Anda di halaman 1dari 18

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

2.8
GERIATRI
BAB I
PENDAHULUAN

208

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

PENGKAJIAN GERIATRI PARIPURNA


COMPREHENSIVE GERIATRIC
ASSESSMENT (CGA)
Pendekatan dalam evaluasi medis bagi pasien berusia lanjut (berusia 60 tahun atau lebih)
berbeda dengan pasien dewasa muda. Pasien geriatri memiliki karakteristik multipatalogi,
daya cadangan faali yang rendah, gejala dan tanda klinis yang menyimpang, menurunnya
status fungsional, dan gangguan nutrisi. Selain itu, kondisi medis kadangkala kurang
dramatis dan lebih lambat timbulnya.
Karakteristik pasien geriatri yang pertama adalah multipatologi, yaitu pada satu
pasien terdapat lebih dan satu penyakit yang umumnya bersifat kronik degeneratif. Kedua
adalah menurunnya daya cadangan faali, yang menyebabkan pasien amat mudah jatuh
dalam kondisi gagal pulih (failure to thrive). Hal ini terjadi akibat penurunan fungsi
berbagai organ atau sistem organ sesuai dengan bertambahnya usia, yang walaupun normal
untuk usianya namun menandakan menipisnya daya cadangan faali. Ketiga adalah
penyimpangan gejala dan tanda penyakit dari yang klasik, misalnya pada pneumonia
mungkin tidak akan dijumpai gejala seperti batuk, demam, dan sesak, melainkan terdapat
perubahan kesadaran atau jatuh. Keempat adalah terganggunya status fungsional pasien
geriatri. Status fungsional adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Status fungsional menggambarkan kemampuan umum seseorang
dalam memerankan fungsinya sebagai manusia yang mandiri, sekaligus menggambarkan
kesehatan secara umum. Kelima adalah adanya gangguan nutrisi, gizi kurang,atau gizi
buruk. Gangguan nutrisi mi secara langsung akan mempengaruhi proses penyembuhan dan
pemulihan.
Jika karena sesuatu hal pasien geriatri mengalami kondisi akut seperti pneumonia
pasien geriatri juga seringkali muncul dengan gangguan fungsi kognitif, depresi,instabilitas,
imobilisasi, dan inkontinensia (sindrom geriatri). Kondisi tersebut semakin kompleks jika
secara psikososial terdapat hendaya seperti pengabaian (neglected) atau kemiskinan
(masalah finansial). Berdasarkan uraian di atas tidak dapat disangkal lagi bahwa
pendekatan dalam evaluasi medis bagi pasien geriatri harus bersifat holistik atau paripurna
yang tidak semata-mata dan sisi bio-psiko-sosial saja, namun juga harus senantiasa
memperhatikan aspek kuratif, rehabilitatif, promotif, dan preventif. Komponen dari
pengkajian paripurna pasien meliputi status fungsional, status kognitif, status emosional,
dan status nutrisi. Selain itu, anamnesis yang dilakukan adalah anamnesis sistem organ
yang aktif ditanyakan oleh dokter (mengingat seringkali pasien geriatri memiliki hambatan
dalam menyampaikan keluhan atau tidak menganggap hal tersebut sebagai keluhan) dan
pemeriksaan fisik lengkap yang mencakup pula pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan
muskuloskeletal.
STATUS FUNGSIONAL
Pendekatan yang dilakukan untuk menyembuhkan kondisi akut pasien geriatri tidak akam
cukup untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Meskipun kondisi akutnya sudah
teratasi, tetapi pasien tetap tidak dapat dipulangkan karena belum mampu duduk, apalagi
berdiri dan berjalan, pasien belum mampu makan dan minum membersihkan diri tanpa
bantuan. Pengkajian status fungsional untuk mengatasi berbagai hendaya menjadi penting,
bahkan seringkali menjadi prioritas penyelesaian masalah. Nilai dan kebanyakan intervensi
medis pada orang usia lanjut dapat dan pengaruhnya pada kemandirian atau status
209

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

fungsionalnya. Kegagalan mengatasi hendaya maupun gejala yang muncul akan


mengakibatkan kegagalan pengobatan secara keseluruhan.
Mengkaji status fungsional seseorang berarti melakukan pemeriksaan dengan
instrumen tertentu untuk membuat penilaian menjadi obyektif, antara lain dengan indeks
aktivitas kehidupan sehari-hari (activity of daily living/ADL) Barthel dan Katz. Pasien
dengan status fungsional tertentu akan memerlukan berbagai program untuk memperbaiki
status fungsionalnya agar kondisi kesehatan kembali pulih mempersingkat lama rawat,
meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan pasien.
STATUS KOGNITIF
Pada pasien geriatri, peran dan aspek selain fisik justru terlihat lebih menonjol terutama
saat mereka sakit. Faal kognitif yang paling sering terganggu pada pasien geriatri yang
dirawat inap karena penyakit akut antara lain memori segera dan jangka pendek, persepsi,
proses pikir, dan fungsi eksekutif. Gangguan tersebut dapat menyulitkan dokter dalam
pengambilan data anamnesis, demikian pula dalam pengobatan dan tindak lanjut adanya
gangguan kognitif tentu akan mempengaruhi kepatuhan dan kemampuan pasien untuk
melaksanakan program yang telah direncanakan sehingga pada akhirnya pengelolaan secara
keseluruhan akan terganggu juga.
Gangguan faal kognitif bisa ditemukan pada derajat ringan (mild cognitive
impairment/MCI dan vascular cognitive impairment/VCI) maupun yang lebih berat
(demensia ringan, sedang, dan berat). Hal tersebut tentunya memerlukan pendekatan
diagnosis dan terapeutik tersendiri. Penapisan adanya gangguan faal kognitif secara
obyektif antara lain dapat dilakukan dengan pemeriksaan neuropsikiatrik seperti
Abbreviated Mental Test, the Mini-Mental State Examination (MMSE), the Global
Deterioration Scale (GDS), dan the Clinical Dementia Ratings (CDR).
STATUS EMOSIONAL
Kondisi psikologik, seperti gangguan penyesuaian dan depresi, juga dapat mempengaruhi
hasil pengelolaan. Pasien yang depresi akan sulit untuk diajak bekerja sama dalam
kerangka pengelolaan secara terpadu. Pasien cenderung bersikap pasif atau apatis terhadap
berbagai program pengobatan yang akan diterapkan. Hal ini tentu akan menyulitkan dokter
dan paramedik untuk mengikuti dan mematuhi berbagai modalitas yang diberikan.
Keinginan bunuh diri secara langsung maupun tidak, cepat atau lambat akan mengancam
proses penyembuhan dan pemulihan.
Instrumen untuk mengkaji status emosional pasien misalnya Geriatric Depression
Scale (GDS) yang terdiri atas 15 atau 30 pertanyaan. Instrumen ini bertujuan untuk menapis
adanya gangguan depresi atau gangguan penyesuaian. Pendekatan secara profesional
dengan bantuan psikiater amat diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti.
STATUS NUTRISI
Masalah gizi merupakan masalah lain yang mutlak harus dikaji pada seorang pasien
gangguan nutrisi akan mempengaruhi status imun dan keadaan umum pasien. adanya
gangguan nutrisi seringkali terabaikan mengingat gejala awal seperti asupan makanan
disangka sebagai kondisi normal yang terjadi pada pasien geriatri. Sampai kondisi status
gizi turun menjadi gizi buruk baru tersadar bahwa memang ada masalah di bidang gizi.
Pada saat tersebut biasanya sudah atau setidaknya akan amat sulit menyusun program untuk
mengobati situasi gizi buruk.

210

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

Pengkajian status nutrisi dapat dilakukan dengan anamnesis gizi (anamnesis


Pemeriksaan antropometnik, maupun biokimiawi. Dari anamnesis harus dapat dinilai
berapa kilokalori energi, berapa gram protein, dan berapa gram lemak yang dikonsumsi
pasien. Juga perlu dievaluasi berapa gram serat dan mililiter cairan yang dikonsumsi.
Jumlah vitamin dan mineral biasanya dilihat secara lebih spesifik sehingga memerlukan
perangkat instrumen lain dengan bantuan seorang ahli gizi.Pemeriksaan antropometrik yang
lazim dilakukan adalah pengukuran indeks massa tubuh dengan memperhatikan perubahan
tinggi tubuh dibandingkan saat usia dewasa muda. Rumus tinggi lutut yang disesuaikan
dengan ras Asia dapat dipakai untuk kalkulasi tinggi badan orang usia lanjut. Pada
pemeriksaan penunjang dapat diperiksa hemoglobin dan kadar albumin plasma untuk
menilai status nutnisi biokimiawi.
Intrumen untuk mengkaji status fungsional, kognitif, dan emosional dapat dilihat pada
lampiran.

