Menurut saya, UUSP3K sudah mampu diterapkan di Indonesia. Hal tersebut
tercermin pada secara umum bahwa UU tersebut mengatur tentang sistem penyuluhan yang secara desentralisasi atau kekuasaan diberikan pada daerah masing- masing untuk mengaturnya. Dengan adanya hal tersebut cukup mewakili untuk mampu digunakan secara menyeluruh di daerah-daerah. Karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia adalah negara yang berpulau-pulau dengan lebih dari 30 provinsi dan jarak antar provinsinya sangat jauh. Oleh karena itu jika daerah diberikan kekuasaan atau kesempatan untuk mengatur daerahnya masing-masing akan lebih efektif karena pada dasarnya tiap daerah sudah memiliki catatancatatan perkembangan di daerahnya masing-masing sehingga mampu mengetahui mana metode penyuluhan yang tepat di daerah tersebut agar proses penyuluhan dapat berjalan lancar, efektif, dan bagus. Hal tersebut didukung oleh Zikri et al. (2006) yang menyatakan bahwa lahirnya UU ini dapat dimaknai sebagai upaya untuk mewujudkan revitalisasi pertanian, dimana pertanian dipandang secara luas yang meliputi pertanian, perikanan dan kehutanan. UU SP3K tersebut dapat digunakan oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia. Referensi : Zikri, W., Eri S., dan Arifudin. 2006. Analisis kelembagaan penyuluhan pertanian di Kota Pekanbaru. Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Riau.