Rencana RTRW Surabaya
Rencana RTRW Surabaya
b.
c.
d.
e.
: 1.
Mengingat
2. ..........
2.
3.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan HakHak Atas Tanah dan Benda-Benda yang ada diatasnya
(Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 288, Tambahan Lembaran
Negara No. 2324)
4.
5.
6.
7.
8.
9.
14. ..........
28. ...........
17. ............
28. ...........
orang,
termasuk
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Ruang lingkup Rencana Tata Ruang Wilayah ini mencakup strategi
dan struktur pemanfaatan ruang wilayah Daerah sampai dengan
batas ruang darat, laut, dan udara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari Peta dan Buku Rencana Tata Ruang Wilayah
sebagaimana dinyatakan dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.
Pasal 3
Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
adalah meliputi :
a. ..........
a.
b.
pemanfaatan
dan
(5). .............
(5) Rencana Tata Ruang Wilayah juga didukung oleh Rencana Visi
Surabaya (Surabaya Vision Plan) sebagai pedoman investasi dan
pengembangan wilayah perkotaan
BAB III
ASAS, TUJUAN VISI, MISI DAN STRATEGI
Bagian Pertama
Asas dan Tujuan
Pasal 6
Rencana Tata Ruang Wilayah disusun berasaskan :
a. pemanfaatan ruang secara efisien dan efektif bagi semua
kepentingan secara utuh terpadu, berdayaguna dan berhasilguna,
serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan;
b. keterbukaan, persamaan, kepastian, kemanfaatan, keadilan, dan
perlindungan hukum.
Pasal 7
Penataan ruang wilayah bertujuan :
a. terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta kebijaksanaan
pembangunan nasional dan daerah;
b. terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang
lindung, kawasan budidaya dan kawasan tertentu;
kawasan
5. ............
10
Bagian Kedua
Visi dan Misi
Pasal 8
(1) Visi Daerah adalah Menuju Surabaya sebagai kota jasa yang
nyaman, berdaya, berbudaya, dan berkeadilan.
(2) Misi Daerah, adalah :
a. meningkatkan kualitas penataan ruang kota dan infrastruktur
kota yang menjamin aksesibilitas publik, berwawasan
lingkungan, dan nyaman;
b. meningkatkan akses, kesadaran, partisipasi, dan kontrol
publik dalam penyusunan kebijakan dan penyelenggaraan
layanan publik;
c. mengembangkan aktualisasi dan kearifan budaya lokal warga
kota dalam tata pergaulan global;
d. mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan secara
konsisten;
e. meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan berkeadilan.
Pasal 9
(1) Upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 dilakukan dengan :
a. meningkatkan kemampuan dan daya saing dalam berbagai
bidang dalam rangka menghadapi kompetisi di era otonomi
dan globalisasi;
b. pengembangan jati diri, karakteristik dan citra kota sebagai
Kota Pahlawan melalui aktualisasi sejarah perjuangan dan
nilai-nilai kepahlawanan dalam pelaksanaan pembangunan
dan kehidupan sosial kemasyarakatan;
c.
11
Bagian Ketiga
Strategi
Pasal 10
(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7, ditetapkan strategi pengembangan
ruang wilayah secara terpadu baik untuk wilayah darat maupun
laut.
(2)
b.
c.
d.
strategi
penatagunaan
tanah,
penatagunaan
air,
penatagunaan udara, penatagunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan.
Pasal 11. .........
12
Pasal 11
(1) Strategi pengembangan kawasan lindung wilayah darat dan laut
ditujukan untuk menjamin keseimbangan dan keserasian
lingkungan hidup, serta kelestarian pemanfaatan potensi sumber
daya alam sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
(2)
Pasal 12
(1)
(2)
sebagaimana
wilayah
e. .............
13
Pasal 13
(1)
Strategi pengembangan
sistem transportasi, utilitas, dan
telekomunikasi untuk mewujudkan kemudahan pencapaian dan
hubungan antar wilayah, peningkatan pelayanan dasar dan
jaringan komunikasi baik dalam kota maupun dengan daerah
lain.
(2)
14
Pasal 14
(1) Strategi penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan
udara, sumber daya alam dan sumber daya buatan ditujukan
untuk menjamin terjaganya kualitas serta mewujudkan tertib
penguasaan, pengelolaan, dan pemanfaatan atas tanah, air,
udara dan sumber daya alam dan sumber daya buatan demi
kelestariannya dan demi kepentingan semua lapisan masyarakat.
(2) Strategi pengembangan penatagunaan tanah, penatagunaan air,
penatagunaan udara, sumber daya alam dan sumber daya
buatan dilakukan dengan :
a. melakukan pendataan dan inventarisasi potensi dan sumber
daya alam dan sumber daya buatan, baik yang berada di
wilayah darat, laut dan udara ;
b. optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya alam dan
sumber daya buatan yang dapat diperbaharuhi serta
melakukan pengendalian secara ketat terhadap pemanfaatan
sumber daya alam yang tidak terbaharui;
c.
d.
BAB IV
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bagian Pertama
Pertumbuhan Penduduk dan Rencana Struktur
Pasal 15
(1) Sampai tahun 2015, pertumbuhan penduduk di Daerah
dikendalikan sekitar 1 % (satu persen) pertahun dengan
penekanan pada upaya pengendalian jumlah kelahiran dan arus
urbanisasi.
(2) Pengendalian penduduk juga dilakukan dengan pemerataan
penyebaran penduduk dan aktifitasnya sehingga konsentrasi
dan tingkat kepadatan penduduk dapat lebih merata pada setiap
wilayah.
(3) Penyebaran penduduk dan aktifitasnya disesuaikan dengan
daya tampung dan daya dukung ruang pada setiap bagian
wilayah kota.
Pasal 16. ...........
15
Pasal 16
(1) Ruang wilayah kota
direncanakan berdasarkan kondisi dan
potensi pemanfaatan lahan, fungsi kegiatan, perkembangan
wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan dan dilakukan secara
merata dan terstruktur pada seluruh wilayah kota .
(2) Struktur
dan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tersusun atas ruang darat, laut dan
udara yang direncanakan secara terpadu dan terintegrasi dalam
satu kesatuan sistem ruang secara utuh.
(3)
Bagian Kedua
Struktur Ruang Wilayah Darat
Pasal 17
(1)
(2)
wilayah
16
meliputi wilayah
Wonocolo dan
j.
k.
l.
wilayah
Pasal 18
(1) Setiap unit pengembangan memiliki fungsi lindung, fungsi
budidaya, fungsi kegiatan dan pusat pertumbuhan yang berada
pada lokasi strategis sebagai pusat kegiatan pelayanan.
(2) Fungsi lindung dan fungsi budidaya sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) adalah fungsi lindung yang meliputi
fungsi lindung kawasan bawahannya, fungsi lindung setempat,
cagar budaya dan ruang terbuka hijau; serta fungsi budidaya
yang meliputi pemerintahan, perumahan, fasilitan umum,
perdagangan dan jasa, Industri dan pergudangan, pariwisata,
kawasan khusus, prasarana dan sarana transportasi dan utilitas,
dan jaringan pematusan.
(3) Fungsi Kegiatan dan pusat pertumbuhan pada setiap Unit
Pengembangan (UP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah sebagai berikut :
a. fungsi utama UP I Rungkut
adalah Permukiman,
Pendidikan, Konservasi dan Industri dengan pusat
pertumbuhan berada di Kawasan Rungkut Madya;
b. ............
17
j.
k.
fungsi utama UP XI
Tambak Oso Wilangon adalah
Permukiman, Perdagangan dan Jasa,
Pergudangan,
kawasan khusus,
dan Konservasi; dengan pusat
pertumbuhan berada di kawasan Tambak Oso Wilangon;
l.
18
Bagian Ketiga
Rencana Struktur Ruang Wilayah Laut
Pasal 19
(1)
zona III adalah wilayah laut yang berada di sebelah timur laut,
di sekitar Tambak Wedi- Kenjeran;
Pasal 20
(1) Setiap zona pengembangan wilayah laut memiliki fungsi kegiatan
utama yang terintegrasi dengan fungsi kegiatan
dan
pemanfaatan lahan di wilayah darat, dengan memperhatikan
fungsi lindung dan fungsi budidaya.
(2) Fungsi kegiatan pada masing-masing zona pengembangan
wilayah laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a.
b.
c.
d. ............
19
d.
Bagian Keempat
Sistem Transportasi
Pasal 21
(1) Sistem Jaringan jalan kota menggunakan pola Grid, dengan
pengembangan jaringan jalan alternatif yang dapat dicapai dari
fungsi jalan arteri ke jalan kolektor, jalan kolektor ke jalan lokal
dan seterusnya.
(2) Sistem Jaringan jalan kota dikembangkan secara terpadu dan
terintegrasi dengan sistem jaringan jalan nasional dan regional.
(3)
diarahkan
pada
pengembangan
Pasal 22
(1)
c. .............
20
b.
c.
sungai
untuk
mendukung
21
Bagian Kelima
Sistem Pematusan
Pasal 23
(1) Pembangunan sistem pematusan dilakukan secara terpadu
dengan pembangunan prasarana dan sarana kota yang lain,
yang mendukung rencana pengembangan wilayah sehingga
sistem pematusan ini dapat berfungsi secara optimal.
(2) Pembangunan sistem pematusan ditekankan pada upaya
optimalisasi prasarana dan sarana pematusan yang telah ada
serta pembangunan prasarana dan sarana pematusan baru.
(3) Sistem Pematusan di Daerah dibagi dalam 5 Wilayah Sistem
Pematusan, yaitu :
a. rayon Genteng, meliputi sistem Pompa Air (PA). Darmokali,
Ciliwung, PA. Dinoyo, PA. Keputran, Gubeng-Kayon Grahadi,
PA. Kenari-Embong Malang, PA. Flores, Peneleh, Kali Mas,
Pelabuhan Barat, Pelabuhan Timur dan Greges;
b. rayon Gubeng, meliputi sistem Pegirian, Tambak Wedi,
Jeblokan Hulu, Jeblokan Hilir, Tanah Kali Kedinding, Lebak
Indah, Kenjeran, Kenjeran, Kali Kepiting, Kalidami, Kalibokor
Hulu, Kalibokor Hilir, Daratan Pantai Timur, Oloran Utara
Kalidami dan Oloran Selatan Kalidami;
c.
rayon Jambangan, meliputi sistem Kali Mir Hulu, Kali Mir Hilir,
PDAM Ngagel, Kali Sumo, Medokan Semampir, Tambak
Keputih, Kali Wonorejo, Kali Rungkut, Kali Kebonagung dan
Kali Perbatasan;
Bagian Keenam
Sistem Utilitas Kota
Pasal 24
(1) Pengembangan dan pembangunan sistem
utilitas kota
dilakukan secara terpadu, merata, dan terstruktur berdasarkan
pada
rencana pengembangan wilayah dan lokasi pusat
pertumbuhan yang ditekankan pada upaya peningkatan
pelayanan, penambahan kapasitas dan jangkauan pelayanan.
(2) Pengembangan dan pembangunan sistem utilitas kota dilakukan
secara terpadu melalui koordinasi dan kerjasama antara
Pemerintah Kota dan pihak-pihak lain yang terkait dengan
pengembangan dan sistem utilitas kota.
(3). ............
22
(3) Sistem utilitas kota meliputi jaringan air bersih, listrik, gas serta
sistem informasi dan komunikasi .
Pasal 25
(1)
(2)
(3)
(4)
BAB V
RENCANA PEMANFAATAN RUANG
Bagian Pertama
Umum
Pasal 26
(1)
Bagian Kedua
Kawasan Lindung Wilayah Darat
Pasal 27
(1) Penetapan kawasan lindung wilayah darat
bertujuan untuk
melestarikan potensi dan sumberdaya alam, mencegah timbulnya
kerusakan
lingkungan, serta menghindari berbagai usaha
dan/atau kegiatan di wilayah darat yang dapat mengakibatkan
kerusakan lingkungan.
(2). ...............
23
Pasal 28
(1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya,
adalah kawasan yang memberikan perlindungan pada skala
lokal di kawasan sekitar atau skala kota dan berfungsi sebagai
kawasan resapan air, pencegahan banjir, erosi, dan untuk
melindungi ekosistem pada di kawasan tersebut.
(2) Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan
lindung bagi
kawasan bawahannya adalah kawasan konservasi di bagian timur
kota yaitu dalam wilayah Unit Pengembangan (UP) I Rungkut
yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan
Rungkut, dan
Gunung Anyar dan UP. II Kertajaya meliputi sebagian Kecamatan
Sukolilo dan Mulyorejo.
Pasal 29
(1)
(2)
Pasal 30
(1)
24
Pasal 31
(1) Kawasan Sempadan Sungai, adalah kawasan di sekitar daerah
aliran sungai yang
berfungsi untuk melindungi sungai dari
kegiatan yang dapat mengganggu atau merusak bantaran/tanggul
sungai, kualitas air sungai, dasar sungai, mengamankan aliran
sungai dan mencegah terjadinya bahaya banjir.
(2) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 32
(1) Kawasan Sempadan boozem/waduk adalah kawasan lindung
di sekitar boozem/waduk yang berfungsi untuk melindungi
boozem/waduk dari kegiatan yang dapat mengganggu dan atau
merusak kondisi fisik lingkungan pinggir boozem/waduk, kualitas
air waduk, dan dasar waduk.
(2) Sempadan boozem/waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(3) Pembangunan dan penanganan areal boozem ditekankan pada
upaya
mempertahankan
areal
efektif
boozem
dan
mendayagunakan boozem untuk kepentingan teknis, ekologi dan
sosial-ekonomi.
Pasal 33
(1) Kawasan Cagar Budaya adalah kawasan yang di dalamnya
terdapat atau mengandung bangunan
dan lingkungan cagar
budaya
yang harus dilindungi untuk menjaga kelestarian
bangunan dan lingkungan cagar budaya tersebut.
(2) Cagar budaya meliputi :
a.
(3). ...............
25
Pasal 34
Ruang terbuka hijau meliputi kawasan Hijau Pertamanan Kota,
Kawasan Hijau Hutan Kota, Kawasan Hijau Rekreasi Kota, Kawasan
Hijau Permakaman, Kawasan Hijau Pertanian, Kawasan Hijau Jalur
Hijau, dan Kawasan Hijau Pekarangan.
Pasal 35
(1) Proporsi luas ruang terbuka hijau ditetapkan dan diupayakan
secara bertahap sebesar 20% (dua puluh persen) dari luas
wilayah Kota.
(2)
(3)
diatur sebagai
taman kota, berbentuk taman-taman yang berada pada lokasilokai strategis dan jalur utama kota dengan berbagai
ornamen untuk memperidah estetika kota;
26
Bagian Ketiga
Kawasan Lindung Wilayah Laut
Pasal 36
(1) Penetapan kawasan lindung wilayah laut
bertujuan untuk
melindungi lingkungan, potensi, dan sumberdaya yang berada di
wilayah pesisir dan perairan laut dari usaha atau kegiatan yang
dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan atau pencemaran laut.
(2) Pada kawasan lindung wilayah laut dilarang melaksanakan
kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan yang dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan wilayah laut.
(3) Kawasan Lindung wilayah laut meliputi :
a. kawasan lindung/konservasi laut;
b. kawasan lindung mangrove.
Pasal 37
(1) Kawasan lindung / konservasi wilayah laut adalah kawasan yang
berfungsi untuk melindungi lingkungan, ekosistem, potensi, dan
sumberdaya laut serta menjamin kelestarian dan ketersediaan
sumberdaya hayati wilayah pesisir dan laut.
(2) Kawasan konservasi / lindung wilayah laut
laut sebelah timur yaitu pada zona IV.
berada di wilayah
Pasal 38
(1) Kawasan lindung mangrove adalah kawasan tempat tumbuhnya
tanaman mangrove di wilayah pesisir/laut yang berfungsi untuk
melindungi habitat, ekosistem, dan aneka biota, melindungi
pantai dari sedimentasi, abrasi dan proses akresi (pertambahan
pantai), dan mencegah terjadinya pencemaran pantai.
(2) Kawasan lindung mangrove berada di wilayah laut sebelah timur
yaitu pada wilayah laut zona 4 yang ditetapkan untuk upaya
pelestarian tanaman mangrove yang sudah ada, mengganti
tanaman mangrove yang rusak, dan penanaman mangrove baru.
27
Bagian Keempat
Kawasan Budidaya Wilayah Darat
Pasal 39
(1)
(2)
Pemanfaatan
ruang
wilayah
darat
dilakukan
dengan
memperhatikan prinsip serasi, selaras, dan seimbang agar
terwujud keseimbangan antara kepentingan sosial ekonomi
masyarakat, dan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian
lingkungan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.
(3) Pemanfaatan
ruang
diupayakan
dapat
memberikan
nilai tambah dan pengaruh positif secara sosial dan ekonomi bagi
kepentingan setiap lapisan masyarakat.
(4) Kawasan budidaya wilayah darat terdiri dari :
a.
kawasan pemerintahan ;
b.
kawasan perumahan;
c.
d.
e.
f.
kawasan pariwisata;
g.
kawasan khusus;
h.
i.
Pasal 40
(1) Kawasan Pemerintahan, merupakan kawasan yang dominansi
pemanfaatan ruangnya adalah penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan, baik pemerintah pusat, regional Propinsi, maupun
pemerintahan kota.
(2). ...............
28
b.
c.
di wilayah atau lokasi lain secara tersebar yang terdapat unitunit kantor pemerintahan yang merupakan bagian dari
penyelenggaraan Pemerintahan Pusat, Propinsi, maupun
Daerah.
Pasal 41
(1) Kawasan Perumahan, adalah kawasan yang pemanfaatannya
untuk perumahan dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan.
(2) Kawasan Perumahan terdiri dari kawasan perumahan yang
dibangun oleh penduduk sendiri dibangun oleh perusahaan
pembangunan perumahan dan dibangun oleh pemerintah.
(3) Pembangunan pada kawasan perumahan ditetapkan sebagai
berikut :
a.
b.
dengan
maupun
c. .............
29
c.
Pasal 43
(1) Pembangunan fasilitas pendidikan dilakukan dalam rangka
peningkatan dan penyediaan Sumber Daya Manusia yang dapat
mendukung peran dan kedudukan Surabaya sebagai sentra
perdagangan dan jasa dalam lingkup regional, nasional, dan
internasional.
(2) Pembangunan fasilitas pendidikan dilakukan sebagai berikut :
a. ............
30
a.
b.
c.
d.
Pasal 44
(1) Pembangunan fasilitas kesehatan dilakukan dalam rangka
peningkatan kualitas kesehatan dan pelayanan
kepada
masyarakat sesuai dengan standar pelayanan yang ada baik
dalam skala kota, regional, dan nasional.
(2) Pembangunan fasilitas kesehatan dilakukan sebagai berikut :
a. pembangunan fasilitas kesehatan dilakukan dengan
peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan yang
telah ada maupun pembangunan fasilitas kesehatan baru;
b. peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan yang
telah ada dilakukan pada Rumah Sakit yang dikelola oleh
Pemerintah dan / atau militer yang terdapat pada Unit
Pengembangan
(UP) II Kertajaya, UP IV Dharmahusada,
UP VI Tunjungan, UP VII Wonokromo, UP. IX Ahmad Yani,
Rumah Sakit Rumah Sakit / klinik Swasta, dan Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di setiap
wilayah Kecamatan dan pada lokasi-lokasi fasilitas umum;
c. untuk pembangunan fasilitas kesehatan baru dilakukan secara
tersebar pada lokasi-lokasi fasilitas umum di sekitar kawasan
perumahan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
ruang, serta lingkup pelayanannya.
d. untuk peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan
kesehatan,
juga akan dilakukan pembangunan fasilitas
kesehatan baru berupa Rumah Sakit di wilayah Surabaya
Barat yaitu di Unit Pengembangan (UP) XII Sambikerep
Pasal 45. ..........
31
Pasal 45
(1) Pembangunan prasarana dan sarana kebersihan/ persampahan
dilakukan dalam rangka peningkatan kebersihan dan kualitas
lingkungan kota melalui upaya-upaya penanganan sampah secara
terpadu mulai dari proses pembuangan awal sampai akhir.
(2) Pembangunan prasarana dan sarana kebersihan dan penanganan
sampah dilakukan sebagai berikut :
a.
b.
pembangunan
LPS pada Unit Pengembangan dapat
dilakukan pada lahan-lahan yang direncanakan untuk fasilitas
umum dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana
penunjang penanganan dan pengelolaan sampah;
c.
d.
Pasal 46
(1) Pembangunan Tempat Pemakaman Umum
dilakukan dalam
rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan memenuhi
kebutuhan tempat pemakaman umum di Daerah.
(2)
b. ...........
32
Pasal 47
(1) Pembangunan Tempat Peribadatan
dilakukan dalam rangka
peningkatan kualitas iman dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta untuk memenuhi kebutuhan tempat beribadah
bagi semua golongan masyarakat warga Kota baik pada skala
kota maupun skala lingkungan.
(2) Pembangunan tempat peribadatan dilakukan sebagai berikut :
a.
b.
tempat ibadah skala lingkungan dapat dilakukan pada lahanlahan fasilitas umum di kawasan perumahan sesuai dengan
kebutuhan dan lingkup pelayananya.
33
Pasal 48
(1) Pembangunan fasilitas umum berupa Ruang Serbaguna, Gedung
Pertemuan, serta Fasilitas Kesenian dan Budaya dilakukan untuk
penyediaan fasilitas yang dapat mewadahi aktifitas sosial
kemasyarakatan serta mendukung terwujudnya aktualisasi budaya
lokal.
(2) Pembangunan fasilitas umum berupa Ruang Serbaguna, Gedung
Pertemuan, serta Fasilitas Kesenian dan Budaya
dilakukan
dengan pengembangan fasilitas yang telah ada atau
pembangunan fasilitas baru pada Unit Pengembangan yang di
dalamnya terdapat lahan fasilitas umum dengan memperhatikan
lingkup pelayanan, luas lahan yang tersedia, serta kemudahan
pencapaian dari dan menuju lokasi.
Pasal 49
(1)
(2)
Pasal 50
(1)
34
(2)
(3)
(4)
Pasal 51
(1)
(2). .............
35
(2)
(3)
(4)
Pasal 52
(1)
(2). ...........
36
(2)
(3)
b.
wisata satwa
berada pada
Unit Pengembangan VII
Wonokromo, yaitu di Kawasan Kebun Binatang Surabaya
yang ditekankan pada upaya pelestarian satwa dan
lingkungan alam di dalamnya;
c.
d.
e.
Pasal 53
(1)
(2)
a. .............
37
(3)
(1)
(3)
38
b.
Pasal 55
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
b.
c.
39
Bagian Kelima
Kawasan Budidaya Wilayah Laut
Pasal 56
(1)
b.
c.
d.
Pasal 57
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
40
Pasal 58
(1)
(2)
Pasal 59
(1)
(2)
(3)
Pasal 60
(1)
(2)
Kawasan alur pelayaran wilayah laut berada pada Zona I, II, III,
dan IV terutama pada perairan dengan kedalaman sedang dan
dalam, sedangkan untuk jaringan utilitas yang melintasi perairan
laut ditempatkan pada Zona III dan direncanakan secara
terpadu dengan lintasan jembatan Surabaya Madura.
41
Bagian Keenam
Insentif dan Disinsentif
Pasal 61
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
BAB VI
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Pertama
Pengendalian
Pasal 62
(1)
(2)
42
Bagian Kedua
Pengendalian Terpadu
Pasal 63
(1)
(2)
(3)
(1)
43
(2)
(1)
(2)
(3)
Bagian Kelima
Koordinasi Pelaksanaan Pengendalian
Pasal 66
(1)
(2)
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN KERJASAMA
ANTAR DAERAH
Bagian Pertama
Hak, Kewajiban dan Peran Serta Masyarakat
Pasal 67
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :
a.
44
b.
d.
Pasal 68
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat wajib :
a.
b.
Pasal 69
Peran serta masyarakat dalam penataan ruang di Daerah
dilakukan dengan :
dapat
a.
b.
c.
melaksanakan
pengawasan
dan
penertiban
terhadap
pemanfaatan ruang dengan memberikan laporan dan informasi
apabila terjadi penyimpangan rencana tata ruang.
Pasal 70
(1) Terhadap perubahan jenis dan pemanfaatan lahan yang dimiliki
oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan Rencana Tata
Ruang Wilayah, masyarakat berhak memperoleh penggantian
yang layak atas kondisi yang dialami
sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan mengedepankan
prinsip musyawarah.
(2) Bentuk penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa uang dan/atau tanah pengganti dan/atau pemukiman
kembali.
(3). ...............
45
(3) Dalam hal pemegang hak atas tanah tidak menghendaki bentuk
penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka dapat
diberikan kompensasi berupa penyertaan modal (saham) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Kerja sama antar Daerah
Pasal 71
Untuk pengembangan dan pembangunan kawasan perbatasan kota
dan untuk keperluan penyediaan lahan bagi penempatan fasilitas
tertentu serta pembangunan berskala regional, Pemerintah Daerah
mengupayakan kerjasama dan berkoordinasi dengan Pemerintah
Propinsi atau Kabupaten/Kota yang lain.
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 72
Pelanggaran atau penyimpangan terhadap ketentuan pasal 27 ayat
(2), pasal 36 ayat (2), pasal 41 ayat (3) huruf d, pasal 46 ayat (2)
huruf d, pasal 50 ayat (4) huruf d atau pasal 51 ayat (4) huruf b,
dikenakan sanksi administrasi berupa penghentian pelaksanaan
pembangunan
dan / atau kegiatan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 73
(1)
(2)
menerima laporan
mengenai adanya
Peraturan Daerah;
atau
pengaduan
dari seseorang
tindak pidana atas pelanggaran
b.
dan
memeriksa
tanda
d. ............
46
(3)
(4)
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 74
(1)
(2)
BAB XI
PENINJAUAN KEMBALI
Pasal 75
(1)
(2). ............
47
(2)
BAB XII
JANGKA WAKTU PERENCANAAN
Pasal 76
Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah adalah 10 (sepuluh)
tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 77
(1)
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 78
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 23 Tahun 1978
tentang Master Plan Surabaya 2000 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 79
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan
dan/atau Lampiran yang terdapat pada Peraturan Daerah Kota
Surabaya Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2002 Nomor 3/E),
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Daerah ini.
48
Pasal 80
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Kepala Daerah.
Pasal 81
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kota Surabaya.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal
WALIKOTA SURABAYA,
PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA SURABAYA
I.
PENJELASAN UMUM
Kota Surabaya memiliki kedudukan yang sangat strategis baik dalam skala
regional maupun nasional, yaitu sebagai sentra pelayanan perdagangan dan
jasa di Jawa Timur, dan sebagai pusat pengembangan wilayah bagian timur
Indonesia, bahkan saat ini kegiatan perdagangan dan jasa di Surabaya telah
mencapai lingkup internasional. Dinamika dan aktivitas kota yang sangat tinggi
memacu terjadinya perkembangan kota yang sangat cepat, untuk itu diperlukan
suatu upaya pengendalian secara terpadu agar perkembangan dan
pembangunan kota dapat lebih terarah dan benar-benar bermanfaat. Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya disusun dalam rangka
pengendalian perkembangan dan pembangunan kota dan untuk mewujudkan
Kota Surabaya Metropolitan sebagai kota jasa. RTRW Kota Surabaya meliputi
visi dan misi, strategi pengembangan, struktur tata ruang, rencana pemanfaatan
lahan, dan tata cara pengendalian,
yang merupakan pedoman
dalam
penetapan kebijaksanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang, sekaligus
sebagai arahan pelaksanaan pengembangan dan pembangunan di Kota
Surabaya. Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ini, diharapkan dapat
terwujud keserasian dan keterpaduan dalam pelaksanaan pembangunan di
kota Surabaya untuk masa 10 tahun ke depan. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang maka Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Surabaya harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
II.
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Pasal 3
: Cukup jelas
Pasal 4. ..........
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
: Cukup jelas ;
ayat (2)
: Cukup jelas ;
ayat (3)
ayat (4)
: Cukup jelas
ayat (5)
: Cukup jelas
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
cukup jelas
c.
d.
cukup jelas
Pasal 12
: Cukup jelas
Pasal 13
c. ..........
: Cukup jelas
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
: Cukup jelas
Pasal 19
Pasal 20
: Cukup jelas
Pasal 21
: Cukup jelas
Pasal 22
Pasal 23
: Cukup jelas
Pasal 24
: Cukup jelas
Pasal 25
: Cukup jelas
Pasal 26
: Cukup jelas
Pasal 27
Pasal 28
: Cukup jelas
: Cukup Jelas
Pasal 29
: Cukup jelas
Pasal 30
Pasal 3
Pasal 32
Pasal 33
: Cukup jelas
Pasal 34
: Cukup jelas
Pasal 35
: Cukup jelas
Pasal 36
: Cukup jelas
Pasal 37
: Cukup jelas
Pasal 38
: Cukup jelas
Pasal 39
: Cukup jelas
Pasal 40
: Cukup Jelas
Pasal 41
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. Cukup jelas
e. Prasarana lingkungan meliputi antara lain :
a. jalan beserta kelengkapannya;
b. saluran pembuangan air limbah;
c. saluran pembuangan air hujan.
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
ayat (1) : Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah Daerah antara
lain adalah RS. Dr. Suwandi yang dikelola oleh Pemerintah
Kota Surabaya serta RS. Dr. Soetomo dan RS. Haji Sukolilo
yang dikelola oleh Pemerintah Propinsi jawa Timur. Rumah
sakit yang dikelola oleh militer antara lain RS. Bhayangkara
POLDA Jatim, dan RSAL Dr. Ramelan.
ayat (2) :
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. untuk peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan
kesehatan, juga akan dilakukan pembangunan fasilitas
kesehatan baru berupa Rumah Sakit di wilayah Surabaya
Barat yaitu di Unit Pengembangan (UP) XII Sambikerep
Pasal 45
Pasal 46
: Cukup jelas
ayat (2)
: a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. ............
: Cukup jelas
Pasal 48
: Cukup jelas
Pasal 49
: Pengembangan dan
peningkatan serta pengendalian
fasilitas olah raga berupa ruang terbuka/lapangan yang telah
ada antara lain dilakukan pada Fasilitas OR. KONI di wilayah
Unit Pengembangan (UP) II Kertajaya, GOR Tambak Sari,
Gelanggang Remaja, dan lapangan olah raga di wilayah UP.
IV Dharmahusada, Gelora Pantjasila di wilayah UP. VII
Wonokromo, dan Gedung Senam
di wilayah UP. VIII
Satelit
Untuk pembangunan fasilitas baru skala kota dilakukan pada
kawasan Stadion di Kecamatan Pakal di wilayah UP. XII
Sambikerep.
Pasal 50
Cukup Jelas
ayat (3)
Cukup jelas
ayat (4) : a.
Cukup jelas
b.
Cukup jelas
c.
Cukup jelas
d. ............
10
d.
11
12
d. Cukup jelas
Pasal 52
: Cukup jelas
Pasal 53
: Cukup jelas
Pasal 54
: Cukup jelas
Pasal 55
: Cukup jelas
peningkatan dan optimalisasi fungsi saluran pematusan dan
lokasi penampungan air (boozem, waduk, dll) yang telah ada
yang disertai dengan penyediaan prasarana dan sarana
penunjang yang dapat meningkatkan kinerja saluran
pematusan .
Pasal 56
ayat (1)
ayat (2)
: Cukup jelas
Pasal 57
: Cukup jelas
Pasal 58
: Cukup jelas
Pasal 59
: Cukup jelas
Pasal 60. ..........
13
Pasal 60
: Cukup jelas
Pasal 61
Pasal 62
: Cukup jelas
Pasal 63
: Cukup jelas
Pasal 64
ayat (1)
: Cukup jelas
ayat (2)
ayat (3)
: Cukup jelas
Pasal 65
: Cukup jelas
Pasal 66
Pasal 67
14
: Cukup jelas
Pasal 70
15
Pasal 72
Pasal 73
Pasal 74
Pasal 75
Pasal 76
Pasal 77
: Cukup jelas
Pasal 78
: Cukup jelas
16
Pasal 79
: Cukup jelas
Pasal 80
: Cukup jelas
Pasal 81
: Cukup jelas
--------------------