PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini sering terjadi berbagai masalah kesehatan dan ekonomi pada
masyarakat Indonesia, sehingga Angka Kematian dan Kesakitan Ibu ( AKI ) dan
Angka Kematian Bayi ( AKB ) di Indonesia semakin meningkat. Untuk mengatasi
hal tersebut pemerintah mengupayakan keluarga berencana ( KB ) yang
merupakan
program
nasional
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan,
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Sterilisasi adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara
mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan) atau saluran sperma
(pada lelaki). Kontrasepsi Mantap (Kontap) Wanita atau merupakan metode
sterilisasi pada wanita dikenal dengan MOW atau tubektomi.3
Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterine
dengan penutupan tuba uterine dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan
keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup. Tubektomi ialah tindakan
yang dilakukan pada kedua tuba falloppi wanita yang mengakibatkan seseorang
tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi. Sterilisasi
adalah metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang
memang tidak ingin atau boleh memiliki anak (karena alasan kesehatan). 4
MOW ( Metode operasi wanita) / tubektomi adalah tindakan penutupan
terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak
dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan
sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kahamilan.3,4
operasinya tanpa dibantu anastesi umum dengan hanya membuat insisi kecil dan
tidak perlu dirawat di rawat di rumah sakit. Secara umum tujuan dari tubektomi
adalah menghambat perjalanan sel telur peerempuan agar tidak dibuahi sperma.
Metode dengan cara operasi tersebut telah dikenal sejak zaman dahulu.
Hippocrates menyebut bahwa tindakan itu dilakukan terhadap orang penyakit
jiwa. Dahulu vasektomi pada pria diselenggarakan sebagai hukuman, misalnya
pada mereka yang melakukan pemerkosaan. Sekarang tubektomi dan vasektomi
dilakukan secara sukarela dalam rangka keluarga berencana.5
Dahulu tubektomi dilakukan dengan jalan laparatomi atau pembedahan
vaginal. Sekarang dengan alat- alat teknik baru, tindakan ini diselenggarakan
secara lebih ringan dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Dalam tahun tahun terakhir ini tubektomi telah menjadi bagian yang
penting dalam pogran keluarga berencana di banyak negara di dunia. Di indonesia
sejak tahun 1974 telah berdiri perkumpulan yang sekarang bernama Perkumpulan
Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI), yang membina perkembangan metode
dengan operasi (M.O) atau kontrasepsi mantap secara sukarela, tetapi secara resmi
tubektomi tidak masuk kedalam program nasional keluarga berencana di
Indonesia.4
2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Tubektomi
2.3.1 Kelebihan dari Tubektomi
Adapun kelebihan dari tubektomi adalah sebagai berikut :
1.
Efektifitas hampir 100%.
Indeks efektivitas sterilisasi (disebut indeks mutiara) adalah 0.5 1. Nilai ini
menunjukkan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan pada 100 wanita
yang menggunakan metode kontrasepsi itu selama setahun. Artinya, hanya ada
satu kehamilan yang tidak diinginkan per 1000-2000 wanita yang telah
disterilisasi. Pada kasus yang sangat jarang terjadi itu, tuba falopi wanita kembali
menyambung setelah dipotong atau ditutup.
2. Tidak mempengaruhi libido seksualis.
3.
Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.4
Adapun kelebihan dari tubektomi adalah sebagai berikut :
1. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaaan ).
2. Tidak mempengaruhi proses menyusui(breastfeeding).
3. Tidak bergantung pada factor senggama.
4. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius.
5. Pembedahan sederhana,dapat dilakukan anastesi local.
6. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
7. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada afek pada produksi
hormon ovarium ). 5
Adapun kelebihan dari Kontap dibandingkan kontrasepsi yang lain adalah:
1. Lebih Aman ( keluhan lebih sedikit )
2. Lebih Praktis ( hanya memerlukan satu kali tindakan )
3. Lebih Efektif ( tingkat kegagalan sangat kecil )
2.3.2 Kekurangan dari Tubektomi
Adapun kekurangan dari tubektomi adalah sebagai berikut :
1. Risiko dan efek samping pembedahan.
Risiko sterilisasi, seperti halnya operasi lainnya, terutama berkaitan dengan
anestesi. Ahli bedah juga dapat tanpa sengaja merusak ligamen peritoneal
selama operasi. Jika ligamen peritoneal rusak, produksi hormon pada ovarium
menurun dan menopause bisa dimulai dini. Potensi komplikasi lainnya (sangat
jarang) adalah kehamilan ektopik dan gangguan menstruasi
2. Kadang-kadang sedikit merasakan nyeri pada saat operasi.
3. Infeksi mungkin saja terjadi,bila prosedur operasi tidak benar.
4. Kesuburan sulit kembali
Karena
metode
tubektomi
merupakan
kontrasepsi
permanen,sebelum
5. Datang ke klinik tempat operasi tepat pada waktunya ditemani oleh suami atau
anggota keluarga, langsung segera melapor ke petugas.
Akseptor telah selesai menjalani pemasangan kontap wanita / MOW harus
melakukan hal sebagai berikut :
1. Istirahat secukupnya
2. Minumlah obat sesuai dengan anjuran
3. 7 hari setelah pemasangan tidak bekerja berat, kemudian secara bertahap
boleh bekerja seperti biasa
4. Perawatan luka , bekas luka operasi harus selalu bersih dan kering
5. Kalau ada keluhan, muntah yang hebat, nyeri perut, sesak napas,
pendarahan, demam, segera kembali ke tempat pelayanan terdekat
6. Persetubuhan boleh dilakukan setelah 1 minggu ( setelah luka kering )
7. Kontrol untuk pemeriksaan diri setelah 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, dan
setahun, atau bila ada keluhan.
2.7 Langkah-langkah Tubektomi
Secara umum ada dua langkah tindakan dalam tubektomi, yaitu :
I. Tindakan pendahuluan guna penutupan tuba
Tindakan pendahuluan guna penutupan tuba atau tindakan mencapai tuba
dapat dilakukan dengan cara :
a. Laparatomi
Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus guna tubektomi.
Disini penutupan tuba di jalankan sebagai tindakan tambahan apabila wanita yang
bersangkutan perlu dibedah untuk keperluan lain. Misalnya pada wanita yang
perlu di seksio sesarea, kadang- kadang tuba kanan dan kiri di tutup apabila tidak
diinginkan bahwa ia hamil lagi.
b. Laparatomi post partum
Laparatomi ini dilakukan satu hari postpartum. Keuntungannya ialah
waktu perawatan perawatan nifas sekaligus dapat digunakan untuk perawatan
pascaoperasi, dan karna uterus masih besar, cukup dilakukan sayatan kecil dekat
fundus uteri untuk mencapai tuba kanan dan kiri. Sayatan yang dilakukan dengan
panjang sayatan semi lunar ( bulan sabit) digaris tengah distal dari pusat dengan
panjang kurang lebih 3 cm dan penutupan tuba biasanya diselenggarakan dengan
cara Pomeroy.
c.
Minilaparotomi
Laparatomi mini dilakukan dalam masa interval. Sayatan dibuat di garis
Cara madlener
Bagian tengah dari tuba di angkat dengan cunam Pean, sehingga terbentuk suatu
lipatan terbuka. Kemudian, dasar dari lipatan tersebut di jepit dengan cunam kuatkuat, dan selanjutnya dasar itu di ikat dengan benang yang tidak dapat di serap.
Pada cara ini tidak dilakukan pemotongan tuba. Sekarang cara Madlener tidak
dilakukan lagi karena angka kegagalannya relatif tinggi, yaitu 1 % sampai 3%.
Cara Pomeroy
Cara pemoroy banyak dilakukan. Cara ini dilakukan dengan mengangkat bagian
tengah tuba sehingga membentuk suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya diikat
dengan benang yang dapat diserap, tuba di atas dasar itu di potong. Setelah
benang pengikat di serap, maka ujung- ujung tuba terpisah satu sama lain. Angka
kegagalan berkisar antara 0 0,4%.
Cara irving
Pada cara ini tuba dipotong di antara dua ikatan benang yang dapat di serap, ujung
proksimal dari tuba di tanamkan ke dalam miometrium, sedangkan ujung distal di
tanamkan ke dalam ligamentum latum.
Cara aldrige
Peritoneum dari ligamentum di buka dan kemudian tuba bagian distal bersamasama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum latum.
Cara uchida
Pada cara ini tuba di tarik keluar abdomen melalui suatu insisi kecil
(minilaparatomi) di atas simpisis pubis. Kemudian di daerah ampula tuba di
lakukan suntikan dengan larutan adrenalin dalam air garam dibawah serosa tuba.
Akibat suntikan ini, mesosapling di daerah tersebut mengembung. Lalu, dibuat
sayatan kecil di daerah yang kembung tersebut,. Serosa di bebaskan dari tuba
sepanjang kira- kira 4- 5 cm, tubadi cari dan setelah di temukan di jepit, diikat,
lalu di gunting. Ujung tuba yang proksimal akan tertanam dengan sendirinya di
bawah serosa, sedangkan ujung tuba yang distal di biarkan berada di luar serosa.
Luka sayatan di jahit secara kantong tembakau. Angka kegagalan cara ini adalah
0.
Cara kroener
Bagian fimbria dari tuba di keluarkan dari lobang operasi. Suatu ikatan dengan
benang sutera di buat melalui bagian mesosalping di bawah fimbria. Jahitan ini
diikat 2 kali, satu mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi tuba sebelah
proksimal dari jahitan sebelumnya. Seluruh fimbria di potong. Setelah pasti tidak
ada pendarahan, maka tuba dikembalikan ke dalam rongga perut. Teknik ini
banyak yang di gunakan. Keuntungan cara ini antara lain ialah sangat kecil
kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum. Angka kegagalan
0,19%.
Pemasangan Klip
Klip Filshine mempunyai keuntungan dapat digunakan pada tuba yang edema.
Klip Huka-Clemens digunakan dengan cara menjepit tuba. Oleh karena tidak
memperpendek panjang tuba maka rekanalisasi lebih mungkin dikerjakan.
Elektro koagulasi dan pemutusan tuba
Cara ini dahulu banyak dikerjakan pada tubektomi laparaskopi. Dengan
memasukkan grasping forceps melalui laparoskop, tuba fallopi dijepit kurang
lebih 2 cm dari koruna kemudian diangkat menjauhi uterus dan alat-alat panggul
lainnya.
Minilaparotomi Interval :
Konseling prabedah
Persiapan prabedah
Pakai pakaian kama operasi topi dan masker,pakai sarung tangan steril
Mencapai tuba
Memotong tuba
Dekontaminasi
b.
Minilaparotomi Pascapersalinan :
Konseling Prabedah
Menjelaskan proses operasi.
Persiapan Prabedah
Mencapai Tuba
Tindakan Pascabedah
Dekontaminasi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sterilisasi Post Partum adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan
dengan cara mengikat atau memotong saluran telur, atau merupakan metode
sterilisasi pada wanita dikenal dengan MOW atau tubektomi.
MOW ( Metode Operasi Wanita ) atau tubektomi merupakan tindakan medis
berupa penutupan tuba uterine yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati
sel telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki
sehingga tidak terjadi kahamilan dalam jangka panjang sampai seumur hidup. Ada
dua langkah tindakan penting dalam tubektomi yaitu tindakan pendahuluan
mencapai tuba fallopi dan penutupan tuba fallopi.
Adapun keuntungan tubektomi adalah lebih aman, efektifitas hampir 100%,
tidak mempengaruhi libido seksualis dan kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartanto, Hanafi. 2004. KB dan Kontrasepsi. Sinar Harapan : Jakarta
2. CDC. Contraceptive use among postpartum women 12 states and New
York City, 2004-2006.MMWR 2009;58:821-6
3. Sulistiawati w.Kontrasepsi post partum. Universitas Sumatera Utara.
Medan. 2011
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta. 2008.
5. Meilani, Niken. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Fitrah Maya :
Yogyakarta