PENDAHULUAN
Infeksi pada telinga bagian luar atau yang sering disebut sebagai otitis
eksterna memiliki beberapa penyebab seperti bakteri dan juga jamur. Dua
penyebab ini terkadang sulit dibedakan karena memiliki keluhan yang hampir
sama dan tidak spesifik. Hal ini menyebabkan pengobatan dari infeksi itu sendiri
sering tidak tepat sasaran. Pengobatan dari OE oleh bakteri adalah antibiotik, yang
jika diberikan untuk infeksi jamur, tidak akan memberikan perbaikan
klinis,
sekarang sudah banyak tersedia preparat dengan tingkat efektifitas yang cukup
tinggi mencapai 50-100%3. Namun penyakit ini sering menjadi tantangan bagi
para klinisi karena angka rekurensi yang tinggi, menyebaban penyakit ini sulit
diatasi. Karena banyak sekali faktor penyebab dari kondisi ini, maka dari itu
penulis ingin memberikan info lebih mengenai otomikosis.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar
serumen (glandula ceruminosa yang merupakan modifikasi kelenjar keringat) dan
rambut. Kelenjar seruman menghasilkan sekret lilin (serumen) berwarna coklat
kekuningan. Rambut dan serumen ini merupakan barrier yang lengket, untuk
mencegah benda asing. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.
Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Serumen
memiliki sifat antimikotik dan bakteriostatik dan juga repellant terhadap
serangga.4,5
Serumen terdiri dari lemak (46-73 %), protein, asam amino, ion-ion
mineral, dan juga mengandung lisozim, immunoglobulin, dan asam lemak tak
jenuh rantai ganda. Asam lemak ini menyebabkan kulit yang tak mudah rapuh
sehingga menginhibisi pertumbuhan bakteri. Komposisi yang hidrofobik, serumen
dapat membuat permukaan kanal menjadi impermeable, kemudian mencegah
terjadinya maserasi dan kerusakan epitel. Otomikosis sendiri merupakan infeksi
yang disebabkan oleh jamur yang terjadi di telinga bagian luar, yang terkadang
disebabkan oleh ketiadaan serumen.4,6
3.1.2 Telinga Tengah
Telinga tengah berbentuk kubus sehingga berbatasan dengan 6 batas. Batas
luar berupa membran timpani, batas depan tuba eustachius, batas bawah vena
jugularis (bulbus jugularis), dan batas belakang aditus ad antrum, kanalis facialis
pars
vertikalis.
Batas
atas
telinga
tengah
berupa
tegmen
timpani
koklea.
Hubungan
antar
tulang-tulang
pendengaran
merupakan
dengan
membrane
vestibuli
(Reissners
membrane),
sedangkan
dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak Organ corti.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran
tektoria, dan pada membran basalis melekat sel rambut yang terdiri dari sel
rambut dalam, sel rambut luar, dan kanalis Corti, yang membentuk Organ Corti.4,5
3.1.4 Fisiologi Pendengaran
Telinga
berfungsi
sebagai
indra
pendengaran.
Adapun
fisiologi
menggetarkan
membran
timpani.
Membran
timpani
akan
proses
depolarisasi
sel
rambut,
sehingga
melepaskan
Otitis eksterna
3.2.1
Definisi
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai
pada daerah daerah yang panas dan lembab, dan jarang pada iklim iklim sejuk
dan kering. Pada keadaan udara yang panas dan lembab, kuman dan jamur mudah
tumbuh. Oleh karena itu otitis eksterna lebih sering ditemukan pada daerah tropissubtropis. Selain faktor iklim, perubahan pH diliang telinga karena berbagai faktor
lain akan menurunkan proteksi terhadap infeksi sehingga menimbulkan otitis
eksterna.2,3
3.2.2
Klasifikasi
Etiologi
Otitis eksterna akut dibedakan menjadi otitis eksterna sirkumskripta dan
aid) dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan radang kronis. Radang
kronis akan menyebabkan terbentuknya jaringan parut (sikatrik).2,8
Keratosis obturans disebabkan oleh proses radang yang kronis serta sudah
terjadi gangguan migrasi epitel. Dulu keratosis obturans dan kolesteatoma
eksterna dianggap sebagai penyakit yang sama proses terjadinya, oleh karena itu
sering tertukar penyebutannya. Keratosis obturans bilateral sering ditemukan pada
usia muda, sering dikaitkan dengan sinusitis dan bronkiektasis. Sedangkan
kolesteatoma eksterna ditemukan hanya pada satu sisi telinga dan lebih sering
pada usia tua.2,8
Pada otitis eksterna maligna, kelainan patologik yang penting berupa
osteomielitis progresif disebabkan oleh infeksi kuman Pseudomonas aeroginosa.
Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus yang berat, kadar gula darah
yang tinggi yang diakibatkan infeksi yang sedang aktif, menimbulkan kesulita
pengobatan yang adekuat. Otitis eksterna maligna merupakan tipe khusus dari
infeksi akut yang difus di liang telinga.2,8
3.2.4
Faktor risiko
Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah pH di liang telinga,
yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi
menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah
tumbuh. Hal lainnya ialah membersihkan telinga secara berlebihan, seperti dengan
cotton bud ataupun benda lainnya yang menyebabkan trauma ringan. Berenang
dan kebiasaan memasukkan air ke dalam telinga juga menyebabkan perubahan pH
liang telinga. Penyakit sistemik seperti diabetes juga dapat menyebabkan
perubahan pH liang telinga.8,9
Pada orang tua dengan diabetes melitus, pH serumennya lebih tinggi
dibandingkan dengan pH serumen non diabetes. Karena itu penderita diabetes
lebih mudah terjadi otitis eksterna. Akibat adanya faktor immunocompromize dan
mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna.8
3.2.5
Patofisiologi
otitis
eksterna
dapat
menyebabkan
3.2.6
Manifestasi klinis
Pada otitis eksterna sirkumskripta, gejala yang timbul ialah rasa nyeri yang
hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Rasa nyeri timbul pada penekanan di
perikondrium, dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi
temporomandibula). Selain ini terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel
besar dan menyumbat liang telinga.8,9
Pada otitis eksterna difus, gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang
telinga sangat sempit, kadanga kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri
tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir/ musin
seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.8,9
Pada otomikosis, gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di
liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Pada herpes zoster otikus akan
tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit di daerah muka sekitar liang telinga,
otalgia, dan terkadang disertai paralisis otot wajah. Pada keadaan yang berat
ditemukan gangguan berupa tuli sensorineural.8,9
Pada keratosis obturans ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga
yang disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak
bermigrasi ke arah telinga luar. Terdapat tuli konduktif akut, nyeri yang hebat,
liang telinga yang lebih lebar, membran timpani yang utuh tapi lebih tebal dan
jarang ditemukan adanya sekresi telinga. Erosi tulang liang telinga ditemukan
pada keratosis obturans dan pada kolesteatoma eksterna. Hanya saja pada
keratosis obturans, erosi tulang yang terjadi menyeluruh sehingga tampak liang
telinga menjadi lebih luas. Sementara pada kolesteatoma eksterna erosi tulang
terjadi hanya di daerah posteroinferior. Pada kolesteatoma eksterna juga
ditemukan otore dan nyeri tumpul menahun, pendengaran dan membran timpani
biasanya normal.8,9
Pada otitis eksterna maligna, peradangan meluas secara progresif ke
lapisan subkutis, tulang rawan, dan tulang sekitarnya, sehingga timbul kondroitis,
osteitis, dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal. Gejalanya adalah
rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang
banyak, serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan
semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat
tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena sehingga menimbulkan paresis atau
paralisis fasial.8,9
3.2.7
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pasien datang dengan keluhan rasa sakit pada telinga,
terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Namun pada pasien
dengan otomikosis biasanya datang dengan keluhan rasa gatal yang hebat dan rasa
penuh pada liang telinga. Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang
hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan
seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Rasa penuh pada
telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difus
dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Kurang
pendengaran mungkin terjadi pada otitis eksterna disebabkan edema kulit liang
telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis
eksterna yang lama sehingga sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan
timbulnya tuli konduktif.2,9
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada tragus, nyeri tarik
daun telinga, kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeri. Pada
pemeriksaan liang telinga dapat terlihat furunkel atau bisul serta liang telinga
sempit pada otitis eksterna sirkumskripta, sedangkan pada otitis eksterna difus
liang telinga sempit, kulit liang telinga terlihat hiperemis dan edema yang
batasnya tidak jelas serta sekret yang sedikit. Pada otomikosis dapat terlihat jamur
seperti serabut kapas dengan warna yang bervariasi (putih kekuningan). Pada
herpes zoster otikus akan tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang telinga. Pada
pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif.2,9
3.2.8
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan komprehensif dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan hatihati. Selama
cefepime
(maxipime),
tobramicin
(kombinasi
dengan
seringkali
diperlukan
juga
tindakan
membersihkan
luka
(debrideman) secara radikal. Tindakan debrideman yang kurang bersih akan dapat
menyebabkan makin cepatnya penjalaran penyakit.2,8
Pada kasus post herpetis zooster otikus, perlu dilakukan evaluasi
pendengaran sebagai pemeriksaan penunjang lanjutan. Dalam rencana tindak
lanjut, tiga hari pasca pengobatan untuk melihat hasil pengobatan. Khusus untuk
otomikosis, tindak lanjut berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu.9
3.3
3.3.1
Otomikosis
Definisi
Otomikosis atau otitis eksterna fungi adalah infeksi akut, subakut, dan
kronik pada epitel skuamosa dari kanalis auditorius eksterna oleh ragi dan filamen
jamur2. Meskipun jamur merupakan patogen primer, hal ini bisa juga dampak dari
infeksi kronis dari kanalis eksternus atau telinga tengah3. Otomikosis ini sering
dijumpai pada daerah yang tropis. Infeksi ini dapat bersifat akutdan subakut, dan
khas dengan adanya inflamasi, rasa gatal, dan ketidaknyamanan. Mikosis ini
menyebabkan adanya pembengkakan, pengelupasan epitel superfisial, adanya
penumpukan debris yang berbentuk hifa, disertai supurasi, dan nyeri.12,15
3.3.2
Epidemiologi
Angka insidensi otomikosis tidak diketahui, tetapi sering terjadi pada
daerah dengan cuaca yang panas, juga pada orang-orang yang senang dengan olah
raga air. 1 dari 8 kasus infeksi telinga luar disebabkan oleh jamur. 90 % infeksi
jamur ini disebabkan oleh Aspergillus sp. dan selebihnya adalah Candida sp.
Angka prevalensi Otomikosis ini dijumpai pada 9 % dari seluruh pasien yang
mengalami gejala dan tanda otitis eksterna. Otomikosis ini lebih sering
dijumpai pada daerah dengan cuaca panas, dan banyak literatur menyebutkan
otomikosis berasal dari negara tropis dan subtropis. Di United Kingdom ( UK ),
diagnosis otitis eksterna yangdisebabkan oleh jamur ini sering ditegakkan pada
saat berakhirnya musim panas.2,3,12
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ali Zarei (2006), Otomikosis
dijumpai lebih banyak pada wanita (terutama ibu rumah tangga) daripada pria.
Otomikosis biasanya terjadi pada dewasa, dan jarang pada anak-anak. Pada
penelitian tersebut, dijumpai otomikosis sering pada remaja laki-laki, yang juga
sesuai dengan yang dilaporkan oleh peneliti lainnya.15
3.3.3
Etiologi
Infeksi ini disebabkan oleh beberapa spesies dari jamur yang bersifat
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna, dalam hal ini otomikosis,
berenang dan berselancar sering dihubungkan dengan keadaan ini oleh karena
paparan ulang dengan air yang menyebabkan keluarnya serumen dan keringnya
kanalis auditorius eksternus. Bisa juga disebabkan oleh adanya prosedur invasif
pada telinga. Predisposisi yang lain meliputi riwayat menderita eksema, rhinitis
alergika, dan asma.6,15
3.3.5
Patogenesis
Otomikosis berhubungan dengan histologi dan fisiologi CAE. Kanal
berbentuk silinder dengan panjang 2,5 cm dan lebar 7-9 mm ini dilapisi dengan
epitel skuamous keratin stratified hingga sepanjang sisi eksternal dari membran
timpani. Di bagian reses timpani, dari medial hingga ke itsmus cenderung
tertumpuk sisa keratin dan serumen dan itu merupakan daerah yang sulit untuk
dibersihkan.2,6
Serumen memiliki zat antimikosis dan bakteriostatik serta memiliki sifat
penolak serangga. Serumen terdiri dari lipid (46-73%), protein, asam amino bebas
dan ion mineral. Serumen juga mengandung lisozim, imunoglobulin dan asam
lemak tak jenuh ganda. Asam lemak rantai panjang ada dalam kulit sehat yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Karena komposisi hidrofobiknya,
serumen mampu mencegah air masuk, membuat permukaan saluran menjadi
kedap air dan menghindari maserasi dan kerusakan epitel. 2,6
Mikroorganisme yang normal ditemukan di CAE seperti Staphylococcus
epidermidis,
Corrynebacterium
sp.,
Bacillus
sp.,
kokus
Gram-positif
(Staphylococcus aureus, Sterptococcus sp., mikrococci nonpatogen), basil Gramnegatif (Pseudomonas aeruginosa, Haemophilus influenza, Moraxella catharalis
dll) dan jamur miselia dari Genus Aspergillus dan Candida sp. Komensal
mikroorganisme ini tidak patogen bila keseimbangan masih tetap antara bakteri
dan fungi. 2,6
Berbagai faktor yang mempengaruhi transformasi jamur saprofit
menjadi patogen seperti:
a.
b.
c.
d.
e.
3.3.5
Manifestasi klinis
Gejala yang muncul biasanya adalah telinga terasa gatal dan rasa penung
pada liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Menurut penilitian Anwar
pada tahun 2014, dari 180 pasien yang diamati, 140 (77,7%) pasien mengeluh
penurunan pendengaran, 124 (68,8%) pasien mengeluh gatal pada telinga, 72
(40%) pasien mengeluh nyeri pada liang telinga, 57 (32%) pasien mengeluh
keluar cairan dari telinga, dan 10 (5,5%) pasien mengeluh telinga berdenging.13,14
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Tang Ho,et al pada tahun
2006, yakni dari 132 kasus otomikosis didapati persentase masing- masing gejala
otomikosis sebagai berikut13:
Simptom
Jumlah Pasien ( n )
Persentase ( % )
Otalgia
Otorrhea
Kehilangan pendengaran
Rasa penuh pada telinga
Gatal
Tinnitus
63
63
59
44
20
5
48
48
45
33
23
4
Gambaran Otomikosis oleh Aspergilus (Black-gray element) (kiri) dan Otomikosis oleh
Candida (White element) (kanan)2
Diagnosis
Diagnosa didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan klinis. Adanya
keluhan nyeri di dalam telinga, rasa gatal, adanya secret yang keluar dari telinga.
Yang paling penting adalah kecenderungan beraktifitas yang berhubungan dengan
air, misalnya berenang, menyelam, dan sebagainya.2,15,17
Gejala yang khas terasa gatal atau sakit di liang telinga dan daun telinga
menjadi merah, skuamous dandapat meluas ke dalam liang telinga sampai 2/3
bagian luar. Didapati adanya akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa
berfilamen yang berwana putih dan panjang dari permukaan kulit.2,15,17
Pemeriksaan Laboratorium Preparat langsung : skuama dari kerokan kulit
liang telinga diperiksa dengan KOH 10 % akantampak hifa-hifa lebar, berseptum,
dan kadang-kadang dapat ditemukan spora-spora kecildengan diameter 2-3 u15.
Pembiakan skuama pada media Agar Saboraud, dan dieramkan pada suhu kamar.
Koloni akan tumbuh dalam satu minggu berupa koloni filament berwarna putih.
Dilihat dibawah mikroskop tampak hifa-hifa lebar dan pada ujung-ujung hifa
dapat ditemukan sterigma dan spora berjejer melekat pada permukaannya.2,17
2.2.6
Penatalaksanaan
Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar liang telinga tetap kering,
Komplikasi
Komplikasi dari otomikosis yang pernah dilaporkan adalah perforasi dari
membran timpani dan otitis media serosa, tetapi hal tersebut sangat jarang terjadi,
dan cenderung sembuh dengan pengobatan. Patofisiologi dari perforasi membran
timpani mungkin berhubungan dengan nekrosis avaskular dari membran timpani
sebagai akibat dari trombosis pada pembuluh darah. Angka insiden terjadinya
perforasi membran yang dilaporkan dari berbagai penelitian berkisar antara 1216% dari seluruh kasus otomikosis. Tidak terdapat gejala dini untuk memprediksi
terjadinya perforasi tersebut, keterlibatan membran timpani sepertinya merupakan
konsekuens inokulasi jamur pada aspek medial dari telinga luar ataupun
merupakan ekstensi langsung infeksitersebut dari kulit sekitarnya.6,15
a. Prognosis
Umumnya baik bila diobati dengan pengobatan yang adekuat. Pada saat
terapi dengan anti jamur dimulai, maka akan dimulai suatu proses resolusi
(penyembuhan) yang baik secara imunologi. Bagaimanapun juga, resiko
kekambuhan sangat tinggi, jika faktor yang menyebabkan infeksi sebenarnya
tidak dikoreksi, dan fisiologi lingkungan normal dari kanalis auditorius eksternus
masih terganggu.2,6,17