Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................................. 2
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 3
BAB II
Pembahasan
2.1. Data Tutorial......................................................................................... 4
2.2. Skenario Kasus...................................................................................... 5
2.3. Paparan
I. Klarifikasi Istilah............................................................................... 6
II. Identifikasi masalah ........................................................................ 6
III. Analisis Masalah............................................................................. 7
V. Kerangka Konsep............................................................................ 59
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok pediatri dan geriatri merupakan blok 25 pada semester 6 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Adapun maksud dan
tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Moderator
Sekretaris
: Glestiami Quranbiya
Hari, Tanggal
Peraturan
Skenario A Blok 25
Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa
Mjt. Komunitas di sini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata
pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama pada
sawah dan karet alam.
Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan
kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anakanak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki.
Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah Sungai Ogan; juga dari
air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun
sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.
Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/ penerangan adalah listrik;
untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai
kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka, penduduk kembali
menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian
masyarakat yang menggunakan briket batubara.
Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada
bulan September sampa desembeer seringkali ada serangan kabut asap yang dapat sampai
berminggu-minggu.
Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota
kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.
Petugas kesehatan yang ada didesa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah kelahiran
yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting
sebagai garis pertama melayani orang sakit.
Di desa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada
organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, maka ini
menjadi tempat ideal untuk buang sampah.
Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi di
desa ini adalah:
-
ISPA
Gastro intestinal dan diare
Kulit
Malaria
DHF
5
Tuberkulosis
Asthma
Gigi dan mulut
Hipertensi
Cidera karena kecelakaan lalu lintas
Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan
Lampiran :
1. Hasil Pengujian Kualitas Air Minum
Parameter
E. Coli
Total Coliform
Arsen
Flourida
Total Kromium
Kadmium
Nitrit
Hasil Uji
2000 / 100 cc
1000 / 100 cc
0,05 mg/dl
1,4 mg/dl
0,03 mg/dl
0,001 mg/dl
2 mg/dl
6
Nitrat
Sianida
Selenium
25 mg/dl
0,07 mg/l
0,01 mg/dl
2. Kualitas Udara
I.
Parameter
SO2
CO
Nox
O3
Hidrokarbon
Total Suspended Particulate
Waktu Pengukuran
24 jam
24 jam
24 jam
1 jam
3 jam
24 jam
Hasil Uji
500 micrgr / m3
30000 micrgr / m3
200 micrgr / m3
200 micrgr / m3
100 micrgr / m3
500 micrgr / m3
(TSP)
Pb
24 jam
5 micrgr / m3
Klarifikasi Istilah
1.
Kebutuhan domestic
Sumur
Air rawa
4.
Briket arang
5.
Briket batubara
organik
: bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan
2.
3.
7.
8.
Kabut asap
dioksida
: kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-
Mantri
Puskesmas pembantu
Dukun
10.
ISPA
11.
12.
13.
14.
DHF(DBD)
Tuberkulosis
yang
menyerang
saluran
gigitan nyamuk
: infeksi yang disebabkan virus dengue
: setiap penyakit menular pada manusia dan hewan lain
yang disebabkan oleh spesies mycobacterium ditandai
15.
Asthma
16.
Hipertensi
Keracunan makanan
18.
Kualitas udara
19.
kebaikan udara
: suatu nilai yang menunjukkan mutu atau tingkat
17.
20.
22.
PM10
E. Coli
3. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah Sungai Ogan; juga
dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur
sendiri, namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.
4. Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/ penerangan adalah listrik;
untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil
memakai kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka, penduduk
kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas
LPG. Ada sebagian masyarakat yang menggunakan briket batubara.
5. Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada
bulan September sampa desembeer seringkali ada serangan kabut asap yang dapat
sampai berminggu-minggu.
6. Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota
kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.
7. Petugas kesehatan yang ada didesa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah
kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih
cukup penting sebagai garis pertama melayani orang sakit.
8. Di desa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak
ada organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak
rawa, maka ini menjadi tempat ideal untuk buang sampah.
9. Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi
di desa ini adalah:
- ISPA
- Gastro intestinal dan diare
- Kulit
- Malaria
- DHF
- Tuberkulosis
- Asthma
- Gigi dan mulut
- Hipertensi
- Cidera karena kecelakaan lalu lintas
10. Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan
makanan yaitu tatkala ada hajata perkawinan yang melibatkan banyak orang.
11. Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang
berseumber dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada lampiran. Dari
pihak propinsi pernah juga melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada
serangan asap, hasilnya juga diberikan di lampiran.
12. Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri di desa ini di tahun 2009
yaitu Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut
studi itu akibat penggunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi
9
dapur tidak baik, maka kualitas udara didalam rumah tidak cukup baik, khususnya
kadar debu halus (PM10) yang tinggi.
13. Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini kebanjiran motor yang
menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan kades,
selain kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman
keras dan narkoba.
III. Analisis Masalah
1. Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni
di desa Mjt. Komunitas di sini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi
sekitar 2000 orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan
pertukangan. Pertanian terutama pada sawah dan karet alam.
1.1. Bagaimana hubungan letak desa di pinggir jalan raya dengan kesehatan
masyarakat di desa Mjt. Komunitas?
Lokasi desa di tepi jalan raya Lintas Timur Sumatera dan meningkatnya
jumlah kendaraan roda dua meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas di
jalan raya maupun di dalam desa.
Letak desa di tepi jalan raya dan meningkatnya kendaraan roda dua
kematian.
Peningkatan NOx gangguan sistem respirasi, bronkopneumonia, edema
1.2. Apa saja dampak dari mata pencaharian pertanian (padi dan karet) dan
pertukangan?
Ada pekerjaan yang dapat menyebabkan munculnya suatu penyakit, misalnya
occupational asthma. Para petani sering kali terpapar debu dari grain (padi) dan para
10
tukang sering terpapar debu kayu dan bahan bangunan lain (semen dan bata). Penyakit
yang biasanya berkaitan dengan pekerjaan ini adalah farmers lung. Farmer's lung
adalah hipersensitivitas pneumonitis yang diinduksi oleh inhalasi debu biologis dari
jerami atau spora jamur atau dari hasil pertanian lainnya. Debu tersebut menyebabkan
respon inflamasi hipersensitivitas tipe III dan akan menjadi kondisi kronis yang
berbahaya. Alergen yang terinhalasi sering menimbulkan terbentuknya antibodi IgE
yang bersirkulasi di aliran darah, tipe respon imun ini sering kali diinisiasi oleh paparan
terhadap
thermophilic
actinomycetes
(biasanya
dikenal
Saccharopolyspora
11
bahkan
1996).
Komponen yang harus dimiliki rumah sehat (Ditjen Cipta Karya,
1997) adalah :
(1) Fondasi yang kuat untuk meneruskan beban bangunan ke tanah dasar,
memberi kestabilan bangunan , dan merupakan konstruksi penghubung
antara bagunan dengan tanah;
(2) Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari
pekarangan dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah
panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu;
(3) Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan
masuknya sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai;
(4) Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk mendukung atau
menyangga atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari
panas dan debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan ( privacy)
penghuninya;
(5) Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari,
minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu,
tripleks atau gipsum; serta
(6) Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta
melindungi masuknya debu, angin dan air hujan.
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia,
dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga
memungkinkan
penghuni
masyarakat sekitar
berpengaruh
sangat
pembangunan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
(Kepmenkes)
No.
12
3.
4.
5.
sebagai berikut:
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3;
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
Kebisingan dan getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg
Prasarana dan sarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
b.
c.
tidak
menjadi
tempat
kaki
dan
penyandang
d.
e.
f.
13
g.
Memiliki
akses
terhadap
sarana
pelayanan
kesehatan,
6.
7.
h.
i.
penghuninya;
Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
harus
menjamin
keamanan
dan
juga
berfungsi
untuk
kelestarian alam.
3.
dan
tidak
rawan
kecelakaan;
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal
4.
5.
6.
7.
8.
