Rangkuman Survey Dan Pemetaan
Rangkuman Survey Dan Pemetaan
1.
Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :
a. Pengukuran kerangka dasar Vertikal (KDV)
b. Pengukuran kerangka dasar Horizontal (KDH)
c. Pengukuran Titik-titik Detail
5. Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titiktitik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya
terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.
6.
e. patok.
f. pita ukur
g. payung.
d. unting-unting.
26. Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan
sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk
bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin.
27. Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi. Tujuan
Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk menyatakan dan menyajikan secara
grafis posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang
datar.
28. Cara proyeksi peta dapat dilakukan dengan cara proyeksi langsung (direct
projection) dan proyeksi tidak langsung (double projection). Secara garis besar
sistem proyeksi peta bisa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dan
intrinsik.
29. Bidang datum adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titiktitik yang diketahui koordinatnya (j ,l ). Sedangkan bidang proyeksi adalah bidang
yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang diketahui koordinatnya
(X,Y).
30. UTM merupakan sistem proyeksi silinder, konform, secant, transversal.
31. Sistem proyeksi peta TM-3 adalah sistem proyeksi Universal Tranverse
Mercator dengan ketentuan faktor skala di meridian sentral = 0,9999 dan lebar
zone = 3.
32. Sudut jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara geografis, maka arah
utara diambil sebagai suatu salib sumbu.
33. Meskipun membagi kuadran pada ilmu ukur sudut dan pada ilmu geodesi
berjalan berlawanan, ialah pada Ilmu Ukur Sudut dari kanan ke kiri dan pada Ilmu
Geodesi dari kiri ke kanan tapi daerah kuadran pada dua ilmu itu menyatakan
daerah yang sama. Oleh karena itu, alat-alat Ilmu Ukur Tanah arahnya dari utara
dan searah jarum jam.
c. Azimuth Peta, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan
titik sasaran.
42. 3 (tiga) arah utara yang sering digunakan dalam suatu peta.
a. Utara magnetis, yaitu utara yang menunjukkan kutub magnetis.
b. Utara sebenarnya (utara geografis), atau utara arah meridian.
c. Utara grid, yaitu utara yang berupa garis tegak lurus pada garis horizontal
di peta.
43. Perbedaan pengikatan ke muka dan ke belakang dalam menentukan suatu titik
koordinat adalah data awal yang tersedia, prosedur pengukuran di lapangan serta
keadaan lapangan yang menentukan cara mana yang cocok digunakan.
44. Pengikatan ke muka dapat dilakukan apabila kondisi lapangan memungkinkan
untuk berpindah posisi pengukuran yaitu pada daerah-daerah yang mudah seperti
pada dataran rendah yang mempunyai permukaan datar, sehingga keadaan
lapangan tersebut dapat memungkinkan dilakukan pengikatan ke muka.
45. Pengikatan ke belakang, dilakukan pada saat kondisi lapangan tidak
memungkinkan menggunakan pengukuran pengikatan ke muka, dikarenakan alat
theodolite tidak mudah untuk berpindah-pindah posisi, dan kondisi lapangan yang
terdapat rintangan.
46. Theodolite, adalah alat yang digunakan untuk membaca sudut azimuth, sudut
vertikal dan bacaan benang atas, bawah dan tengah dari rambu ukur.
47. Fungsi Theodolite digunakan untuk mengukur besaran sudut datar yang
dibentuk dari titik koordinat yang akan dicari titik-titik lain yang telah diketahui
koordinatnya.
48. Rambu ukur, digunakan sebagai patok yang diletakan di titik-titik yang telah
diketahui koordinatnya untuk membantu dalam menentukan besaran sudut yang
dibentuk dari beberapa titik yang telah diketahui koordinatnya, sehingga pada
keperluan pengukuran ini tidak diperlukan data pada rambu ukur seperti benang
tengah, benang atas, dan benang bawah.
49. Statif, digunakan sebagai penopang dan tempat diletakannya theodolite.
50. Unting-unting digunakan agar penempatan alat theodolite tepat berada di atas
permukaan titik yang akan dicari koordinatnya.
51. Untuk menghitung titik koordinat dengan menggunakan pengikatan ke
belakang cara Collins, data yang diukur di lapangan adalah besarnya sudut dan
sudut .
52. Cara pengikatan ke belakang metode Cassini merupakan salah satu model
perhitungan yang berfungsi untuk mengetahui suatu titik koordinat, yang dapat
dicari dari titik-titik koordinat lain yang sudah diketahui.
53. Pengikatan ke belakang metode Cassini bertujuan untuk mengukur atau
menentukan koordinat titik jika kondisi alam tidak memungkinkan dalam
pengukuran biasa atau dengan pengukuran pengikatan ke muka. Sehingga alat
theodolite hanya ditempatkan pada satu titik, yaitu tepat diatas titik yang akan
dicari koordinatnya, kemudian diarahkan pada patok-patok yang telah diketahui
koordinatnya, Yang membedakan metode Cassini dengan metode Collins
adalah asumsi dan pengolahan data perhitungan. Sedangkan pada proses
pelaksanaan pengukuran di lapangan kedua metode tersebut sama, yang diukur
adalah jarak mendatar yang dibentuk antara patok titik koordinat yang sudah
diketahui.
54. Peralatan yang digunakan pada pengukuran pengikatan ke belakang cara
Cassini, antara lain sebagai berikut :Theodolite, Rambu ukur, Statif, Unting-unting,
Benang, Formulir ukur dan alat tulis.
55. Langkah-langkah penggambaran Pengikatan ke belakang metode Cassini :
a. menentukan titik A, B dan C yang telah disesuaikan dengan koordinat
masing-masing baik absis maupun ordinatnya ke dalam kertas grafik.
b. lukislah sudut 90
pada arah koordinat A dan sudut 90
pada arah koordinat B.
c. lukis sudut 90 di titik A sehingga akan berpotongan dengan sudut yang
dibentuk oleh sudut 90 .
d. hubungkan titik koordinat R dan S tersebut, sehingga kedua titik terdapat
dalam satu garis lurus.
e. tarik garis dari titik B terhadap garis RS, sehingga menjadi garis yang
membagi garis RS dengan sudut sama besar yaitu saling tegak lurus 90.
f. Bacalah koordinat titik P tersebut
56. Kerangka dasar horizontal adalah sejumlah titik yang telah diketahui
koordinatnya dalam suatu sistem koordinat tertentu. Tujuan pengukuran ini ialah
untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan
bumi.
57. Cara menentukan koordinat titik-titik KDH yang diukur :
simpson, Metode jarak meridian ganda, Metode kisi-kisi, Metode lajur, Metode
pengukuran luas dengan planimeter.
69. Planimeter terbagi atas dua macam, yaitu planimeter fixed index model (model
tetap), planimeter sliding bar model (model disetel)
70. Sistem besaran sudut pada pengukuran dan pemetaan dapat terdiri dari:
a. Sistem besaran sudut seksagesimal
Sistem besaran sudut ini disajikan dalam besaran derajat, menit dan sekon.
b. Sistem besaran sudut sentisimal
Sistem besaran sudut ini disajikan dalam besaran grid, centigrid dan centicentigrid.
c. Sistem besaran sudut radian
Sistem besaran sudut ini disajikan dalam sudut panjang busur. Sudut pusat di
dalam lingkaran yang mempunyai busur sama dengan jari-jari lingkaran
adalah sebesar satu radian
d. Sistem waktu (desimal)
71. Sistem waktu digunakan dalam pengukuran astronomi. Nilai sudut desimal
maksimal adalah 360.
72. Dasar untuk mengukur besaran sudut ialah lingkaran yang dibagi dalam empat
bagian, yang dinamakan kuadran.
a. Cara seksagesimal membagi lingkaran dalam 360 bagian yang
dinamakan derajat, sehingga satu kuadran ada 90 derajat. Satu derajat
dibagi dalam 60 menit dan satu menit dibagi lagi dalam 60 sekon.
1 = 60
1 = 60
1 = 3600
2 r = 2 rad.
d. Hubungan antara satuan cara seksagesimal dan satuan cara sentisimal
dapat dicari dengan dibaginya lingkaran dalam 360 bagian cara seksagesimal
dan dalam 400 bagian cara sentisimal, jadi :
3600 = 400g
73. Untuk keperluan pengukuran dan pemetaan selain pengukuran kerangka dasar
vertikal yang menghasilkan tinggi titik-titik ikat dan pengukuran kerangka dasar
horizontal yang menghasilkan koordinat titik-titik ikat juga perlu dilakukan
pengukuran titik-titik detail untuk menghasilkan titik-titik detail yang tersebar di
permukaan bumi yang menggambarkan situasi daerah pengukuran.
74. Pengukuran titik-titik detail dilakukan sesudah pengukuran kerangka dasar
vertikal dan pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan. Pengukuran titik-titik
detail mempunyai orde ketelitian lebih rendah dibandingkan orde pengukuran
kerangka dasar.
75. Pengukuran titik-titik detail dengan metode tachymetri pada dasarnya
dilakukan dengan menggunakan peralatan dengan teknologi lensa optis dan
elektronis digital. Pengukuran titik-titik detail dengan metode Tachymetri ini adalah
cara yang paling banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pemetaan
daerah yang luas dan untuk detail-detail yang bentuknya tidak beraturan.
76. Pengukuran tiitk-titik detail metode tachymetri ini relatif cepat dan mudah
karena yang diperoleh dari lapangan adalah pembacaan rambu, sudut horizontal
(azimuth magnetis), sudut vertikal (zenith atau inklinasi) dan tinggi alat. Hasil yang
diperoleh dari pengukuran tachymetri adalah posisi planimetris X, Y, dan ketinggian
Z.
77. Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga
sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding.
78. Penentuan beda elevasi dengan tachymetri dapat dibandingkan dengan sipat
datar memanjang t.i. sesuai bidikan plus, dan pembacaan rambu sesuai bidikan
minus.
79. Menggunakan pengukuran cara tachymetry, selain diperoleh unsur jarak, juga
diperoleh beda tinggi.
80. Pengukuran metode tachymetri menggunakan alat theodolite, baik yang
bekerja secara optis maupun elektronis digital yang sering dinamakan dengan Total
Station.
81. Penggambaran hasil pengukuran tachymetri dapat dengan manual ataupun
dengan komputerisasi (AutoCAD).
82. Data yang diambil dari lapangan semakin banyak semakin baik
83. Garis kontur adalah garis khayal yang mengubungkan titik titik dengan
ketinggian yang sama. Tujuan pembuatan garis kontur di atas peta adalah untuk
memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah.
84. Aplikasi dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope
( kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan
tanah terhadap jalur proyek ( bangunan ) dan perhitungan galian serta timbunan
( cut and fill ).
85. Sifat sifat garis kontur :
a. Berbentuk kurva tertutup, tidak bercabang dan tidak berpotongan.
b. Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai, menjorok ke arah jalan
menurun jika melewati permukaan jalan dan tidak tergambar jika melewati
bangunan.
c. Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang
terjal, garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
dan satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu..
d. Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan,
jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai
skala peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan
dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah
1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
e. Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3
garis kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan
pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
f. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf U menandakan
punggungan gunung. Dan rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf V
menandakan suatu lembah/jurang.
86. Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan dan
merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Interpolasi garis
kontur menggunakan prinsip segitiga sebangun yaitu :dj = di (Tj To ) / ( Ti To )
87. Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan
garis-garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat
datar profil melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan.
88. Adapun Tujuan lain dari perhitungan galian dan timbunan sebagai berikut :
94. Pemetaan digital terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, tenaga kerja,
dan perangkat intelegensia. Terdapat beberapa tahapan dalam pemetaan digital,
yaitu:
a. Membangun basis geografi,
- Resolusi peta dan akurasi yang tersaji pada basis lahan geografi
- Tampilan untuk topografi kajian.
b. Informasi sistem geologi terdiri dari batas batuan, nama batuan, sesar,
kekar, dan morfologi,
c. seluruh data yang dibutuhkan dimasukkan kedalam bentuk digital.
95. SIG atau GIS merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mampu
mengaitkan data base grafis (dalam hal ini adalah peta) dengan data base
atributnya yang sesuai.
Sistem Informasi Geogafis merupakan suatu kemajuan baru dari kelanjutan
pengguna Komputer grafik Auto CAD (Computer Aided Design). Sistem Informasi
Geogafis merupakan kombinasi antara CAD dengan data base yang dikaitkan
dengan suatu pengenal unik yang sering dinamakan identifier (ID) tertentu.
96. Keuntungan menggunakan SIG
a. Penanganan data geospatial menjadi lebih baik dalam format baku
b. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
c. Data geospatial dan informasi lebih mudah dicari, dianalisis dan
direpresentasikan
d. Menjadi produk bernilai tambah
e. Data geospatial dapat dipertukarkan
f. Produktivitas staf meningkat dan lebih efisien
g. Penghematan waktu dan biaya
h. Keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik
97. Kelebihan dan kekurangan pekerjaan GIS dengan manual/pemetaan Digital
98. Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukkan data, pengolahan,
analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial.