Anda di halaman 1dari 10

RANGKAIAN PENGUAT RF

BAB I
A. Pedahuluan
Sistem komunikasi radio digunakan untuk membawa pesan atau informasi
dari suatu titik ke titik lain. Informasi yang dibawa dalam bentuk sinyal listrik
dapat berupa pembicaraan, musik, gambar, data ilmiah, data bisnis, dan
sebagainya. Oleh karena itu, pada dasarnya sistem komunikasi radio terdiri dari
tiga elemen utama, yaitu informasi yang akan dibawa, pengirim (transmitter),
dan penerima (receiver). Transmitter dibangun dari beberapa komponen, yaitu
osilator, modulator, penguat daya RF (Radio Frequency), saluran transmisi, dan
antena. Osilator digunakan sebagai penghasil gelombang sinus frekuensi tinggi
yang digunakan sebagai frekuensi pembawa ( fc ). Modulator digunakan untuk
memodulasi informasi yang akan dibawa dengan frekuensi pembawa. Penguat
daya RF digunakan untuk menguatkan daya keluaran osilator sampai suatu nilai
yang dikehendaki. Keluaran penguat daya RF diumpankan ke antena melalui
saluran transmisi.

Kemajuan yang semakin canggihnya pada dunia IPTEK sekarang ini tidak lepas dari
komponen dasar pembentuk rangkain elektronika yang berupa semikonduktor baik silikon
maupun germanium. Dari bahan inilah dibuat dioda dan kemudian tercipta pula transistor
pada tahun 1940-an. Transistor merupakan komponen terpenting pada suatu alat elektronika,
baika dalam penggunaan sederhana dalam arti masih dalam wujud transistor atau sudah
terbentuk dalam sebuah IC (Integrated Cirkuit). Transistor dalam suatu alat elektronika bisa
berfungsi sebagai penguat sinyal, penguat arus, penguat tegangan, sebagai saklar dan
fungsifungsi yang lain yang dimiliki transistor.
Makalah ini dibuat untuk membahas rangkaian dri penguat RF (Radio Frekuensi).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

BAB II
PEMBAHASAN
Frekuensi radio mengacu pada arus listrik bolak-balik dengan sifat tertentu yang memungkinkan
untuk siaran dari antena. Jika saat ini menghasilkan medan elektromagnetik atau gelombang
pada frekuensi yang cocok untuk penyiaran televisi atau sinyal radio, maka itu dianggap sebagai
frekuensi radio. Frekuensi ini merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik dan terletak
hanya di luar sisi inframerah cahaya tampak.

Penguat Kelas A , B, dan C

Transistor merupakan komponen yang dapat menguatkan arus. Dengan kemampuan ini,
transistor dapat dimanfaatkan dalam dua moda, yaitu moda nonlinier dan moda linier. Moda
nonlinier contohnya adalah pemanfaatan transistor sebagai saklar elektronik, sedangkan moda
linier adalah transistor sebagai penguat (amplifier). Dalam penerapannya sebagai amplifier,
terdapat beberapa jenis konfigurasi amplifier. Dalam halaman ini, akan dibahas tiga buah
konfigurasi amplifier, yaitu amplifier kelas A, Kelas B dan kelas C. Kelas dari amplifier ini
dibedakan berdasarkan letak titik beban dari kerja transistor. Titik beban ini berada dalam
garis beban seperti yang terlihat dalam Gambar 2, dengan menganggap rangkaian
transistornya adalah dalam konfigurasi common emitter (seperti dalam Gambar 1).

Transistor pada rangkaian di Gambar 1, akan memiliki titik kerja di antara titik A dan B,
sepanjang garis beban. Titik A adalah daerah kerja ketika transistor mengalami kejenuhan,
sedangkan titik B adalah ketika transistor cut-off.

1. PENGUAT KELAS A
Titik beban transistor pada penguat kelas A diletakkan di antara titik A dan B, biasanya
untuk menghasilkan kinerja yang baik maka titik beban diletakkan tepat di tengah-tengah
garis beban. Hal ini memiliki maksud agar sinyal keluaran akan memiliki bentuk sinyal yang
simetri antara siklus negatif dan positif. Supaya diperoleh titik beban yang tepat ditengah,
maka VCE dirancang supaya sama besar dengan VCC/2. Untuk menghasilkan ini, maka IB
dirancang supaya menghasilkan ICRC sama dengan VCC/2. Penguat kelas A dapat
diwujudkan dengan rangkaian seperti Gambar 3.

Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif.
Penguat tipe kelas A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi.
Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis
dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira
hanya 25% - 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun

tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah
aktif dengan arus bias konstan.
Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang
menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin
ekstra seperti heatsink yang lebih besar.

Gambar rangkaian dan sinyal:


Analisa rangkaian :

C1 pada rangkaian tersebut digunakan


sebagai kapasitor coupling. Fungsinya
untuk membatasi arus DC yang akan
memasuki rangkaian ini.Rb1 dan Rb2
digunakan sebagai penghasil Vb. Pada
penguat kelas A, Vb yang dihasilkan harus
> 0,7 V (yaitu Vbe). Rc (Lc) digunakan
untuk menghasilkan Vce. Re digunakan
untuk menstabilkan suhu transistor. Ce
digunakan

untuk

mem

menghilangkan arus AC.

