Pemberian Cairan Infus Intravena
Pemberian Cairan Infus Intravena
CATATAN
Jika memungkinkan, jalur enteral digunakan untuk cairan. Panduan ini hanya digunakan
pada anak yang tidak dapat menerima cairan melalui mulut.
Panduan ini berlaku untuk anak di atas usia neonatus (satu bulan).
Penggunaan terapi cairan intravena (intravenous fluid therapy) membutuhkan peresepan
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah:
Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha) (kehilangan
cairan tubuh dan komponen darah)
Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah)
Indikasi pemberian obat melalui jalur intravena antara lain:
menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu
dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di bawah
lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).
http://www.sehatgroup.web.id/artikel/1433.asp?FNM=1433 (1 of 6)14/05/2007 13:26:16
Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan
melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat
konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami
hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini
juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu
diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu
mencapai kadar adekuat dalam darah untuk membunuh bakteri.
Indikasi Pemasangan Infus melalui Jalur Pembuluh Darah Vena (Peripheral
Venous Cannulation)
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Kontraindikasi dan Peringatan pada Pemasangan Infus Melalui Jalur Pembuluh
Darah Vena
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan infus:
Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh
darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus
yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat
masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus:
Rasa perih/sakit
Reaksi alergi
menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema
(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose
5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%,
produk darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan
(volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna
pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam
fisiologis.
Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan
keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya
hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah
albumin dan steroid.
Pemberian Cairan Infus pada Anak
Berapa Banyak Cairan yang Dibutuhkan Anak Sehat?
Anak sehat dengan asupan cairan normal, tanpa memperhitungkan kebutuhan cairan yang
masuk melalui mulut, membutuhkan sejumlah cairan yang disebut dengan maintenance.
Cairan maintenance adalah volume (jumlah) asupan cairan harian yang menggantikan
insensible loss (kehilangan cairan tubuh yang tak terlihat, misalnya melalui keringat
yang menguap, uap air dari hembusan napas dalam hidung, dan dari feses/tinja),
http://www.sehatgroup.web.id/artikel/1433.asp?FNM=1433 (3 of 6)14/05/2007 13:26:16
Tanpa Dehidrasi:
diare berlangsung, namun produksi urin normal, maka makan/minum dan menyusui
diteruskan sesuai permintaan anak (merasa haus).
Dehidrasi Ringan (< 5%)
Mata cekung
Oligo-anuria (produksi urin sangat sedikit, kadang tidak ada), sampai koma
Penggantian Cairan pada Anak dengan Gastroenteritis
50 ml/kg BB dalam 3
4 jam
100 ml/kg BB dalam 3
4 jam
100 150 ml/kg BB
dalam 3 4 jam (jika
masih mampu minum
CRO)
10 ml/kg setiap habis
BAB atau muntah
Sedang (5 - 10%)
Berat ( > 10%)
Kehilangan BB berlanjut
Tidak direkomendasikan
Tidak direkomendasikan
20 ml /kg, Bolus dalam
satu jam (NaCl atau RL)
10 ml/kg setiap habis
BAB atau muntah
studi lain juga menyimpulkan CRO menangani dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan
asidosis (keasaman darah meningkat) lebih cepat dan aman dibandingkan cairan infus.5
Penelitian lain menunjukkan keuntungan lain oralit pada diare dengan dehidrasi ringansedang adalah mengurangi lamanya diare, meningkatkan (mengembalikan) berat badan
anak, dan efek samping lebih minimal dibandingkan cairan infus.6
Pengawasan (Monitoring)
Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur berat badannya,
6 8 jam setelah pemberian cairan, dan kemudian sekali sehari.
Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur kadar elektrolit
dan glukosa serum sebelum pemasangan infus, dan 24 jam setelahnya.
Bagi anak yang tampak sakit, periksa kadar elektrolit dan glukosa 4 6 jam
setelah pemasangan, dan sekali sehari sesudahnya.
DAFTAR PUSTAKA
5.
6.
7.
8.
9.
http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm
C Waitt, P Waitt, M Pirmohamed. Intravenous Therapy. Postgrad. Med. J. 2004; 80;
1-6.
Nutrition Committee, Canadian Paediatric Society. Oral Rehydration Therapy and
Early Refeeding in the Management of Childhood Gastroenteritis. The Canadian
Journal of Paediatrics 1994; 1(5): 160-164.
Spandorfer PR, Alessandrini EA, Joffe MD, Localio R, Shaw KN. Oral Versus
Intravenous Rehydration of Moderately Dehydrated Children: A Randomized,
Controlled Trial. Pediatrics Vol. 115 No. 2 February 2005. American Academy of
Pediatrics.
Banks JB, Meadows S. Intravenous Fluids for Children with Gastroenteritis. Clinical
Inquiries, American Family Physician, January 1 2005. American Academy of Family
Physicians.
D Payne J, Elliot E. Gastroenteritis in Children. Clin Evid 2004; 12: 1-3. BMJ
Publishing Group Ltd 2004.
Eliason BC, Lewan RB. Gastroenteritis in Children: Principles of Diagnosis and
Treatment. American Family Physician Nov 15 1998. American Academy of Family
Physicians.
Revision of Intravenous Infusion
Martin S. Intravenous Therapy. Nova Southeastern University PA Program.