b. BWK II terdiri dari 37 (tiga puluh tujuh) blok dengan luas 1.197 ha terdiri atas :
1. Blok II-01 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 7.83 ha)
, permukiman (20,50 ha) dan sempadan/RTH (2,61 ha);
2. Blok II-02 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 7.91 ha)
dan permukiman (16,73 ha);
3. Blok II-03 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 4,03 ha)
dan permukiman (49,48 ha);
4. Blok II-04 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 7,83 ha)
dan permukiman (51,83 ha);
5. Blok II-05 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 7,27 ha)
dan permukiman (47,59 ha);
6. Blok II-06 alokasi pemanfaatan ruang permukiman (11,49 ha);
7. Blok II-07 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (1,45 ha)
dan permukiman (17,71 ha);
8. Blok II-08 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (1,78 ha)
dan permukiman (12,65 ha);
9. Blok II-09 alokasi pemanfaatan ruang permukiman (15,71ha);
10. Blok II-10 alokasi pemanfaatan ruang permukiman (27,18 ha);
11. Blok II-11 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1.02 ha) ,
persawahan ( 5,57 ha) , permukiman (30,92 ha) dan sempadan/RTH (2,47
ha);
12. Blok II-12 alokasi pemanfaatan ruang persawahan (29,47 ha) dan
permukiman (17,77 ha);
13. Blok II-13 alokasi pemanfaatan ruang persawahan (9,60 ha) dan permukiman
(17,77 ha);
14. Blok II-14 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (1,30 ha) ,
permukiman (14,80 ha) dan rekreasi/olahraga (0,66 ha);
15. Blok II-15 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,06 ha) dan
permukiman (25,56 ha);
16. Blok II-16 alokasi pemanfaatan ruang persawahan (3,41 ha) dan permukiman
(13,01 ha);
17. Blok II-17 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 2,19 ha) dan
permukiman (18,80 ha);
18. Blok II-18 alokasi pemanfaatan ruang pendidikan (11,44 ha) dan
perdagangan dan jasa (0,63 ha);
19. Blok II-19 alokasi pemanfaatan ruang pendidikan (5,07 ha) , perdagangan
dan jasa (0,63 ha) dan permukiman (33,56 ha);
20. Blok II-20 alokasi pemanfaatan ruang persawahan (22,45 ha) dan sempadan
sungai /RTH (1,57 ha);
21. Blok II-21 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 2,22 ha) dan
persawahan (127,49 ha);
22. Blok II-22 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,87 ha) dan
permukiman (25,16 ha);
23. Blok II-23 alokasi pemanfaatan ruang persawahan (22,62 ha) dan
permukiman (31,36 ha);
24. Blok II-24 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (1,64 ha) ,
persawahan ( 7,10 ha) dan permukiman (40,14 ha) ;
25. Blok II-25 alokasi pemanfaatan ruang industri dan perdagangan (1,37 ha) ,
persawahan (34,24 ha) , permukiman (18,97 ha) dan rekreasi/olahraga
( 1,09 ha);
26. Blok II-26 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 33,16 ha) dan
permukiman (14,77 ha);
27. Blok II-27 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 3,38 ha) dan
permukiman (13,10 ha);
28. Blok II-28 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 2,92 ha) dan
permukiman (19,39 ha);
29. Blok II-29 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 12,58 ha) dan sempadan
sungai /RTH (1,65 ha);
30. Blok II-30 alokasi pemanfaatan ruang persawahan (13,55 ha) ,permukiman
(1,74 ha) dan sempadan sungai /RTH (1,73 ha);
31. Blok II-31 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 3,02 ha) dan
permukiman (21,85 ha);
32. Blok II-32 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (4,41 ha) ,
persawahan ( 31,79 ha) dan permukiman (20,31 ha) ;
33. Blok II-33 alokasi pemanfaatan ruang permukiman (22,01 ha);
34. Blok II-34 alokasi pemanfaatan ruang persawahan (38,87 ha) dan
permukiman (37,68 ha);
35. Blok II-35 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 3,29 ha),
persawahan ( 25,67 ha) dan permukiman (9,00 ha);
36. Blok II-36 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 5,15 ha) dan
permukiman (51,53 ha);
37. Blok II-37 alokasi pemanfaatan ruang permukiman (25,75 ha) dan sempadan
sungai /RTH (1,64 ha);
c. BWK III terdiri dari 31 (tiga puluh satu) blok dengan luas 754,37 ha terdiri atas :
1. Blok III-01 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 2,75
ha) dan permukiman (20,39 ha);
2. Blok III-02 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (3,72 ha)
, persawahan ( 10,79 ha) , permukiman (1,27 ha) dan sempadan sungai/RTH
( 1,58 ha);
3. Blok III-03 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 2,96
ha) dan permukiman (7,86 ha);
4. Blok III-04 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 20,15 ha) dan
permukiman (2,99 ha);
5. Blok III-05 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,78
ha) dan permukiman (10,14 ha);
6. Blok III-06 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (4,50 ha)
, persawahan ( 3,26 ha) , permukiman (0,83 ha) dan sempadan sungai/RTH (
1,35 ha);
7. Blok III-07 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 2,26 ha)
,permukiman (9,13 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 0,62 ha);
8. Blok III-08 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 19,79 ha) dan
permukiman (1,55 ha);
9. Blok III-09 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 10,68 ha) dan
permukiman (1,99 ha);
10. Blok III-10 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 3,45 ha) ,permukiman
(914,11 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 0,85 ha);
11. Blok III-11 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (2,18 ha) ,
persawahan ( 13,51 ha) dan permukiman (2,62 ha);
12. Blok III-12 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 18,98 ha) dan
permukiman (8,26 ha);
13. Blok III-13 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 16,59 ha);
14. Blok III-14 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 0,19 ha) ,permukiman
(14,11 ha) dan rekreasi dan olah raga ( 1,47 ha);
15. Blok III-15 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,64 ha) dan
permukiman (8,13 ha);
16. Blok III-16 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (3,65 ha) ,
permukiman (8,12 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 1,38 ha);
17. Blok III-17 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 10,45 ha) ,permukiman
(18,11 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 2,65 ha);
18. Blok III-18 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 3,97 ha) dan
permukiman (14,87 ha);
19. Blok III-19 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 3,64 ha) dan
permukiman (22,26 ha);
20. Blok IIi-20 alokasi pemanfaatan ruang permukiman (23,54 ha);
21. Blok III-21 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 13,57 ha) ,permukiman
(0,88 ha);
22. Blok III-22 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 29,04 ha) ,permukiman
(0,84 ha);
23. Blok III-23 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 29,95 ha) ,permukiman
(10,02 ha);
24. Blok III-24 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 3,35 ha) dan
permukiman (19,90 ha);
25. Blok III-25 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (2,79 ha) ,
persawahan ( 15,20 ha) , permukiman (21,78 ha);
26. Blok III-26 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,99 ha) dan
permukiman (18,84 ha);
27. Blok III-27 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 26,59 ha) ,permukiman
(7,42 ha);
28. Blok III-28 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 61,55 ha) ,permukiman
(17,59 ha);
29. Blok III-29 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 5,05 ha) dan
permukiman (45,52 ha);
30. Blok III-30 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 4,96 ha) dan
permukiman (22,99 ha);
31. Blok III-31 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 20,11 ha) ,permukiman
(13,41 ha);
d. BWK IV terdiri dari 29 (dua puluh sembilan) blok dengan luas 787,97 ha terdiri
atas :
1. Blok IV-01 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 24,68 ha) ,permukiman
(4,93 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 1,15 ha);
2. Blok IV-02 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (0,11 ha) ,
persawahan ( 10,26 ha) , permukiman (20,18 ha) dan sempadan sungai/RTH
( 2,51 ha);
3. Blok IV-03 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (0,68 ha) ,
persawahan ( 4,00 ha) , permukiman (13,33 ha) dan sempadan sungai/RTH (
0,93 ha);
4. Blok IV-04 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 20,77 ha) , dan
sempadan sungai/RTH ( 2,36 ha);
5. Blok IV-05 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (2,27 ha) ,
persawahan ( 20,80 ha) , permukiman (13,95 ha);
6. Blok IV-06 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,18 ha) dan
permukiman (17,10 ha);
7. Blok IV-07 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (1,38 ha) ,
persawahan ( 12,86 ha);
8. Blok IV-08 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 21,07 ha) ,permukiman
(22,06 ha);
9. Blok IV-09 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 90.09 ha) ,permukiman
(0,22 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 2,00 ha);
10. Blok IV-10 alokasi pemanfaatan ruang permukiman (19,23 ha);
11. Blok IV-11 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 24,68 ha)
,permukiman (0,41 ha);
12. Blok IV-12 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,39
ha) dan permukiman (22,71 ha);
13. Blok IV-13 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (1,76
ha) , persawahan ( 4,00 ha) , permukiman (16,42 ha);
14. Blok IV-14 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 13,39 ha)
,permukiman (4,27 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 1,84 ha);
15. Blok IV-15 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 2,03
ha) dan permukiman (27,09 ha);
16. Blok IV-16 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,19
ha) dan permukiman (14,65 ha);
17. Blok IV-17 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 30,76 ha)
,permukiman ( 26,47 ha);
18. Blok IV-18 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 14,96 ha) , dan
sempadan sungai/RTH ( 1,79 ha);
19. Blok IV-19 alokasi pemanfaatan ruang permukiman ( 19,23 ha);
20. Blok IV-20 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 2,79
ha) dan permukiman (29,92 ha);
21. Blok IV-21 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (2,24
ha) , persawahan ( 12,16 ha) , permukiman (12,46 ha);
22. Blok IV-22 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 14,00 ha)
,permukiman (8,81 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 1,75 ha);
23. Blok IV-23 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 16,35 ha)
,permukiman (1,76 ha) dan sempadan sungai/RTH ( 1,04 ha);
24. Blok IV-24 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 10,98 ha)
,permukiman ( 15,63 ha);
25. Blok IV-25 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa (2,28
ha) , persawahan ( 6,90 ha) , permukiman (22,79 ha);
26. Blok IV-26 alokasi pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa ( 1,21
ha) dan permukiman (29,33 ha);
27. Blok IV-27 alokasi pemanfaatan ruang permukiman ( 7,35 ha);
28. Blok IV-28 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 8,75 ha)
,permukiman ( 1,94 ha);
29. Blok IV-29 alokasi pemanfaatan ruang persawahan ( 19,73 ha)
,permukiman ( 10,44 ha);
(6) Apabila terjadi perubahan yang sangat mendesak berkenaan dengan dinamika
masyarakat, Bupati dapat melakukan perubahan pemanfaatan ruang dan ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
(7) Rencana pemanfaatan ruang selengkapnya sebagaimana disebut Peta Rencana
Blok Pemanfaatan Ruang Kawasan Kecamatan Sewon, yang yang merupakan
Lampiran Peraturan daerah ini.
Bagian Keduabelas
Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kawasan
Paragraf 1
Arahan Kepadatan Bangunan
Pasal 36
(1) Rencana kepadatan bangunan mengatur tentang perbandingan maksimum yang
diijinkan antara luas lahan yang tertutup bangunan dan atau bangun – bangunan
dengan luas petak/persilnya pada setiap blok peruntukan.
(2) Besaran angka maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
prosentase koefisien dasar bangunan.
(3) Kalsifikasi arahan kepadatan bangunan di kawasan Kecamatan Sewon diatur
sebagai berikut :
a. Koefisien dasar bangunan (KDB) tinggi (50%-75%);
b. Koefisien dasar bangunan (KDB) menengah ( 20%-50%);
c. Koefisien dasar bangunan (KDB) rendah (5%-20%); dan
d. Koefisien dasar bangunan (KDB) sangat rendah (< 5%).
(4) Rencana pemanfaatan ruang selengkapnya sebagaimana disebut Peta Arahan
Kepadatan Bangunan Kawasan Kecamatan Sewon, yang yang merupakan
Lampiran Peraturan Daerah ini.
Bagia Keduabelas
Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kawasan
Paragraf 1
Arahan Ketinggian Bangunan
Pasal 36
(1) Rencana ketinggian bangunan mengatur ketinggian maksimum dari permukaan
tanah atas bangunan dan/atau bangun-bangunan.
(2) Ketentuan mengenai ketinggian maksimum bangunan di jelaskan dengan jumlah
lantai dan ketinggian (meter).
(3) Klasifikasi bangunan maksimum di Kawasan Kecamatan Sewon diatur sebagai
berikut :
a. Ketinggian bangunan sangat rendah dengan tidak bertingkat dan bertingkat
maksimum dua lantai (KLB maksimum = 2 x KDB) dengan tinggi puncak
bangunan maksimum 12 (dua belas) meter dari lantai dasar;dan
b. Ketinggian bangunan rendah dengan bangunan bertingkat maksimum 4 lantai
(KLB maksimum = 4 x KDB) dengan puncak bangunan maksimum 20 (dua
puluh) meter dan minimum 12 (dua belas) meter dari lantai dasar.
(4) Rencana ketinggian bangunan lengkapnya sebagaimana tersebut dalam Peta
Arahan Ketinggian Bangunan Kawasan Sewon yang merupakan Lampiran Peraturan
Daerah ini.
Paragraf 3
Arah Perpetakan Bangunan
Pasal 38
(1) Rencana perpetakan bangunan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan
penduduk kawasan Kecamatan Sewon dan efisiensi pemanfaatan ruang.
(2) Rencana perpetakan hanya diberlakukan terhadap terjadinya frasmentasi/
pemecahan tanah, baik karena dijual maupun karena pewarisan.
(3) Klasifikasi perpetakan diatur sebagai berikut :
a. Klasifikasi II (1000-2500 m2);
b. Klasifikasi III (600-1000 m2);
c. Klasifikasi IV (250-600m2);
d. Klasifikasi V (100-250 m2);
e. Klasifikasi VI (25-100 m2).
(4) Rencana perpetakan bangunan lengkapnya sebagaimana tersebut dalam Peta
Arahan Perpetakan Bangunan Kecamatan Sewon yang merupakan Lampiran
Peraturan Daerah ini.
Paragraf 4
Sempadan Bangunan
Pasal 39
(1) Rencana garis sempadan dimaksudkan untuk memberi batas minimum boleh dan
atau tidak bolehnya suatu bangunan berada pada suatu ruang di petak yang
bersangkutan untuk setiap blok peruntukan.
(2) Rencana garis sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup :
a. Sempadan muka bangunan, di ukur dari as jalan pada sisi yang bersangkutan;
b. Sempadan samping dan belakang bangunan diukur dari baras persil sisi yang
bersangkutan ;dan
c. Sempadan sungai.
(3) Sempadan muka bangunan pada masing-masing ruas jalan disesuaikan dengan
ruang pengawasan jalan yang diukur dari as jalan, diatur sebagi berikut :
a. Untuk jalan arteri primer tidak kurang dari 23 (dua puluh tiga) meter;
b. Untuk jalan arteri sekunder tidak kurang dari 20 (dua puluh ) meter;
c. Untuk jalan kolektor primer tidak kurang dari 15 (lima belas ) meter;
d. Untuk jalan lokal primer tidak kurang dari 10 (sepuluh) meter;dan
e. Untuk jembatan tidak kurang dari 100(seratus ) meter ke arah hulu dan hilir.
(4) Sempadan samping dan belakang bangunan yang berbatasan dengan persil
tetangga ditetapkan sebagai berikut :
a. Untuk bangunan deret sampai ketinggian 3 (tiga) lantai dapat berimpit;
b. Untuk bangunan tunggal tidak bertingkat dapat berimpit atau apabila berjarak
minimal adalah minimal 1,5 (satu setengah) meter.
(5) Sempadan sungai /RTH diatur sebagi berikut :
a. Garis sempadan sungai/RTH bertanggul di luar kawasan perkotaan, ditetapkan
sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;dan
b. Garis sempadan sungai/RTH bertanggul di dalam kawasan perkotaan, ditetapkan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
Paragraf 5
Rencana Penanganan blok Peruntukan
Pasal 40
(1) Rencana penanganan blok peruntukan merupakan penanganan blok peruntukan dan
jaringan pergerakan serta utilitas yang akan dilaksanakan dalam kawasan, baik
kebutuhan akan konservasi, pengembangan baru pemugaran atau penanganan
khusus.
(2) Rencana penanganan blok peruntukan di antara lain meliputi :
a. Pemugaran, dilakukan terhadap blok peruntukan yang mempunyai bangun-
bangunan yang sudah turun menurun fungsinya secara drastis;
b. Pengemabngan dilakukan terhadap blok-blok peruntukan yang masih
mempunyai lahan-lahan yang masih memungkinkan untuk dikembangkan sebagi
kawasan budidaya, baik berupa kawasan permukiman, perdagangan dan jasa
dan lain sebagainya;
c. Perbaikan lingkungan, dilakukan mempunyai kepadatan bangunan dan
penduduk yang tinggi dengan kualitas lingkungan p[ermukiman yang semakin
menurun;
d. Konservasi, dilakukan terhadap blok-blok peruntukan yang cenderung
dipertahankan fungsinya, seperti lahan-lahan pertanian basah;dan
e. Preservasi, dilakukan terhadap blok-blok peruntukan yang mempunyai bangunan
cagar budaya.
(3) Rencana penanganan blok peruntukan selengkapnya sebagaimana tersebut dalam
Peta Rencana Penanganan Blok Peruntukan Kawasan Kecamatan Sewon yang
merupakan Lampiran Peraturan Daerah ini.
Paragraf 6
Rencana Penanganan Sarana dan Prasarana
Pasal 41
(1) Rencana penanganan sarana dan prasarana merupakan penanganan prasarana dan
sarana yang akan dilaksanakan dalam kawasan, baik kebutuhan akan konservasi,
pengembangan baru bangunan atau penanganan khusus.
(2) Rencana penangananan sarana dan prasarana antara lain meliputi :
a. Jaringan prasarana dan sarana baru yang akan dibangun;
b. Jaringan prasarana dan sarana yang akan ditingkatkan;
c. Jaringan prasarana dan sarana yang akan diperbaiki;
d. Jaringan prasarana dan sarana yang akan diperbaharui;
e. Jaringan prasarana dan sarana yang akan dipugar.
(3) Rencana penanganan sarana dan Prasarana selengkapnya sebagaimana tersebut
dalam Peta Rencana Penanganan Sarana dan Prasarana Kawasan Kecamatan
Sewon yang merupakan Lampiran Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketigabelas
Tahapan Pelaksanaan Pembangunan
Pasal 42
(1) Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan mengatur prioritas pelaksanaan
pembangunan kawasan Kecamatan Sewon sampai akhir tahun perencanaan ( tahun
2018).
(2) Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun dalam tahapan 5 (lima) tahunan yang disesuaikan dengan tahun tahapan
program pembangunan daerah.
(3) Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan kawasan Kecamatan Sewon
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di bagi dalam 2 (dua) tahapan , yaitu :
a. Tahap I : tahun 2008-2013;dan
b. Tahap II ; TAHUN 2014-2018.
Bagian Keempatbelas
Keterbukaan RDTRK Kecamatan Sewon
Pasal 43
(1) RDTRK Kecamatan Sewon terbuka untuk umum.
(2) Agar masyarakat mengetahui RDTRK Kecamatan Sewon di letakkan di Kantor
camat pada tempat yang mudah diketahui msyarakat setiap saat.
(3) Masyarakat dapat berperan aktif untuk mengajukan saran dalam penyusunan,
pemanfaatan dan pengendalian RDTRK Kecamatan sewon.
(4) Saran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan bahan pertimbangan dalam
menyusun dan meninjau kembali RDTRK Kecamatan Sewon.
BAB IV
WEWNANG, TUGAS, TANGGUNGJAWAB PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RDTRK
KECAMATAN SEWON
Pasal 44
Tugas, tanggung jawab perencanaan dan pelaksanaan RDTRK Kecamatan Sewon
merupakan wewenang Pemerintah daerah.
Pasal 45
(1) Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dalam pasal 42, meliputi kegiatan
penelitian, penyusunan, penetapan dan peninjauan kembali RDTRK Kecamatan
Sewon.
(2) Kegiatan penelitian, penyusunan, penetapan dan peninjauan kembali RDTRK
Kecamatan Sewon sebagaimana dimaksud pad ayat (1) dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah.
