terbukti bersifat antibakteri. Senyawa asam usnat (yang terdapat
dalam ekstrak spesis Usnea) saat ini telah digunakan pada salep antibiotik,
deodoran dan herbal tincture. Spesies Usnea juga digunakan dalam pengobatan
Cina, pengobatan homeopathic, obat tradisional di kepulauan Pasifik, Selandia
Baru dan lain benua selain Australia.
Banyak jenis lichenes telah digunakan sebagai obat-obatan, diperkirakan sekitar
50% dari semua spesies lichenes memiliki sifat antibiotik. Penelitian bahan
obat-obatan dari lichenes terus berkembang terutama di Jepang.
3. Lichenes sebagai antibiotik
Substrat dari lichenes yaitu pigmen kuning asam usnat digunakan sebagai
antibiotik yang ampu menghalangi pertumbuhan mycobacterium. Cara ini telah
digunakan secara komersil. Salah satu sumber dari asam usnat ini adalah

Cladonia dan antibiotik ini terbukti ampuh dari penisilin. Selain asam usnat
terdapat juga zat lain seperti sodium usnat, yang terbukti ampuh melawan
kanker tomat. Virus tembakau dapat dibendung dan dicegah oleh ekstrak
lichenes yaitu : lecanoric, psoromic dan asam usnat.
4. Lichenes yang berbahaya
Pigmen kuning yang berasal dari jenis Usnea dan Everia dapat menyebabkan
alergi pada kulit dan menyebabkan gatal-gatal. Abu soredia yang melekat pada
kulit akan menimbulkan rasa gatal. Lichen serigala atau Letharia vulpina adalah
lichen beracun. Dari namanya menggambarkan kegunaannya secara tradisional
di bagian utara Eropah sebagai racun untuk serigala. Bangsa Achomawi
menggunakannya (kadang-kadangdicampur dengan bisa ular) untuk membuat
panah beracun. Walaupun demikian, suku Blackfoot dan Okanagan-Colville
memakai Letharia sebagai teh obat.
1. Kegunaan lain dari lichen
Dari hasil ekstraksi Everina, Parmelia, dan Ramalina diperoleh minyak.
Beberapa diantaranya digunakan untuk sabun mandi dan parfum. Di Mesir
digunakan sebagai bahan pembungkus mummi dan campuran buat pipa
cangklong untuk merokok, khususnya Parmelia audina yang mengandung asam
lecanoric.
Ekstrak lichenes dapat juga dibuat sebagai bahan pewarna untuk mencelup
bahan tekstil. Bahan pewarna di ekstrak dengan cara merebus lichenes dalam
air, dan sebagian jenis lain diekstrak dengan cara fermentasi lichenes dalam
amonia. Parmelia sulcata digunakan untuk pewarna wol di Amerika Utara.
Evernia prunastri yang tumbuh di ranting pohon oak di Utara California. Spesies
ini di diproduksi secara komersial di Eropa dan dikirim ke Prancis untuk industri
parfum.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai lichenes ini dapat disimpulkan bahwa :
1. 1. lichenes adalah sejenis tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini merupakan
simbiosis antara alga dan jamur tertentu, dan memiliki morfologi,
reproduksi dan klsifikasi yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok
tersendiri.

2. 2. Tubuhnya berupa thallus yang terdiri dari benang-benang hifa.


Sebagai tumbuhan perintis, lichenes ikut berperan dalam pembentukan
tanah dan tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi.
3. 3. Tumbuhan lichenes tidak akan terbentuk tanpa adanya simbiosis
antara alga dan jamur yang sesuai. Tumbuhan ini juga menghasilkan
senyawa-senyawa metabolit yang tidak dihasilkan oleh alga dan jamur
yang hidup terpisah.
4. 4. Selain keunikan struktur, fisiologi maupun reproduksinya, lichenes
juga memiliki kegunaan ekonomi yang tidak kalah pentingnya. Sampai
sekarang para ahli masih terus meneliti tumbuhan ini dan ada yang
mengusulkan agar lichenes dimasukkan ke dalam golongan tersendiri dan
terpisah dari jamur dan alga.

1. Saran
Harapan makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memahami botani
tingkat rendah lebih dalam lagi terutama mengenai Lichenes (lumut kerak).

DAFTAR PUSTAKA

Bold, H.C., C.J. Alexopoulus, T. Delevoryas, 1987. Morphology of Plants and


Fungi. Fifth edition. Harper and Row Publishers. New York.

Duta, A.C. 1968. Botany for Degree Stuudens. Oxford University Press. BombayCalcuta-Madras.

Misra, A. ,R.P. Agrawal. 1978. Lichens (A Preliminary Text). Oxford and IBH
Publishing Co. New York-Bombay-Calcuta.
Sharnoff. S. D. 2002. Lichen Biology And The Environment The Special Biology
Of

Lichens. http:/ http://www.lichen.com.


_________________. Lichens And Wildlife. http://www.lichen.com
_________________. Lichens And People. For a Bibliographical Database of the
Human Uses of Lichens. http://www.lichen.com
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

LICHENES
Diposkan oleh Dwi Dithya Tandiono | Label: BTR

undefinedundefined

1.1 MORFOLOGI LUAR


Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan
dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa
spesies ada yang berwarna kuning, orange, colkat atau merah dengan habitat yang bervariasi.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pepohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di
daerah tundra di sekitar kutub utara.
Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk:
a. Crustose
lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis, dan selalu melekat ke
permukaan batu, kulit pohon atau di atas tanah. Contoh : Graphis scipta, Haematomma
puniceum, Acarospora atauPleosidium. Lichen crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu
hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebutendolitik, dan yang tumbuh
terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichen yang
longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis disebut leprose.
(contoh:Acaros spora Crustose)

b. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus-lobus. Lichen ini
melekat pada batu-batu, ranting dengan rhizenes. Rhizenes berfungsi sebagai alat untuk
mengabsorbsi makanan. Contoh: Xantoria, Physcia, Peltigera, Palmelia.
Xantoria elegans(contoh foliose)

c. Fruticose
thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus
tumbuh tegak atau menggantung pada batu daun-daunan atau cabang pohon. Contoh :Usnea,
Ramalina, dan Cladonia.Usnea longissima (contoh Fruticose)

d. Squamulose
lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebutsquamulus yang Biasanya
berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang
disebut podetia. Psora pseudoruselli (contoh Squamulose)

