Sekarang kita bahas fluida dalam keadaan gerak atau mengalir. Bagaimana kita
menyatakan gerak fluida? Lagrange (1736-1813) menyatakan gerak partikel dalam fluida
dengan terapan kinematika partikel pada gerak atau aliran fluida. Leonard Euler seorang sarjana
matematika memandang gerak dengan menyatakan bagaimana rapat massa dan kecepatan
pada tiap titik dalam ruang berubah dengan waktu. Dengan kata lain Euler memandang fluida
sebagai medan rapat massa dan medan vektor kecepatan. Kita menyatakan gerak fluida
dengan menentukan rapat massa (x,y,z,t) dan vektor kecepatan v(x,y,z,t) pada titik (x,y,z)
pada saat t. Jadi kita memusatkan perhatian pada apa yang terjadi pada suatu saat tertentu
dan apa yang terjadi pada waktu partikel partikel fluida sampai ke titik itu. Ada beberapa
istilah umum dalam aliran fluida yaitu:
Aliran tunak (steady): jika kecepatan v dari tiap partikel fluida pada satu titik
tertentu adalah tetap. Aliran tunak biasanya terjadi pada aliran yang pelan. Pada
aliran tak tunak kecepatan merupakan fungsi waktu. Dalam aliran turbulen
kecepatan berubah dari titik ke titik juga dari saat ke saat.
Aliran tak rotasional: jika pada tiap titik elemen fluida tidak memiliki momentum sudut
terhadap titik tersebut. Lawannya adalah aliran yang rotasional.
Tak Kompresibel (tak termampatkan): jika waktu mengalir rapat massanya tidak
berubah. Dalam dinamika fluida ini yang dibahas adalah aliran yang bersifat tunak, tak
rotasional, tak kompresibel dan tak kental.
1. Persamaan Kontinuitas
Pada fluida yang bergerak memiliki besaran yang dinamakan debit. Debit adalah laju
aliran air. Besarnya debit menyatakan banyaknya volume air yang mengalir tiap detik
Apabila melalui sebuah pipa maka volume air yang mengalir memenuhi V = A . S. Jika nilai ini
disubstitusikan ke persamaan di bawah dapat diperoleh definisi baru sebagai berikut.
Pipa aliran fluida atau air biasanya memiliki penampang yang tidak sama. Contohnya
pipa PDAM. Pipa aliran yang ada di jalan-jalan besar diameternya bisa menjadi 30 cm tetapi saat
masuk di perumahan bisa mengecil menjadi 10 cm dan mencapai kran di rumah tinggal 20 cm.
Jika air mengalir tidak termanfaatkan maka akan berlaku kekekalan debit atau aliran fluida dan
dinamakan kontinuitas. Kontinuitas atau kekekalan debit ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Cermati persamaan tersebut.
2. Azas Bernoulli
Seperti penjelasan di depan, kalian tentu sudah tahu bahwa keadaan fluida ada yang diam
dan ada yang bergerak. Fluida diam memiliki tekanan yang dinamakan tekanan hidrostatis, P =
gh. Bagaimana dengan tekanan oleh fluida dinamis? Besarnya sesuai dengan energi kinetik, P =
v2. Pada suatu fluida ternyata berlaku kekekalan tekanan. Kekekalan tekanan ini pertama kali
dijelaskan oleh Bernoulli sehingga dikenal sebagai azas Bernoulli. Azas ini
dapat dirumuskan sebagai berikut
Tekanan di titik A maupun B sama dengan tekanan udara PA= PB = Pu, di titik A kecepatannya
dapat dianggap nol vA = 0 karena luas penampangnya jauh lebih besar dibanding kebocoran dan
h = 0. Dari nilai-nilai ini dapat
diperoleh :
2. Perhatikan gambar di samping! Besarnya diameter tabung besar dan kecil masing-masing 5
cm dan 3 cm. Jika diketahui tekanan di A1 sebesar 16 x 104N/m2 dan memiliki kecepatan 3
m/s, maka hitunglah tekanan dan kecepatan di A2!
3. Pipa horizontal seperti pada gambar di bawah memiliki luas penampang 40 cm2 pada
bangian yang lebih lebar dan 10 cm2 pada bagian yang menyempit. Air mengalir di dalam
pipa, dan keluar dari pipa dengan laju 610-3 m3/s. Cari (a) laju aliran pada bagian yanglebar
dan bagian yang sempit, (b) perbedaan tekanan antara dua bagian tersebut, (c) perbedaan
ketinggian antara dua kolom raksa pada tabung berbentuk U.
Pembahasan:
4. Pada pipa dengan luas penampang berbeda mengalir air dari bawah ke atas. Jika perbedaan
ketinggian daerah alirannya adalah 2 meter dan besarnya laju aliran air tampak seperti pada
gambar, tentukanlah perbedaan tekanan air di dalam pipa sehingga air dapat mengalir ke
atas.
Pembahasan :
Diketahui:
= 1103kg/m3 ; v2 = 3 m/s
; v1 = 5 m/s ; h = 2 m
Ditanyakan: p1 p2
Jawab: Untuk mencari selisih tekanan, kita dapat mempergunakan persamaan:
p1 + v12 + g h1= p2 + v22 + g h2
p1 p2 = v22 v12 + g h2 g h1
p1 p2 = 1,2 104 N/m2
Jadi, perbedaan tekanan air di dalam pipa adalah 1,2 104 N/m2. Tekanan di bawah lebih besar
daripada tekaanan di atas, sehingga air dapat naik.