Anda di halaman 1dari 31

LARINGOPHARYN

GEAL REFLUX
Oleh : Wulan Noviana
Pembimbing : Dr. Hj. Mariana Yunizaf Sp. THT
Stase THT RSIJ Cempaka Putih
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta

Laryngopharyngeal Reflux (LPR)


Aliran retrograd is lambung ke
esofagus.
Merupakan proses fisiologis dan
fungsional pada bayi dan anak-anak
(menghilang sendiri pada usia 6-12
bulan)

Epidemiologi
Pada beberapa penelitian : Insidens 4%10%
Tidak ada predileksi ras
Biasa pada usia > 40 tahun
Sampai 55% dengan suara parau*
75% dengan stenosis subglotik
20%-45% menunjukan Heartburn,
Regurgitasi

Koufman JA et al : Reflux Laryngitis and its sequela:the diagnostic role of

ETIOLOGI
Gangguan fungsional ( 90% kasus)
Disfungsi sfingter esofagus
Gangguan struktural ( 10% kasus)
Faktor eksternal disebabkan karena
infeksi, vocal abuse, alergi, merokok,
iritasi dari polusi udara, diet
makananberlemak, kopi, coklat, NSAID,
makanan pedas, merokok.

Patofisiologi
1. Kontak langsung refluks asam
lambung dan pepsin ke esofagus
proksimal dan SEA yang berlanjut
dengan kerusakan mukosa faring,
laring dan paru.
2. Pajanan asam esofagus distal akan
merangsang reflek vagal yang
menyebabkan spasme bronkus,
batuk dan sering meludah.

Tanda dan gejala


Tenggorok rasa nyeri dan kering
Rasa panas di pipi
Sensasi ada yang menyumbat di globus (globus
sensation)
Kelainan laring dengan suara serak
Batuk kronik
kesulitan dalam proses menelan
Sekret di belakang hidung
(post nasal drip)
Asma

Tanda dan gejala

Lebih dari 50% pasien dengan


keluhan LPR tidak mengalami
keluhan rasa terbakar di dada dan
regurgitasi, keluhan tersebut
merupakan tanda khas gejala
gastroesophageal reflux disease
(GERD)

Perbedaan GERD dengan


LPR

DIAGNOSIS
Anamnesis
- Reflux systems index

Skor> 13 :
abnormal

Laringoskopi
Penegakan diagnosis dengan
followup post terapi (2 bulan
pertama)
Ro. esophagogram

Barium Oesophagography
To identify motility disorders of esophagus
Oesophageal lesions
Spontaneous reflux
Hiatus hernia
Lower oesophageal sphincter disorder

A). Pseudosulkus vokalis bilateral (panah). Perhatikan edema subglotis


meluas melewati plika vokalis. Juga tampak adanya hipertopi
commissure posterior, edema plika vokalis, edema laring diffuse.
B). True sulkus vokalis dari lipatan vocal kanan (panah). Sulkus
terbentuk dari zona midportion dan terhenti prosesnya pada arytenoid.
21

A). Ventrikel laring terbuka, perhatikan ventrikel band yang tajam.


B). Ventrikular olbliterasi, lipatan plika vokalis mengalami
pembengkakan, sehingga menutupi ventrikel. Juga tampak pada
bagian posterior commissure mengalami hipertropi ringan
22

Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi
Esofagus

Histopatolo
gi
www.nayyarENT.com

Monitoring pH
Faringoesofan
geal
Ambulatory
24 Jam
23

komplikasi
Ke dalam esofagus
Esofagus Barrett
Perubahan epitel
kolumnar
menggantkan epitel
skuamosa mukosa
esofagus yang rusak
akibat pajanan
refluksat.
Striktur peptik
Ditemukan pada 1/3
pasien dengan
esofagus Barrett

Ekstra esofagus

Kelainan
Laringofaring
Laringitis posterior
Globus faringeus
Stenosis
laring/trakea
Spasme laring
Nyeri tenggorok
Sinusitis
Otalgia
Erosi dental
Asma karena reflux
(gastric asthma)

MANAJEME
N

TERAPI
Tujuan:
1. Menghilangkan gejala
2. Menyembuhkan kerusakan mukosa
3. Mengatasi komplikasi
4. Mencegah remisi gejala
Dikombinasi dengan :
5. Modifikasi gaya hidup dan diet
6. Terapi farmakologik
7. Terapi bedah antireflux

Modifikasi Gaya Hidup

Meninggikan kepala tempat tidur (6 inci)


Diet
Rendah lemak, protein tinggi
Hindari makanan spesifik yang mengiritasi
esofagus dan lambung, jus citrus, produk
tomat, kopi, the, alkohol, soda, bawang.
Tidak makan 2 jam sebelum tidur
Hindari coklat (dapat menurunkan tekanan
SEB)
Hentikan merokok
Hindari obat-obat yang mempengaruhi tekanan
SEB dan menyebabkan kerusakan esofagus

TERAPI farmakologik
1. Obat proteksi sel (cytoprotective):
Antasid dengan asam alginik, sucralfate.
2. Obat promotilitas/prokinetik :
. Metoclopramide: 5-10 mg (4x/hari)
. Cisapride 10 mg (4x/hari)
3. Obat-obat supresif asam/ antisekretorik :
. Antagonis reseptor H2
(cimetidine, ranitidine, famotidine, nizatidine)
. Proto-pump inhibitor (PPI)
(omeprazole 20 mg/hari (rumatan), lanzoprazole
30 mg/ hari (akut) 15mg/ hari (rumatan)

Terapi Bedah
Laparoscopic Nissen
Fundoplication
Indications
Failed drug treatment
Complications
Goal
Restore natural integrity
of LES & maintain normal
deglutition

www.nayyarENT.com

29

Nissen Fundoplication, Hell


Gastropexy, Belsey Merk IV
Indikasi :
Gagal terapi medik
Malnutrisi berat
Infeksi saluarn napas rekuran
Striktur esofagus yang gagal dengan
terapi dilatasi
Esofagus Barrett

Anda mungkin juga menyukai