Anda di halaman 1dari 12

Tugas Sistem

Pembakaran dan Proses


Pembakaran

Nama : Alief Maulana


NIM : D21113020
Kelas : A

Universitas Hasanuddin Fakultas


Teknik Gowa
ENERGI TERBARUKAN
A. Energi panas bumi
Energi panas bumi berasal dari peluruhan radioaktif di pusat Bumi, yang membuat
Bumi panas dari dalam, serta dari panas matahari yang membuat panas permukaan bumi.
Ada tiga cara pemanfaatan panas bumi:
Sebagai tenaga pembangkit listrik dan digunakan dalam bentuk listrik
Sebagai sumber panas yang dimanfaatkan secara langsung menggunakan pipa ke
perut bumi
Sebagai pompa panas yang dipompa langsung dari perut bumi
Panas bumi adalah suatu bentuk energi panas atau energi termal yang dihasilkan dan
disimpan di dalam bumi. Energi panas adalah energi yang menentukan temperatur suatu
benda. Energi panas bumi berasal dari energi hasil pembentukan planet (20%) dan
peluruhan radioaktif dari mineral (80%)[1]. Gradien panas bumi, yang didefinisikan
dengan perbedaan temperatur antara inti bumi dan permukaannya, mengendalikan
konduksi yang terus menerus terjadi dalam bentuk energi panas dari inti ke permukaan
bumi.
Temperatur inti bumi mencapai lebih dari 5000 oC. Panas mengalir secara konduksi
menuju bebatuan sekitar inti bumi. Panas ini menyebabkan bebatuan tersebut meleleh,
membentuk magma. Magma mengalirkan panas secara konveksi dan bergerak naik
karena magma yang berupa bebatuan cair memiliki massa jenis yang lebih rendah dari

bebatuan padat. Magma memanaskan kerak bumi dan air yang mengalir di dalam kerak
bumi, memanaskannya hingga mencapai 300 oC. Air yang panas ini menimbulkan
tekanan tinggi sehingga air keluar dari kerak bumi.
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa daerah. Uap
panas atau air bawah tanah dapat dimanfaatkan, dibawa ke permukaan, dan dapat
digunakan untuk membangkitkan listrik. Sumber tenaga panas bumi berada di beberapa
bagian yang tidak stabil secara geologis seperti Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat,
Filipina, dan Italia. Dua wilayah yang paling menonjol selama ini di Amerika Serikat
berada di kubah Yellowstone dan di utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas
bumi dan mengalirkan energi ke 66% dari semua rumah yang ada di Islandia pada tahun
2000, dalam bentuk energi panas secara langsung dan energi listrik melalui pembangkit
listrik. 86% rumah yang ada di Islandia memanfaatkan panas bumi sebagai pemanas
rumah.

A. Energi surya

Panel surya (photovoltaic arrays) di atas yacht kecil di laut dapat mengisi baterai
12 V sampai 9 ampere dalam kondisi cahaya matahari penuh dan langsung. Karena
kebanyakan energi terbaharui berasal adalah "energi surya" istilah ini sedikit

membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan secara
langsung dari cahaya matahari.
Tenaga surya dapat digunakan untuk:
Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
Memanaskan gedung secara langsung
Memanaskan gedung melalui pompa panas
Memanaskan makanan Menggunakan oven surya.
Memanaskan air melalui alat pemanas air bertenaga surya
Tentu saja matahari tidak memberikan energi yang konstan untuk setiap titik di bumi,
sehingga penggunaannya terbatas. Sel surya sering digunakan untuk mengisi daya
baterai, di siang hari dan daya dari baterai tersebut digunakan di malam hari ketika
cahaya matahari tidak tersedia.

B. Tenaga Angin
Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan udara yang
berbeda, sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan materi (udara) dan telah
diketahui sejak lama mampu menggerakkan turbin. Turbin angin dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi kinetik maupun energi listrik. Energi yang tersedia dari angin adalah
fungsi dari kecepatan angin; ketika kecepatan angin meningkat, maka energi keluarannya
juga meningkat hingga ke batas maksimum energi yang mampu dihasilkan turbin

tersebut. Wilayah dengan angin yang lebih kuat dan konstan seperti lepas pantai dan
dataran tinggi, biasanya diutamakan untuk dibangun "ladang angin".

