BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTIFIKASI
Nama
: Ny. DD
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 58 tahun
Pekerjaan
: IRT
Alamat
Agama
: Islam
Bangsa
: Melayu
MRS
: 9 Agustus 2015
hati (-). Jantung berdebar-debar (-), nafsu makan meningkat (-), berat badan turun
(-), cepat lelah (-), keringat berlebih (-), sering cemas (-), sulit tidur pada malam
hari (-), demam (-), gangguan menstruasi (-), gangguan sering buang air besar (-).
5 bulan SMRS, penderita mengaku benjolan sebesar bola tenis pada
leher depan sebelah kanan. Penderita mengaku benjolan makin lama makin besar.
Nyeri pada benjolan (-), perubahan suara menjadi serak (-), sulit bernafas (-), sulit
menelan (-). Timbul benjolan lain di leher depan sebelah kiri (+) sebesar kelereng.
Nyeri kepala (-), nyeri tulang (-), batuk lama (-), sesak (-), nyeri ulu hati (-).
Jantung berdebar-debar (-), nafsu makan meningkat (-), berat badan turun (-),
cepat lelah (-), keringat berlebih (-), sering cemas (-), sulit tidur pada malam hari
(-), demam (-), gangguan menstruasi (-), gangguan sering buang air besar (-).
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal.
Riwayat trauma pada daerah leher disangkal.
Riwayat terpapar radiasi saat kanak-kanak di daerah leher disangkal.
Riwayat menderita tumor jinak pada leher sebelumnya disangkal.
Riwayat menderita hipotiroid atau hipertiroid disangkal.
Pasien tidak pernah merokok dan mengonsumsi alkohol.
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat penyakit dalam keluarga :
Pasien menyangkal adanya penyakit yang sama dalam keluarga
2.3 PEMERIKSAAN FISIK (09 Agustus 2015)
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
RR
: 20 x/ menit
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 80 x/ menit
Suhu
: 36,5 oC
Kepala
Kulit
Pupil
Leher
Thorax
Abdomen
Genitalia Eksterna
Regio Colli
I
: tampak benjolan pada regio colli anterior, berukuran sebesar bola tenis,
warna sama dengan sekitar, massa tampak bergerak keatas saat menelan.
: 12,2 gr/dl
Ht
: 37 %
RBC
: 4.43 106/mm3
WBC
: 9.1 103/mm3
PLT
: 159 103/mm3
Hitung jenis
Basofil
: 0%
(N: 0-1%)
Eosinofil
: 8%
(N: 1-6%)
Netrofil
: 60%
Limfosit
: 25%
(N: 25-40%)
Monosit
: 7%
(N: 2-8%)
Kimia klinik
Gula sewaktu : 123 mg/dL
(N:<200)
Ureum
: 29 mg/dL
(N: 16.6-48.5)
Kreatinin
Elektrolit
Natrium (Na) : 145 mEq/L (N:135-155)
Kalium (K)
: 3.9 mEq/L
(N:3.5-5.5)
Imunoserologi Hormon
Free T3
: 3.25 pg/mL
(N: 2.0-4.4)
Free T4
: 0.97 ng/dL
(N: 0.93-1.7)
TSH
: 1.95 U/mL
(N: 0.27-4.20)
Kesan : normotiroid
2. Pemeriksaan Radiologis
Rontgen Thorax PA(29 Juli 2015)
normal.
Trakea: posisi, batas-batas dan diameter dalam batas normal. Tak
10
2.5.1
T (Tumor Primer)
Pada pasien ini tumor berukuran 17x8x5 cm (lebih dari 4) dan masih
2.5.2
2.5.3
M (Metastasis Jauh)
11
2.6 DIAGNOSIS
Tumor Tiroid bilateral suspek ganas T3N0M0
2.7 PENATALAKSAAN
Edukasi
Rujuk ke dokter spesialis bedah onkologi
Istmolobektomi + VC
2. 8 PROGNOSIS
1) AGES
A Age : umur pasien
G grade histologi tumor
E Ekstensi tumor primer
S Size : ukuran tumor primer
Skor prognosis : 0,05 x usia (jika usia >40)
+ 1 jika tumor grade 2
+ 3 jika tumor grade 3 atau 4
+1 jika ekstratiroid
+3 jika metastasis jauh
+0,2 x ukuran tumor (dalam cm)
Maka dalam kasus ini belum bisa ditentukan skornya karena belum
terdapat grading histologi dari sel tumor.
