Anda di halaman 1dari 7

Paing

Analisis cerpen "Paing"


SINOPSIS
Tiba di Jakarta ia bekerja di bengkel mebel. Majikannya sangat senang
dengan kejujurannya dan mengajarinya menabung di bank. Setelah 2 tahun ia
sudah membawa anak dan istrinya ke jakarta. Istrinya bekerja di rumah majikannya
sebagai tukang cuci.
Paing memutuskan untuk berhenti dan hidup mandiri. Ia berdagang buah di
pasar tapi suatu hari ia terkena penertiban jalan. Ia tidak putus asa dan kemudia
berjualan nasi uduk di dekat rumah Juragan Bajaj. Saat istrinya melahirkan, Paing
menitipkan warungnya pada temannya. Tapi ternyata ia dikhianati karena saat ia
kembali warungnya sudah berubah.
Paing memikirkan bagaimana nasib keluarganya. Lalu istrinya pergi ke
rumah Tante untuk meminta bantuan dan Paing pun bekerja sebagai tukang kebun
di jakarta Selatan. Istrinya mendengar bahwa gajinya lumayan besar tapi Paing
harus menetap di rumah majikannya.
Kurang dari dua minggu kebunnya sudah indah, Paing lebih dipercaya oleh
Tuannya. Suatu hari, Tuannya menyuruh Paing mengambil uang di Bank. Ia terpana
melihat uang yang ia pegang. Setelah akhir bulan, ia menerima gajinya. Tapi,
gajinya tidak sebesar yang ia harapkan. Paing memutuskan berhenti bekerja dan
ingin kembali berjualan di Pasar.

UNSUR INTRINSIK
1.

Tema

Perjuangan hidup
Perjuangan hidup Paing mencari pekerjaan untuk menafkahi anak dan istri
Paing. Seringkali usaha yang dilakukan Paing gagal jadi Paing harus berjuang untuk
mencari pekerjaan layak dengan cara yang jujur.
2.

Alur
Maju
1) Suatu hari Paing datang ke Jakarta dan bekerja sebagai buruh
2) Setelah 2 tahun, Paing sudah membawa anak dan istrinya ke Jakarta

3) Setelah lama bekerja di mebel Paing memutuskan untuk berhenti bekerja dan
hidup mandiri
4) Paing bekerja di rumah peragawati selama 1 bulan dan mendapat banyak
cobaan
5) Di akhir bulan, Paing memutuskan bekerja di pasar

3.
1.
a.

Penokohan
Paing : Pekerja Keras, Ulet, Sabar
Pekerja Keras

: Ditemukan di Paragraf 7

Sebelum subuh ia pergi ke pasar, mengahadang tengkulak menurunkan


dagangannya ia meyakinkan para tengkulak dan menggelar buah buahan titipan.
b.
Ulet
: Ditemukan di paragraf (69,70,76,77) Dia selalu
bekerja keras untuk melakukan pekerjaan di rumah peragawati meskipun sering
dijauhi pembantu lainnya
c.
Pantang menyerah
: Ditemukan di paragraf (13) dia pantang menyerah
walaupun dagangannya digusur, dan mencari pekerjaan yang baru.
2.

Majikan : Baik hati

a.
Baik Hati
: ditemukan di Paragraf (3,4) Pada waktu Paing bekerja
dirumahnya, Paing di perbolehkan membawa Istri dan anaknya untuk tinggal
dirumahnya
3.

Istri Paing : Suka Menolong, Bijak

a.
Suka Menolong
: Ditemukan di Paragraf (24) sering membantu
paing waktu Paing dalam kesusahan misalkan waktu paing tidak mempunyai
pekerjaan.
b.
Bijak
: Ditemukan Di Paragraf (14) Pada waktu Paing
kesusahan, ia memberikan nasehat kepada Paing yang membuat Paing semangat
Kembali
4.

Tante : Suka menolong

a.
Suka Menolong
: Ditemukan di Paragraf (36,41,42) Pada saat Paing
kesusahan karena tidak mempunyai pekerjaan, Tante memberikan pertolongan
yaitu memberikan pekerjaan di rumah peragawati
5. Peragawati : Licik, Merendahkan derajat orang lain

a.
Licik
: Di temukan di Paragraf (80,81) Pada waktu Gajian,
Peragawati sangat licik, karena dia mengaji Paing yang tidak sepadan dengan
pekerjaanya
b.
Merendahkan : Di Temukan Di Paragraf (52,64,66) Pada waktu Paing pertama
kali datang dirumah Peragawati, Paing sering direndah rendahkan Dibawah
derajatnya.

4.

Latar

Tempat :
bengkel mebel

pasar
para tengkulak
-

: ia sampai di Jakarta nyangkut di bengkel mebel

: sebelum subuh ia pergi ke pasar menghadang


menurunkan dagangan

kamar

rumah juragan bajaj


juragan bajaj

: dikamar itu istrinya juga terus menabung


: lalu esoknya lagi ia berjalan melewati rumah

rumah tante
: di depan rumah itu ia berhenti, pintunya tertutup,
mungkin tante sedang tidak ada di rumah
rumah peragawati
sebesar rumah Peragawati

: seumur hidupnya ia tidak pernah masuk rumah

Waktu:
Tahun demi tahun

Tahun demi tahun ditempuhnya dengan penuh kesadaran meningkatkan diri, tidak
baik terus menerus dirumah orang.

Sebelum subuh

Sebelum subuh ia pergi ke pasar, mengghadang para tengkulak menurunkan


dagangannya.

Tengah malam

Tengah malam isrinya memasak nasi uduk dan lauk pauknya. Juga mengggoreng
tahu, tempe, dan pisang.

Dalam waktu kurang dua minggu

Dalam waktu kurang dua minggu saja kebun sudah berubah indah.
Tanaman serta bunga-bunga memancar segar .

Ketika akhir bulan

ketika akhir bulan semua dikumpulkan dari pembantu sampai sopir. Satu persatu
dipanggil untuk menerima gaji.

Suasana:
Tertekan :

Namun benar kata orang, cobaan selalu menimpa siapa saja. Di pasar jualannya
kena gusur. Ia termasuk pedagang kaki lima yang kena penertiban. Tubuhnya lemas
istrinya pun cemas.

Dalam keadaan kesusahan :

Namun ketika ia akan mulai jualan lagi terkejut bukan main. Tempatnya telah
dikuasai oleh temannya yang semula sangat dipercaya. Bahkan sudah diubah
dengan peralatan yang lebih permanen. Ia telah dikhianati. Marah seperti orang
gila.
-

Dalam keadaan senang

Ketika akhir bulan semua dikumpulkan, dari pembantu sampai sopir. Satu persatu
dipanggil untuk menerima gaji. Saat ia kembali istri dan anak anaknya sangat
senang.
5.

Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu

Orang ketiga serba tahu


Pembuktian: (Paragraf 1) Tiba di Jakarta pertama kali ia nyangkut di bengkel dan
bekerja sebagai buruh harian. Majikannya lekas jatuh simpati karena ia rajin dan
jujur. Ia diajari menabung di sebuah bank. Meski kecil, ia setorkan upahnya tiap
minggu. Benarlah kata teman temanya, ia ulet bagai rotan. Belum dua tahun, ia
sudah memboyong istri dan anaknya dari kampung. Teman temannya melongo,
mengakui tak mampu seberani itu

Penjelasan: dalam cerita tersebut pengarang menceritakan tokoh utama ia,


dikisahkan dari sudut ia. Pengarang sama sekali tidak memasukkan dirinya
sebagai tokoh dalam cerita yang dibuatnya, lalu kalimat teman temannya
melongo, mengakui tak mampu seberani itu menunjukkan bahwa pengarang juga
bebas menceritakan berbagai hal selain tokoh utama ia walaupun hanya sedikit.
Dan juga terdapat kalimat Majikannya lekas jatuh simpati yang menunjukkan
pengarang bebas menulisakan apa yang dirasakan tokoh. Inilah yang disebut sudut
pandang orang ketiga serba tau

6.

Amanat

Jangan menyerah dalam menjalani hidup, cobaan akan selalu ada tapi teruslah
berusaha dan percaya pada pemberi hidup.
"Sabar, Kang. percaya saja pada yang memberi hidup. jangan gampang putus
ada.Namanya saja hidup mandiri, ya beda dengan hidup mengabdi." kata istri Paing

Paing mendapat cobaan dalam hidupnya sehingga ia harus kehilangan pekerjaan


sebanyak dua kali , tapi ia tak menyerah dan tetap berusaha untuk menafkahi
keluarganya dengan cara yang halal
7.

Majas
Personifikasi

"kehangatan merayapi seluruh tubuh Paing.

gairah hidup Paing menjadi menyala kembali

harapan Paing mekar kembali setelah mendapat pekerjaan baru

"sambil berjalan pikiran Paing terus berputar , siapa yang bisa ia datangi
Hiperbola

"hati kecil Paing teraduk aduk setelah tau bahwa gajinya tidak seperti yang ia
bayangkan.

Edan, Lesi besarnya sebesar anak sapi


istri Paing gembira bukan kepalang setelah Paing mendapat pekerjaan
Sinekdok Pars Prototo

"sopir - sopir berebut mengisi perutnya.

Simile

"ia ulet bagai rotan"

UNSUR EKSTRINSIK

Sosial : Orang orang desa yang terlibat urbanisasi yang pindah dari desa
menuju kota dengan memboyong anak istrinya
Keluarga Paing yang sebelumnya tinggal di desa berpindah ke ibukota demi
memperbaiki nasib keluarga.

Budaya:Budaya pesta orang luar negeri yang mempengaruhi peragawati


dan keluarganya
Budaya teler dan mabuk mabukan di rumah peragawati merupakan unsur budaya
pesta orang luar negeri yang negative

Ekonomi: Ekonomi orang orang desa yang rendah yang membuat orang
orang desa pindah ke kota
Paing bekerja keras untuk menafkahi keluarganya , meskipun cobaan membuatnya
kehilangan pekerjaannya Paing tidak menyerah dan terus bekerja demi
menyongsong ekonomi keluarganya.

STRUKTUR CERPEN

JUDUL

Paing

ORIENTASI

Saat tiba di Jakarta, Paing bekerja sebagai buruh harian di bengkel mebel. Belum 2
tahun, ia sudah membawa anak dan istrinya ke Jakarta. Istrinya tinggal di rumah
majikannya sebagai tukang cuci. Pendapatannya untuk anaknya sekolah. Lalu pada
akhirnya suatu hari Paing memutuskan untuk berhenti bekerja dan ingin hidup
mandiri.
Paing akhirnya bekerja sebagai tukang buah, ia menitipkan buahnya pada tengkulak
di pasar.

KONFLIK

Paing mendapat cobaan dagangannya terkena gusur karena ia termasuk pedagang


kaki lima. Paing tidak menyerah, ia mencari ide akan bekerja apa. Lalu ia bekerja
sebagai tukang nasi uduk, dagangannya laku berat. Saat istrinya melahirkan, ia
menitipkan warungnya pada temannya tapi ia dikhianati. Warungnya sudah
berubah, ia berkelahi namun kalah. Istri Paing yang sudah mulai kuat kemudian
pergi meminta bantuan pada Tante dan Paing pun bekerja sebagai tukang kebun.

KLIMAKS

Paing datang ke rumah Peragawati bersama Tante. Untuk bekerja di rumah


Peragawati ia harus tinggal di rumahnya.

Anda mungkin juga menyukai