C. Tenaga air
Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air memiliki
massa jenis 800 kali dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang lambat mampu diubah
ke dalam bentuk energi lain. Turbin air didesain untuk mendapatkan energi dari berbagai
jenis reservoir, yang diperhitungkan dari jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan
air. Energi air dimanfaatkan dalam bentuk:
Bendungan pembangkit listrik. Yang terbesar adalah Three Gorges dam di China.
Mikrohidro yang dibangun untuk membangkitkan listrik hingga skala 100
kilowatt. Umumnya dipakai di daerah terpencil yang memiliki banyak sumber air.
Run-of-the-river yang dibangun dengan memanfaatkan energi kinetik dari aliran
air tanpa membutuhkan reservoir air yang besar.

D. Biodiesel
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi
dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang
komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak
(atau ethyl) ester (FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol
(atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1 bagian
glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.

Biodiesel dapat digunakan di setiap mesin diesel kalau dicampur dengan diesel
mineral. Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100%
biodiesel. Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk
penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di
kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di
banyak stasiun bahan bakar.
Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota beroperasi menggunakan diesel.
Oleh karena itu penggunaan biodiesel AS bertumbuh cepat dari sekitar 25 juta galon per
tahun pada 2004 menjadi 78 juta galon pada awal 2005. Pada akhir 2006, produksi
biodiesel diperkirakan meningkat empat kali lipat menjadi 1 miliar galon.
E. Bioalkohol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang
kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan aksi mikroorganisme dan
enzym melalui fermentasi gula atau starch, atau selulosa. Biobutanol seringkali dianggap
sebagai pengganti langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin
bensin.
Butanol terbentuk dari fermentasi ABE (aseton, butanol, etanol) dan eksperimen
modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang
tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih
banyak dan dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa
modifikasi mesin).[10] Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur
dengan air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada.
Dupont dan BP bekerja sama untuk menghasilkan butanol.
Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan
bakar etanol di Brasil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang
dihasilkan dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat

dibuat minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi etanol
menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan gula dari amilum, fermentasi gula,
distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan
(seringkali menggunakan gas alam). Produksi etanol selulosa menggunakan tanaman
non-pangan atau produk sisa yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan
dampak pada siklus makanan.
Memproduksi etanol dari selulosa merupakan langkah-tambahan yang sulit dan
mahal dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput
dan menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadi glukosa
(gula). Dalam laboratorium ethanol selulosik, banyak proses eksperimental sedang
dilakukan untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk
membuat bahan bakar ethanol.
Beberapa ilmuwan telah mengemukakan rasa prihatin terhadap percobaan teknik
genetika DNA rekombinan yang mencoba untuk mengembangkan enzym yang dapat
memecah kayu lebih cepat dari alam, makhluk mikroskopik tersebut dapat tidak sengaja
terlepas ke alam, tumbuh secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada akhirnya
menyebabkan kerusakan struktur seluruh tanaman, yang dapat mengakhiri produksi
oksigen yang dilepaskan oleh proses fotosintesis tumbuhan.
Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti bensin; ethanol
dapat dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin
dapat beroperasi menggunakan campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin
dengan ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat terbakar
lebih panas dan lebih efisien.
Bahan bakar etanol memiliki BTU yang lebih rendah, yang berarti memerlukan
lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan jarak yang sama. Dalam

mesin kompresi-tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit ethanol dan pembakaran
lambat untuk mencegah pra-ignisi yang merusak (knocking).
Ethanol sangat korosif terhadap sistem pembakaran, selang dan gasket karet,
aluminium, dan ruang pembakaran. Oleh karena itu penggunaan bahan bakar yang
mengandung alkohol ilegal bila digunakan pesawat. Untuk campuran ethanol konsentrasi
tinggi atau 100%, mesin perlu dimodifikasi.
Ethanol yang meyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin, oleh
karena itu diperlukan truk tangki stainless-steel yang lebih mahal, meningkatkan
konsumsi biaya dan energi yang dibutuhkan untuk mengantar ethanol ke konsumen.
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi kendaraan bahan bakar fleksibel,
yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioethanol dan bensin, sampai dengan 100%
bioethanol.
Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi bahan bakar etanol dapat
tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap kelembaban dari atmosfer. Air
dalam bahan bakar ethanol dapat mengurangi efisiensi, menyebabkan mesin susah
dihidupkan, menyebabkan gangguan operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada
karburator dan komponen dari besi).
F. BioGas
Biogas diproduksi dengna proses digesti anaerobik dari bahan organik oleh
anaerobe. Biogas dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau
menggunakan tanaman energi yang dimasukan ke dalam pencerna anaerobik untuk
menambah gas yang dihasilkan. Hasil sampingan, digestate, dapat digunakan sebagai
bahan bakar bio atau pupuk.

Biogas mengandung methane dan dapat diperoleh dari digester anaerobik industri
dan sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah adalah sejenis biogas yang tidak
bersih yang diproduksi dalam tumpukan sampah melalui digesti anaerobik yang terjadi
secara alami. Bila gas ini lepas ke atmosfer, gas ini merupakan gas rumah kaca.
G. Syngas
Syngas dihasilkan oleh kombinasi proses pyrolysis, kombusi, dan gasifikasi.
Bahan bakar bio dikonversi menjadi karbon monoksida dan energi melalui pyrolysis.
Masukan oksigen terbatas diberikan untuk mendukung kombusi. Gasifikasi mengubah
materi organik menjadi hidrogen dan karbon monoksida. Campuran gas yang dihasilkan,
syngas, adalah bahan bakar

ENERGI NON TERBARUKAN


A. Bahan Bakar Fosil
Minyak bumi, gas alam, dan batu bara dikatakan sebagai bahan bakar fosil karena
pada dasarnya mereka memang fosil. Bahan bakar fosil terbentuk lewat proses alamiah
berupa pembusukan dari organisme yang mati ratusan juta tahun lalu. Dinosaurus,
pepohonan, dan hampir semua mahluk hidup yang mati, terendapkan di tanah, dan
sekarang telah menjadi minyak bumi, gas alam, atau batu bara. Gas alam berbentuk gas,
minyak bumi berbentuk cair, dan batu bara berbentuk padat. Perbedaan wujud mereka
disebabkan perbedaan pada tekanan dan panas yang mereka terima di perut bumi selama
jutaan tahun.
Bahan bakar fosil adalah sumberdaya tak terbarukan karena perlu jutaan tahun
untuk terbentuk, dan sumber yang ada lebih cepat habis ketimbang terbentuk yang baru.
Produksi dan pemakaian bahan bakar fosil menyebabkan masalah-masalah lingkungan.
Gerakan global menuju pembangkitan energi terbarukan dilakukan untuk membantu
memenuhi meningkatkanya kebutuhan energi.

Ada banyak jenis senyawa hidrokarbon atau terbarukan dalam campuran bahan
bakar tertentu. Campuran khusus hidrokarbon memberi sebuah bahan bakar sifat
karakteristiknya, seperti titik didih, titik beku, kepadatan, kekentalan, dsb. Sebagian
bahan bakar seperti gas alam, misalnya, mengandung komponen gas dengan titik didih
yang sangat rendah. Yang lain seperti bensin dan diesel mengandung komponen dengan
titik didih lebih tinggi.
Bahan bakar fosil itu penting karena bila dibakar (dioksidasi menjadi karbon
dioksida dan air) akan menghasilkan energi yang besar per satuan berat. Penggunaan batu
bara sebagai bahan bakar sudah dilakukan di masa prasejarah. Batu bara digunakan untuk
menjalankan tungku pencairan bijih logam. Hidrokarbon setengah padat juga telah
digunakan semenjak zaman kuno, namun bahan ini umumnya dipakai untuk bahan anti
air dan balsem.
Minyak mentah berat, yang lebih kental dari minyak mentah biasa, dan pasir aspal
yang merupakan campuran bitumen dengan pasir dan tanah liat, menjadi sumber bahan
bakar fosil yang penting. Landas minyak dan bahan sejenis adalah batuan endapan yang
mengandung kerogen, sebuah campuran kompleks senyawa organik dengan berat
molekul besar, yang menghasilkan minyak mentah sintetis ketika dipanaskan (pirolisis).
Bahan ini belum dieksploitasi secara komersial untuk saat ini. Bahan bakar ini dapat
digunakan untuk mesin pembakaran internal, pembangkit listrik bahan bakar fosil, dan
kegunaan lain.
Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Pada paruh terakhir abad ke 18, kincir angin dan air memberi energi untuk
menggiling tepung, menggergaji kayu, atau memompa sementara kayu atau gambut
digunakan untuk memberikan pemanasan di musim dingin. Penggunaan bahan bakar fosil
secara luas diawali oleh batu bara dan kemudian minyak bumi, untuk mentenagai mesin
uap memungkinkan revolusi industri. Pada saat yang sama, cahaya gas menggunakan gas

alam atau gas batu bara menjadi luas. Penemuan mesin pembakaran internal dan
penggunaannya pada mobil dan truk meningkatkan kebutuhan bensin dan disel, keduanya
dibuat dari bahan bakar fosil. Alat transportasi lain, kereta api dan pesawat, juga
membutuhkan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil lainnya mencakup
pembangkitan listrik dan industri biokimia. Aspal, sisa dari ekstraksi minyak bumi,
digunakan untuk membangun jalan.
Saat ini di dunia terdapat persediaan batu bara sebesar 905 miliar metrik ton yang
setara dengan 4416 miliar barel (702.1 km3) minyak bumi. Sementara itu persediaan
minyak bumi sendiri adalah 1119 miliar barel (177,9 km3) hingga 1317 miliar barel
(209,4 km3). Gas alam lebih sedikit, yaitu hanya 175-181 triliun meter kubik, atau setara
1161 miliar barel minyak bumi.
Produksi harian bahan bakar fosil pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Batu bara diproduksi 52 juta barel ekuivalen minyak per hari.
Minyak bumi diproduksi 84 juta barel per hari
Gas alam diproduksi 19 juta barel ekuivalen minyak per hari.
Saat ini diduga cadangan minyak dunia hanya cukup untuk 34 tahun lagi (per 2011).
Sementara gas alam tinggal 52 tahun dan batu bara masih cukup untuk 139 tahun ke
depan.
Dampak Lingkungan
Di Amerika Serikat, lebih dari 90% emisi gas rumah kaca datang dari pembakaran
bahan bakar fosil. Pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan pencemar lain,
seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, senyawa organik berbau, dan logam berat.

Di Kanada, sektor listrik adalah sektor industri yang unik karena kontribusi
emisinya yang sangat besar pada semua isu udara. Pembangkitan listrik menghasilkan
sejumlah besar nitrogen oksida dan sulfur dioksida, yang menyebabkan kabut dan hujan
asam serta terbentuknya materi bubuk halus. Ia merupakan sumber industri yang paling
tidak terkendali dalam menghasilkan pencemaran raksa di Kanada. Pembangkit listrik
berbahan bakar fosil juga memancarkan karbon dioksida yang menyumbang pada
perubahan iklim. Selain itu, sektor ini berpengaruh besar pada air dan habitat serta
spesies. Bendungan dan jalur transmisi berpengaruh nyata pada air dan keanekaragaman
hayati. Menurut ilmuan AS Jerry Mahlman, secara ilmiah 99% pasti kalau bahan bakar
fosil menjadi penyebab utama pemanasan global.
Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan asam sulfat, karbonik, dan nitrik, yang jatuh
ke Bumi sebagai hujan asam, mempengaruhi daerah alamiah dan lingkungan buatan.
Monumen dan pahatan yang dibuat dari pualam dan batu kapur rentan terhadapnya
karena asam melarutkan kalsium karbonat.
Bahan bakar fosil juga mengandung bahan radioaktif, terutama uranium dan
thorium, yang dilepaskan ke atmosfer. Tahun 2000, sekitar 12 ribu ton thorium dan 5 ribu
ton uranium telah dilepaskan dari pembakaran batu bara di dunia. Diperkirakan kalau
tahun 1982, pembakaran batu bara oleh AS telah melepaskan 155 kali lebih banyak
radioaktif ke atmosfer ketimbang insiden Three Mile Island. Walau begitu, radioaktivitas
dari pembakaran batu bara ini sangat kecil dalam tiap sumber dan tidak memiliki dampak
yang nyata pada fisiologi manusia.
Pembakaran batu bara menyebabkan sejumlah besar abu dasar dan abu terbang.
Bahan ini digunakan dalam berbagai jenis penerapan industri yang bahkan mencakup
40% produksi AS. Mantan direktur CIA, James Woolsey, menggariskan argumen
keamanan nasional untuk segera berpindah dari bahan bakar fosil.

Anda mungkin juga menyukai