KIMIA MEDISINAL
ANALGETIK NON NARKOTIK
Nama
: Dewi Magistasari
NIM
: 10/301474/FA/08572
Kelas
: B 2010
Enzim
Asam Arakhidonat
Enzim
lipoksigenase
Enzim
sikloooksigenase
dihambat obat
analgetik non
narkotik
Hidroperoksid
Endoperoksid
PGG2/PGH
Leukotrien
PGE2, PGF2, PGD2
Prostasiklin
Tromboksan A2
(Ganiswara, 2003)
Asam salisilat
Benorilat
Diflunisal
Salsalat
Asam salisilat (asam o-hidroksi benzoat) bersifat sangat iritan
sehingga hanya dapat digunakan secara eksternal. Oleh karena itu
banyak derivat dari senyawa ini yang disintesis untuk penggunaan
sistemik. Derivat tersebut meliputi dua kelas besar, yaitu ester dari asam
salisilat yang dihasilkan dari substitusi pada gugus karboksil dan ester
salisilat dari asam organik dimana gugus karboksil tetap dan substitusi
terjadi pada gugus hidroksil (Goodman & Gilman, 2006).
Hubungan Struktur dan Aktivitas
Aspirin adalah asam organik lemah yang unik dalam asetilasi
siklooksigenase irreversibel. Analgetik non narkotik lain, termasuk
salisilat, semuanya penghambat siklooksigenase reversibel. Aspirin cepat
dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat yang
memiliki efek analgetik, anti inflamasi, dan antipiretik (Ganiswara, 2003).
Gugus asetil yang
ditransfer menjadi
siklooksigenase
asetat
Siklooksigenase
(aktif)
Siklooksigenase
tersetilasi(tidak aktif)
Asam salisilat
(salisilat)
rangsang nyeri
pada
daerah
hipotalamus(Mycek, Mary J., 2001).
subkortikal
yaitu
talamus
dan
Efek
Salisilat dan derivatnya termasuk aspirin, mempunyai tiga efek terapi
utama, yaitu mengurangi inflamasi (anti-inflamasi), rasa sakit (analgesia)
dan demam (antipireksia). Namun, tidak semua obat analgetik non
narkotik mempunyai potensi yang sama pada setiap efek ini.
a. Efek anti inflamasi
Karena aspirin menghambat aktivitas siklooksigenase, maka aspirin
mengurangi pembentukan prostaglandin dan juga memodulasi
beberapa aspek inflamasi dan prostaglandin sebagai mediator. Aspirin
menghambat inflamasi pada artritis, tetapi tidak menghentikan
progresivitas penyakit ataupun menginduksi remisi.
b. Efek analgesik
Prostaglandin E2 (PGE2) diduga mensentisisasi ujung saraf terhadap
efek bradikinin, histamin dan mediator kimiawi lainnya yang
dilepaskan secara lokal oleh proses inflamasi. Jadi, dengan
menurunkan sintesis PGE2, aspirin dan turunannya dapat menekan
sensasi rasa sakit. Salisilat digunakan terutama untuk menanggulangi
rasa sakit intensitas ringan sampai sedang yang timbul dari struktur
integumen daripada yang berasal dari visera. Obat-obat analgetik non
narkotik lebih superior daripada opioid dalam menanggulangi rasa
sakit yang melibatkan inflamasi.
c. Efek antipiretik
Demam terjadi jika set point pada pusat pengatur panas di
hipotalamus anterior meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh sintesis
PGE2 yang dirangsang bila suatu zat menghasilkan endogen (pirogen)
seperti sitokin dilepaskan dari sel darah putih yang diaktivasi oleh
infeksi, hipersensitivitas, keganasan atau inflamasi. Salisilat
menurunkan suhu tubuh penderita demam dengan meningkatkan
pengeluaran panas sebagai akibat vasodilatasi perifer dan berkerigat.
Aspirin tidak mempunyai efek pada suhu tubuh normal.
d. Efek terhadap pernapasan
Pada dosis terapi, aspirin meningkatkan ventilasi alveoli. Aspirin
melepaskan oksidator yang menyebabkan peningkatan CO 2 dan
meningkatkan
pernapasan.
Dosis
yang
lebih
tinggi
dapat
mengakibatkan hiperventilasi dan respirasi dan respirasi alkalosis yang
biasanya dikompensasi secara adekuat oleh ginjal. Pada kadar toksik,
terjadi paralisis pusat pernapasan dan respirasi asidosis yang
disebabkan oleh produksi CO2 kontinu.
e. Efek terhadap saluran cerna
Secara normal, prostasiklin (PGI2) menghambat sekresi asam lambung,
sedangkan PGE2 dan PGF2 merangsang sintesis mukus protektif dalam
b.
c.
d.
e.
f.
Daftar Pustaka
Ganiswara, Sulistia G., 2003, Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi
FK UI, Jakarta.
Goodman, Louis Sanford et al., 2006, Goodman and Gilmans The
Pharmacologycal Basis of Therapeutics, McGraw-Hill Company, USA.
Mycek, Mary J., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Medika,
Jakarta.
Priyanto, & Batubara, Lilian, 2010, Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa
Farmasi dan Keperawatan, Penerbit Leskonfi, Depok.
Sabrina,
2010,
Analgetik
Kuat
dan
Lemah,
http://lovechopin.wordpress.com/2010/03/15/analgetik-kuat-danlemah/ diakses pada 18:36 WIB.