Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik geometrik untuk jalan berbagai tipe akan mempunyai kinerja
berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu misalnya jalan terbagi dan jalan tidak
terbagi, sedangkan untuk lebar jalur lalu lintas, kecepatan arus bebas dan kapasitas
meningkat dengan pertambahan lebar jalur lalu lintas.
Karakteristik geometrik tipe jalan yang digunakan untuk masing-masing tipe
jalan menggunakan analisa operasional, perencanaan dan perancangan jalan perkotaan
(yang sering disebut jalan kota). Untuk setiap tipe jalan ditentukan prosedur perhitungan
yang dapat digunakan pada kondisi :
-

Alinyemen datar atau hampir datar

Alinyemen horizontal lurus atau hampir lurus

Pada sigmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian akibat hambatan samping atau
arus iringan kendaraan yang tinggi dari samping.
Untuk perhitungan kapasitas derajat kejenuhan akibat hambatan samping

terhadap kinerja,diperlukan data data :


-

Arus dan komposisi lalu lintas.

Unsur lalu lintas : benda / pejalan kaki sebagai bagian dari lalu lintas.

Kendaraan : unsur lalu lintas beroda

Kendaraan ringan (LV)


Kendaraan bermotor dua as beroda empat dengan jarak as 2.0 3.0 m
(termasuk mobil penumpang, oplet, mini bus, pick up, dan truck kecil sesuai
klasifikasi bina marga).

Kendaraan berat (HV)


Kendaraan bermotor dengan jarak as > 3.5 m, biasanya beroda > 4 (termasuk
truck 2 as, truk 3 as, dan truck kombinasi sesuai dengan sistem bina marga).

Sepeda motor (MC)


Kendaraan bermotor beroda 2 atau 3 (termasuk sepeda motor dan kendaraan
beroda tinggi, sesuai dengan sistem klasifikasi bina marga).

2.1 Hambatan Samping (SF)


Dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktifitas samping segmen jalan,
seperti pejalaan kaki ( bobot 0.5), kendaraan umum dan kendaraan lain berhenti
(bobot 1.0) , kendaraan masuk keluar dari sisi jalan (bobot 0.7) dan kendaraan
lambat (bobot 0.4).
Faktor perhitungan :
-

Rasio (P) adalah rasio sub populasi terhadap populasi total, misalnya, Pmo =
rasio sepeda motor dalam arus lalu lintas.

Kapasitas dasar (Co) (smp/jan) = kapasitas sigmen jalan untuk kondisi tertentu.

Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCw), adalah faktor
penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat lebar jalur lalu lintas.

Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah untuk pemisah (FCsp) adalah
faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat pemisah arah lalu lintas (hanya
jalan 2 arah tak terbagi ).

Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCsf) adalah faktor


penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat hambatan samping sebagai fungsi lebar
bahu/jarak kereb penghalang.

Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCos) adalah faktor


penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat ukuran kota.

Ekivalen mobil penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh


berbagai tife kendaraan ringan terhadap kecepatan kendaraan ringan dalam arus
lalu lintas.
Ada dua tingkatan dalam perhitungan untuk jalan perkotaan ini yaitu :

Analisa operasional untuk sigmen jalan tertentu dengan kondisi geomitrik lalu
lintas dan lingkungan yang ada atau diramalkan dapat : penentuan kapasitas,
penentuan derajat kejenuhan yang dihubungakan dengan arus lalu lintas
sekarang atau yang akan datang, serba bisa juga berupa kelipatan untuk jalan
tersebut.

Analisa perencanaan dalam menentukan lebar jalan sangat diperlukan dalam


mempertahankan tingkat kinerja yang diinginkan pada arus lalu lintas tahun
rencana tersebut.

2.2 Kapasitas Sesungguhnya


Kapasitas sesungguhnya didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu
titik di jalan yang dapat dipertahankan persatuan jam pada kondisi tertentu.
Nilai kapasitas diamati melalui pengumpulan data di lapangan selama
memungkinkan, karena lokasi yang mempunyai arus mendekati kapasitas segmen
jalan sedikit (sebagaimana terlihat dari kapasitas sepanjang jalan) kapasitas juga
diperkirakan dari analisa kondisi ringan lalu lintas.
Kapasitas total adalah hasil perkalian antara kapasitas dasar (Co) untuk
kondisi tertentu (ideal) dan faktor-faktor korelasi (F) dengan memperhitungkan
pengaruh terhadap kapasitas, kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
(smp). Adapun persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FC cs
Di mana C
Co

= Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)


= Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi ideal tertentu (smp/jam)

FCw = Faktor Penyesuaian untuk kapasitas


FCsp = Faktor penyesuaian untuk kapasitas pemisah arus
FCsf = Faktor penyesuaian untuk kapasitas hambatan samping 2 bahu
jalan.
FCcs = Faktor penyesuaian untuk kapasitas ukuran kota.
Untuk faktor penyesuaian didapat dari tabel jika kondisi sesungguhnya sama
dengan kasus dasar (ideal) tertentu maka semua faktor penyesuaian menjadi 1,0 dan
kapasitas menjadi sama dengan kapasitas dasar (Co).
2.3 Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (Ds) didefinisikan sehingga rasio arus terhadap kapasitas
yang digunakan sehingga faktor utama dalam penentuan tingkat kenerja dan sigmen
jalan, nilai derajat kejenuhan juga menunjukkan apakah segmen jalan tersebut
mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan pada jalan tertentu
dihitung sebagai berikut :
Ds =

Q. smp
C

Di mana Ds = Derajat kejenuhan (smp/jam)


Q = arus lali lintas
C

= Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)

Q. smp = arus total yang sesungguhnya (smp/jam) yang dihitung dengan Q.smp =
Q. kendaraan x Fsmp sehingga :
Q = (emp IV x LU (kend/jam) + emp Hu x Hu (kend/jam) + emp Mc x (Me
kend/jam)
Untuk nilai emp, masing-masing kendaraan didapat dari tabel emp. Adapun
istilah-istilah yang digunakan antara lain :
C (kapasitas) : Arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan pada
kondisi ideal tertentu.
Ds (Derajat kejenuhan) : Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas
(smp/jam) pada bagian jalan tertentu.
Sf (Hambatan samping) : Dampak terhadap tingkat kinerja lalu lintas diaktifitas
samping segmen jalan umum/kendaraan lain berhenti.
smp (Satuan mobil penumpang) : Satuan untuk arus lalu lintas di mana arus
berbagai tife kendaraan diubah menjadi arus
kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang)
dengan menggunakan smp.
Emp (Ekivalen mobil penumpang) : Faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai
tife kendaraan dibandingkan kendaraan ringan
terhadap kecepatan dalam arus lalu lintas.
2.4 Volume Lalu Lintas
Untuk menghitung volume lalu lintas perjam pada jam-jam puncak arus
sibuk, agar dapat menentukan kapasitas jalan maka data volume kendaraan arus lalu
lintas ( per arah 2 total) harus diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp)
dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang.
Ekivalen mobil penumpang (Emp) untuk masing-masing tipe kendaraan
tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas total dinyatakan dalam 1 jam.
Semuai nilai smp untuk kendaraan yang berbeda berdasarkan koefisien
ekivalen mobil penumpang (Emp).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penulisan tugas
akhir ini adalah :
3.1.1 Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung di lapangan
dengan cara survey lapangan yang meliputi arus lalu lintas, hambatan samping dan
kondisi jalan pada jalan Belitung Darat.
3.1.2 Studi Literatur Dan Perpustakaan
Adalah dengan menmgumpulkan, membaca, mempelajari dan menganalisa
buku-buku literatur serta bahan-bahan tulisan lainnya yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas.
3.1.3 Metode Konsultasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data pokok, data penunjang
melalui dosen pembimbing.

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Proposal

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan Data Sekunder

Jumlah sepeda motor

Lebar jalan

Jumlah kendaraan ringan

Lebar trotoar

Jumlah Kendaraan berat

Lebar median

Jumlah kendaraan tak bermotor

Rekapitulasi Data

Analisa Data
-

Volume Lalu Lintas

Hambatan Samping

Kapasitas Jalan

Derajat Kejenuhan

Permasalah dan Kesimpulan

Selesai

Penjelasan Bagan Alir

1.

Sebelum penulisan tugas akhir dimulai,terlebih dahulu kita


membuat proposal tugas akhir dengan rumusan masalahnya
dimulai dengan latar belakang ,identifikasi masalah,maksud
dan tujuan penelitian untuk analisa data arus lalu lintas serta
perhitungan kapasitas dan derajat kejenuhan terhadap tingkat
kinerja pada jalan Belitung Darat. Kemudian untuk studi
pustaka bisa dilakukan dengan survey langsung dilapangan /
bertanyan pada pihak pihak yang terkait serta dengan studi
literature dan perpustakaan , setelah itu baru dikonsultasikan
ke pembimbing.

2.

Setelah pembuatan proposal tugas akhir selesai dan telah


disetujui oleh pembimbing , maka dapat dilanjutkan dengan
penelitian pendahuluan yang terdiri dari :
A. pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer melipu :

Jumlah kendaraan ringan (LV ) yaitu kendaraan bermotor 2 as beroda empat


dengan jarak as 2.0 3.0 m.

