Cerpen Paing
Cerpen Paing
UNSUR INTRINSIK
1.
Tema
Perjuangan hidup
Perjuangan hidup Paing mencari pekerjaan untuk menafkahi anak dan istri
Paing. Seringkali usaha yang dilakukan Paing gagal jadi Paing harus berjuang untuk
mencari pekerjaan layak dengan cara yang jujur.
2.
Alur
Maju
1) Suatu hari Paing datang ke Jakarta dan bekerja sebagai buruh
2) Setelah 2 tahun, Paing sudah membawa anak dan istrinya ke Jakarta
3) Setelah lama bekerja di mebel Paing memutuskan untuk berhenti bekerja dan
hidup mandiri
4) Paing bekerja di rumah peragawati selama 1 bulan dan mendapat banyak
cobaan
5) Di akhir bulan, Paing memutuskan bekerja di pasar
3.
1.
a.
Penokohan
Paing : Pekerja Keras, Ulet, Sabar
Pekerja Keras
: Ditemukan di Paragraf 7
a.
Baik Hati
: ditemukan di Paragraf (3,4) Pada waktu Paing bekerja
dirumahnya, Paing di perbolehkan membawa Istri dan anaknya untuk tinggal
dirumahnya
3.
a.
Suka Menolong
: Ditemukan di Paragraf (24) sering membantu
paing waktu Paing dalam kesusahan misalkan waktu paing tidak mempunyai
pekerjaan.
b.
Bijak
: Ditemukan Di Paragraf (14) Pada waktu Paing
kesusahan, ia memberikan nasehat kepada Paing yang membuat Paing semangat
Kembali
4.
a.
Suka Menolong
: Ditemukan di Paragraf (36,41,42) Pada saat Paing
kesusahan karena tidak mempunyai pekerjaan, Tante memberikan pertolongan
yaitu memberikan pekerjaan di rumah peragawati
5. Peragawati : Licik, Merendahkan derajat orang lain
a.
Licik
: Di temukan di Paragraf (80,81) Pada waktu Gajian,
Peragawati sangat licik, karena dia mengaji Paing yang tidak sepadan dengan
pekerjaanya
b.
Merendahkan : Di Temukan Di Paragraf (52,64,66) Pada waktu Paing pertama
kali datang dirumah Peragawati, Paing sering direndah rendahkan Dibawah
derajatnya.
4.
Latar
Tempat :
bengkel mebel
pasar
para tengkulak
-
kamar
rumah tante
: di depan rumah itu ia berhenti, pintunya tertutup,
mungkin tante sedang tidak ada di rumah
rumah peragawati
sebesar rumah Peragawati
Waktu:
Tahun demi tahun
Tahun demi tahun ditempuhnya dengan penuh kesadaran meningkatkan diri, tidak
baik terus menerus dirumah orang.
Sebelum subuh
Tengah malam
Tengah malam isrinya memasak nasi uduk dan lauk pauknya. Juga mengggoreng
tahu, tempe, dan pisang.
Dalam waktu kurang dua minggu saja kebun sudah berubah indah.
Tanaman serta bunga-bunga memancar segar .
ketika akhir bulan semua dikumpulkan dari pembantu sampai sopir. Satu persatu
dipanggil untuk menerima gaji.
Suasana:
Tertekan :
Namun benar kata orang, cobaan selalu menimpa siapa saja. Di pasar jualannya
kena gusur. Ia termasuk pedagang kaki lima yang kena penertiban. Tubuhnya lemas
istrinya pun cemas.
Namun ketika ia akan mulai jualan lagi terkejut bukan main. Tempatnya telah
dikuasai oleh temannya yang semula sangat dipercaya. Bahkan sudah diubah
dengan peralatan yang lebih permanen. Ia telah dikhianati. Marah seperti orang
gila.
-
Ketika akhir bulan semua dikumpulkan, dari pembantu sampai sopir. Satu persatu
dipanggil untuk menerima gaji. Saat ia kembali istri dan anak anaknya sangat
senang.
5.
Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu
6.
Amanat
Jangan menyerah dalam menjalani hidup, cobaan akan selalu ada tapi teruslah
berusaha dan percaya pada pemberi hidup.
"Sabar, Kang. percaya saja pada yang memberi hidup. jangan gampang putus
ada.Namanya saja hidup mandiri, ya beda dengan hidup mengabdi." kata istri Paing
Majas
Personifikasi
"sambil berjalan pikiran Paing terus berputar , siapa yang bisa ia datangi
Hiperbola
"hati kecil Paing teraduk aduk setelah tau bahwa gajinya tidak seperti yang ia
bayangkan.
Simile
UNSUR EKSTRINSIK
Sosial : Orang orang desa yang terlibat urbanisasi yang pindah dari desa
menuju kota dengan memboyong anak istrinya
Keluarga Paing yang sebelumnya tinggal di desa berpindah ke ibukota demi
memperbaiki nasib keluarga.
Ekonomi: Ekonomi orang orang desa yang rendah yang membuat orang
orang desa pindah ke kota
Paing bekerja keras untuk menafkahi keluarganya , meskipun cobaan membuatnya
kehilangan pekerjaannya Paing tidak menyerah dan terus bekerja demi
menyongsong ekonomi keluarganya.
STRUKTUR CERPEN
JUDUL
Paing
ORIENTASI
Saat tiba di Jakarta, Paing bekerja sebagai buruh harian di bengkel mebel. Belum 2
tahun, ia sudah membawa anak dan istrinya ke Jakarta. Istrinya tinggal di rumah
majikannya sebagai tukang cuci. Pendapatannya untuk anaknya sekolah. Lalu pada
akhirnya suatu hari Paing memutuskan untuk berhenti bekerja dan ingin hidup
mandiri.
Paing akhirnya bekerja sebagai tukang buah, ia menitipkan buahnya pada tengkulak
di pasar.
KONFLIK
KLIMAKS