(Ulasan Cerpen Perenungan Pribadi) Oleh : Waris Nata Kuat Slamet
ata Pangeran Masdan atau yang akrab disebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo, sambil duduk-duduk ia meracik rokok klobot dan melintingnya sendiri. Kemudian melihat hamparan langit luas. Setelah menarik nafas panjang dan menghembuskannya ia berkata Nak? Setia Hati rintisan saya itu ibarat buah kelapa yang terdiri dari berbagai elemen. Jika kamu tidak mampu mengelupasnya mending makan buah yang lain saja. Buah Blimbingnya Kanjeng Sunan Ampel itu lebih enak, tinggal makan tanpa kamu harus ikut menanamnya. iya Mba! Tetapi saya sudah terlanjur masuk Setia Hati jawab saya sambil mengaduk kopi panas. Sambung tutur Pangeran Masdan berkatakalau begitu kamu belajar semampunya saja, ikut aliran Hardjo Oetomo atau Moenandar itu lebih baik, coba kapan-kapan berkunjung ke rumahnya, memangnya kamu masuk Setia Hati mana?. Sambil menyuguhkan kopi saya menjawabSetia Hatinya Pak Hardjo Mba. Setia Hatinya Pak Moenandar terlalu agamis buat saya, jurus 20 puluhnya saja diartikan 20 sifat Allah, apa lagi simbol-simbol yang lain terlalu berat dilaksanakan. Karena saya baru belajar islam lebih baik ikut yang gampang saja. Pangeran Masdan tersenyum dan berkata loh! Setia Hatinya Hardjo Oetomo juga dalam maknanya, tidak kalah dengan milik Moenandar, maka dari itu saya biarkan mereka mengembangkan ilmu Setia Hati sesuai potensinya masing-masing. Oww....! iya Mba. Sudah larut malam saya pamit dulu, besok-besok saya berkunjung lagi. Di perjalanan pulang saya merenungkan nasihat Pangeran Masdan, terutama Setia Hati yang disimbolkan buah kelapa. Karena waktu itu tengah malam pergantian ke pagi hari, maka saya membuat kesimpulan sendiri. Indonesia sekarang kata orang Jawa lingsir K 2 wengi, masa kegelapan dan semua orang kesurupan. Begitu bisikan kecil muncul dari dalam hati. Setibanya dirumah karena ngantuk, sambil ngelantur saya menulis naskah sebagai berikut. Setia Hati ibarat buah kelapa yang multi guna dan multi fungsi. Kemudian Buah Kelapa pecah menjadi beberapa bagian. Banyak saudara yang tidak faham akan makna Buah Kelapa sehingga membuat aliran sendiri. Saudara terluar beraliran Kulit Kelapa. Warnanya hijau merata diseluruh bagian dan menganggap semua derajatnya sama. Lebih tepatnya menganut faham liberal dan tidak ikut campur dalam perkembangan. Yang penting Persaudaraan baik dan buruk bukanlah masalah. Ada juga saudara yang beraliran Serabut. Berkumpul beramai-ramai sukanya membuat onar dengan alasan membela sesama saudara. Tetapi perbuatannya tidak terpuji karena saling tikam satu sama lain. Ciri-cirinya hanya bangga pamer logo jika dinasehati ditertawakan. Tidak memberi hak kepada orang lain untuk menjadi dirinya sendiri. Berbeda kaos saja sudah langsung dihantam. Kehebatan pendekar hanya menjadi kebanggaan di bibir tanpa laku tindakan. J angankan kepada alam atau lingkungan, kepada sesama manusia saja sudah tidak ada kasih sayang. Serabut satu dengan serabut lain saling memberi doktrin kebodohan sehingga tidak faham hakekat kebenaran. Adanya aliran ini semakin membuat rumit suasana. Ada beberapa saudara Serabut berlagak ingin menjadi Batok Kelapa. Pasang tampang garang dan pamer kumis tebal tetapi hidupnya terlunta-lunta tanpa guna. Dayanya redup karena kurang bekal dari awal. Bagi saudara yang ikut aliran Batok Kelapa juga lupa akan konsep Buah Kelapa.Wataknya keras berlagak sombong dan arogan. Merasa paling hebat karena sering menang di atas gelanggang. Tujuan hidupnya hanya terfokus kepada gerakan silat saja. Yang tertanam dalam benak pikirannya hanya menang dan kalah, sedangkan