Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Karsinoma

nasofaring

(KNF)

adalah

karsinoma

sel

skuamosa

nonlymphomatous yang terjadi pada lapisan epitel nasofaring. neoplasma ini


menunjukkan berbagai tingkat diferensiasi dan sering terlihat di reses faring
(Fossa Rosenmuller), posteromedial pada krura medial pembukaan tabung
Eustachian di nasofaring. KNF merupakan penyakit kompleks yang disebabkan
oleh interaksi antara infeksi kronis dengan onkogenik virus herpes gamma virus
Epstein-Barr (EBV), lingkungan dan faktor genetik, melibatkan berbagai tahapan
proses karsinogenik.(Tabuchi,2011) Karsinoma nasofaring merupakan kanker
yang sering terjadi di Indonesia dan merupakan kanker yang paling sering terjadi
di bagian kepala leher.(Roezin,2012)
Kejadian KNF tinggi pada wilayah endemik seperti di Asia Tenggara, Cina
Selatan, Jepang, dan Timur Tengah/ Afrika Utara dan jarang pada wilayah diluar
daerah endemik.(Tabuchi,2011) Di Amerika Serikat, kejadian karsinoma
nasofaring berkisar dari 1-2 kasus per 100.000 laki-laki dan 0,4 kasus per 100.000
perempuan. Kejadian ini sangat tinggi di Asia. Provinsi Guangdong di Cina
Selatan memiliki prevalensi tertinggi di dunia, sekitar 20 sampai 40 kasus per
100.000 penduduk.(Adham,2012)(Titcomb,2001) Tingkat insidensi KNF pada
populasi Kanton di Cina selatan setinggi 25-50 kasus per 100.000 dan dapat
menjelaskan 18% dari semua kanker di daerah tersebut. Ini merupakan penyebab
kematian di antara populasi Kanton tersebut.(Titcomb,2001) Selain Cina selatan,
kejadian yang tinggi juga dilaporkan di antara Inuit dan penduduk asli lainnya dari
wilayah Kutub Utara. Di Malaysia, inseden KNF sekitar 9,7/100.000, tetapi pada
orang Bidayuh asli Serawak, insiden KNF tinggi yaitu 23,1/ 100.000. Insiden
KNF sedang terdapat di Singapura (15/100.000), Vietnam (7,5/100.000), Taiwan
(7/100.000), dan Filipina (6,4/100.000), serta di Afrika, termasuk negara Timur
Kenya (5,4/100.000) dan negara-negara utara Aljazair, Maroko, dan Tunisia
(5,1/100.000).(Adham,2012)

Di Indonesia, yang memiliki populasi etnis yang beragam dari 225 juta
orang, KNF dominan dikalangan orang-orang pribumi dan yang memiliki masalah
sosial ekonomi, dengan keseluruhan insiden diperkirakan 6,2/100.000 atau sekitar
12 000 kasus baru per tahun. Sayangnya, banyak dari kasus ini tidak tercatat
karena kesadaran kesehatan yang terbatas serta kurangnya fasilitas rumah sakit
dan diagnostik dan pendaftaran sistem kanker nasional. Hampir semua kasus KNF
menunjukkan genetik positif untuk EBV, dengan beberapa gen virus yang
diekspresikan dalam setiap sel tumor.(Adham,2012)
Gejala KNF terkait dengan masalah pendengaran, serous otitis media,
tinnitus, sumbatan hidung, anosmia, perdarahan, kesulitan menelan dan disfonia,
dan bahkan gejala mata dengan diplopia dan nyeri. Diagnosis awal sulit untuk
ditegakkan karena tanda-tanda awal dan gejala KNF tidak spesifik untuk penyakit
ini. Sebagian besar pasien KNF baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Karena
hasil pengobatan untuk KNF tidak memuaskan dalam stadium lanjut, penting
untuk mencapai diagnosis dini dan manajemen yang tepat.(Tabuchi,2011) Oleh
karena itu, diperlukan pengetahuan yang baik untuk dapat menskrining KNF
primer sehingga dapat berkontribusi pada deteksi dini dan meningkatkan hasil
pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai