Anda di halaman 1dari 2

Tugas SMKN

Nama
: Andito Nindyo
Nurharyanto
NPM
: 144060005867
Kelas
: 9E D-IV Akuntansi
Khusus

Kasus:
Terdapat sebuah gedung yang dihentikan proses pengerjaannya dan bertahun-tahun tidak
digunakan. Dihentikannya pengerjaan gedung tersebut disebabkan karena pada saat
pembangunan diketahui bahwa konstruksi bangunan tersebut miring. Apabila gedung tersebut
merupakan barang milik negara, bagaimana perlakuan yang tepat terhadap gedung tersebut?
Jawaban:
Sebelum membahas perlakuan gedung tersebut, pertama-tama penulis berasumsi
bahwa gedung tersebut merupakan bangunan yang tercatat sebagai BMN namun tidak
digunakan. Penulis tidak membahas secara rinci pengadaan gedung tersebut, dan
menganggap segala sengketa terkait gedung tersebut apabila ada telah diselesaikan dan status
gedung tersebut saat ini merupakan BMN idle yang harus dikelola.
Pada dasarnya atas barang milik negara yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsi maupun untuk optimalisasi BMN dilakukan pemanfaatan atas aset tersebut.
Dalam PMK No.78 Tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan pemanfaatan barang milik
negara disebutkan bahwa pemanfaatan dapat berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama
pemanfaatan, bangun guna serah/bangun serah guna, maupun kerjasama penyediaan
infrastruktur. Namun, bila melihat kondisi aset tersebut dimana bangunan masih setengah jadi
dan pembangunan lanjutan tidak dimungkinkan karena pondasi yang miring, cara-cara
pemanfaatan seperti yang disebutkan diatas akan sulit untuk dilaksanakan.
Solusi selanjutnya atas aset tersebut adalah dipindahtangankan. Sesuai dengan PP
Nomor 27 Tahun 2014 salah satu bentuk pemindahtanganan adalah melalui penjualan.
Penjualan BMN dilaksanakan dengan pertimbangan:
1. untuk optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah yang berlebih atau tidak
digunakan/dimanfaatkan;
2. secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara/ daerah apabila dijual; dan/atau
3. sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kondisi gedung tersebut sesuai dengan pertimbangan penjualan BMN, namun apabila
melihat lebih lanjut dalam tata cara penjualan BMN menurut PMK 96 tahun 2007, syarat
penjualan BMN berupa tanah dan/ atau bangunan adalah:
a. lokasi tanah dan/atau bangunan menjadi tidak sesuai dengan RUTR disebabkan
perubahan tata ruang kota;
b. lokasi dan/atau luas tanah dan/atau bangunan tidak memungkinkan untuk digunakan
dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi; atau
c. tanah dan/atau bangunan yang menurut awal perencanaan pengadaannya diperuntukan
bagi pembangunan perumahan pegawai negeri;
Karena pemanfaatan dan pemindahtanganan atas gedung tersebut tidak dapat
dilakukan, maka solusi terakhir yang dapat dilakukan adalah dilakukan pemusnahan. Menurut
PMK nomor 50 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan BMN, BMN yang
berada pada Pengelola Barang dapat dilakukan Pemusnahan dalam hal:

a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat dipindahtangankan; atau
b. alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan.
Pemusnahan mempunyai arti tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan BMN.
Selanjutnya gedung tersebut akan dihapuskan dari daftar BMN. Untuk material/ bongkaran
gedung akan dicatat sebagai BMN dan dapat dilakukan lelang untuk menjual bongkaran
gedung tersebut.
Setelah setelah seluruh bongkaran gedung terjual dan dihapuskan dari daftar BMN,
maka atas tanah kosong tersebut dapat digunakan untuk kegiatan yang mendukung tupoksi
seperti dibangun kantor lagi atau dilakukan pemanfaatan dengan pihak lain apabila tanah
tersebut memang tidak digunakan.
Yang perlu menjadi perhatian adalah apabila akan dibangun lagi gedung baru harus
jelas perjanjian antara pemerintah dengan pihak kontraktor. Terutama terkait dengan
tanggungjawab masing-masing pihak dan spesifikasi bangunan yang akan didirikan. Apabila
dalam pengerjaannya terdapat kesalahan lagi yang menyebabkan pembangunan berhenti,
maka apabila hal tersebut disebabkan oleh pihak kontraktor, maka pihak kontraktor harus
mau mengganti kerugian dan paling tidak membongkar gedung yang belum selesai tersebut,
sehingga tidak menjadi bangunan yang terbengkalai.

Anda mungkin juga menyukai