Anda di halaman 1dari 7

1.

Akuntansi Pinjaman yang Diterima


Sumber dana jangka panjang yang diterima oleh bank dalam neraca dicatat sebagai
pinjaman yang diterima. Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima
dari bank atau pihak lain termasuk dari Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank,
lembaga keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun
valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Pengertian pinjaman diterima ini tidak
termasuk pinjaman subordinasi. Jenis pinjaman yang diterima umum berupa:
1. Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
2. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut Two Step Loan, yaitu pinjaman
diterima yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen keuangan) dari
lembaga keuangan internasional.
3. Pinjaman Obligasi, adalah bukti hutang kepada investor (bondholder) yang dijamin
oleh lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji
lainnya serta pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo
sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari
Bank Indonesia apabila Bank mengalami krisis likuiditas.
5. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau
beberapa proyek.
1.1 Pencatatan Pinjaman Yang Diterima Dari Kreditor
Transaksi pinjaman yang di dahului dengan perjanjian antara pihak kreditur dengan
debitur. Perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak tak dapat dibatalkan secara
sepihak bila semua persyaratan telah dipenuhi. Perjanjian ini dalam akuntansi disebut
komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan, maka akan dicatat
dalam rekening administratifrupiah sisi debet dengan nama RAR fasilitas pinjaman
diterima dan belum digunakan.
Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila
pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat sebesar
nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur. Tentu saja pengkreditan rekening
pinjaman diterima harus diikuti pengkreditan RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum
digunakan sebesar nilai realisasinya.

1. Pinjaman yang Diterima Dari Bank Lain

Contoh:
1

1. Tgl 15 Juni 2013 Bank Permata telah menandatangani perjanjian kredit dengan
Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit
(Debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi kredit (Kreditor).
Nilai kredit yang disepakati Rp 1.000.000.000, suku bunga 12%pa. Jangka
waktu 3 tahun.
2. Tanggal 1 Juli 2013 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia
senilai Rp 600.000.000 dan langsung didebetkan ke rekening milik Bank
Permata di Bank Indonesia Jakarta.
3. Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta
sebesar Rp 400.000.000 langsung didebetkan ke rekening Giro Bank Permata
di Bank Mitra Niaga.
Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
Debet (Rp)
15/6Dr. RAR Fas. Pinjaman yang diterima dan
1.000.000.000
2013
belum digunakan
1/7Cr. RAR. Fas. Pinjaman yang diterima dan
2013
belum digunakan
Jurnal
Dr. Giro BI
600.000.000
Cr. Pinjaman yang diterima
5/7Cr. RAR. Pinjaman yang diterima dan
2013
belum digunakan
Jurnal
Dr. Giro Bank Bank Lain
400.000.000
Cr. Pinjaman yang diterima

Kredit (Rp)

600.000.000
600.000.000
400.000.000
400.000.000

1.2 Pinjaman Two Step Loan


1. Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada
Pemerintah RI
2. Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan industri
kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal atau jasa/ tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Patricipating Financial Institution (PFI)
yaitu bank-bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih kurs yang
terjadi menjadi tanggung jawab pemerintah.
5. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.
6. TSL berjangka waktu 15 20 tahun sehingga dapat diakui equity.
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dari PFI berkisar 80%
: 20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar
kepada pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh pemerintah sesuai

dengan perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar


0,75% per tahun.

Tanggal/ ket
Saat persetujuan

Rekening
Dr. RAR Pinjaman yang diterima dan
belum digunakan

Saat realisasi

Cr. RAR Pinjaman yang diterima dan


belum digunakan
Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman yang diterima-TSL

Saat penyesuaian
Bunga

Dr. Biaya Bunga


Cr. Biaya Bunga harus Dibayar

Saat pembayaran
Bunga setelah
Penyesuaian

Cr. Biaya Bunga harus Dibayar


Cr. Giro-BI

Bila bunga
Dibayar langsung

Dr. Biaya Bunga


Cr. Giro BI

Debet (Rp)

Kredit (Rp)

Saat Pelunasan
Dr. Pinjaman yang diterima
Pinjaman
Cr. Giro BI
Jurnal yang diperlukan:
1.3 Pinjaman Obligasi
Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal
dari obligasi merupakan alternatif bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat
pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada
pembeli obligasi. Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara tetap.
Kewajiban ini akan diikuti pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.
Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat ijin dari otoritas pasar modal.
Disamping itu peenrbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan
positif. Perlindungan negative adalah persyaratan yang bersifat melarang emiten untuk
melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan
perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan tindakan
yang menguntungkan pemegang obligasi.

Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi


dan ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatatnya perlu
mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk di pasar. Untuk menentukan harga
obligasi bisa menggunakan formula sebagai berikut:
(a) Penentuan Harga Obligasi
Ketika

menentukan

harga

obligasi,

emiten

harus

memperhatikan

mempertimbangkan tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo
obligasi, dan keuntungan yang diharapkan oleh investor atau sering disebut bond yield.
Kupon obligasi akan menimbulkan biaya bunga bagin emiten atau aliran kas keluar dan
pokok obligasi juga akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu harga
obligasi pada dasarnya penjumlahan present value dari aliran kas, biaya, biaya bunga
ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dengan yield yang
disyaratkan. Biaya bunga obligasi dibayar setiap periode, sedangkan nilai pokok obligasi
akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh tempo (dengan asumsi non callable bond).
Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:
P

= Harga Obligasi atau Nilai sekarang Obligasi

= Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi

Ci

= Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya

= Tingkat diskonto atau bond yield

Pp

= Nilai pokok atau principal obligasi


Rumus diatas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan

bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai berikut:

Penggunaan rumus tersebut kadang bagi orang tertentu memerlukan waktu yang
lama, oleh karena itu dengan bantuan table bunga untuk present value anuitas untuk biaya
bunga dan present value Rp1 untuk nilai pokok obligasi.
Contoh Transaksi dan pencatatanya:
1) Tanggal 2 Januari 2013 Bank Artamara menjual obligasi jangka panjang

kepada PT.

Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp 1.000.000, jangka waktu 5
4

tahun. Bunga nominal 18 % per tahun dibayarkan dibelakang setiap tanggal 31


Desember. Tingkat Diskonto (yield) sebesar 16%.
2) Bunga obligasi Rp 1.000.000 x 18 % = Rp 180.000. Bunga ini akan dibayarkan setiap
tanggal 31 Desember selama lima tahun. Dengan demikian pembayaran bunga
merupakan anuitas. Untuk nilali tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai
untuk anuitas. Dengan tabel untuk suku bunga 16%, n = 5 tahun diperoleh 3,433.
Sedangkan harga tunai untuk pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai
untuk Rp1, n = 5 tahun dengan tingkat bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,519. Dengan
demikian harga obligasi adalah :
Keterangan
Jumlah (Rp)
Nilai Tunai Bunga = 180.000 x 3,433 x 1000 lembar
619.740.000
Nilai Tunai Pokok Obligasi = 1.000.000 x 0,519 x 1000 519.000.000
lembar
Harga Obligasi
1.138.740.000
Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih harga jual (kurs)
diatas harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan selisih harga jual dibawah
harga nominalnya dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang dijual pada tanggal
diantara tanggal pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang telah berjalan. Agio
atau premi diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi dengan
membebankan pada biaya bunga. Secara terdeskripsi, jurnal untuk transaksi diatas adalah:
Tanggal
2/1-2013

31/12-2013

Rekening
Dr. Kas/Giro PT. Kadir Jaya
Cr. Agio Obligasi
Cr. Pinjaman Obligasi
Dr. Biaya Bunga
Cr. Kas
Dr. Agio Obligasi
Cr. Biaya Bunga
(untuk amortisasi)

Debet (Rp)
1.138.740.000

Kredit (Rp)
138.740.000
1.000.000.000

180.000.000
180.000.000
27.748.000
27.748.000

Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi dapat berupa tunai atau non tunai.
Bila dilakukan secara tunai maka mendebet kas, sedangkan bila dengan warkat atau bilyet
giro/ cek bank yang digunakan emiten, maka cukup mendebet rekening giro bondholder.
Untuk mencatat setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama dengan 31
5

Desember 2013, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi. Dengan
demikian jurnal pelunasan obligasi harus ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman
obligasi dan mengkredit rekening kas/giro bondholder.
Pada saat pencatatan setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama
dengan 31 Desember 2013. Maka, jurnal pelunasan obligasi harus ditampilkan dengan cara
mendebit pinjaman obligasi dan mengkredit rekening kas/giro bondholder. Pencatatan
jurnal ketika penjualan obligasi dijual dengan harga di bawah harga nominal. Berikut
pencatatannya.
Tanggal/Keterangan
Rekening
Saat Jual
Dr. Kas/Giro
Dr. Disagio obligasi
Cr. Pinjaman Obligasi
Saat Bayar Bunga
Saat

Debit (Rp)

Kredit (Rp)

Dr. Biaya Bunga


Cr. Kas

Akumulasi Dr. Biaya Bunga

Disagio
Cr. Disagio Obligasi
Saat Pelunasan

Dr. Pinjaman Obligasi


Cr. Kas

DAFTAR PUSTAKA

Taswan. 2008. AKUNTANSI PERBANKAN : Transaksi dalam Valuta Rupiah. Semarang:


UPP STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai