Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 4

ALVI MARDIANA
EFI RATNA SARI
GANARSIH AYU S.
M. DHANY PRATAMA

KIMIA ANALISIS

METODE ANALISIS
KUANTITATIF

KELOMPOK 4

METODE ANALISIS KUANTITATIF


Analisa kuantitatif adalah suatu analisa
yang digunakan untuk mengetahui
kadar suatu zat. Analisa kuantitatif
berkaitan dengan penetapan beberapa
banyak zat tertentu yang terkandung
dalam suatu sampel. Zat yang
ditetapkan tersebut, yang sering kali
dinyatakan sebagai konstituen atau
analit, menyusun sebagian kecil atau
sebagian besar sampel yang di analisis

Metode Analisis
Kuantitatif

Stokiometri
Konsep Mol Dan
Molar
Normalitas
Formalitas
Bobot Ekivalen
Konsentrasi
Perhitungan Kadar
Pengenceran

STOKIOMETRI
Stoikiometri merupakan bagian dari
ilmu kimia yang mempelajari
hubungan kuantitatif zat-zat yang
terlibat dalam reaksi kimia.
Stoikiometri juga menyangkut
perbandingan atom dalam suatu
rumus kimia, misalnya perbandingan
atom H dan atom O dalam molekul
H2O. Jumlah dan jenis atom sebelum
dan sesudah reaksi selalu sama.

KONSEP MOL
Banyaknya
satuan

partikel

mol.

dinyatakan

Satuan

mol

dalam

dinyatakan

sebagai jumlah par-tikel (atom, molekul,


atau ion) dalam suatu zat. Para ahli
sepakat bahwa satu mol zat mengandung
jumlah partikel yang sama dengan jumlah
partikel dalam 12,0 gram isotop C-12 yakni
6,02 x 1023 partikel. Jumlah partikel ini
disebut Bilangan Avogadro (NA = Number
Avogadro)

atau

dalam

bahasa

Jerman

KONSEP MOL
Satu mol zat menyatakan banyaknya zat yang
mengan-dung jumlah partikel yang sama
dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram
isotop C-12.
Misalnya:
1. 1 mol unsur Na mengandung 6,02 x 1023
atom
Na.
2. 1 mol senyawa air mengandung 6,02 x 1023
molekul air.
3. 1 mol senyawa ion NaCl mengandung 6,02
x 1023 ion Na+ dan 6,02 x 1023 ion Cl.

KONSEP MOL
Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Hubungan mol dengan jumlah partikel
dapat dirumuskan:
kuantitas (dalam mol) = jumlah partikel /
NA
atau

jumlah partikel =

mol x NA

KONSEP MOL
Hubungan Mol dengan Massa
Massa molar menyatakan massa yang
dimiliki oleh 1 mol zat, yang besarnya
sama
dengan Ar atau Mr.
Untuk Unsur
Untuk Senyawa
1 mol unsur = Ar
gram, maka dapat
dirumuskan massa
molar zat tersebut =
besar Ar zat
gram/mol

1 mol senyawa = Mr
gram, maka dapat
diruMassa molar zat
tersebut = besar Mr
zat
gram/molmuskan:

KONSEP MOL
Jadi perbedaan antara massa molar dan massa
molekul relatif adalah pada satuannya. Massa
molar memiliki satuan gram/mol sedangkan
massa molekul relatif tidak memiliki satuan.
Jadi Hubungan antara mol dengan massa
adalah:
Kuantitas (dalam mol) = Massa senyawa
atau

unsur (gram) / Massa molar senyawa

atau unsur

(gram/mol)

KONSEP MOL
Hubungan Mol dengan Volume
Hokum Avogadro menyatakan tiap-tiap gas ideal
atau gas yang dianggap sebagai gas ideal pada
suhu dan tekanan tetap, volumenya sama dan
mengandung jumlah partikel yang sama pula.
Reaksi-reaksi kimia sering melibatkan molekul dalam
fase gas, dengan demikian hokum Avogadro dapat
diterapkan pada reaksi kimia yang melibatkan
senyawa yang berfase gas, dengan catatan bahwa
gas-gas itu merupakan gas ideal atau dianggap gas
ideal dan berlaku persamaan PV = nRT.
Jikalau pada kondisi baku yaitu 0 tekanan 7 cm Hg
(atau 1 atm), maka volume 1 mol gas adalah 22,41
dm3

KONSEP MOL DAN


MOLARITAS

Hubungan jumlah partikel, massa zat, dan volume mol


gas.

Molaritas
Merupakan besaran yang digunakan untuk
menyatakan

konsentrasi

atau

kepekatan

suatu larutan. Dalam hal ini, molaritas suatu


larutan menyatakan jumlah mol zat yang
terlarut dalam tiap liter larutan tersebut.
Secara matematis, molaritas suatu larutan
dapat dinyatakan sebagai berikut.

Normalitas
Normalitas didefinisikan sebagai
banyaknya
ekuivalen
zat
terlarut setiap 1 Liter larutan.
Normalitas
dapat
dituliskan
sebagai berikut:
Ket:
N = normalitas,
ek = massa ekuivalen
V= volume larutan dalam
Liter.
g= massa (gram)

Formalitas
Formalitas didefinisikan sebagai banyaknya
bobot rumus zat terlarut per liter larutan.

F=nf/V
dimana F adalah formalitas, nf
banyaknya bobot rumus dan V volume
larutan dalam
Liter.
Karena

Nf=g/BR
dimana g banyaknya zat terlarut dalam
gram dan BR bobot rumus, maka
formalitas dapat dituliskan:

Bobot Ekuivalen
1.Asam Basa.
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam
gram (dari) suatu zat yang dapat
diperlukan untuk memberikan atau
bereaksi dengan 1 mol H+.
2.Redoks.
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam
gram (dari)
suatu zat yang dapat
diperlukan untuk memberikan atau
bereaksi
dengan 1 mol elektron.

3.Pengendapan atau pembentukkan


Kompleks.
Bobot gram ekuivalen adalah bobot
dalam gram (dari) suatu zat yang
diperlukan untuk memberikan atau
bereaksi dengan 1 mol kation univalen,
mol kation divalen, 1/3 mol kation
trivalen dan seterusnya.

Konsentrasi
Konsentrasi adalah ukuran berapa jumlah
zat yang dilarutkan dalam suatu pelarut.
Jika zat terlarut tidak dapat larut lagi di
dalam pelarut, maka larutan ini dikatakan
jenuh. Jika zat terlarut masih ditambahkan
ke dalam larutan yang jenuh maka zat
tersebut tidak akan dapat larut lagi.
Penjenuhan bergantung pada banyak faktor
seperti temperatur lingkungan, jenis zat
pelarut dan jenis zat terlarut.

Ada berbagai cara yang digunakan untuk


menyatakan konsentrasi larutan, diantaranya
molaritas, fraksi mol dan persen mol.
1. Molaritas
jumlah mol suatu solut (terlarut) dalam larutan dibagi dengan
volume larutan yang ditentukan dalam liter.

2. Fraksi Mol
perbandingan banyaknya mol suatu zat
dengan jumlah
mol seluruh zat yang ada
dalam campuran tersebu

3. Persen Mol
Merupakan Istilah yang sering
dipakai) yang tidak lain adalah
100 x fraksi mol. persen mol
adalah untuk menyatakan jumlah
mol zat terlarut per 100 mol
larutan.
Misalnya
60%
mol
larutan etanol mengandung 60
mol C2H5OH untuk tiap 100 mol
larutan


PERHITUNGAN
KADAR
Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut
(solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah
ini berarti banyaknya massa yang terlarut
dihitung sebagai berat (gram) tiap satuan
volume (mililiter) atau tiap satuan larutan,
sehingga satuan kadar seperti ini adalah
gram/mililiter. Cara ini disebut dengan cara
berat/volume atau b/v. Disamping cara ini,
ada cara yang menyatakan kadar dengan
gram zat terlarut tiap gram pelarut atau tiap
gram larutan yang disebut dengan cara berat
berat atau b/b.

PERHITUNGAN KADAR
Jika sampelnya padat (sampel ditara dengan
menggunakan timbangan analitik) maka
rumus untuk mengitung kadar adalah
sebagai berikut:

Jika sampelnya cair (sampel diambil


secarakuantitatif misal dengan menggunakan
pipet volume) maka rumus untuk mengitung
kadar adalah sebagai berikut:


PENGENCERAN
Pengenceran adalah penambahan zat
pelarut ke dalam suatu larutan. Pada
pengenceran, jumlah mol zat terlarut tetap,
tetapi volume larutan bertambah. Oleh
karena itu, kemolaran larutan berkurang.
Jumlah mol zat terlarut sebelum
diencerkan = jumlah mol zat terlarut
sesudah diencerkan Jika larutan
diencerkan dari V1 menjadi V2,

ATURAN PEMBULATAN
Pembulatan artinya mengurangi atau
menyederhanakan nilai bilangan ke nilai
bilangan yang lebih sederhana dan paling
mendekati.
Contoh
Aturan Pembulatan
1. Angka yang lebih besar dari 65,78 dibulatkan menjadi

5 dibulatkan Ke atas

65,8

2. Angka yang kurang dari 5

67,34 dibulatkan menjadi


67,3

dibulatkan ke bawah
3. Jika tepat angka lima maka

dibulatkan ke atas jika


bilangan sebelumnya ganjil
dan dibulatkan ke bawah jika
bilangan sebelumnya genap.

23,65 dilbulatkan menjadi


23,625,75 dilbulatkan
menjadi 25,8

LARUTAN BAKU (STANDAR)


Larutan standar ada dua macam yaitu
larutan baku primer dan larutan baku
skunder.
Larutan
baku
primer
mempunyai kemurnian yang tinggi.
Larutan
baku
sekunder
harus
dibakukan dengan larutan baku
primer. Suatu proses yang mana
larutan baku sekunder
dibakukan
dengan larutan baku primer disebut
dengan standardisasi.

LARUTAN BAKU (STANDAR)


Suatu senyawa dapat digunakan sebagai
baku primer jika memenuhi syarat - syarat
sebagai berikut :
Mudah didapat, dimurnikan, dikeringkan,
dan disimpan dalam keadaan murni.
Mempunyai kemurnian yang sangat tinggi
(1000,02)% atau dapat dimurnikandengan
penghabluran kembali.
Tidak berubah selama penimbangan (zat
yang higroskopis bukan merupakan baku
primer).

Next
Tidak teroksidasi oleh O2 dari udara
dan tidak berubah oleh CO2 dari udara.
Susunan kimianya tepat sesuai
jumlahnya.
Mempunyai berat ekivalen yang tinggi,
sehingga kesalahan penimbangan akan
menjadi lebih kecil.
Mudah larut.
Reaksi dengan zat yang ditetapkan
harus stoikiometri, cepat dan terukur.

Anda mungkin juga menyukai