211

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

LAMPIRAN I
INDEKS AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI BARTHEL (AKS BARTHEL)
No

Fungsi

Mengendalikan rangsang
pembuangan tinja

Mengendalikan rangsang
berkemih

Skor

Keterangan

0
1
2
0
1

Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)


Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)
Terkendali teratur
Tak terkendali atau pakai kateter
Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/ 24
jam)
Mandiri
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri

2
3
4

Membersihkan diri (seka


muka, sisir rambut, sikat
gigi)
Pengguanaan jamban, masuk
dan keluar (melepaskan,
memakai celana,
membersihkan, menyiram)

Makan

Berubah sikap dari berbaring


ke duduk

Berpindah / berjalan

Memakai baju

Naik turun tangga

10

Mandi

0
1
0
1
2
0
1
2
0
1
2
3
0
1
2
3
0
1
2
0
1
2
0
1

Tegantung pertolongan orang lain


Perlu pertolongan orang lain beberapa
kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri
beberapa kegiatan yang lain
Mandiri
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2
orang)
Bantuan minimal 1 orang
Mandiri
Tidak mampu
Bisa (pindah) dengan kursi roda
Berjalan dengan bantuan 1 orang
Mandiri
Tidak mampu
Sebagian di bantu (misalnya mengancing
baju)
Mandiri
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
Tergantung orang lain
Mandiri

TOTAL SKOR
Keterangan : Skor AKS BARTHEL
20
: Mandiri
12-19
: Ketergantungan rigan
9 11
: Ketergantungan sedang

212

58
04

: Ketergantungan berat
: Ketegantungan total

Nilai
Skor

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

LAMPIRAN 2

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)


Status mental
Umur ........................ Tahun
Waktu jam/ sekarang ...................
Alamat tempat tinggal .................
Tahun ini......................
Saat ini berada dimana ..................
Mengenali orang lain (dokter,perawat,penanya)
Tahun kemerdekaan RI
Nama Presiden RI
Tahun kelahiran pasien atau nama anak terakhir ........
Menghitung terbalik (20-1) ..........................

K. Perasaan hati (afeksi)

Total skor :
( diisi oleh Petugas )
Keterangan :
Skor AMT
0.3
4.7
8-10

213

: Ganguan ingatan berat


: Ganguan ingatan sedang
: Normal

Nilai
0. salah
0. salah
0. salah
0. salah
0. salah
0. salah
0. salah
0. salah
0. salah
0. salah

A. Baik
C. Depresi
E. Cemas

1. Benar
1. Benar
1. Benar
1. Benar
1. Benar
1. Benar
1. Benar
1. Benar
1. Benar
1. Benar
B. Labil
D. Gelisah

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

LAMPIRAN 3
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nama responden :
Umur responden :
Pendidikan
:
Nilai
Maksimum

Nama pewawancara :
Tanggal wawancara :
Jam mulai
:
Nilai
Minimum

ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa ?
Sekarang kita berada dimana ?( Nama rumah sakit, Instansi, jalan,
nomor rumah,kota, kabupaten, propinsi )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda , misalnya : satu detik
untuk tiap benda. Kemudian mintalah responden mengulang ketiga
nama benda tersebut .
Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih salah ulangi
penyebutan ketiga nama benda tersebut sampai responden dapat
mengatakannya dengan benar :
(bola, kursi , sepatu )
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah : .............kali
ATENSI DAN KALKUKASI
Hitunglah berturut turut selang 7 angka mulai angka 100 ke bawah.
Berhenti setelah 5 kali hitungan ( 93, -86,-79,-72,-65 ).
kemungkinan lain, ejalah kata dengan 5 huruf, misalnya DUNIA dari
akhir ke awal / dari kanan kekiri : AINUD
satu (1) nilai untuk tiap jawaban yang benar.
MENGINGAT
Tanyakan kembali ketiga nama benda yang telah disebut diatas . berikan
nilai satu (1) untuk tiap jawaban yang benar.
BAHASA
a. Apakah nama benda ini ? Perlihatkan pensil dan arloji ( 2 nilai )
b. Ulangi kalimat berikut : JIKA TIDAK, DAN ATAU TAPI (1 nilai )
c. Laksanakan 3 buah perintah ini : peganglah selembar kertas dengan
tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkan di
lantai.
( 3 nilai )
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut : PEJAMKAN MATA
ANDA
( 1 nilai )
e. Tulislah sebuah kalimat

( 1 nilai )

f. Tirulah gambar ini

( 1 nilai )

Tandaialah tingkat kesadaran responden pada garis absis dibawah ini


dengan huruf X
Jumlah
Nilai

)
SADAR SOMNOLEN STUPOR KOMA
Jam selesai
:
Tempat wawancara :

214

Geriatri
Panduan Pelayanan Medik PAPDI
Lembar Lampiran MMSE (BAHASA) :

BACALAH DAN LAKSANAKANLAH PERINTAH BERIKUT : PEJAMKAN MATA


ANDA !

TULISLAH SEBUAH KALIMAT !

...................................................................................................................................................
..............................................................

TIRULAH GAMBAR INI !