Jumlah kendaraan berat (HV) yaitu kendaraan bermotor dengan jarak as > 3.5 m
dan beroda > 4.

Sepeda motor (MC) yaitu kendaran bermotor beroda 2 atau 3.


Data primer didapat dari survey lapangan yang dilakukan pada waktu pagi hari

,siang hari maupun sore hari untuk jam puncak / jam sibuk.
B. Pengimpulan data sekunder.
-

Panjang jalan adalah segmen jalan yang diamati.

Lebar jalan / jalur lalu lintas .

Hambatan samping.

Hambatan samping merupakan aktivitas samping segmen jalan , seperti pejalan kaki
,kendaraan umum dan kendaran lain berhenti / parkir,kendaran keluar masuk mdan
kendaraan lambat.
-

Kondisi jalan
3.

Bila data primer dan data sekunder telah didapat / diketahui


baru data tersebut diproses / diolah sesuai dengan judul atau

10

masalah yang akan dibahas , karena kami mengambil judul


EVALUASI

DERAJAT

KEJENUHAN

AKIBAT

HAMBATAN SAMPING PADSA JALAN BELITUNG


DARAT maka yang dibahas dalah sebagai berikut :
-

Hambatan samping
Tentukan berapa total frekuensi berbobot untuk menentukan kelas hambatan

samping diman untuk mencari frekuensi berbobot didapat dengan mengalikan factor
bobot dengan frekuensi kejadian dari tipe kejadian hambatan samping.
-

Kapasitas sesungguhnya
Kapasitas sesungguhnya merupakan hasil perkalian anatra kapasitas dasar (Co)

dengan factor factor korelasi (f).


-

Derajat kejenuhan
Derajat kejenuhan merupakan perbandingan antara volume lalu lintas dengan

kapasitas sesungguhnya.
4. Setelah proses data selesai, selanjutnya dikonsultasikan pada pembimbing dan
bila disetujui maka masukan hasilnya pada bab empat untuk pengolahan data dan
pembahasan masalah serta ambil kesimpulan dari seluruh pembahasan pada Bab
empat dimasukkan pada bab lima penutup ( kesimpulan dan saran).

Bila dirasa cocok maka dapat diberi kesimpulan di mana di sini kita dapat
memberi masukan dan keritik maupun saran yang dpat berguna untuk kelancaran dalam
mengatasi kemacetan.
Pertama-tama kita harus mengidentifikasi masalah yang mana kita angkat
dalam tugas akhir, apakah layak untuk diangkat dan dipublikasikan pada masyarakat
umum. Apabila layak maka langkah selanjutnya kita buat proposal untuk diajukan

11

kepada panitia dan untuk disetujui sebagai bahasan tugas akhir yang telah disetujui oleh
dosen pembimbing.
Dimana dalam pembuatan proposal kita harus memperhatikan cara penulisan
yang baik dan benar, dan juga kita harus menspesipikasikan masalah yang akan diangkat
di sini kita harus mengetahui sumber-sumber yang harus diambil maka dilakukan studi
pustaka selain survei lapangan kemudian proposal kita beri rumusan masalah agar
dalam penulisan dapat sejalur dengan apa yang kita bahas.
Setelah proposal disetujui maka kita dapat langsung mengumpulkan data
baik itu dari survei maupun dari reprensi yang ada kaitannya dengan pembahasan yang
kita angkat. Pengumpulan data ada 2 bagian yaitu pengumpulan data primer di mana
menyangkut jumlah sepeda motor, kendaraan ringan, kendaraan beratdan jumlah
kendaraan tak bermotor, pengumpulan data skunder meliputi lebar jalan, lebar trotoar
dan lebar median.
Semua yang kita butuhkan dirasa lengkap maka data yang kita dapat kita
kumpulkan dan kita dapat merekapitulasi data, kemudian kita analisa baik itu dari
volume, hambatan samping, kapasitas jalan dan derajat kejenuhan, kemudian kita
be4ikan penjelasan dari data yang kita olah apakah cocok dengan yang ada di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

12

1. Direksi Jendral Bina Marga, 1997. Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota,
Departemen Pekerjaan Umum, JAKarta.
2. Sukiman, Silvia, 1999. Dasar-dasar Perencanaan Geomitrik Jalan, Nova,
Bandung.
3. Rizani Ahmad, dkk, 1999. Analisa Kapasitas Jalan Pada Jam Puncak Di Jalan
Lambung Mangkurat Banjarmasin, Penelitian Politeknik Jurusan Teknik
Sipil, Banjarmasin.
4. Jendral Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),
Departemen Pekerjaan Umum Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai