NIM
: 13/350122/PN/13350
Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter) atau
dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan komponen yang berbau.
Penggunaan menara khusus dapat dipergunakan untuk menangkap bau, adapun jenis
menara itu diisi dengan media plastik yang bervariasi sebagai tempat tumbuhnya bakteri.
Menurut Gintings (1992), diketahui bahwa apabila oksigen terlarut dalam air habis
karena kadar bahan organik yang tinggi, maka akan timbul bau busuk dan warna air
menjadi gelap. Apabila protein yang terdapat dalam air mengandung sulfur atau kandungan
sulfat alamiah dari air tinggi akan dihasilkan hidrogen sulfida yang menimbulkan bau yang
tidak diinginkan. Untuk mengurangi bau pada limbah cair perikanan dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu fitoremediasi, penambahan bakteri proteolitik, dan
penambahan aerasi pada tanki proses. Menurut Waluyo (2005), bakteri proteolitik dapat
menggunakan protein sebagai makanannya dengan memecah polipeptida dan oligopeptida
menjadi asam amino oleh protease. Asam amino yang dihasilkan digunakan untuk sintesis
bahan-bahan sel dan komponan nutrisinya untuk petumbuhannya.
Sumber:
Gintings, P.1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Sinar Harapan,
Jakarta.
Santi, Devi Nuraini. 2004. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit
Industri Pulp dan Kertas Industri Kelapa Sawit. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Waluyo, L. 2005. Bioremidiasi limbah domestic ramah lingkungan di kota Malang suatu
upaya mengatasi pencemaran kawasan padat huni. GAMMA 1 : 35-43.