BAB V
PELAKSANAAN,PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
RDTRK KECAMATAN SEWON
Bagian Pertama
Pelaksanaan
Pasal 46
Pelaksanaan RDTRK Kecamatajn Sewon meliputi :
a. Mewujudkan program pembangunan sesuai dengan RDTRK Kecamatan Sewon; dan
b. Mewujudkan program pemanfaatan ruang melalui pembangunan sarana dan
prasarana serta penerbitan izin yang terkait dengan tata ruang.
Pasal 47
(1) Perwujudan program sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 huruf a dilaksanakan
oleh perangkat daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
(2) Perwujudan program sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 huruf b dilaksanakan
oleh pemerintah, swasta dan masyarakat.
Bagian Kedua
Pengendalian dan Pengawasan
Pasal 48
(1) Pengendalian dan pengawasan RDTRK Kecamatan Sewon dilaksanakan Dinas
Pekerjaan Umum.
(2) Keterpaduan pelaksanaan RDTRK Kecamatan Sewon dikooordinasikan Dinas
Pekerjaan Umum.
Pasal 49
(1) Pengendalian pembangunan fisik di kawasan budidaya dilakukan melalui
kewenangan perizinan.
(2) Pelaksanaan penerbitan RDTRK Kecamatan Sewon dilaksanakan oleh Satuan Polisi
Pamong Praja bekerja sama dengan perangkat daerah terkait.
(3) Pemantauan dan pencegahan terhadap kegiatan pembangunan yang bertentangan
dengan RDTRK Kecamatan Sewon menjadi wewenang Pemerintah Daerah melalui
Lurah Desa dan Camat yang bersangkutan.
(4) Lurah Desa dan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib melaporkan
terjadinya pelanggaran RDTRK Kecamatan Sewon kepada Bupati dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 3 x 24 jam, dengan tembusan Dinas Pekerjaan Umum
dan Satuan Polisi Pamong Praja.
BAB VI
PEIJINAN
Pasal 50
(1) Setiap perencanaan pemanfaatan ruang di kawasan Sewon wajib memiliki izin
pemanfaatan ruang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jenis
perizinan yang terkait dengan pemanfaatan ruang, dan diatur dalam Peraturan
daerah tersendiri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PENINJAUAN KEMBALI
Pasal 51
(1) RDTRK Kecamatan Sewon dapat ditinjau kembali.
(2) Jangka waktu peninjauan kembali RDTRK Kecamatan Sewon dilaksanakan sekali
dalam 5 tahun dari perencanaan, kecuali dalam kondisi strategis tertentu dapat
dilakukan peninjauan kembali lebih dari sekali dalam 5 (lima ) tahun.
(3) Peninjauan kembali sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) memberikan peluang
terhadap rencana untuk:
a. Penyempurnaan apabila perkembangan yang terjadi masih sesuai dengan
startegi perencanaan;dan
b. Perencanaan kembali apabila perkembangan yang terjadi sudah tidak sesuai lagi
dengan strategi perencanaan.
c. Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksananakan oleh
Pemerintah daerah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan/atau
Dinas Pekerjaan Umum.
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 52
(1) Setiap orang yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 12 ayat (2) dikenakan sanksi administrasi.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan;
c. Penghentian sementara pelayanan umum;
d. Penutupan lokasi;
e. Pencabutan izin;
f. Pembongkaran bangunan;
g. Kewajiban pemulihan fungsi ruang;dan/atau
h. Denda administrasi
(3) Pembongkaran sebagaimana dimaksud ayat (2) hueuf g dilakukan oleh pemilik
bangunan atau oleh aparat Pemerintah daerah.
(4) Pembongkaran oleh aparat Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan apabila pemilik bangunan sampai batas waktu yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah tidak melakukan perintah pembongkaran.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administrasi diatur dengan Peraturan Bupati
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 53
(1) Penyidikan atas pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh
Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah .
(2) Penyidik Pejabat Peegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1)
berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.
b. Melaksanakan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan.
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka,
d.Melakukan penyitaan benda atau surat ;
e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. Memanggil seseorang untuk di dengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubunganya dengan
pemeriksaan perkara ;
h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik
Polisi Republik Indonesia,bahwa tidak cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan
merupakan tindak pedana dan selanjutnya melalui Penyidik Polisi Republik
Indonesia memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut umum, tersangka dan
keluarganya;
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 54
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 35
ayat (5) dan/atau pasal 39 diancam pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau
denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55
(1) Segala izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah sebelum
berlAkunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku sampai habis masa
berlakunya.
(2) Terhadap izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila
setelah ditetapkan Peraturan Daerah ini merugikan masyarakat, Bupati berhak
mengadakan peninjauan kembali untuk disesuaikan dengan RDTRK Kecamatan
Sewon berdasarkan Peraturan Daerah ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II
Bantul Nomor 3 tahun 1995 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Sewon (Lembaran
Daerah Tahun 1996 Seri C Nomor 1 ) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 57
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur oleh Bupati.
Pasal 58
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatanya dalam Lembaran Daerah.
Di sahkan di Bantul
Pada tangggal 31 Desember 2008
BUPATI BANTUL
M.IDHAM SAMAWI
Di undangkan di Bantul
Pada tanggal 31 Desember 2008
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANTUL
GENDUT SUDARTO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
SERI B NOMOR 8 TAHUN 2008
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
NOMOR 33 TAHUN 2008
TE NTAN G
RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN KECAMATAN SEWON
I. UMUM
Penataan ruang merupakan upaya Pemerintah daerah untuk memberikan
pengaturan, pengawasan dan pengendalian penggunaan ruang, dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki visi “Bantul
Projotamansari , Demokratis dan Agamis “
Kawasan Kecamatan Sewon merupakan kawasan strategis kabupaten Bantul,
karena memiliki pern penting bagi Kabupaten Bantul maupun pertumbuhan Daerah
Istimewa Yogyakarta pada umumnya, sehingga perlu dilakukan penataan ruangnya
sesuai dengan kondisi perkembangan dinamika masyarakat saat ini. Berdasarkan
rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bantul, Kecamatan Sewon merupakan kawasan
yang masuk dalam wilayah perkotaan Yogyakarta, daerah penyangga urbansasi, serta
kawasan tumbuh cepat.
Krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 dan bencana gempa bumi yang melanda
sebagian wilayah kabupaten Bantul pada tanggal 27 Mei 2006 telah mnyebakan
pemenuhan kebutuhan ruang di wilayah Kecamatan Sewon, sulit dikendalikan, sehingga
peraturan Daerah Kabupaten Daerah tingkat II Bantul Nomor 2 Tahun 1995 tentang
Rencana Detail Tata Ruang Kota Sewon tidak dapat menampung perubahan pola
pemanfaatan ruang yang terjadi di Kecamatan Sewon.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian dan kebutuhan pola
pemanfaatan ruang untuk mendukung kebangkitan masyarakat Bantul pasca bencana
alam gempa bumi 27 Mei 2006 , perlu menyusun rencana detail tata ruang kawasan
Kecamatan Sewon dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 dan pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3 huruf a
Yang dimaksud keterpaduan adalah bahawa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang
bersifat lintas sector, lintas wilayah dan lintas pemangku kepentingan.
Huruf b
Yang dimaksud keserasian, keselarasan dan keseimbangan adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara
struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia
dengan lingkungannya keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar
daerah, serta antara kawasan perkotaan dan perdesaan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan keberlanjutan adalah penataanruang
diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya
dukung dan daya tamping lingkungan dengan memperhatikan kepentingan
generasi mendatang.
Huruf d
Yang dimaksud keberdayagunaan dan keberhasilgunaan adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang
dabn sumber daya yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya
tata ruang yang berkualitas.
Huruf e
Yang dimaksud keterbukaan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.
Huruf f
Yang dimaksud kebersamaan dan kemitraan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan..
Huruf g
yang dimaksud dengan perlindungan umum adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat .
huruf h
yang dimaksud dengan kepastian hokum dankeadilan adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan hokum/ketentuan
peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan
dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak
dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hokum.
Huruf i
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah bahwa penyelenggaraan
penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan , baik prosesnya,
pembiayaannya maupun hasilnya.
Pasal 4 s/d pasal 58
Cukup jelas