Anda di halaman 1dari 42

SEMESTER I FAK.

KEDOKTERAN UNISA
PALU

Oleh:
DR. H. Muhtadin Dg. Mustafa, MHI
Pembina Mata Kuliah

Dikuliahkan untuk Program Studi:


PENDIDIKAN DOKTER & ILMU KESEHATAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah

mengikuti perkuliahaan
mahasiswa diharapkan mampu:
Menguasai ajaran agama Islam dan
mampu menjadikannya sebagai sumber
nilai dan pedoman serta kesadaran berfikir
dan berprilaku dalam menerapkan ilmu
dan profesi kedokteran yang dikuasainya.
Menjadi intellectual capital yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah swt, berakhlak
mulia dan berkepribadian Islami.

POKOK BAHASAN

Pengertian Agama (bahasa dan Istilah)


Pengertian Islam dan Ruang Lingkupnya
Konsep Ketuhanan dalam Islam
Keimanan dan Ketaqwaan
Konsep Manusia dalam Islam
Tanggung jawab dan kebutuhan
manusia terhadap agama
Konsep eskatologi dalam Islam
Kewajiban tenaga medik/para medis
Ibadah dalam Islam
Kerukunan dan tanggung jawab antar
umat beragama
3

PENGERTIAN AGAMA:
Agama

berasal dari bahasa Sanskerta


(a=tidak dan gama = kacau/tidak
kacau). Dalam bahasa Belanda
(ga,gaan) dan bahasa Inggeris (go/gam
artinya pergi). Kedua kata ini diberi
awalan dan akhiran a maka
pengertiannya berubah menjadi jalan.
Agama adalah jalan yang mengantar
pemeluknya ke arah keselamatan.
4

Dalam

agama Hindu dan Budha


agama artinya tradisi/kebiasaan.
Agama (Indonesia) juga dipahami
sebagai peraturan, tata cara atau
upacara hubungan manusia dengan
raja. Igama (Jawa) artinya
hubungan manusia dengan dewadewa, dan ugama (Melayu) artinya
hubungan manusia dengan manusia.
5

Agama dalam pengertian


Islam
Dalam

Islam agama diartikan


dengan ad-Din artinya hutang.
Maksudnya orang beragama itu
berhutang sehingga membuat ia
tunduk pada aturan yang memberi
hutang (Allah).


Sesungguhnya

agama (din) yang benar


bagi Allah ialah Islam (QS. Ali Imran: 19)
6

Agama

juga disebut al-Millat


(ajaran) sebagaimana millat Nabi
Ibrahim:


Dan

tidak ada yang benci kepada


ajaran Ibrahim melainkan orang
yang memperbodoh dirinya
sendiri (QS. Al-Baqarah: 130)
7

P
U
K

G
N
I
L A
G
N AM
A
RU AG

KEYAKINAN

AGAMA

PERIBADATAN

SISTEM NILAI

Keyakinan,

yaitu keyakinan akan


adanya suatu kekuatan
supranatural yang mengatur dan
mencipta alam.
Peribadatan, yaitu tingkah laku
manusia dalam berhubungan
dengan kekuatan supranatural.
Sistem nilai yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia
lainnya atau alam semesta.
9

ISLAM & RUANG LINGKUPNYA 2


Islam

secara bahasa berarti


ketundukan, ketaatan, kepatuhan
(kepada kehendak Allah). Islam juga
berasal dari kata salama yang
artinya patuh atau menerima, atau
salima yang berarti sejahtera, tidak
tercela atau tidak bercacat. Juga
berasal dari kata salm atau silm
yang berarti kedamaian, kepatuhan
atau penyerahan diri.
Secara istilah, Islam adalah ajaran
yang disampaikan melalui Nabi
Muhammad Saw untuk kebahagiaan
manusia di dunia dan di akhirat.
10

Islam Sebagai Sistem Nilai


Islam

merupakan suatu sistem nilai


yang meliputi aqidah, syariah dan
akhlak yang mengatur segala
tingkah laku manusia dalam
berbagai hubungan, baik hubungan
manusia dengan Tuhannya,
maupun hubungan manusia
dengan manusia lainnya dan alam
sekitarnya. (Hablun min Allah wa
hablun minannaas)
11

ISLAM

12

PETA ISLAM

ISLAM
AKIDAH

SYARIAH

JINAYAH, DLL

AKHLAK

MUAMALAH/
EKONOMI ISLAMI

PENGERTIAN SYARIAT DAN SUMBERNYA


Syariat

ialah peraturan yang telah


ditetapkan (diwahyukan) oleh Allah
kepada Nabi Muhammad Saw untuk
manusia yang mencakup tiga bidang,
yaitu keyakinan, perbuatan dan akhlak.
Sumber Syariat yaitu Al-Quran & hadits
Nabi Muhammad Saw
Sumber Pemikiran Syariat adalah Ijtihad:
upaya sungguh-sungguh para ulama
untuk menetapkan hukum yang belum
ada sebelumnya dalam al-Quran dan
Hadits. (Ijma, Qiyas, Istihsan, dll)
14

Prinsip-prinsip syariat Islam

Menegakkan maslahat, yaitu tasyri selalu


berupaya memberi rasa damai dan tentram.
Menegakkan keadilan, yaitu tasyri selalu
berupaya meletakkan sesuatu pada
tempatnya. Murtadha Mutahhary
menjelaskan pokok keadilan sebagai
berikut:
Perimbangan atau keadaan seimbang.
Persamaan atau ketidak-adaan
diskriminasi.
Penunaian hak sesuai dengan kewajiban
yang diembannya.
Keadilan Allah, yaitu kemurahan-Nya
dalam melimpahkan rahmat-Nya.
15

Tidak menyulitkan, yaitu tasyri


berupaya untuk menghilangkan
sesuatu yang menyulitkan beban,
jiwa atau harta secara berlebihan,
baik sekarang maupun di kemudian
hari.
Menyedikitkan beban, yaitu
menyedikitkan tuntutan Allah untuk
berbuat, mengerjakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
Berangsur-angsur, yaitu hukum Islam
dibentuk secara gradual atau tadrij,
dan didasarkan pada Al-Quran yang
diturunkan secara berangsur-angsur.

16

FILSAFAT KETUHANAN 3
Konsep

ketuhanan dalam
Islam digolongkan
menjadi dua: konsep
ketuhanan yang berdasar
Al-Quran dan hadis secara
harafiah dan konsep
ketuhanan yang bersifat
spekulasi berdasarkan
penafsiran mandalam
yang bersifat spekulatif,
filosofis, bahkan mistis.
17

Pengertian Tuhan
Secara

bahasa, Tuhan (ilah) sesuatu


yang dipentingkan oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia
merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Tercakup di dalamnya yang dipuja,
dicintai, diagungkan, diharapkan
dapat memberikan kemaslahatan
atau kegembiraan dan termasuk
sesuatu yang ditakuti akan
mendatangkan bahaya atau kerugian.
18

Dalam

konsep Islam, Tuhan diyakini


sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata
dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan
Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu
Takdir, dan Hakim bagi semesta alam .
Islam mengajarkan bahwa Tuhan
dalam konsep Islam merupakan Tuhan
sama yang disembah oleh kelompok
agama Abrahamik lainnya seperti
Kristen dan Yahudi (29:46).[9] Namun,
hal ini tidak diterima secara universal
oleh kalangan non-Muslim.
19

Konsep ketuhanan
berdasarkan Al-Quran
Menurut para mufasir, melalui wahyu
dan Hadis
pertama al-Quran (Al-'Alaq [96]:1-5),
Tuhan menunjukkan dirinya sebagai
pengajar manusia. Tuhan mengajarkan
manusia berbagai hal termasuk di
antaranya konsep ketuhanan. Umat
Muslim percaya Al-Quran adalah kalam
Allah, sehingga semua keterangan
Allah dalam al-Quran merupakan
"penuturan Allah tentang diri-Nya."
20

Selain

itu menurut Al-Quran sendiri,


pengakuan akan Tuhan telah ada dalam diri
manusia sejak manusia pertama kali
diciptakan (Al-A'raf [7]:172). Ketika masih
dalam bentuk roh, dan sebelum dilahirkan ke
bumi, Allah menguji keimanan manusia
terhadap-Nya dan saat itu manusia
mengiyakan Allah dan menjadi saksi.
Sehingga menurut ulama, pengakuan
tersebut menjadikan bawaan alamiah bahwa
manusia memang sudah mengenal Tuhan.
Seperti ketika manusia dalam kesulitan,
otomatis akan ingat keberadaan Tuhan. AlQuran menegaskan ini dalam surah Az-Zumar
[39]:8 dan surah Luqman [31]:32.
21

ARGUMEN ADANYA
TUHAN:
ONTOLOGIS
2. KOSMOLOGIS
3. TELEOLOGIS
4. MORAL
1.