215

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

LAMPIRAN 4
GERIATRIC DEPPRESSION SCALE (GDS)
No
1
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20.
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Pertanyaan
Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ?
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau
kesenangan anda?
Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ?
Apakah anda sering merasa bosan ?
Apakah anda sangat berharap terhadap masa depan ?
Apakah anda merasa terganggu dengan pikiran bahwa anda tidak
dapat keluar dari pikiran anda ?
Apakah anda merasa mempunyai semangat yang baik setiap saat?
Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi
pada diri anda ?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ?
Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
Apakah anda sering merasa resah dan gelisah ?
Apakah anda lebih senang berada diriumah dari pada keluar
rumah dan melakukan hal-hal yang baru ?
Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa anda ?
Apakah anda merasa memiliki banyak masalah dengan daya ingat
anda dibandingkan kebanyakan orang ?
Apakah menurut anda hidup anda saat ini menyenangkan ?
Apakah sering merasa sedih ?
Apakah saat ini anda merasa tidak berharga ?
Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu anda ?
Apakah merasa hidup ini sangat menarik dan menyenangkan ?
Apakah sulit bagi anda memulai sesuatu hal yang baru ?
Apakah anda merasa penuh semangat ?
Apakah anda merasa keadaan anda tidak ada harapan ?
Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan yang lebih
baik dari anda ?
Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal kecil ?
Apakah anda sering merasa ingin menangis ?
Apakah anda mempunyai masalah dalam berkosentrasi ?
Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi hari ?
Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti pertemuanpertemuan sosial/bermasyarakat ?
Apakah udah bagi anda untuk membuat keputusan ?
Apakah anda secerah biasanya ?

Skor : hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal

216

Setiap jawaban yang bercetak tebal mempunyai nilai I


Skor antara 5 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi

Jawaban
YA

TIDAK

YA
YA
YA
YA

TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK

YA
YA

TIDAK
TIDAK

YA
YA
YA
YA

TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK

YA
YA

TIDAK
TIDAK

YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA

TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK

YA
YA
YA
YA
YA

TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK

YA
YA
YA

TIDAK
TIDAK
TIDAK

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

SINDROM DELIRIUM AKUT


PENGERTIAN
Sindrom delirium akut ( acute confutional state/ACS ) adalah sindrom mental organik
yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan kognitif atau
gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktuasi

DIAGNOSIS

Krieteria diagnosis menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Dis Orders
(DSM-IV-TR) meliputi gangguan kesadaran yang disertai penurunan kemampuan
untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian, dan perubahan
kognitif (gangguan daya ingat, disorientasi, atau gangguan berbahasa) atau timbulnya
gangguan persepsi yang bukan akibat demensia, gangguan tersebut timbul dalam
jangka pendek (jam atau hari) dan cenderung berfluktuasi sepanjang hari, serta
terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang bahwa
gangguan tersebut disebabkan kondisi medis maupun akibat intoksikasi, efek
samping, atau putus obat/zat.
harus dicari faktor pencetus dan faktor risikonya

Pencetus yang sering : gangguan metabolik (hipoksia, hiperkarbia, hipo atau


hiperglikemia, hiponatremia, azotemia), infeksi (sepsis, pneumonia, infeksi
saluran kemih), penurunan cardiac output (dehidrasi, kehilangan darah akut,
infark miokard akut, gagal jantung kongestif), strok (korteks kecil), obat-obatan
(terutama antikolinergik), intoksikasi (alkohol, dll), hipo atau hipertermia, lesi
sistem saraf pusat, psikosis akut, pemindahan ke lingkungan yang baru/tidak
familiar, impaksi fekal, dan retensi urin

faktor risiko: riwayat gangguan kognitif, berusia lebih dan 80 tahun, mengalami
fraktur saat masuk perawatan, infeksi yang simtomatik, jenis kelamin pria
mendapat obat antipsikotik atau analgesik narkotik, penggunaan pengikat,
malnutrisi, penambahan 3 atau Iebih obat, dan penggunaan kateter urin.

DIAGNOSIS BANDING
Demensia, psikosis fungsional, kelainan neurologis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis; menemukan penyebab/pencetus :

Lakukan pemeriksaan neurologis untuk mendeteksi defisit neurologis fokal, adakah


cerebro vascular disease atau transient ischemic attack ; lakukan brain scan jika ada
indikasi

Darah perifer lengkap

Elektrolit (terutama natrium), ureum, kreatinin, dan glukosa darah

Analisis gas darah

Urin lengkap dan kultur resistensi urin

Foto toraks
217

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

EKG

TERAPI

Berikan oksigen, pasang infus dan monitor


Segera dapatkan hasil pemeriksaan penunjang untuk memandu langkah selanjutnya
tujuan utama terapi adalah mengatasi faktor pencetus.
Jika khawatir aspirasi dapat dipasang pipa naso-gastrik
Kateter urin dipasang terutama jika terdapat ulkus dekubitus disertai inkontinensia
urin
Awasi kemungkinan imobilisasi (lihat topik imobilisasi)
Hindari sebisa mungkin pengikatan tubuh untuk mencegah imobilisasi jika memang
diperlukan, gunakan dosis terendah obat neuroleptik dan atau benzodiazepin dan
monitor status neurologisnya; pertimbangkan penggunaan antipsikotik atipikal. Kaji
ulang intervensi mi setiap hari; targetnya adalah penghentian obat antipsikotik dan
pembatasan penggunaan obat tidur secepatnya
Kaji status hidrasi secara berkala
Ruangan tempat pasien harus berpenerangan cukup, terdapat jam dan kalender yang
besar dan jika memungkinkan diletakkan barang-barang yang familiar bagi pasien dan
rumah, hindari stimulus berlebihan, keluarga dan tenaga kesehatan harus berupaya
sesering mungkin mengingatkan pasien mengenai hari dan tanggal, jika kondisi klinis
sudah memungkinkan pakai alat bantu dengar atau kacamata yang biasa digunakan
oleh pasien sebelumnya, motivasi untuk berinteraksi sesering mungkin dengan
keluarga dan tenaga kesehatan, evaluasi strategi orientasi realitas; beritahu kepada
pasien bahwa dirinya sedang bingung dan disorientasi namun kondisi tersebut dapat
membaik

KOMPLIKASI
Fraktur, hipotensi sampai renjatan, trombosis vena dalam, emboli paru, sepsis

PROGNOSIS
Dubia

WEWENANG
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri

UNIT YANG MENANGANI


Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam

UNIT TERKAIT
Divisi di Departemen Ilmu Penyakit Dalam yang terkait dengan keterlibatan etiologi
ACS, Departemen Rehabilitasi Medik, Departemen Psikiatri, Instalasi Gizi, InStalasi
Farmasi, Bidang Keperawatan, Departemen Neurologi

218

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

INSTABILITAS DAN JATUH


PENGERTIAN
Adanya instabilitas membuat seseorang berisiko untuk jatuh. Kemampuan untuk
mengontrol posisi tubuh dalam ruang merupakan suatu interaksi kompleks sistem saraf dan
muskoloskeletal yang dikenal sebagai sistem kontrol postura. Jatuh terjadi manakala sistem
kontrol postural tubuh gagal mendeteksi pergeseran dan tidak mereposisi pusat gravitasi
terhadap landasan penopang (kaki, saat berdiri) pada waktu yang tepat untuk menghindari
hilangnya keseimbang kondisi ini seringkali merupakan keluhan utama yang menyebabkan
pasien datang berobat (keluhan utama dari penyakit-penyakit yang juga bisa mencetuskan
sindrom delirium akut)

DIAGNOSIS
Subyektif : terdapat keluhan perasaan seperti akan jatuh, disertai atau tanpa dizziness rasa
bergoyang, rasa tidak percaya diri untuk transfer atau mobilisasi mandiri atau terdapat
riwayat jatuh
Obyektif : terdapat faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik untuk terjadinya jatuh. Faktor
intrinsik terdiri atas faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor intrinsik lokal: osteoartritis
genu/vertebra lumbal, plantar fascitis, kelemahan otot kuadrisep femonis, gangguan
pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan pada alat keseimbangan seperti vertigo yang
dapat ditimbulkan oleh gangguan aliran darah ke otak akibat ulasi, hiperagregasi, atau
spondiloartrosis servikal. Faktor intrinsik sistemik: penyakit paru obstruktif kronik(PPOK)
pneumonia, infark miokard akut, gagal jantung, ,infeksi saluran kemih, gangguan aliran
darah ke otak (hiperkoagulasi, strok, dan transient ischemic attact/TIA), diabetes melitus
dan/atau hipertensi (terutama jika tak terkontrol), paresis inferior, penyakit atau sindrom
parkinson, demensia, gangguan saraf lain serta gangguan metabolik seperti hiponatremia,
hipoglikemia hiperglikemia, dan hipoksia. Faktor risiko ekstrinsik lingkungan antara lain :
alas yang tidak sesuai, kain/pakaian bagian bawah tubuh yang terjuntai, lampu ruangan
yang kurang terang, lantai yang licin, basah, atau tidak rata, furnitur yang terlalu rendah
atau tinggi, tangga yang tak aman, kamar mandi dengan bak mandi/closed terlalu rendah
atau tinggi dan tak memiliki alat bantu untuk berpegangan, tali/kabel yang berserakan di
lantai, karpet yang terlipat, dan benda-benda di lantai membuat seseorang terantuk.

PEMERIKSAANPENUNJANG
Beberapa pemeriksaan seperti the timed up-and-go test (TUG), uji menggapai fungsional
(functional reach test), dan uji keseimbangan Berg (the Berg balance Ie of the mobility
index) dapat untuk mengevaluasi fungsi mobilitas sehingga dapat mendeteksi perubahan
klinis bermakna yang menyebabkan seseorang berisiko untuk jatuh atau timbul disabilitas
dalam mobilitas. pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membantu mengidentifikasi
faktor risiko; menemukan penyebab/pencetus:

219

Geriatri

Lakukan pemeriksaan neurologis untuk mendeteksi defisit neurologis adakah cerebro


vascular disease atau transient ischemic attack; lakukan brain CT Scan jika ada
indikasi
Darah perifer lengkap
Elektrolit (terutama natrium dan kalium), ureum, kreatinin, dan glukosa darah
Analisis gas darah
Urin lengkap dan kultur resistensi urin
Hemostase darah dan agregasi trombosit
Foto toraks, vertebra, genu, dan pergelangan kaki (sesuai indikasi)
EKG
Identifikasi faktor domisili (lingkungan tempat tinggal)

Tabel 1. Penyebab Jatuh

220

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

Penyebab jatuh
Kecelakaan

Keterangan
Kecelakaan murni ( terantuk,terpeleset dll )
Interaksi antara bahaya di lingkungan dan faktor yang meningkatkan
kerentanan

Sinkop
Drop Attacks

Hilangnya kesadaran
Kelemahan tungkai bawah mendadak yang menyebabkan jatuh tanpa
kehilangan kesadaran

Dizziness dan/atau Vertigo

Penyakit vestibular, penyakit sistem syaraf pusat

Hipotensi orto statik

Hipovolemia atau kardiak output yang rendah, disfungsi otonom,


ganguan aliran darah balik vena, tirah baring lama, hipotensi akibat
obat-obatan, hipotensi posprandial,

Obat-obatan

Deuretika anti hipertensi, anti depresi golongan trisiklik, sedaktif,


anti psikotik, hipoglekimia, alkohol

Proses penyakit

Berbagai penyakit akut


Kardio vaskular : Aritmia, penyakit katup jantung, (stenosis aorta),
sinkop sinus karotid
Neurologis : TIA, strok akut, ganguan kejang, penyakit parkinson,
spondilosis lumbar atau servikal (dengan kompresi pada kord
spinalis atau cabang saraf ), penyakit serebelum, hidrosefalus
tekanan normal ( gangguan gaya berjalan ), lesi sistem syaraf pusat
( tumor hematom subdural )
Tak ada penyebab yang dapat diidentifikasi

Idiopatik

Tabel 2. Evaluasi Pada Pasien Usia Lanjut Yang Jatuh


Evaluasi
Keterangan

221

Geriatri
Anamnesis :
Riwayat medis umum
tingkat mobilitas
Riwayat jatuh sebelumnya
Obat-obatan yang dikomsumsi

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

Terutama obat anti hipertensi dan psikotropika

Apa yang dipikirkan pasien sebagai penyebab


jatuh ?

Apakah pasien sadar bahwa akan jatuh ? ; apakah


kejdian jatuh tersebut sama sekali tak terduga ? ;
Apakah pasien terpeleset atau terantuk ?

Lingkungan sekitar tempat jatuh

Waktu dan tempat katuh ; saksi ; kaitannya dengan


perubahan postur, batuk, buang air kecil, memutar
kepala

Gejala yang terkait

Kepala terasa ringan, dizziness, vertigo ; palpitasi


nyeri dada, sesak ; gejala neurologis vokal
mendadak ( kelemahan, gangguan sensorik
disartria, afasia bingung) ; aura ; inkontinensia urin
atau alvi

Hilangnya kesadaran

Apakah yang langsung diingat setelah jatuh ?


Apakah pasien segera bangkit kembali setelah
jatuh dan jika tidak dapat,k berapa lam waktu yang
diperlukan untuk dapat bangkit setelah jatuh ?
Pakkah adanya hilang kesadaran dapat dijelaskan
oleh saksi ?

Pemeriksaan fisis :
Tanda vital

Demam , hipotermia, frekuensi pernapasan,


frekuensi nadi, dan tekanan darah saat berbaring,
duduk,dan berdiri

Kulit

Turgor,trauma, kepucatan

Mata

Visus

Kardiovaskular

Aritmia, bruit karotis , tanda stenosis aorta ,


sensivitas sinus karotis

Ekstremitas

Penyakiit sendi degeneratif, lingkup gerak sendi,


deformitas, fraktur, masalah podiatrik, (kalus,
bunion, ulserasi, sepatu Yng Tidak sesuai,
kesempitan/kebesaran, atau rusak )

Neurologis

Status
mental,
tanda
fokal,
otot
(kelemahan,rigiditas, spasitisias), saraf perifer,
(terutama sensasi posisi), proprioseptif, refleks,
fingsi saraf kranial, fungsi serebelum, (terutama uji
tumit
ke
tulang
kering),
gejala
ekstrapiramidal,tremor saat intirahat, bradikinesia,
gerakan involunter lain keseimbangan dan cara
berjalan dengan cara mengobservasi cara pasien
berdirti daqn berjalan (uji get up and go )