2) AMES
A Age : usia pasien
M metastase : keberadaan metastase jauh
12
Risiko rendah:
a. - laki-laki umur < 41 th, wanita <51 th
- tidak ada metastasis jauh
b. - Laki-laki umur > 41 th, wanita >51 th
- Tidak ada metastasis jauh
- tumor primer masih terbatas didalam tiroid untuk karsinoma
papilare atau invasi kapsul yang minimal untuk karsinoma
folikulare
- ukuran tumor primer < 5cm
Risiko Tinggi:
a. semua pasien dengan metastasis jauh
b. Laki-laki umur < 41 th, wanita < 51 th dengan invasi kapsul yang
luas pada karsinoma folikulare
c. Laki-laki umur >41 th, wanita > 51 th dengan karsinoma papilare
invasi ekstra tiroid atau karsinoma folikulare dengan invasi kapsul
yang luas dan ukuran tumor primer > 5cm.
Pada kasus ini pasien berusia 58 tahun (>51 tahun) dan ukuran tumor
primer > 5cm, sesuai dengan prognoss AMES, pasien ini termasuk risiko
tinggi
Angka Survival menurut AMES
Risiko tinggi : 61%
Maka dalam kasus ini angka survival menurut AMES adalah 61%
BAB IV
ANALISIS KASUS
Kasus ini membahas mengenai seorang wanita, 58 tahun, ibu rumah
tangga, beralamat di Pagaralam, beragama Islam, status menikah, MRS pada
tanggal 9 Agustus 2015 dengan keluhan utama timbul benjolan pada leher sebelah
kanan yang membesar sejak5 bulan SMRS.
Benjolan pada leher dapat dikeluhkan sebagai keluhan utama pada
beberapa kemungkinan penyakit seperti yang berasal dari kelainan kongenital,
infeksi, trauma, kelainan metabolik dan neoplasma.
Kelainan kongenital yang menyebabkan benjolan pada leher antara lain
kista brankhiogenik, kista duktus tiroglosus, higroma kistik leher dan
hemangioma. Kelainan-kelainan tersebut ditemukan sejak lahir, sedangkan pada
kasus ini, benjolan baru ditemukan sekitar 15 tahun yang lalu, sehingga diagnosis
kelainan kongenital dapat disingkirkan.
Saat pemeriksaan fisik, tampak warna benjolan sama dengan kulit sekitar,
tidak terasa panas dan tidak terdapat keluhan demam. Tidak juga ditemukan
tanda-tanda inflamasi lainnya, sehingga benjolan tersebut tidak disebabkan oleh
proses infeksi. Penderita juga menyangkal adanya riwayat trauma pada daerah
leher, sehingga disimpulkan bahwa penyebab benjolan juga bukan akibat trauma.
Saat anamnesis, penderita menyangkal adanya riwayat sering berdebardebar, berkeringat, nafsu makan meningkat, sulit tidur dan penurunan berat badan
sejak benjolan muncul atau pun sebelumnya. Pemeriksaan fisik juga tidak
menemukan adanya tremor, riwayat sering berdebar-debar, berkeringat berlebihan,
nafsu makan meningkat, sulit tidur dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan fungsi tiroid dalam batas normal. Sehingga diagnosis
kelainan metabolik dapat disingkirkan. Kemungkinan besar benjolan pada
penderita ini berupa neoplasma. Hal ini juga diperkuat dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang foto cervical soft tissue dan USG.
yang menyatakan kecurigaan adanya ca tiroid bilateral.
35
34
34
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah menurut kriteria AMES. Bila
risiko rendah tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi. Bila
risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.
3. Karsinoma Folikulare Dilakukan tindakan tiroidektomi total
4. Karsinoma Medulare Dilakukan tindakan tiroidektomi total
5.
Karsinoma
Anaplastik
tiroidektomi total.
Bila
memungkinkan
dilakukan
tindakan
35