22

ARGUMEN ONTOLOGIS
Ontologis berasal dari kata ontos
artinya sesuatu yang berwujud.
Ontologi juga dipahami sebagai
teori tentang wujud hakekat yang
ada. Argumen ontologis tidak
banyak berdasar pada alam nyata
ini, sebagai halnya dengan
argumen-argumen lainnya.
Argumen ini berdasar pada logika
semata-mata.
23

ARGUMEN KOSMOLOGIS
Argumen

kosmologis ini disebut


juga argumen sebab-musabab,
yang timbul dari faham bahwa
alam adalah bersifat mungkin
dan bukan bersifat wajib dalam
wujudnya. Dengan kata lain
bahwa karena alam adalah alam
yang dijadikan, maka mesti ada
zat yang menjadikannya.
24

ARGUMEN TELEOLOGIS
Teleologis

berakar pada kata telos yang


berarti tujuan. Jadi teleologis berarti serba
tujuan. Menurut argumen teleologis alam ini
diatur menurut suatu tujuan tertentu. Dengan
kata lain alam ini dalam keseluruhannya
berevolusi dan beredar kepada suatu tujuan
tertentu. Bagian-bagian dari alam ini
mempunyai hubungan yang erat satu dengan
yang lain dan bekerja sama dalam menuju
tercapainya suatu tujuan tertentu. Seperti
jam yang terdiri dari berbagai elemen yang
menyebabkan gerak jam tersebut menuju
tujuannya yaitu menunjukkan waktu yang
tepat.
25

ARGUMEN MORAL
Menurut

argumen moral ini


bahwa manusia mempunyai
perasaan moral yang tertanam
dalam jiwa dan hati sanubarinya.
Orang merasa bahwa ia
mempunyai kewajiban untuk
menjauhi perbuatan-perbuatan
buruk dan menjalankan
perbuatan-perbuatan baik.
26

HAKEKAT KEIMANAN DAN


KETAQWAAN
1. Pengertian Iman

Kata

iman berakar kata dari amana


artinya percaya atau amin yang
berarti merasa aman atau ketentraman.
Iman dari segi bahasa bisa diartikan
dengan pembenaran. Ada sebagian
pakar yang mengartikan iman sebagai
pembenaran hati terhadap hal yang
didengar oleh telinga. Pembenaran akal
saja tidak cukup karena yang penting
adalah pembenaran hati.
27

Lanjutan..
Peringkat

iman dan kekuatannya


berbeda-beda antara seseorang dengan
lainnya, bahkan dapat berbeda antara
satu saat dengan saat lainnya pada diri
seseorang. Al-Iman yazidu wa
yanqushu (Iman itu bertambah dan
berkurang). Dengan demikian upaya
untuk mempertahankan, membina dan
meningkatkan iman merupakan hal yang
amat ditekankan. Iman inilah yang amat
berpengaruh pada hal diterima atau
tidaknya suatu amal oleh Allah SWT.
28

2. Pengertian Taqwa
Taqwa

berasal dari ittaqa yang berarti


tameng. Dalam Bahasa Arab dikatakan
Ittaqa bitursatin (ia menjadikan tameng
sebagai penghalang antara dirinya dengan
orang yang akan mencelakakannya).
Dengan kata lain bahwa taqwa ialah sesuatu
yang dilakukan untuk mencegah kemurkaan
Allah berupa amal-amal kebaikan, dan
menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan
munkar agar mendapatkan keselamatan dari
Allah, baik di dunia maupun diakhirat.

29

Lanjutan............
Keyakinan

kepada Allah Yang Maha Esa


(tauhid) merupakan titik pusat
keimanan, karena itu setiap aktivitas
seorang muslim senantiasa dipertautkan
secara vertikal kepada Allah SWT.
Pekerjaan seorang msulim yang
dilandasi keimanan dan dimulai dengan
niat karena Allah akan mempunyai nilai
ibadah disisi Allah. Sebaliknya pekerjaan
yang tidak diniatkan karena Allah tidak
mempunyai nilai apa-apa
30

Keyakinan

tentang keesaan Allah


sebagaimana dimaksud ayat ini
dinamakan "Tauhid", yaitu
mengi'tiqadkan bahwa Allah itu
Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
I'tiqad ini harus dihayati, baik
dalam niat, amal, maupun dalam
maksud dan tujuan. Tauhid
mencakup tujuh macam sikap

31

Tauhid Zat, yaitu meyakini bahwa


Zat Allah itu Esa, tidak berbilang.
Zat Allah itu hanya dimiliki oleh
Allah seja, yang selain-Nya tidak
ada yang memilikinya.
Tauhid Sifat, yaitu meyakini bahwa
tidak ada sesuatu pun yang
menyamai sifat kesempurnaan
Allah.
Tauhid Wujud, yaitu meyakini
bahwa hanya Allah yang majib ada.
Adanya Allah tidak membutuhkan
kepada yang mengadakan.
32

Tauhid

Af'al yaitu meyakini bahwa Allah


sendiri yang mencipta dan memelihara
alam semesta.
Tauhid Ibadah bahwa hanya Allah saja
yan berhak dipuja dan dipuji. Karena
memuji selain Allah adalah perbuatan
syirik.
Tauhid Qasdi, yaitu meyakini bahwa
hanya kepada Allah-lah segala amal
ditujukan untuk memperoleh ridha Allah
SWT.
Tauhid Tasyri' yaitu meyakini bahwa
hanya Allah pembuat hukum.
33

Implementasi Iman:
Keyakinan

kepada Allah Yang Maha Esa


(tauhid) merupakan titik pusat
keimanan, karena itu setiap aktivitas
seorang muslim senantiasa dipertautkan
secara vertikal kepada Allah SWT.
Pekerjaan seorang muslim yang
dilandasi keimanan dan dimulai dengan
niat karena Allah akan mempunyai nilai
ibadah disisi Allah. Sebaliknya pekerjaan
yang tidak diniatkan karena Allah tidak
mempunyai nilai apa-apa.
34

Implikasi Iman
Iman

adalah pembenaran dalam


hati, ucapan dengan lidah dan
melakukan dengan perbuatan.
Iman kepada Allah mencakup
iman kepada seluruh firman-Nya.
Apabila seseorang telah beriman
kepada Allah, maka otomatis ia
beriman kepada kitab, malaikat,
rasul-Nya, hari akhirat, serta
qada dan qadar.
35

Iman

kepada Allah menjadi awal dan


pintu masuk kepada iman-iman kepada
yang lainnya itu. Mulutnya akan
senantiasa dihiasi dengan berbagai
ucapan yang memelihara ikatannya
dengan Allah. Misalnya, mengatakan
"insya Allah" untuk ucapan janji,
"masya Allah" jika mendapat
kegagalan dalam usaha. Dan "inna
lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika terkena
musibah atau mendengar ada orang
meninggal dunia.
36

KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM 5


Dalam

al-Quran manusia disebut


antara lain dengan bani Adam
artinya anak cucu/keturunan
Adam (al-Isra 17:70), basyar
artinya makhluk berkulit kasar
atau makhluk dewasa (al-Kahfi
18:110), an-Nas artinya suka
lupa atau harmonis (an-Nas
114:1) dan al-Insan artinya
makhluk yang memiliki roh dan
jasad(QS 76:1)
37

Hubungan Manusia dengan


agama
Agama

adalah kepercayaan kepada Tuhan


dengan melakukan hubungan melalui
upacara, penyembahan, permohonan dan
sikap hidup menurut ajaran agama itu.
Agama (al-Din dalam bahasa Arab) adalah
kepercayaan akan adanya suatu kekuatan
pengatur supranatural yang menciptakan
dan mengendalikan alam semesta
Hubungan manusia dengan agama
dilakukan melalui pembenaran (tasdiq),
ucapan (ikrar) dan perbuatan (amal)
38

Ciri-ciri utama manusia:


Ciptaan

Tuhan yang paling


sempurna karena memiliki
akal dan hati (at-Tin 95:4)
Memiliki potensi (daya atau
kemampuan) untuk beriman
kepada Allah atau beragama.
Diciptakan untuk mengabdi
(ibadah) kepada Allah (azZariyat 51:56).
39

Diciptakan

untuk menjadi
khalifah (pemimpin) di bumi (alBaqarah 2:30).
Memiliki perasaan (cinta) dan
kemauan atau kehendak.
Bertanggung jawab atas segala
perbuatannya.
Berakhlak atau kemauan untuk
berbuat baik.
40

Tanggung jawab Manusia


Tanggung

jawab manusia sebagai


hamba Allah diwujudkan dalam
bentuk ibadah
Tanggung jawab manusia sebagai
khalifah Allah dibuktikan dengan
memakmurkan bumi-Nya
Kebutuhan manusia terhadap agama
untuk kebahagiaan dunia an akhirat

41

42

Anda mungkin juga menyukai