222

Geriatri

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

Tabel 3. Penilaian Klinis Dan Tatalaksana Yang Direkomendasikan Bagi Orang Usia
Lanjut Yang Beresiko Jatuh
Penilaian dan Faktor Resiko
Lingkungan saat jatuh sebelumnya

Tatalaksana
Perubahan lingkungan dan aktifitas untuk mengurangi
kemungkinan jatuh berulang

Komsumsi obat-obatan
Obat-obat
berisiko
tinggi
(benzodiazepin,obat
tidur
lain,
neuroleptik, atau antiarirmia kelas
IA)
Konsumsi 4 macam obat atau lebih

Review dan kurangi konsumsi obat-obatan

Penglihatan
Visus < 20/60
Penurunan
persepsi
kedalaman
(depth perception )
Penurunan sensitivitas terhadap
kontras
Katarak
Tekanan darah postural (setelah 5
menit dalam posisi berbaring /supine
segera setelah berdiri, dan 2 menit
setelah berdiri) tekanan sistolik turun
20 mmHg (atau 20 %)dengan atau
tanpa gejala, segera atau 2 menit berdiri
Keseimbangan dan gaya berjalan
Laporan pasien atau observasi
adanya ketidakstabilan
Gangguan
pada
penilaian
singkat (uji get up and go
atau performance-oriented
assesment of mobility)

Pemeriksaan neurologis
Gangguan proprioseptif
Gangguan kognitif
Penurunan kekuatan otot

Pemeriksaan muskuloskeletal ;
pemeriksaan tungkai (sendi dan lingkup
gerak sendi) dan pemeriksaan kaki
Pemeriksaan kardiovaskular

223

Penerangan yang tidak menyilaukan ; hindari pemakaina


kacamata multifokal saat berjalan : rujuk ke Dokter spesialis
mata

Diagnosisi dengan tatalaksana penyebab dasar bila


memungkinkan : review dan kurangi obat-obatan :
modifikasi dari restriksi garam ; hidrasi yang adekuat ;
strategi kompensasi (elevasi bagian kepala tempat tidur,
bangkit perlahan, atau latihan dorsofleksi) ; stoking
kompresi ; terapi farmakologis jika strategi diatas gagal
Diagnosis dan tatalaksana penyebab dasar jika
memungkinkan ; kurangi obat-obatan yang mengganggu
keseimbangan ; intervensi lingkungan ; rujuk ke rehabilitasi
medik untuk alat bantu dan latihan keseimbangan dan gaya
berjalan

Diagnosis dan tatalaksana penyebab dasar jika


memungkinkan ; tingkatkan input proprioseptif (dengan alat
bantu atau alas kaki yang sesuai, berhak rendah dan bersol
tipis) ; kurangi obat-obatan yang mengenai adanya defisit
kognitif ; kurangi faktor mengganggu fungsi kognitif ;
kewaspadaan pendamping risiko lingkungan ; rujuk
rehabilitasi medik untuk latihan gaya berjalan,
keseimbangan, dan kekuatan
Diagnosis dan tatalaksana penyebab dasar jika
memunginkan ; rujuk ke rehabilitasi medik untuk latihan
kekuatan, lingkup gerak sendi, gaya berjalan, dan
keseimbangan serta untuk alat bantu, gunakan alas kaki yang
sesuai ; rujuk ke podiatrist

Geriatri
Sinkop
Aritmia (jika telah diketahui
adanya penyakit
kardiovaskular, terdapat
EKG yang abnormal, dan
sinkop)
Evaluasi terhadap bahaya di rumah
setelah dipulangkan dari rumah sakit

Panduan Pelayanan Medik PAPDI


Rujuk ke konsultan kardiologi ; pemijatan sinus karotis
(pada kasus sinkop)

Rapikan karpet yang terlipat dan digunakan lampu malam


hari, bathmats yang tidak licin, dan pegangan tangga ;
intervensi lain yang diperlukan

TERAPI

Prinsip dasar tatalksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat jatuh
adalah identifikasi faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik, mengkaji dan mengobati
trauma fisik akibat jatuh ; mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan
jatuh ; memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan,
penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai ; mengubah lingkungan
aagar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup ; pegangan ; lantai yang tidak licin,
dan sebagainya.
Latihan desensitisasi faal keseimbangan, latihan fisik (penguatan otot, fleksibilitas
sendi, dan keseimbangan), latihan Tai Chi, adaptasi perilaku (bangun dari duduk
perlahan-lahan, menggunakan pegangan atau perabot untuk keseimbangan, dan teknik
bangun setelah jatuh) perlu dilakukan untuk mencegah morbiditas akibat instabilitas
dan jatuh berikutnya.
Perubahan lingkungan acapkali penting dilakukan untuk mencegah jatuh berulang
karena lingkungan tempat orang usia lanjut tinggal seringkali tidak aman sehingga
upaya perbaikan diperlukan untuk memperbaiki keamanan mereka agar kejadian jatuh
dapat dihindari.

KOMPLIKASI
Fraktur, memar jaringan lunak, isolasi dan depresi, imobilisasi

PROGNOSIS
Dubia

WEWENANG
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Geriatri, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik

UNIT YANG MENANGANI


Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Departemen Rehabilitasi Medik

UNIT TERKAIT
Divisi di Departemen Ilmu Penyakit Dalam yang terkait dengan keterlibatan etiologi/faktor
risiko instabilitas, Departemen Rehabilitasi Medik, Departemen Psikiatri, Instalasi Gizi,
Instalasi Farmasi, Bidang Keperawatan, Departemen Neurologi, Departemen Bedah
Ortopedi
224

Geriatri

225

Panduan Pelayanan Medik PAPDI

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat CLP Charity
    Referat CLP Charity
    Dokumen30 halaman
    Referat CLP Charity
    Rafles Simbolon
    Belum ada peringkat
  • Pulmonologi
    Pulmonologi
    Dokumen48 halaman
    Pulmonologi
    Clerik Heal
    Belum ada peringkat
  • Gastroenterologi
    Gastroenterologi
    Dokumen16 halaman
    Gastroenterologi
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Hepatologi
    Hepatologi
    Dokumen9 halaman
    Hepatologi
    HeidyGraciaPalempung
    Belum ada peringkat
  • Reumatologi
    Reumatologi
    Dokumen13 halaman
    Reumatologi
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Journal Translate
    Journal Translate
    Dokumen3 halaman
    Journal Translate
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Refarat
    Refarat
    Dokumen23 halaman
    Refarat
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • 01.1. Prosedur Dan Tindakan Kardiologi
    01.1. Prosedur Dan Tindakan Kardiologi
    Dokumen19 halaman
    01.1. Prosedur Dan Tindakan Kardiologi
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Flow
    Lapkas Flow
    Dokumen13 halaman
    Lapkas Flow
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Etiologi&Epidemiologi
    Etiologi&Epidemiologi
    Dokumen2 halaman
    Etiologi&Epidemiologi
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Cover Interna
    Laporan Kasus Cover Interna
    Dokumen1 halaman
    Laporan Kasus Cover Interna
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • He Sterilisasi
    He Sterilisasi
    Dokumen16 halaman
    He Sterilisasi
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • 3496
    3496
    Dokumen12 halaman
    3496
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Keespto
    Keespto
    Dokumen13 halaman
    Keespto
    Risa Yuniadilla
    Belum ada peringkat
  • He Per
    He Per
    Dokumen6 halaman
    He Per
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Steri Lisas I
    Steri Lisas I
    Dokumen1 halaman
    Steri Lisas I
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Health Education Kehamilan Ektopik Terganggu 2
    Health Education Kehamilan Ektopik Terganggu 2
    Dokumen3 halaman
    Health Education Kehamilan Ektopik Terganggu 2
    Jemmy Sie
    Belum ada peringkat
  • Brosur HE
    Brosur HE
    Dokumen3 halaman
    Brosur HE
    Andy Abraham Rangan
    Belum ada peringkat
  • BAB I Lapkas
    BAB I Lapkas
    Dokumen13 halaman
    BAB I Lapkas
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Hiperemesis Gravidarum
    Hiperemesis Gravidarum
    Dokumen4 halaman
    Hiperemesis Gravidarum
    Endriko Toreh
    Belum ada peringkat
  • He 1
    He 1
    Dokumen14 halaman
    He 1
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR Perrr
    DAFTAR Perrr
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR Perrr
    Laalaa Shalvy Sima
    Belum ada peringkat
  • 3 Daftar Hadir HE Kelahiran Prematur
    3 Daftar Hadir HE Kelahiran Prematur
    Dokumen1 halaman
    3 Daftar Hadir HE Kelahiran Prematur
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Promosi Qbule
    Promosi Qbule
    Dokumen1 halaman
    Promosi Qbule
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Per Tanya An
    Per Tanya An
    Dokumen1 halaman
    Per Tanya An
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Perdarahan Antepartum
    Perdarahan Antepartum
    Dokumen35 halaman
    Perdarahan Antepartum
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • HE (Hemoragic Antepartum)
    HE (Hemoragic Antepartum)
    Dokumen21 halaman
    HE (Hemoragic Antepartum)
    Randy Nicholas Lesiasel
    Belum ada peringkat
  • Katarak Senilis Matur
    Katarak Senilis Matur
    Dokumen12 halaman
    Katarak Senilis Matur
    arlinferlin
    Belum ada peringkat