PENDAHULUAN
Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal
(ter) dengan bau khas, yang menunjukkan perdarahan saluran cerna bagian
atas (upper gastrointestinal tract). Warna melena yang hitam terjadi akibat
kontak
darah
dengan
asam
hidroklorida
sehingga
terbentuk
lebih
cenderung
menjadi
perdarahan.Riwayat
perdarahan
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang pasien NS, laki-laki, 79 tahun, menikah, suku Minahasa,
pensiunan, alamat Sario Kota Baru, masuk rumah sakit RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado pada tanggal 12 Agustus 2015 dengan keluhan utama
BAB bercampur darah hitam encer sejak 1 hari SMRS.
Pada anamnesa didapatkan pasien mengeluh BAB bercampur darah
hitam seperti kopi kurang lebih 1 hari SMRS, lendir (-), konsistensi cair, dan
sebanyak 3 kali. Sebelumnya pasien mengaku riwayat penyakit maag
sejak 4 tahun yang lalu, nyeri ulu hati dirasakan seperti ditusuk-tusuk jarum,
perih dan sakit saat perut kosong. Pasien tidak nafsu makan, mual (+) dan
muntah (+) , frekuensi 2x, isi cairan dan makanan, volume 1 gelas aqua
dan perut terasa kembung. Pasien juga mengaku pola makan tidak teratur ,
suka makan gohu, buah mangga dan rujak. BAK tidak ada keluhan. Riwayat
penyakit dahulu, hipertensi (+) tidak terkontrol kurang lebih 15 tahun,
diabetes tipe 2, kolesterol, asamurat, penyakit jantung, ginjal, dan liver
disangkal penderita.Di keluarga, hanya pasien yang sakit seperti ini.Riwayat
merokok (+) dan alkohol (+).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, dengan kesadaraan compos mentis. Tekanan darah 140/70 mmHg,
frekuensi nadi 70 x/menit, reguler, isi cukup, akral hangat, frekuensi
pernapasan 24 x/menit, suhu badan aksila 36,2oC. Berat badan 95 kg, tinggi
170 cm, indeks massa tubuh (IMT) 32,9 kg/m2. Pada pemeriksaan kepala
tidak didapatkan konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik.Pada leher
tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, trakea letak tengah,
jugular venous pressure (JVP) 5+0 cmH2O.
Pada pemeriksaan thoraks didapatkan pergerakan dinding dada
simetris, fremitus kiri sama dengan kanan, sonor di kedua lapangan paru,
suara pernapasan vesikuler, tidak terdapat ronkhi dan wheezing. Pada
pemeriksaan jantung didapatkan batas jantung kanan di sela iga IV linea
sternalis dekstra, batas jantung kiri di sela iga V linea midklavikularis
3
(+), hepar dan lien tidak teraba.Pada ekstremitas akral hangat, edema tidak
ada, CRT < 3 detik.
Terapi pasien ini IVFD NACL 0,9 20 gtt/m, ceftriaxone 2x1g IV,
omeprazole 2x40mg IV, sukralfat 4x2 cth, asam traneksamat 2x1 500mg,
kandesartan 8mg 0-0-, simvastatin 1x120 mg 0-0-1. Diet lambung II +
mertigo 3x1 tab.
Hari keempat perawatan, pasien meminta pulang paksa.
BAB III
PEMBAHASAN
Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal,
dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan perdarahan saluran
pencernaan atas serta dicernanya darah pada usus halus.Perdarahan saluran
cerna bagian atas didefinisikan sebagai perdarahanyang terjadi di sebelah
proksimal ligamentum Treitz pada duodenum distal.Sebagian besar
perdarahan saluran cerna bagian atasterjadi sebagai akibatpenyakit ulkus
peptikum (PUD, peptic ulcer disease) (yang disebabkan oleh H.Pylori atau
penggunaan obat-obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) ataualkohol).