9.
yang
dinilai
meliputi
penilaian, yaitu :
(1) kelompok komponen rumah, meliputi
langit-langit,
dinding,
lantai,
jendela kamar tidur, jendela kamar keluarga, dan ruang tamu, ventilasi,
sarana pembuangan asap dapur, pencahayaan;
(2) kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan
kotoran,
sarana
pembuangan
sampah; dan
(3) kelompok perilaku penghuni, meliputi perilaku membuka jendela kamar
tidur, membuka jendela ruang keluarga dan tamu, membersihkan halaman
rumah, membuang tinja bayi/anak ke kakus, dan membuang sampah pada
tempatnya.
Rumah pada desa Mjt. Komunitas tidak memenuhi kriteria rumah sehat
karena:
15
Pada kasus ini, desa Mjt. Komunitas yang terletak di pingging jalan
membuat rumah menjadi lebih banyak terpapar debu dari jalan dan juga
lebih bising karena suara kendaraan bermotor yang lewat di jalan raya.
Rumah yang terbuat dari papan cenderung memiliki celah-celah sehingga
nyamuk dapat mudah masuk kerumah sehingga menjadi salah satu faktor
2.2. Apa dampak dari lantai rumah tanah dengan kebiasaan masyarakat yang
bertelanjang kaki?
Sebagian warga Mjt. memiliki rumah yang berlantai tanah dimana tanah merupakan
tinggal berbagai mahluk hidup yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti parasit,
serangga, dan cacing yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui kulit, udara, dan
makanan. .Kebiasaan warga yang tidak menggunakan alas kaki dapat memudahkan
mikroorganisme seperti cacing masuk ke dalam tubuh mereka dan menyebabkan
cacingan, khususnya pada anak-anak
17
18
19
3.2. Apa saja jenis air yang dapat digunakan untuk kebutuhan domestik?
Secara umum sumber air dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi, kemudian
2.
3.
20
21
3.3. Bagaimana pembuatan sumur yang baik? Apakah sumur yang dibuat
masyarakat sudah memenuhi kriteria sumur yang baik?
a. Letak sumur
Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2916-1992 tentang Spesifikasi
Sumur Gali untuk Sumber Air Bersih, bahwa jarak horizontal sumur ke arah
hulu dari aliran air tanah atau sumber pengotoran (bidang resapan/tangki
septic tank) lebih dari 11 meter, sedangkan jarak sumur untuk komunal
terhadap perumahan adalah lebih dari 50 meter.
b. Sumber air
- Air permukaan : contohnya air sungai dan air rawa. Sumber air ini
mempunyai derajat pencemaran yang tinggi, disebabkan oleh perjalanan
air tersebut. Air ini akan mengandung banyak zat organic yang telah
membusuk sehingga biasanya berwarna kuning kecoklatan. Sumber air
-
persyaratan sanitasi dan terlindung dari kontaminasi air kotor. Sumur sehat
minimal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
23
Bahan bakar kayu meningkatkan risiko gangguan asma pada anak dan PPOK
pada dewasa serta kecelakaan rumah tangga berupa kebakaran maupun kecacatan
apabila tidak berhati-hati.
Bahan bakar briket batubara meningkatkan risiko kanker paru dimana
pembakaran batubara menimbulkan polycyclic aromatic hydrocarbon, emisi CO, NOx,
dan SO2.
5. Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun
pada bulan September sampa desembeer seringkali ada serangan kabut asap
yang dapat sampai berminggu-minggu.
5.1. Apa dampak kabut asap yang sampai berminggu-minggu terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan?
Kualitas udara outdoor desa meranjat saat ini tidak baik dikarenakan adanya
serangan kabut asap sampai berminggu-minggu sehingga keadaan ini dapat
menyebabkan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISPA)
6. Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di
kota kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.
7. Petugas kesehatan yang ada didesa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah
kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun
masih cukup penting sebagai garis pertama melayani orang sakit.
8. Di desa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga,
tidak ada organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar
desa banyak rawa, maka ini menjadi tempat ideal untuk buang sampah.
8.1. Bagaimana tempat pembuangan sampah yang ideal? 13
Dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
jenis sampah yang diatur adalah:
4. Sampah rumah tangga
Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan seharihari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari
proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini
5.
Penanganan sampah
Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari:
Pemilahan: dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah
Pengumpulan: dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu
Pengangkutan: dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
Pengolahan: dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau
26
pengelolaan
Forum
perguruan
sampah
ini beranggotakan
tinggi,
tokoh
skala
kota/kabupaten
masyarakat
secara
masyarakat,
atau
umum,
organisasi
dan
sampah
medis
yang
bersifat
infektius
mengenai
B3 rumah
tangga
perlu
mendapat
perhatian
dalam
organik
tinggi
yang
merupakan
alternatif
terakhir
berulang
sebaiknya
diupayakan
dengan
dapat
b. Pengelolaan Terpusat
Pengelolaan persampahan secara terpusat adalah suatu proses
atau kegiatan
penanganan
sampah
yang
terkoordinir
untuk
Pewadahan
Wadah sampah individual (disumber) disediakan oleh setiap
penghasil sampah sendiri sedangkan wadah komunal dan pejalan kaki
disediakan oleh pengelola dan atau swasta. spesifikasi wadah
sedemikian
permanen dan higienis. Akan lebih baik apabila ada pemisahan wadah
untuk sampah basah dan sampah kering
Pengosongan sampah dari wadah individual dilakukan paling lama 2
hari sekali sedangkan untuk wadah komunal harus dilakukan setiap
hari.
29
Pengumpulan
Pengumpulan
sampah
dari
sumber
dapat
dilakukan
secara
daerah
pelayanan
tertentu
berdasarkan
pertimbangan
Pengolahan
Pengolahan sampah dimaksudkan untuk mengurangi volume sampah
yang harus
dibuang
ke
TPA
serta
meningkatkan
efisiensi
pengelola
kebersihan
menghadapi
pewadahan,
pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan,
Sementara/
Container
juga
merupakan
tempat
pengumpulan
terutama
bila
terjadi
penundaan
proses
terlampaui.
yang
tidak
tertutup
dengan
baik
jalur yang dilalui, terutama akibat bercecerannya air lindi dari bak
kendaraan.
Pada instalasi pengolahan terjadi berupa pelepasan zat pencemar
ke udara dari hasil pembuangan sampah yang tidak sempurna;
diantaranya berupa : partikulat, SO x, NO x, hidrokarbon, HCl, dioksin,
dan lain-lain. Proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu akan
berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas seperti CO,
CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu
komposisi gas alamiah di udara, mendorong terjadinya pemanasan
global, disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia
di sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi
pengolahan berpotensi menimbulkan gangguan bau. Disamping itu
juga sangat mungkin terjadi pencemaran berupa asap bila sampah
dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat teknis.
Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di
TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang tidak dilaksanakan
dengan baik.
Asap juga seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan
sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang
cukup besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit
dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan sangat mengganggu
daerah sekitarnya.
c. Pencemaran Air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat
potensial menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran
33
syarat
untuk
dibuang
ke
badan
air
lahan
setempat
mengalami
pencemaran
akibat
terisi
sampah
secara
terbuka
akan
baik
TPA
umumnya
didominasi
oleh
ceceran
terhadap lalu lintas di sekitarnya terutama berupa kemacetan pada jamjam kedatangan. Pada TPA besar dengan frekwensi kedatangan
truck yang tinggi sering menimbulkan kemacetan pada jam puncak
terutama bila TPA terletak berdekatan dengan jalan umum.
g. Gangguan Kebisingan
Kebisingan akibat lalu lintas kendaraan berat / truck timbul dari
mesin-mesin, bunyi rem, gerakan bongkar muat hidrolik, dan lainlain yang dapat mengganggu daerah-daerah sensitif di sekitarnya.
Di instalasi pengolahan kebisingan timbul akibat lalu lintas
kendaraan truk sampah disamping akibat bunyi mesin pengolahan
(tertutama bila digunakan mesin pencacah sampah atau shredder).
35
Kebisingan
di
sekitar
lokasi
TPA
timbul
akibat
lalu
adanya pembangunan
tempat
akan
merasa
pembuangan
senang
sampah
di
2. Resiko Lingkungan
Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
akibat adanya kegiatan pembangunan sistem penyediaan air bersih
akan mencakup:
a. Geo-fisik-Kimia;
yang
meliputi:
kuantitas
dan
kualitas
bisa
mengganggu
pernafasan
dan
37
dalam kaleng, dsb.didalam bahan makanan tidak boleh ada kotoran dan tidak
Tidak berbau busuk atau bau asam ataupun bau yang tidak
segar
lainnya Tidak ada cairan lain selain getah aslinya
b. Air
Air yang digunakan harus memenuhi syarat kualitas air minum, sesuai
dengan Kemenkes RI no.492/Menkes/PER/IV/2010 seperti syarat fisik (tidak
teras, berbau, berwarna serta tidak keruh) . syarat kimia tidak mengandung zatzat kimia beracun yang menimbulkan gangguan kesehatan, syarat
mikrobiologi (bebas bakteri Escherchia dengan standar 0 dalam 100ml air
minum) serta bebas dari kontaminasi radiasi radioaktif melebihi batas
maksimal yang diperbolehkan.
38
c. Gula
Gula yang digunakan harus dalam kondisi fisik yang baik, warna tidak kusam,
harus kering dan tidak berbau .Sumber bahan makanan yang baik, lebih tepat
kita memilih pusat penjualan bahan makanan dengan system pengaturan suhu
yang dikendalikan dengan baik dan tempat-tempat penjualan yang diawasi
oleh pemerintah, karena perjalanan/ daur proses makanan adalah dengan
jaringan yangpanjang melalui jaringan perdagangan yang panjang.
2. Penyimpanan Makanan,
penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 (enam) prinsip sanitasi
dan higiene makanan. penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama
dalam jumlah banyak ( jasa catering atau jasa boga) dapat menyebabkan
kerusakan bahan makanan tersebut, adapun tatacara penyimpanan bahan
makanan adalah sbb:
Pada Suhu penyimpanan yang baik
Pada suhu penyimpanan yang baik
setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam proses penyimpanan
tergantung kepada besar dan berat serta banyaknya makanan dan tempat
penyimpanannya. sebagian besar bahan makanan dapat dikelola sendiri oleh
pihak owner .
Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
o Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
o Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
o Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).. Penyimpanan
harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat,
proses penyimpanan bahan makanan harus sesuai ketentuan yangberlaku
karena untuk mencegah pencemaran. Makanan harus disimpan ditempat
dimana migroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang
biak. Mikroorganisme masih bisa berkembang pada suhu 5 - 100c,
39
40
peralatan
Memotong kuku agar tetap pendek serta tidak menggunakan cat kuku dan selalu
boleh terkontaminasi
Sarung tangan sekali pakai (disposable) yang kuat direkomendasikan digunakan
untuk mengolah makanan dimana sebelumnya harus mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum memakai sarung tangan dan digunakan sekali pakai.
11. Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum
yang berseumber dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada
lampiran. Dari pihak propinsi pernah juga melakukan pengukuran kualitas
udara tatkala ada serangan asap, hasilnya juga diberikan di lampiran.
11.1. Bagaimana interpretasi dari hasil pengujian kualitas air minum di desa
Mjt?
Parameter
Hasil Uji
Kadar Normal
Keterangan
43
E. Coli
2000 / 100 cc
Melebihi
batas
yang
Total Coliform
1000 / 100 cc
diperbolehkan
Melebihi
batas
yang
0,01 mg/dl
diperbolehkan
Melebihi
batas
yang
Arsen
0,05 mg/dl
diperbolehkan
Flourida
1,4 mg/dl
1,5 mg/dl
Normal
Total Kromium
0,03 mg/dl
0,05 mg/ dl
Normal
Kadmium
0,001 mg/dl
0,003 mg/ dl
Normal
Nitrit
2 mg/dl
3 mg/ dl
Normal
Nitrat
25 mg/dl
50 mg/ dl
Normal
Sianida
0,07 mg/l
0,07 mg/ dl
Normal
Selenium
0,01 mg/dl
0,01 mg/ dl
Normal
Ditemukannya E. Coli dan Total Coliform menandakan bahwa air sumur di
desa Mjt telah terkontaminasi dengan feses, hal ini menandakan air ini tidak
layak digunakan.
Peningkatan kadar arsen di ambang batas normal pada air minum sangat
berbahaya dikarenakan sifat arsen yang sangat berbahaya seperti dapat
menyebabkan diare, muntah, kelumpuhan, dan peningkatan semua resiko
kanker.
11.2. Bagaimana interpretasi dari hasil pengujian kualitas udara di desa Mjt?
Parameter
SO2
Waktu
Hasil Uji
Baku Mutu
Pengukuran
24 jam
500 micrgr / M3
365 ug/Nm3
Keterangan
Meningkat
tidak
24 jam
30000micrgr
mutu
/ 10.000ug/Nm3 Meningkat
M3
Nox
24 jam
200 micrgr / M3
tidak
mutu
Meningkat
tidak
O3
1 jam
200 micrgr / M3
235 ug/Nm
Hidrokarbon
Total
3 jam
24 jam
100 micrgr / M3
500 micrgr / M3
160 ug/Nm3
230 ug/Nm3
mutu
Normal
Normal
Meningkat
tidak
Suspended
Particulate
mutu
44
(TSP)
Pb
24 jam
5 micrgr / M3
2 ug/Nm3
Meningkat
tidak
Level suhu atau panas dalam suatu ruang atau gedung masih dalam batas-batas yang
dapat diterima
Gas-gas hasil proses penafasan dalam konsentrasi normal
Kontaminan atau bahan-bahan pencemar udara di bawah level ambang batas
kesehatan (Muhamad Idham,2003:40)
12.2. Bagaimana solusi untuk memperbaiki kualitas udara ruangan?
Pengendalian sumber polutan
Salah satu cara paling efektif dalam memperbaiki kualitas udara dalam
ruangan adalah dengan menghilangkan setiap sumber polutan atau mengurangi
emisi. Sejumlah sumber polutan, misalnya asbestos, dapat ditutup atau halnya
seperti kompor gas dapat disesuaikan untuk mengurangi jumlah emisi. Dalam
berbagai kasus, pengendalian sumber polutan juga lebih hemat biaya daripada
menambah ventilasi terbuka yang dapat menambah konsumsi energi dalam
pengunaan pendingin ruangan.
Perbaikan ventilasi
Cara lain untuk menurunkan konsentrasi polusi dalam ruangan di rumah anda
adalah dengan menambah jumlah udara luar masuk ke dalam rumah.
Kebanyakan sistem pendingin rumah tidak secara langsung membawa udara
segar luar ke dalam rumah. Dengan membuka jendela dan pintu, menyalakan
kipas jendela atau loteng, sesering mungkin atau menyalakan pendingin udara
dengan membuka saluran udara luar, kita menambah sirkulasi udara luar ke
dalam ruangan. Kipas dapur atau kamar mandi yang membuang udara keluar
juga dapat membantu mengurangi polutan secara langsung dari ruangan dan
menambah sirkulasi udara.
45
Rumah-rumah baru hari ini mulai dilengkapi juga dengan sistem udara yang
bertujuan membawa masuk udara luar yang telah disaring ke dalam rumah.
Mesin ini di kenal sebagai "energy-efficient heat recovery ventilators" (juga
dikenal
sebagai
"air-to-air
heat
exchangers").
Mesin-mesin
tersebut
46
No
Parameter
SO2
Pengukuran
1 jam
(Sulfur
24 jam
Baku Mutu
900 ug/Nm3
Metode
Analisis
Pararosanilin
Peralatan
Spektrofotometer
365 ug/Nm3
Dioksida)
1 tahun
CO (Karbon 1 jam
60 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
Monoksida)
24 jam
10.000 ug/Nm3
NO2
1 tahun
1 jam
400 ug/Nm3
NDIR
NDIR Analyzer
Saltzman
Spektrofotometer
47
(Nitrogen
24 jam
150 ug/Nm3
Dioksida)
O3 (Oksidan)
1 tahun
1 jam
100 ug/Nm3
235 ug/Nm3
Chemilumines Spektrofotometer
1 tahun
(Hidro 3 jam
50 ug/Nm3
160 ug/Nm3
cent
Flame
Gas
Ionization
Gravimetric
Chromatografi
HI-Vol
HC
Carbon)
PM10
24 jam
150 ug/Nm
10 um)
PM25*
24 jam
65 ug/Nm3
Gravimetric
Hi- Vol
TSP (debu)
1 jam
24 jam
15 ug/Nm3
230 ug/Nm3
Gravimetric
Gravimetric
Hi- Vol
HI- Vol
1 jam
(Timah 24 jam
90 ug/Nm3
2 ug/Nm3
Gravimetric
Hi- Vol
(Partikel
7
8
Pb
<
hitam)
9
Dustfall
1 jam
30 hari
1 ug/Nm3
10
Ekstratif
Pengabuan
Ton/ Gravimetric
AAS
Cannister
Km2/Bulan
(Debu jatuh)
(Pemukiman)
20
Ton/Km2/Bulan
10
11
(industri)
3 ug/Nm3
Spesific
0,5 g / Nm3
Electrode
Countinous
F)
Flour Indeks
40 g / 100 cm2
Colourimetric
Analyzer
Limed
Total
24 Jam
30 hari
Khlorine &
24 Jam
filter
150 g / Nm3
Khlorine
Paper
Spesific Ion
Imping atau
Electrode
Countinous
Dioksida
13
Sulphat
Indeks
Filter
Analyzer
30 hari
Lead
cm3
Peroxida Candle
Dari
Lead
Peroksida
48
49
15. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan pihak puskesmas terkait
dengan masalah diatas?
50
Masalah kesehatan
di desa Mjt
Kondisi demografis
Kualitas udara
ambien
Pengelolaan sampah
berbahaya
Penyuluhan pemakaian masker atau penutup hidung dan
mulut pada saat terjadi serangan asap kabut
Identifikasi atau skrining harus tuberkulosis paru baru
Puskesmas harus mewaspadai adanya lonjakan penyakit
infeksi atau keracunan dengan mempersiapkan sebagai
berikut:
Pengobatan yang memadai untuk penyakit infeksi
yang sering terjadi di desa Mjt
Penggalakan pola perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
Melaporkan kondisi kesehatan desa ke pejabat
Pelayanan kesehatan
16. Berikan juga nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat!
Memberlakukan kebijakan/peraturan perundangundangan yang tidak merugikan
kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan
masyarakat.
51
Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat
mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.
Membangun PAM dan penyediaan air bersih
Membuat pengolaan sampah yang lebih baik
Penanaman pohon
Penambahan tenaga kesehatan
Membuat puskesmas dan pustu yang lebih dekat
Penambahan dana untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Penyuluhan tentang bagaimana memasak dengan menggunakan sumber
kecepatan tertentu
Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna memudahkan
petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.
Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui kemitraan
dengan pihak-pihak lain.
Menyelenggarakan advokasi dalam rangka kemitraan bina suasana dan dalam
mengupayakan dukungan dari pembuat kebijakan dan pihak-pihak lain (sasaran
tersier).
Dinas kesehatan kabupaten/kota harus tersedia tenaga khusus promosi
kesehatan. Tenaga ini
52
Desa MJT
V.
Memasak
pakai
kayu
bakar
Gangguan
kulit
Kerangka Konsep
Kebiasaa
n
telanjang
kaki
Perkemba
ng biakan
jentik
nyamuk
malaria
Gangguan
kualitas
udara
ruangan
Buang
sampah
di rawa
Air
tercema
r
Penggunaan
air untuk
kebutuhan
domestik GI
Gangguan
Tract,
ISPA, Asthma, Keracunan
tuberculosis makanan,
Kabut asap
Letak
geografis
dipinggir
jalan lintas
Bisin
g
Harga karet
mata
pencaharian
penduduk naik
Pengguna
sepeda motor
bertambah
Kebiasaan
memakai
narkoba +
alkohol
Kehilangan
kemampuan
stabil diri
Rawan
kecelakaan
53
VI.
Penutup
Kesimpulan
Masyarakat desa Mjt. Komunitas mengalami masalah kesehatan lingkungan
dengan faktor resiko kualitas udara dan air, pengelolaan sampah yang buruk, peningkatan
pertumbuhan vektor, buruknya sanitasi makanan, budaya narkoba dan minuman keras,
serta ketidak patuhan lalu lintas.
54
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W.A Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta; EGC
Chandra, dr. Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Edisi I. Jakarta :
EGC
55