Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM KOMPLEKS


ET CAUSA FARINGITIS AKUT

Oleh:
dr. Muthiah Hasnah Suri

Pembimbing:
dr. Susi Handayani, Sp.A

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP


DEPARTEMEN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAHAT
2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan Kejang
Demam Kompleks et causa Faringitis Akut. Di kesempatan ini penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Susi Handayani,
Sp.A selaku pembimbing yang telah membantu penyelesaian laporan kasus ini.
Penulis juga mengucapan terima kasih kepada teman sejawat dokter
lainnya dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Demikianlah penulisan laporan ini, semoga bermanfaat, amin YRA.

Lahat, 5 September 2018

Penulis

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus

Judul

Kejang Demam Kompleks et causa Faringitis Akut

Oleh:

dr. Muthiah Hasnah Suri

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program
Dokter Internship di Rumah Sakit Umum Daerah Lahat periode 10 November
2017- 4 November 2018.

Lahat, September 2018

dr. Susi Handayani, Sp.A

iii
BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI
 Nama : HT
 Umur : 2 tahun 7 bulan (31-12-2015)
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan :-
 Agama : Islam
 Bangsa : Indonesia
 Alamat : Pandan Arang
 Tanggal masuk RS : 17 Agustus 2018

II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis pada 17 Agustus 2018)
Keluhan Utama : Kejang sejak + 2 jam sebelum masuk rumah sakit
Keluhan tambahan : Demam tinggi
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak + 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien demam disertai batuk.
BAB cair dan muntah disangkal.
Sejak + 2 jam sebelum masuk rumah sakit pasien demam tinggi, kemudian
kejang seluruh badan. Tangan dan kaki pasien kaku, pasien terlihat tidak sadar.
Kejang berlangsung kurang dari 5 menit. Setelah kejang pasien sadar. Kejang
berulang sabanyak 3 kali. Pasien dibawa ke Puskesmas Tanjung Tebat. Saat
dipuskesmas, suhu pasien 42oC, pasien diberi penurun panas berbentuk sirup.
Pasien sempat kejang lagi di Puskesmas dan diberi anti kejang yang dimasukkan
melalui dubur. Kejang berhenti. Pasien lalu dirujuk ke IGD RSU Lahat. Selama
perjalanan dan di IGD, pasien sudah tidak kejang.

1
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien pernah kejang saat masih kecil.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Masa kehamilan : 38 minggu
Partus : Spontan
Ditolong oleh : bidan
HPHT : ibu lupa
Berat badan lahir : 3000 gram
Panjang badan lahir : 48 cm
Keadaan saat lahir : Langsung menangis
Riwayat injeksi vit.K : tidak tahu
Riwayat ibu demam : tidak ada
Riwayat KPD : tidak ada
Riwayat ketuban hijau, kental, bau : tidak ada
Riwayat Makan
ASI : 0-1 tahun
Susu Formula : 1 tahun-sekarang, frekuensi 3x/hari
Bubur Susu :-
Bubur Saring : 3 - 7 bulan, frekuensi 3x/hari
Nasi Tim : 8 - 11 bulan, frekuensi 3x/hari
Nasi Biasa : 1 tahun - sekarang frek 3x/hari
Daging : 1 tahun - sekarang
Tempe : 1 tahun - sekarang
Tahu : 1 tahun - sekarang
Sayuran : 1 tahun - sekarang
Buah : Sejak usia 18 bulan frek 2x/hari
Kesan : Cukup
Kualitas : Cukup

2
Riwayat Perkembangan
Mengangkat kepala : 3 bulan
Tengkurap : 6 bulan
Merangkak : 9 bulan
Duduk : 8 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan : 18 bulan
Kesan : Perkembangan motorik kasar baik.
Riwayat Imunisasi
IMUNISASI DASAR
BCG √
DPT 1 √ DPT 2 √ DPT 3 √
HEPATITIS B 1 √ HEPATITIS B 2 √ HEPATITIS B 3 √
Hib 1 √ Hib 2 √ Hib 3 √
POLIO 1 √ POLIO 2 √ POLIO 3 √
CAMPAK √

III. Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 10 kg
Tinggi Badan : 88 cm
Status gizi : BB/U : -2SD s/d -3SD
TB/U : 0SD s/d -2SD
BB/TB: -2SD s/d -3SD
Kesan : gizi kurang
Nadi : 125 kali/menit, regular, kuat, isi cukup
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 39,8 oC

Keadaan Spesifik
Kepala

3
Bentuk : Normochepali
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
refleks cahaya (+/+), gerak bola mata baik (+/+) kesegala arah
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : simetris, deviasi septum tidak ada, pernafasan cuping hidung
tidak ada, sekret tidak ada
Mulut : Bibir tidak sianosis, pucat (-)
Tenggorokan : faring hiperemis, tonsil T1-T1 tenang

Leher
Tidak ada pembesaran KGB

Thorax
Jantung
 Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
 Palpasi : pulsasi ictus cordis dalam batas normal
 Perkusi : redup, batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : bunyi jantung I/II reguler, gallop tidak ada, murmur tidak ada

Paru
 Inspeksi : Simetris paru kanan dan kiri pada posisi statis dan dinamis
Retraksi interkostal, suprasternal dan supraklavikula tidak ada
 Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
 Perkusi : Sonor kedua lapang paru
 Auskultasi : suara nafas vesikuler normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen
 Inspeksi : tampak datar
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
 Palpasi : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba

4
Ekstremitas
Kanan Kiri
Kekuatan Tangan 5 5
Kaki 5 5
Tonus Tangan Normal Normal
Kaki Normal Normal
Klonus Kaki (-) (-)
Refleks fisiologis Tangan (+) (+)
Kaki (+) (+)
Refleks patologis Kaki (-) (-)

Status Neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk (-)
Kanan Kiri
Kernig >135o >135o
Laseq - -
Brudzinski I - -
Brudzinski II - -

5
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 17 Agustus 2018)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 9 11,5-16,5
RBC 3.480.000 3.500.000-5.500.000/l
WBC 16.300 3.500-10.000/l
Hematokrit 25.6% 35%-55%
Trombosit 195.000 100.000-400.000/l
MCV 73.6 75-100 fl
MCH 25.9 25-35 pg
MCHC 35.2 31-38 g/dl
Kimia Darah
Kalium 3.86 3.5-5
Natrium 141.53 135-145

V. DIAGNOSIS BANDING
Kejang Demam Kompleks ec Faringitis Akut
Kejang dengan Demam ec Faringitis Akut

VI. DIAGNOSIS KERJA


Kejang Demam Kompleks ec Faringitis Akut

VII. PENATALAKSANAAN
 O2 2Lpm via nasal canul
 IVFD RL gtt X/menit (makro)
 Inj. Ceftriaxone 1x1 gram (IV)
 Inj. Diazepam 5mg bila kejang (Bolus IV pelan)
 Paracetamol syr 3x1 cth (PO)
 Diazepam 1,5 mg 3x1 pulv (PO)

VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

6
IX. FOLLOW UP
Tanggal Pemeriksaan Tatalaksana

18-8-2018 S:  O2 2Lpm via nasal canul


Pukul Kejang (-), demam (-), batuk (+)  IVFD RL gtt X/menit (makro)
09.00  Inj. Ceftriaxone 1x1 gram (IV)
WIB O:  Inj. Diazepam 5mg bila kejang
Perawatan Status Generalis (Bolus IV pelan)
H2 KU : tampak tidak sakit  Paracetamol syr 3x1 cth (PO)
Sens : kompos mentis  Diazepam 1,5 mg 3x1 pulv
N : 92 x/m (PO)
RR : 22 x/m
T : 37,8 C
Status Klinis
Kepala : Pupil bulat isokor ø 3mm, reflek
cahaya+/+, konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-). Faring hiperemis
(+), Tonsil T1-T1 tenang
Thorax : statis dinamis simetris kanan =
kiri, retraksi (-).
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-),
gallop (-).
Paru : vesikuler (+) normal, rhonki dan
wheezing (-).
Abdomen : cembung, lemas, hepar dan
lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”,
kekuatan 5 di keempat ekstremitas

A:
Kejang demam kompleks ec Faringitis
Akut
19-8-2018 S:  IVFD RL gtt X/menit (makro)
Pukul Kejang (-), demam (-), batuk (+)  Inj. Ceftriaxone 1x1 gram (IV)
09.00  Inj. Diazepam 5mg bila kejang
WIB O: (Bolus IV pelan)
Perawatan Status Generalis  Paracetamol syr 3x1 cth (PO)
H3 KU : tampak tidak sakit  Diazepam 1,5 mg 3x1 pulv
Sens : kompos mentis (PO)
N : 88 x/m

7
RR : 20 x/m
T : 37,3 C
Status Klinis
Kepala : Pupil bulat isokor ø 3mm, reflek
cahaya+/+, konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-). Faring hiperemis
+, Tonsil T1-T1 tenang
Thorax : statis dinamis simetris kanan =
kiri, retraksi (-).
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-),
gallop (-).
Paru : vesikuler (+) normal, rhonki dan
wheezing (-).
Abdomen : cembung, lemas, hepar dan
lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”,
kekuatan 5 di keempat ekstremitas

A:
Kejang demam kompleks ec Faringitis
Akut
20-8-2018 S:  Boleh pulang
Pukul Kejang (-), demam (-), batuk (-)  Cefadroxil syr 2x1 cth
09.00  Paracetamol syr 3x1 cth
WIB O:
Perawatan Status Generalis
H4 KU : tampak tidak sakit
Sens : kompos mentis
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
T : 36,5 C
Status Klinis
Kepala : Pupil bulat isokor ø 3mm, reflek
cahaya+/+, konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-). Faring hiperemis -,
Tonsil T1-T1 tenang
Thorax : statis dinamis simetris kanan =
kiri, retraksi (-).
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-),
gallop (-).

8
Paru : vesikuler (+) normal, rhonki dan
wheezing (-).
Abdomen : cembung, lemas, hepar dan
lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”,
kekuatan 5 di keempat ekstremitas

A:
Kejang demam kompleks ec Faringitis
Akut

9
BAB II
ANALISIS KASUS

Pasien seorang anak laki-laki, 2 tahun 8 bulan, dibawa orang tuanya


datang dengan keluhan kejang sejak + 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang
seluruh tubuh dengan kaki dan tangan kaku, mata menutup. Lama kejang kurang
dari 5 menit. Kejang berulang sebanyak 4 kali sebelum tiba di rumah sakit.
Setelah kejang pasien sadar. Tidak ada kelemahan pada anggota gerak. Pasien
menderita demam dan batuk sejak 1 hari sebelumnya. Saat berobat ke Puskesmas
Tanjung Tebat, suhu pasien 42oC. Pasien telah mendapat obat syrup penurun dan
obat anti kejang yang dimasukkan lewat dubur. Kemudian pasien dirujuk ke IGD
RSU Lahat. Saat di IGD pasien sadar dan tidak kejang.
Dari pemeriksaan fisik di IGD didapatkan pasien tampak sakit sedang,
compos mentis, suhu 39,8oC, nadi 125x/menit, pernapasan 24x/menit, konjungtiva
tidak anemis, bibir tidak sianosis, faring hiperemis, tonsil T1-T1 tenang, akral
hangat, kekuatan motorik keempat ekstremitas (5), kaku kuduk (-). Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan WBC 16.300, Hb 9, Trombosit 195.000,
Hematokrit 25,6%, Natrium 141,53mEq/L, Kalium 3,86 mEq/L.
Kejang disertai demam dapat didiagnosis kejang dengan demam ataupun
kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi
SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. Sementara pada kasus
ini anak berusia 2 tahun 8 bulan, sehingga masih masuk ke dalam kejang demam.
Definisi kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium,
yang terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan–5 tahun.
Kejang demam diklasifikasikan menjadi kejang demam sederhana dan
kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana berlangsung singkat, kurang
dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik

10
dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Sementara kejang demam kompleks memiliki salah satu ciri berupa kejang lama >
15 menit, atau kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial, ataupun berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Pada pasien
terjadi kejang berulang lebih dari 3 kali dalam 24 jam, sehingga pasien dapat
didiagnosis kejang demam kompleks.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini berupa darah rutin.
Pada pasien ini terjadi peningkatan leukosit sebesar 16.300, yang kemungkinan
besar berasal dari infeksi faring. Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan
secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis
dehidrasi disertai demam. Pungsi lumbal tidak diperlukan karena tidak ada gejala
yang mengarah ke meningitis. Pemeriksaan EEG baru direkomendasikan bila
keadaan kejang demam yang tidak khas, seperti kejang demam kompleks pada
anak usia lebih dari 6 tahun, atau kejang demam fokal. CT-scan atau MRI
dilakukan bila terdapat indikasi berupa kelainan neurologic fokal yang menetap
(hemiparesis), paresis nervus VI, atau papiledema.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini berupa pengobatan intermiten.
Pasien diberikan antipiretik berupa paracetamol syrup (3x1 cth) dan antikonvulsan
diazepam pulv (3x1,5 mg). Pengobatan intermiten diberikan pada saat anak
mengalami demam, untuk mencegah terjadinya kejang demam. Pasien juga
diberikan antibiotik untuk mengatasi faringitis, berupa cefadroxil syr (2x1 cth).
Setelah 24 jam pasien bebas demam tanpa antipiretik, dan tidak ada keluhan,
pasien dibolehkan pulang.
Pengobatan rumatan belum diberikan pada pasien ini karena tidak ada
tanda berupa kejang lama > 15 menit, kelainan neurologis yang nyata sebelum
atau sesudah kejang (hemiparesis, paresis Todd, Cerebral Palsy, retardasi mental,
hidrosefalus), kejang fokal, bila ada keluarga sekandung atau orang tua yang
mengalami epilepsi.

11
An. HT, L, 2tahun 8 bulan
KU: Kejang disertai demam
Ket :
TTV : T 42OC
temuan kasus
tidak terdapat pada kasus
Kejang dengan Demam: Kejang Demam:
Usia < 6 bulan atau >5 tahun kejang pada T > 38OC
usia 6 bulan – 5 tahun

Kejang Demam Sederhana: Kejang Demam Kompleks:


Durasi < 15 menit Satu atau lebih gejala berikut:
Kejang umum tonik dan atau Durasi > 15 menit
klonik, tanpa gerakan fokal Kejang fokal atau parsial satu
Kejang tidak berulang sisi
Kejang umum > 1 kali dalam
24 jam

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan


Faring Hiperemis (+), Penunjang:
Tonsil T1-T1 tenang Darah Rutin:

Rangsang meningeal (-) ↑ Leukosit: 16300

Defisit neurologis (-)

KDK ec Faringitis Akut

Indikasi Rumatan: Pengobatan intermiten Atasi penyebab demam


Kejang > 15 menit Selama demam, untuk
Kelainan neurologis nyata mencegah kejang demam
Kejang fokal
Epilepsi (+) saudara
kandung/ orang tua Paracetamol 3x1 cth Cefadroxil syr 2x1 cth
Diazepam pulv 3x1,5 mg

12

Anda mungkin juga menyukai