PENDAHULUAN
previa.8 Perforasi uterus merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada
tindakan kuretase.7 Insiden terjadinya perforasi uterus berkisar antara 0.4-15%
dalam 1000 kasus aborsi.9 Perforasi uterus terjadi ketika alat yang digunakan
dalam melakukan tindakan kuretase melukai dan membuat lubang pada dinding
uterus. Hal ini akan lebih sering terjadi ketika tindakan kuretase dilakukan selama
kehamilan karena pelunakan dinding rahim. Perforasi uterus dapat mengakibatkan
cedera pada organ internal lainnya.10 Meskipun jarang, perforasi ileus dapat terjadi
akibat perforasi uterus.11
LAPORAN KASUS
Nama
: Ida Mukuan
Umur
: 26 tahun
Pendidikan
: D III
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Siau
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Kr. Protestan
Nama Suami
: Rocky Lamare
Pekerjaan
: PNS
MRS
: 7 Desember 2014
Anamnesis Utama
Keluhan utama : nyeri pada seluruh daerah perut
Riwayat Penyakit Sekarang : nyeri dirasakan di seluruh daerah perut. Nyeri
dirasakan penderita sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan
terus menerus. Nyeri tekan dirasakan pada seluruh daerah perut. Nyeri dirasakan
pada saat inspirasi. Sesak dialami penderita sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit.
Riwayat dikuret 3 hari sebelum masuk rumah sakit ( 3 Desember 2014) di RS.
Siau oleh dokter.
Riwayat penderita minum obat-obatan (misoprostol) tanpa sepengatahuan dokter.
BAK : biasa
BAB :(-) sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat penyakit jantung, hati, ginjal, kencing manis, darah tinggi disangkal
3
penderita.
Anamnesis Ginekologis
Riwayat perkawinan dan kehamilan
Kawin pertama kali , usia saat kawin 24 tahun.
Kehamilan I tahun 2013, laki-laki, secara Sectio Ceasarea di RS. Siloam oleh
dokter.
Kehamilan II abortus tanggal 3 Desember 2014
Riwayat Haid
Menarche umur 14 tahun, lamanya haid 3-4 hari, siklus teratur (28) hari,
banyaknya 3 kali ganti pembalut setiap hari, hari pertama haid terakhir tanggal 28
November2014.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
Respirasi
: 28 x/menit
Suhu
: 370C
Warna kulit
: Sawo matang
Mata
Lidah
: Beslag (-)
Gigi
: Caries (-)
Leher
Dada
Jantung
Paru-paru
Perut
normal
Hati
: Tidak teraba
Limpa
: Tidak teraba
Kelamin
Ekstremitas
Status Lokalis
Abdomen
Inspeksi
: datar
Palpasi
Perkusi
: WD (-)
Auskultasi
Status Ginekologi
Inspeksi
Inspekulo
: fluksus (-), flour (-), vulva/vagina tidak ada kelainan, porsio licin,
erosi (-), Livide (+), OUE tertutup
PD
CUT
Adneksa/Parametrium bilateral
Laboratorium
Hemoglobin
: 11,2 gr%
Leukosit
: 16.200/mm3
Trombosit
: 271.000/mm3
Eritrosit
: 3,8 106 /L
Hematokrit
: 32,7%
GDS
: 92mg/dL
Creatinin
: 0,9 mg/dL
Ureum
: 21 mg/dL
Natrium
: 139 mEq/dL
Kalium
: 3,9 mEq/dL
Chlorida
: 104 mEq/dL
Hasil USG
Resume Masuk
P1A1, 26 tahun MRS tanggal 7 Desember 2014
keluhan utama nyeri di seluruh daerah perut, nyeri terus menerus. Riwayat
kuretase tanggal 3 Desember 2014.
BAK biasa. BAB (-) sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
RPD disangkal
Status praesens :
KU : Cukup
Kes : Compos Mentis
Tanda Vital : T: 110/70 mmHg, N: 88x/menit R: 28X/m, S : 37 0C
Pemeriksaan fisik
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterus -/Perut : datar, nyeri tekan (+), massa (-), WD (-), BU (+) normal
Ginekologi :
Inspeksi
Inspekulo
: fluksus (-), flour (-), vulva/vagina tidak ada kelainan, porsio licin,
erosi (-), Livide (+), OUE tertutup
PD
CUT
Adneksa/Parametrium bilateral
Diagnosa Sementara :
Laporan Operasi
Minggu, 7 Desember 2014
Nama
Diagnosa Pra-Operasi
Diagnosa Post-Operasi
Jenis Operasi
Operator
Assisten operator
bagian bedah di atas meja operasi. Operasi dilanjutkan oleh bagian bedah.
Eksplorasi tampak uterus bekas perforasi di bagian posterior korpus uteri yang
tertutup, perdarahan (-). Dilanjutkan dengan adhesi dan refreshing wound dan
penjahitan primer. Dilakukan pencucian dengan NaCl 0,9% didapatkan laserasi
sigmoid 2,5 cm dilakukan hecting. Dilakukan pencucian kembali dengan NaCl
0,9% sampai yakin bersih. Dipasang drain abdomen. Dinding abdomen dijahit
lapis demi lapis.
Follow Up
Tanggal 9 Desember 2014
Keluhan: Demam (-), Nyeri (+)
KU: Cukup
Kes: CM
N: 92x/m
R: 20x/m
Sb: 36,50C
Pemeriksaan Fisik
Drain
: 500 cc
Diagnosa
Sikap
:
Meropenem 3 x 1 gr
Rencana alih rawat Bedah terapi sesuai Bedah
11.00
Keluhan
KU
: cukup
Kes : CM
9
TD : 100/60mmHg
N: 92x/m
Pemeriksaan Fisik
R: 20x/m
S: 36,50C
Abdomen
Inspeksi : datar, luka operasi terawat, rembesan darah tidak ada,
pus tidak ada, terpasang 2 drain sebelah kanan (serose 400cc/ 24
jam), 1 drain sebelah kiri (serous 100cc/24 jam).
Palpasi : lemas, nyeri tekan (+)
Perkusi : timpani, WD (-)
Auskultasi
Pemeriksaan Ginekologi
Inspeksi
Inspekulo
: Fluksus (+), flour (-), vagina tidak ada kelainan, portio licin, erosi
(-), livide (-), OUE tertutup
Pemeriksaan Dalam : Fluksus (+) sedikit, fluor (-), vulva/vagina tidak ada
kelainan, portio kenyal, nyeri goyang portio (-)
CUT
: tidak menonjol
Diagnosis
Sikap
10
10 Desember 2014
Keluhan: tidak ada
KU: Cukup
Kes: CM
N: 86x/m
R: 20x/m
Sb: 36,50C
Sikap
11 Desember 2014
Keluhan: tidak ada
KU: Cukup
Kes: CM
N: 88x/m
R: 20x/m
Sb: 36,30C
Sikap
11
BAB III
PEMBAHASAN
Kuretase adalah hal yang umum dilakukan pada kasus aborsi, namun ada
beberapa komplikasi yang dapat muncul. Perforasi uterus merupakan kejadian
yang paling berhubungan dengan tindakan kuretase. Pada kasus yang jarang,
selain terjadi perforasi uterus dapat pula terjadi perforasi ileum dan usus besar.
Perforasi uterus dari anamnesis bisa didapatkan adanya nyeri perut. 12 Pada kasus
ini, penderita mengeluh nyeri yang terus-menerus pada seluruh daerah perut.
Selain itu, penderita mengeluh tidak flatus dan tidak BAB. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan yang menyatakan bahwa perforasi dari usus akan menyebabkan
penderita tidak flatus dan tidak BAB.12
Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di seluruh daerah perut.
Dari pemeriksaan penunjang yang dilakukan (USG) didapatkan adanya massa
komplex di corpus uteri yang berhubungan dengan kavum uteri. Hasil ini
diinterpretasikan dengan suspek perforasi uterus. Dari anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien ini dapat didiagnosis dengan perforasi
uterus. Adanya perforasi uterus didukung dengan penemuan saat dilakukan
laparatomi eksplorasi dimana didapatkan bekas perforasi pada belakang korpus
uterus dextra yang telah tertutup.
Pengobatan perforasi uterus tergantung pada jumlah perdarahan eksterna
maunpun interna, lokasi dan ukuran cedera, serta kemungkinan terjadinya trauma
viseral.13 Pada kebanyakan kasus, perforasi uterus akibat kuretase jarang
membutuhkan perbaikan pembedahan, karena uterus akan berusaha untuk
menyembuhkan dirinya sendiri dengan menutup luka bekas perforasi. 10,13 Perforasi
sederhana oleh sonde biasanya dapat diatasi dengan observasi ketat di rumah
sakit.13 Bila ada bukti perdarahan internal terus menerus atau kerusakan usus serta
adanya akut abdomen, maka laparatomi eksplorasi harus dilakukan untuk
mengadakan perbaikan yang tepat.13,14
penderita mengeluh nyeri perut yang terus menerus di seluruh lapang perut.
12
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Prawirohardjo; 2010.
A
B
B
Stoppler MC. Dilation and Curretage. 2014. Diunduh dari:
http://www.emedicinehealth.com/dilation_and_curettage_dandc/page2_em
.htm
1
Bacon JL. Diagnostic Dilation and Curretage. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1848239overview#showall
8. A
9. Sangam PS, Jayakumar NM, Yaliwal LV. Uterine Perforation with
Omental Prolapse in a case of Unsafe Abortion. Asian Jurnal of Medical
Sciences. 2011; 145-7.
10. Stovall D. Patient Information: Dilation and Curretage. 2013. Diunduh
dari: http://www.uptodate.com/contents/dilation-and-curettage-dand-c-beyond-the-basics
11. Sherigar JM. Uterine Perforation with Subtotal Small Bowel Prolapse A
Rare Complication of Dilatation and Curretage. South India. 2005.
12. Rani A. A Case of Uterine And Rectal Perforation in Septic Abortion
Caused by Untrained Personnel at Peripheral Center. Case study and Case
Report 2014; (4)3: 110-7.
13. Taber B. Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran;2005.
14. Kate V. Exploratory Laparotomy. 2013. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1829835overview#showall
13