1. MORFOLOGI DALAM (ANATOMI)


Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini
mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu :
Korteks atas,berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari
hifa jamurnya.
Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah
korteks
atas.Diantara
hifa-hifa
itu
terdapat
selsel
hijau,yaitu Gleocapsa,Nostoc,Rivulariadan Chrorella.
Medula, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar.
Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan
kulit bagian luar.
2. STRUKTUR VEGETATIF
Struktur tubuh lichens secara vegetatif terdari dari:
- Soredia
Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit.
Diameternya sekitar 25-100 m, sehingga soredia dapat dengan mudah
diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi
tumbuhan lichenes yang baru. Soredia itu sendiri merupakan sekelompok
kecil sel-sel ganging yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang
miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini
terdapat di dalam soralum.
- Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada
kulit luar. Diameternya 0,01-0,03 m dan tingginya antara 0,5-3 m.
- Lobula

Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus lichenes yang sering


dihasilkan di sepanjang batas sisi keulit luar
Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna
berhitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dan
mengikat thallus ke bagian dalam.
Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan
lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang.
Cilia
Cilia berbentuk seperti brambut mempunyai untaian karbon dari hifa yang
muncul dari sepanjang kulit.
Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cyphellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada
korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudogyphellae
mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekitar 1 m dan
terdapat
pada
korteks
bawah
spesies cetraria,
cetralia,
parmelia danpasudocyphellae.
Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari
alga-alga yang berbeda dari inangnya.

1.1 KLASIFKASI LICHENES

Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar-dasar


klasifikasinya secara umum adalah sebagai berikut:
I. Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya
A. Ascolichenes
Cendawan penyusunnya tergolong pyrenomycetales, maka tubuh buah yang
dihasilkan berupa peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan Verrucaria.
B. Basidiolichenes
Berasal dari jamur basidiomycetes dan alga mycophyceae. Basidiomycetes
yaitu dari family : thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella,
dan Dyctionema. Mycophyceaeberupa filamen yaitu Scytonema dan tidak
berbentuk filament yaitu Chrococcus.
C. Lichen Imperfect
Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon,
Normandia, dll.
II. Berdasarkan alga yang menyusun thallus
A. Homoimerus

Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga
mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema.
Collema coccophorum(contoh homolmerus

B. Heteromerous
Sel alga berbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae.
Contoh : Parmelia.
Rhizocarpon geographicum(contoh crustaceus)
III. Berdasarkan type thallus dan kejadiannya
A. Crustose atau Crustaceous
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit
pohon. SepertiRhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit
kayu.

B. Fruticose atau filamentous


Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian
menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang
pendek dan panjang, rata, silindris atau atau seperti janggut atau benang yang
menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis
yaitu Ramalina.
1.1 PERKEMBANGAN LICHENES
Perkembangbiakan lichenes melalui tiga cara, yaitu :
1) Secara Vegetatif
-

Fregmentasi
Fregmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh
yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu
baru. Bagian-bagian yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen

Isidia

Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang masing-masing


mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika
kondisinya sesuai.
-

Soredia
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat
terllepas dari induknya.

2) Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang
sepenuhnya bergantung kepada pasangan jarumnya. Spora yang aseksual
disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak
motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia .
3) Secara Aseksual
Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan
jamurnya saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah
kelompok jamur yang membangun lichenes.

1.2 KEGUNAAN EKONOMI LICHENES


Lichenes memiliki bermacam-macam kegunaan dan bahaya, antara lain :
1. Lichenes sebagai bahan makanan
Thallus dari lichenes belum digunakan sebagai sumber makanan secara
luas, karena lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat
menimbulkan gatal-gatal khusus asam fumarprotocetraric.
Umbilicaria americana

2. Lichenes sebagai obat-obatan


Pada abad pertengahan lichenes banyak digunakan oleh ahli
pengobatan. Lobaria pulmonaria digunakan untuk menyembuhkan penyakit

paru-paru karena Lobaria dapat membentuk lapisan tipis pada paru-paru.


Selain itu lichenes juga digunakan sebagai ekspektoran dan obat liver.
Lobaria pulmonaria
3. Lichenes sebagai antibiotic
Subtrat dari lichenes yaitu pigmen kuning asam usnat digunakan sebagai
antibiotik yang mampu menghalangi pertumbuhan mycobacterium.
4. Lichenes yang berbahaya
Pigmen kuning yang berasal dari jenis Usnea dan Everia dapat
menyebabkan alergi pada kulit menyebabkan gatal-gatal. Abu soredia yang
melekat pada kulit akan menimbulkan rasa gatal.
5. Kegunaan lain dari lichenes
Dari hasil ekstraksi Everina, Parmelia, dan Ramalina diperoleh minyak.
Beberapa di antaranya digunakan untuk sabun mandi dan parfum. Di mesir
digunakan sebagai bahan pembungkus mummi dan campuran buat pipa
cangklong untuk merokok. Ekstrak lichenes dapat juga dibuat sebagai bahan
pewarna untuk mencelup bahan tekstil.

Anda mungkin juga menyukai