Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahma Meiza Hernanda

NIM : 114140153
Kelas : A
SEDULUR PAPAT LIMO PANCER
Dalam pemikiran Jawa pengertian Sedulur Papat Limo Pancer (Empat Saudara dan
Yang Kelima Tengah) mempunyai pengertian yang terus berkembang dari zaman pra-Islam
hingga zaman Islam. Pengertian asalnya adalah penyelarasan antara jagad kecil (manusiamikrokosmos) dengan jagad besar Alam Semesta (makrokosmos). Saudara yang empat yang
ada di jagad besar itu adalah empat kiblat yang ada yaitu timur, selatan, barat dan utara.
Ditambah saudara pancer yaitu tengah dimana diri manusia itu berada. Sedangkan empat
saudara yang berkaitan dengan jagad kecil (manusia) adalah apa-apa yang mengiringi
kelahirannya. Mereka itu adalah kakang kawah (air ketuban), adi ari-ari (plasenta), getih
(darah) dan puser (tali plasenta). Sedangkan yang kelima pancernya adalah diri manusianya
itu sendiri.
Dari pengertian asal ini kemudian berkembang dengan adanya pengaruh agama
Hindu. Sedulur papat (empat saudara) kemudian dimaknai selain sebagai empat kiblat juga
kemudian dimaknai sebagai unsur alam yang menjadi pembentuk jasad manusia. Empat
anasir ini adalah bumi/tanah, air, api dan angin. Sedang yang kelima pancer adalah diri
manusia itu sendiri.
Bagi orang Jawa semua 'sedulur' tadi harus diruwat, dirawat dan dihormati dengan
cara diselamati dengan 'bancaan' atau tumpengan. Mereka semua dianggap 'pamomong' atau
penjaga manusia. Biasanya penyebutan untuk mereka dan sekalian untuk unsur- unsur alam
semesta disebut dengan "sedulurku sing lahir bareng sedino, sing ora lahir bareng sedino,
sing kerawatan lan sing ora kerawatan". Artinya : "saudaraku yang lahir bersamaan sehari
denganku ( air ketuban, ari-ari, darah kelahiran, tali plasenta,dan ruh/jiwa ), saudara yang
tidak lahir bersamaan (unsur alam semesta ), yang terawat maupun yang tidak terawat".
Namun pengertian ini kemudian berkembang lagi dengan adanya pengaruh agama islam.
Oleh Kanjeng Sunan Kalijaga kemudian ditambahkan pengertian baru yang bernafaskan
Islam. Yaitu empat saudara itu adalah empat jenis nafsu manusia sedangkan yang kelima
pancer adalah hati nurani atau 'alam rahsa / sirr'. Unsur empat nafsu adalah nafsu aluamah,
sufiyah, amarah dan muthmainah.

a. Nafsu aluamah/ serakah berkaitan dengan insting dasar manusia. Yaitu keinginan
untuk makan, minum, berpakaian dll. Dikatakan bahwa nafsu aluama ini terjadi
karena pengaruh unsur tanah yang menjadi unsur pembentuk jasad manusia. .
Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah. Maka dari itu, apabila
nafsu tersebut tidak dikendalikan manusia bisa merasa ingin hidup makmur sampai
tujuh turunan
b. Nafsu sufiyah/keindahan berkaitan dengan keinginan duniawi untuk dipuji, untuk
kaya, mendapat derajad dan pangkat, loba, tamak dll. Nafsu ini berpadanan dengan
sifat udara yang menjadi unsur pembentuk jasad. Sifat dari udara adalah selalu ingin
memenuhi ruang selagi ruang itu ada (ruang kosong). Nafsu ini juga berhubungan
tentang keindahan seperti wanita (asmara)
c. Nafsu amarah berkaitan dengan keinginan untuk mempertahankan harga diri, rasa
marah, emosi dll. Dikatakan nafsu ini mendapat pengaruh dari sifat panas / api yang
menjadi pembentuk jasad mansia. Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah
saja, tentu akan selalu merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut/ bertengkar dan
akhirnya akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk
mendekatkan diri dengan Allah SWT
d. Nafsu muthmainah/keutamaan adalah nafsu yang mengajak kearah kebaikan.
Dikatakan bahwa nafsu ini mendapat pengaruh sifat air yang juga menjadi pembentuk
jasad manusia. Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, namun bila
melebihi batas, tentu saja tetap tidak baik. Contohnya: memberi uang kepada orang
yang kekurangan itu bagus, namun apabila memberikan semua uangnya sehingga kita
sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukan hal yang baik.
Untuk penyebutan unsur kelima pancer ada bermacam- macam penafsiran. Ada yang
mengatakan Nur Muhammad, ada yang mengartikan sebagai 'guru sejati', ada yang menyebut
'roso jati sejatining roso' (rasa sejati, sejatinya rasa). Intinya saudara pancer yang kelima itu
adalah unsur 'super ego' yang menjadi sumber nilai bagi manusia. Keempat nafsu yang ada
harus 'dirawat', diatur, diseimbangkan dan harus berjalan dibawah kendali akal dalam
bimbingan hidayah ilahi. Itulah makna dari 'angaweruhi' (merawat) sedulur papat limo
pancer.

Anda mungkin juga menyukai