Karakteristik Penguat kelas A :

bypass

atau

= 25%, 75% panas. Sehingga pada penguat kelas perlu ditambahkan pembuang panas
seperti heatsink atau dengan menambahkan resistor di kaki emitter. Namun jika
menggunakan Re, penguat kelas A tidak cocok digunakan pada penguatan berpower besar.
Cocok digunakan untuk modulasi amplitude:AM, ASK, QAM.
Linearitas paling bagus.
Terjadi perbedaan fasa 180 derajat.
Cocok digunakan pada penguatan berdaya kecil.
2. PENGUAT KELAS B
Penguat ini diwujudkan dengan merangkai sepasang transistor komplemen seperti pada
Gambar 4. Berbeda dengan penguat kelas A, titik beban transistor penguat kelas B diletakkan
pad titik B (titik cut-off). Dengan kondisi seperti ini, maka ketika tidak ada sinyal masukan,
maka transistor tidak mengkonsumsi arus listrik. Penguat jenis ini dikenal juga sebagai
penguat push-pull karena kerja dari pasangan transistor adalah bergantian. Penguat ini
diterapkan sebagai penguat akhir, atau penguat sinyal besar. Ketika Vin berada dalam fasa
positif maka hanya transistor NPN yang ON, sedangkan ketika sinyal Vin berada dalam fasa
negatif maka hanya transistor PNP yang ON. Akan tetapi karena bias tegangan transistor
berasal dari sinyal Vin, maka sinyal ini akan terpotong oleh tegangan VBE, sehingga sinyal
keluarannya akan mengalami kecacatan (distorsi).

Gambar sinyal dan penjelasan:

Analisa rangkaian :

C2 dan C3 pada rangkaian tersebut


digunakan sebagai kapasitor coupling.
Fungsinya untuk membatasi arus DC yang
akan memasuki dan keluar rangkaian
ini.Rb1

dan

Rb2

digunakan

sebagai

penghasil Vb. Pada penguat kelas B, Vb


yang dihasilkan harus = 0,7 V (yaitu Vbe).
R3 (Lc) digunakan untuk menghasilkan
Vce.

Kelas B merupakan amplifier yang memperkuat setengah dari siklus gelombang


masukan, sehingga menciptakan sejumlah besar distorsi, namun efisiensi mereka sangat
meningkat dan jauh lebih baik daripada kelas A. Kelas B memiliki efisiensi
teoritis
kelas

maksimum
B

jarang

78,5%

ditemukan

dalam

(yaitu,
praktek,

meskipun

/
telah

4
digunakan

).
untuk

mendorong loudspeaker pada awal IBM Personal Komputer dengan berbunyi 'bip',
dan dapat digunakan dalam power amplifier RF dimana tingkat distorsi yang
kurang penting.
Karakteristik Penguat kelas B :
= (50 - 70)%.
Ada pemotongan sinyal 180

Untuk mengatasi pemotongan sinyal maka penguat B dibuat "push pull".


Cocok digunakan pada penguatan berdaya besar.

3.

PENGUAT KELAS C
Kalau penguat kelas B perlu 2 transistor untuk bekerja dengan baik, maka ada penguat

yang disebut kelas C yang hanya perlu 1 transistor. Ada beberapa aplikasi yang memang
hanya memerlukan 1 phase positif saja. Contohnya adalah pendeteksi dan penguat frekuensi
pilot, rangkaian penguat tuner RF dan sebagainya. Transistor penguat kelas C bekerja aktif
hanya pada phase positif saja, bahkan jika perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya
saja dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan C. Tipikal dari
rangkaian penguat kelas C adalah seperti pada gambar 5 di atas. Rangkaian tersebut juga
tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor memang sengaja dibuat bekerja pada daerah
saturasi. Rangkaian L C pada rangkaian tersebut akan ber-resonansi dan ikut berperan penting
dalam me-replika kembali sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang sama.
Rangkaian ini jika diberi umpanbalik dapat menjadi rangkaian osilator RF yang sering
digunakan pada pemancar. Penguat kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan sampai
100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih rendah. Tetapi sebenarnya fidelitas yang
tinggi bukan menjadi tujuan dari penguat jenis ini.

Gambar sinyal dan penjelasan:

Karakteristik Penguat kelas C :


Efisiensi : = 85%, 15% panas
Linieritas paling jelek
Ada pemotongan sinyal >180o
Penguat kelas C mirip dengan penguat kelas B, yaitu titik kerjanya berada di daerah cutoff transistor. Bedanya adalah penguat kelas C hanya perlu satu transistor untuk bekerja
normal tidak seperti kelas B yang harus menggunakan dua transistor (sistem push-pull). Hal
ini karena penguat kelas C khusus dipakai untuk menguatkan sinyal pada satu sisi atau
bahkan hanya puncak-puncak sinyal saja.
Penguat kelas C tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja
sinyal sehingga tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat
frekuensi tinggi. Pada penguat kelas C sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC
untuk membantu kerja penguat.

Anda mungkin juga menyukai