Disusun Oleh :
Elfira Ritvani Sari
Matius Masada H.
Rosiana Nafilatul A.
Agnesya Dinda R.
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengembangan produk baru memiliki peran yang sangat penting
bagi sebuah perusahaan. Dalam menghadapi teknologi yang semakin
maju, peningkatan kompetisi global, dan kebutuhan pasar yang semakin
dinamis,
perusahaan
kebutuhan
pasar
harus
(Cooper
mampu
dan
berinovasi
untuk
Kleinschmidt,
memenuhi
2000).
Adanya
mereka
melayani
konsumennya,
menagani
pesaing,
dan
disukai konsumen.
kepercayaan
pelanggan
tetapi
juga
berpotensi
akan
1.
2.
3.
4.
5.
Nugget ikan
Air mineral
Makanan ringan
Minyak goring
Gas
B. Cara Kerja
1. Penyaji mencari panelis sesuai dengan sasaran dan mempersiapkan scoresheet uji
hedonik.
2. Penyaji melakukan preparasi sampe, yaitu dengan melakukan thawing terhadap
sampel nugget, penggorengan nugget, naggut ditiriskan dan didinginkan,
pemotongan nugget menjadi 3 bagian serta pengemasan nugget sesuai kode. Sampel
Nugget ikan yang disiapkan diberi kode 985, 858, dan 581.
3. Masing-masing panelis diberikan penjelasan mengenai prosedur uji dan cara
pengisian scoresheet.
4. Panelis selanjutnya diminta untuk mengamati kenampakan, aroma, tekstur dan rasa
pada masing-masing sampel Nugget ikan kemudian mengisikan jawabannya ke
dalam scoresheet.
5. Setiap pergantian pengujian sampel berdasarkan parameter rasa, panelis harus
meminum air mineral untuk menetralkan rasa.
6. Data yang diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk angka
menggunakan excel.
7. Data uji hedonik yang diperoleh dianalisis dengan uji Kruskal Wallis menggunakan
program SPSS. Data diuji dengan uji Kruskal Wallis karena data yang akan diuji
bersifat non parametrik dan jika diperlukan maka diuji lanjut menggunakan uji
Mann Withney.
random. Satu baris angka yang dipilih untuk menghasilkan 3 kode adalah 98581. Pembacaan
dilakukan dengan membaca 3 angka berurutan, sehingga diperoleh 3 kode yaitu 985, 858 dan
581. Kode 985 digunakan untuk sampel nugget ikan yang menggunakan tepung terigu sebagai
tepung pengisinya, kode 858 untuk sampel dengan jenis bahan pengisi berupa tepung mocaf,
dan kode 581 diberikan untuk sampel dengan jenis bahan pengisi berupa tepung sagu.
Pengamatan pada sampel didasarkan pada 4 parameter, yaitu kenampakan, tekstur, aroma dan
rasa. Skala yang digunakan pada pengujian hedonik ini adalah 1-5, yaitu 1 untuk sangat tidak
suka, 2 untuk tidak suka, 3 untuk agak suka, 4 untuk suka dan 5 untuk sangat suka. Menurut
Setyaningsih et al. (2010), penggunaan skala hedonik dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan antara sampel yang diuji, sehingga uji hedonik sering digunakan untuk menilai
secara organoleptik komoditas yang sejenis atau produk yang sedang dalam tahap
pengembangan. Skala hedonik dapat direntangkan atau dapat diciutkan menurut rentangan
skala yang dikehendaki. Hasil yang paling baik diperoleh dari skala seimbang, yaitu yang
jumlahnya ganjil, misalnya skala 1-3, 1-5, 1-7 dan 1-9.
nugget memberikan beda nyata atau tidak pada kenampakan, tekstur, aroma dan rasa. Analisis
data dengan Kruskall Wallis memiliki hipotesis Ho : tidak ada beda nyata tingkat preferensi
nugget ikan berdasarkan kenampakan, aroma, tekstur atau rasa antara ketiga sampel nugget
sedangkan hipotesis H1 : ada beda nyata tingkat preferensi nugget ikan berdasarkan
kenampakan, aroma, tekstur atau rasa antara ketiga sampel nugget. Langkah uji Kruskal Wallis
menggunakan SPSS adalah :
berturut-turut
0,00;
0,003;
0,00;
dan
0,00.
Pengambilan
mana
yang
berbeda
berdasarkan
parameter
yang
memiliki
signifikansi < 0,05 pada uji Kruskall Wallis. Pada hasil uji hedonik pada
panelis
SMP
menunjukkan
adanya
beda
nyata
pada
semua
hasil
signifikanis
dari
uji
Mann
Withney
pada
parameter
parameter kenampakan dan aroma memiliki nilai sig > 0,05, maka H0
diterima. Jadi, tidak ada beda nyata terhadap kenampakan nugget ikan dan
tidak ada beda nyata terhadap aroma nugget ikan. Pada parameter tekstur
dan rasa didapatkan hasil sig < 0,05, maka H0 ditolak sehingga ada beda
nyata terhadap tekstur nugget ikan dan ada beda nyata terhadap rasa
nugget ikan.
bervariasi pada tiap parameter dan sampel. Semakin tinggi nilai mean
rank menunjukkan bahwa semakin disukai sampel tersebut berdasarkan
jenis dan parameter tertentu. Berdasarkan parameter kenampakan,
sampel 581 memiliki mean rank tertinggi dengan nilai 212,93; pada
parameter aroma mean rank tertinggi ditunjukkan oleh sampel 581
dengan nilai 204.30; untuk parameter tekstur dan rasa nilai mean rank
tertinggi juga ditunjukkan pada sampel dengan kode 581 dengan nilai
secara berurutan yaitu 204,58 dan 224,04.
pada uji hedonik ini adalah anak SMP berjumlah 120 orang.
Sampel terbaik pada uji hedonik dengan panelis anak SMP adalah
nugget ikan dengan kode 581 karena secara umum lebih disukai dari
parameter kenampakan, tekstur serta aroma meskipun rasanya bukan
merupakan yang paling disukai. Sampel dengan kode 581 merupakan
sampel nugget ikan yang terbuat dari bahan pengisi berupa tepung
sagu. Menurut Surawan (2007), rasa nugget ikan selain dipengaruhi oleh
jumlah ikan, jenis tepung atau bahan pengisi, jumlah bahan pengisi yang
ditambahkan, namun dapat dipengaruhi rasa dari bumbu-bumbu yang
ditambahkan. Bumbu yang ditambahakan lebih baik dibuat standar
berdasarkan berat total ikan dan tepung yang ditambahkan. Hasil
pengujian ini dapat dijadikan sebagai saran bagi penyaji untuk
memperbaiki formula nugget ikan agar secara keseluruhan dapat disukai
oleh panelis dan konsumen.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Prinsip pengujian hedonik adalah meminta panelis tidak terlatih untuk memberi
pernyataan pribadinya mengenai kesukaan atau ketidaksukaan terhadap suatu produk.
Selain itu, panelis juga mampu mengemukakan pernyataan suka atau sebaliknya serta
mampu menentukan tingkat kesukaannya.
2. Hasil analisis data dengan uji lanjut Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak ada
beda nyata tingkat preferensi nugget ikan berdasarkan kenampakan dan aroma antara
ketiga sampel yang digunakan. Sedangkan, ada beda nyata tingkat preferensi nugget
ikan berdasarkan tekstur dan rasa antara ketiga sampel nugget. Sampel nugget terbaik
adalah sampel 581 karena secara umum lebih disukai berdasarkan parameter
kenampakan, aroma, tekstur dan rasa.
B. Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya analisis data dapat diikuti
oleh semua praktikan sehingga praktikan paham bagaimana cara
analisis data yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.
Inderawi.
Universitas
Jenderal
Soedirman.
LAMPIRAN
Kue cubit adalah makanan atau jajanan cemilan tradisional asli dari
Indonesia. Banyak yang beranggapan bahwa kue cubit pada awalnya muncul di
kota Jakarta. Hal ini dikarenakan kepopuleran kue cubit yang banyak
bermunculan. Namun, ada yang berasumsi juga bahwa kue cubit berasal dari
Bandung karena jajanan yang satu ini juga banyak dijajakan di pinggir jalan
kota. Kue cubit merupakan warisan Belanda yakni diadaptasi dari kue
Poffertjes. Poffertjes merupakan kue yang dibuat kecil-kecil dan diberi coklat
atau taburan. Sama seperti di Indonesia, Poffertjes juga dijual di pinggiran
jalan. Poffertjes sendri merupakan kue yang diadaptasi dari kue Swaffels yang
berupa mini pancake asal prancis. Swaffels sendiri dibawa pada saat perang
Napoleonic oleh tentara prancis pada than 1800an, kue ini berasaal dari
Britany prancis bagian barat. Indusstri dalam pembuatan kue ini berkembang
pesat hingga tahun 1815 di prancis, hingga pada akhirnya kue ini juga popular
di setiap Negara-negara bekas jajahan prancis hingga saat ini dengan berbagai
inovasi yang diberikan.
Anonim, Diakses pukul 12: 00 tanggal 18 mei 2016. http://swaffels.com