Robekan Mallory-Weiss, varises esofagus, dan gastritis merupakanpenyebab
perdarahan saluran cerna bahagian atas yang jarang.4
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium yang telah dilakukan, maka pasien didiagnosa dengan Melena
et causa Peptic Ulcer Bleeding, hipertensi, dislipidemia, susp. aneurisma
aorta.
Adanya
riwayat
dyspepsia
memperberat
dugaan
ulkus
yang
awalnya
tidak
berdarah
lebih
kearah
Mallory-
Weiss.Konsumsi alkohol berlebihan mengarahkan dugaan ke gastritis (3040%), penyakit ulkus peptikum (30-40%), atau kadang-kadang varises.
Perdarahan yang berat disertai adanya bekuan dan pengobatan syok
refrakter meningkatkan kemungkinan varises.2
Berdasarkan anamnesis, pada kasus ini terdapat tanda-tanda fisik dan
kebiasaan buruk pada pasien yang dapat mengarahkan diagnosa pada
Melena et causa PUB yaitu BAB berwarna hitam seperti kopi, encer, mual,
muntah, nyeri ulu hati, pernah mengalami riwayat penyakit maag
sebelumnya, serta terdapat riwayat pola makan tidak teratur , suka makan
gohu, buah mangga dan rujak.
7
prosedur
diagnostik
ini
perlu
dilakukan
beberapa
SCBA
pasien
yang
dianggap memadai,pasien
stabil
setelah
pemeriksaan
terapi lanjutan atau persiapan endoskopi. Untuk pasienpasien risiko tinggi perlu tindakan lebih agresif seperti:
- Pemasangan IV line paling sedikit 2 dengan jarum(kateter) yang besar
minimal no18. Hal ini penting untuk keperluan transfusi. Dianjurkan
pemasangan CVP
- Oksigen sungkup/ kanula.Bila ada gangguan A-B perlu dipasang ETT
- Mencatat intake output,harus dipasang kateter urine
- Memonitor Tekanan darah, nadi,saturasi oksigen dan keadaan lainnya
sesuai
dengan komorbid yang ada.
- Melakukan bilas lambung agar mempermudah dalam tindakan endoskopi
10
11
DAFTAR PUSTAKA
1. DU Almi. Hematemesis Melena Et Causa Gastritis Erosif Dengan
Riwayat Penggunaan Obat NSAID Pada Pasien Laki-Laki Lanjut Usia.
Medula, Volum 1, Nomor 1, September 2013. Universitas Lampung;
Lampung.
2. Adi Pangestu. Pengelolaan Pendarahan Saluran Cerna Bagian Atas.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid I. Interna
Publishing, 2009.
3. Mukti AA. Refarat Hematemesis Melena. Universitas Sumatera Utara,
2013.
4. Ponijan AP. Proporsi Dan Karakteristik Penyebab Pendarahan Saluran
Cerna Bahagian Atas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Endoskopi Di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara,
2011.
5. Djumhana A. Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas. Universitas
Padjajaran,2011.
6. Gralnek IA, Barkun AN, Bardou M. Management of Acute Bleeding
From A Peptic Ulcer. N eng J Med August 2008.
7. Chang HY, Zhou M, Tang Wenze, Alexander GC, Sigh S. Risk of
Gastrointestinal Bleeding Associated With Oral Anticoagulant:
Population Based Retrospective Cohort Study. BMJ 2015:50hl585.
8. Fransiscus Ari. Manfaat Terapi Bilas Lambung Pada Pasien dengan
Pendarahan Saluran Cerna Bagian Atas. Universitas Indonesia, 2014.
9. Radaelli F, Dentali F, Repici A, Arnaldo A, Paggi S, Rondonotti,
Dumonceau JM. Management of Anticoagulantion In Patient With
acute Gastrointestinal Bleeeding. Digestive And Liver Disease
47(2015) 621-627.
10. Chan FKL, Ching JYL, Hung LCT, Wong VWS, Leung VKS, Kung
13