benar dan salah bukan ranah saudara aliran Batok. Dengan gaya perkasa menjuluki dirinya mesin petarung yang tidak akan perna tumbang. Semakin handal bertarung semakin hebat dalam kehidupan. Saudara Batok ini tidak suka berkumpul dengan saudara Serabut dan Kulit Kelapa karena dianggap stratanya rendah. Tetapi sangat disayangkan bahwa saudara Batok daya pikirnya rendah sehingga dimanfaatkan oleh saudara senior bernama aliran Biji Kelapa. Saudara Batok dijadikan sarana untuk meraup keuntungan pribadi. Hanya dengan dipuji dan tepuk tangan maupun diberi hadiah logam saja Saudara Batok senangnya bukan main. Sungguh sangat memprihatinkan dalam kehidupan. 3 J ika bergosip saudara Biji Kelapa akan menyedapkan mata, tetapi jika mengetahui kebenarannya akan membuat bulu kuduk merinding. Aliran saudara Biji Kelapa berkelas elit dan menggunakan sistem radikal. Kehidupannya hanya bermewah-mewah karena semakin bermateri semakin berwibawah. Ia memiliki pengaruh kuat dalam sistem persaudaraan. Gelagatnya santai dan karismatik serta pakaiannya suci tidak mau disentuh kotoran. Aliran ini berbeda dengan Serabut senggol bacok maupun Batok yang keras kepala. Saudara Biji Kelapa berwarna putih memanfaatkan kedudukannya untuk meraup keuntungan. Bicaranya penuh makna tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Aliran bawah seperti Batok, Serabut, dan Kulit Kelapa dibuatnya yakin bahwa si Biji Kelapa putihlah satria kebenaran. Yang bawah mangguk-mangguk sambil ngiler lihat atasannya. Saudara Biji Kelapa memiliki kedudukan sebagai tameng siasatnya. J ika ada penghalang yang tidak cocok dengan idealis dalam misinya maka dipecat dari kalangan. Atau paling tidak saudaranya dibiarkan membusuk kering hingga menjadi ampas buangan. Diantara saudara Batok ada yang menempel kepada saudara Biji Kelapa. Biasanya saudara ini menjadi pesuruh untuk membuat doktrin baru agar banyak mencetak mesin petarung. Bagi yang berhasil akan mendapat upah bayaran. Saudara Biji Kelapa juga merekrut beberapa senior Serabut dengan di iming-imingi santan manisnya. Senior Serabut ini bertugas mencetak kuantitas masa yang banyak untuk membayar upetih kepada saudara Biji Kelapa. Caranya tidak langsung ditarik pajak, tetapi dididik ilmu putih berupa santan yang sebenarnya racun belerang, saudara Serabut sangat senang hatinya meski ia dicetak menjadi budak. Dengan bangga saudara Serabut memamerkan kebodohannya di depan umum. Rasa malunya hilang akibat kerasukan racun dari utusan Biji Kelapa. Semua saudara Serabut kesurupan dan membuat onar dikalangan masyarakat. Ada saudara serabut yang menyusup ke dalam aliran Biji Kelapa. Sadar bahwa semua saudara kesurupan, mencakar dan menampar wajahnya sendiri akibat ulah pimpinan. Ia mengerti permainan busuk atasan sehingga keluar dari aliran. Saudara Serabut yang mundur ini membuat aliran sendiri. Ia menggabungkan beberapa elemen Blimbing atau apapun untuk dijadikan aliran baru. Karena dianggap propokator maka aliran Serabut lain memeranginya sehingga terjadi baku hantam antar saudara. Selaku atasan Biji Kelapa tetap santai dan murah senyum, baginya perbuatan Serabut adalah suatu hal wajar namanya juga anak muda ujarnya sambil memeras santan kelapa. Saudara Biji Kelapa lebih terfokus kepada saudara Air Kelapa bagian terdalam karena takut kekuasaannya diambil alih. Saudara Air Kelapa yang datang berkunjung dengan lembut disambut mesrah oleh saudara Biji Kelapa, dijamu makan enak dan sepulangnya dari 4 pertemuan saling berpelukan hangat sebagai simbol persaudaraan. Tetapi saudara Biji Kelapa matanya sipit penuh kelicikan, memiliki siasat buruk dalam hati. Ia menyuruh tangan kanannya untuk menyingkirkan saudara Air Kelapa dengan cara apapun. Karena usia tua, saudara Air Kelapa sangat polos menyikapi kenyataan. Baginya urusan dunia hanya membuat hati tidak enak. Lebih baik mengalah dan mengasingkan diri untuk mencari hakekat kebenaran. Bekal ilmunya ia dapat dari hasil belajar di Buah Kelapa ketika aktif dalam persaudaraan. Sebenarnya saudara Air Kelapa bertugas mendampingi saudara Biji Kelapa, tetapi karena keserakahan sang Biji maka saudara Air Kelapa di asingkan bahkan keberadaannya ditiadakan dari saudara Batok, Serabut dan Kulit Kelapa. Dengan berjalannya waktu saudara Air Kelapa mempunyai murid pribadi secara peguyuban. Selaku Maharesi ia asik memberi nasihat, bermain-main dengan ilmunya sehingga tenggelam dan lupa jika ia datang dari permukaan. Saudara Air Kelapa bingung mencari titik temu sehingga takut akan kematian, jika ada yang menjumpai janji terlebih dahulu mengalami sekarat karena salah menerapkan makna kemanunggalan. Sisa hidupnya diliputi ketidakpastian tetapi dengan bijaknya ia menutupi aib kepada generasi muda dengan tetap memberi ajaran budi luhur. Saudara muda yang menerima nasihat ini ikut menjadi bingung, nasihat tua dari saudara Air Kelapa dianggap tidak logis sehingga memilih yang pasti-pasti saja. Yaitu ikut menempel dibagian Biji Kelapa, bergabung dengan Serabut maupun menjadi bagian dari Kulit Kelapa. Saudara Air Kelapa kehilangan daya sehingga semakin hilang dari permukaan. Lambat laun ada saudara Serabut yang menyusup untuk mencari kebenaran. Tidak puas dengan sistem Biji Kelapa maupun Batok Kelapa. Secara diam-diam saudara Serabut berkunjung kepada saudara Air Kelapa dan menemukan hal baru yang dikira selama ini suatu kebenaran. Saudara Serabut puas dan kembali pulang. Setibanya dirumah ia mempresentasikan kepada saudara Serabut yang lain. Untuk memperkuat argumennya maka disajikan pula data tekstual maupun foto saudara Air Kelapa. Saudara Serabut lain sudah terlanjur fanatik terhadap Batok maupun Biji Kelapa. Temannya dianggap gila bahkan divonis penghianat. Maka terjadilah pertengkaran dan baku hantam antar sesama saudara Serabut. Saudara Kulit Kelapa liberal hanya menjadi saksi dari berbagai tragedi di dalam Buah Kelapa. Saudara Serabut kehilangan acuan dan liar dalam belajar, saudara Batok keras kepala tidak tahu salah dan benar, saudara Biji Kelapa gila kekuasaan, dan saudara tua Air Kelapa kehilangan titik temu kebenaran. Akhirnya beberapa Saudara Kulit Kelapa yang sadar mengambil tindakan. Mengajak guyub rukun antar saudara dan menjadi bagian dari sistem liberalnya. Karena menjadi bagian terluar dan berpotensi melihat lingkungan, maka 5 saudara Kulit Kelapa ada yang keluar pergi mengembara. Bagi yang mengerti bahasa arab naik kepuncak hingga bertemu J anur. Karena J anur berasal dari bahasa arab artinya telah datang suatu cahaya maka ia pindah aliran dan menganggap Buah Kelapa adalah kegelapan karena konflik di dalamnya tidak kunjung usai. Akhirnya saudara lain dikafir- kafirkan. Ada juga saudara Kulit Kelapa pergi mengembara jauh dan bertemu buah-buahan lain yang lebih segar. Tetapi salah mengambil buah karena tertipu oleh rupa. Buah Maja dikira buah J eruk, karena lapar dan haus diperjalanan maka langsung dimakan saja. Saudara ini akhirnya celaka keracunan dan jatuh dalam kesesatan. Ada pengembara Kulit Kelapa lain yang beruntung, ia bertemu Buah Blimbing bergigi lima hasil tanaman Kanjeng Sunan. Tidak ikut bertani dan berkebun tetapi ikut memakan hasil buahnya, akhirnya ia mendapat pertolongan dan selamat dari kesesatan. Buah kelapa pecah dari dalam dan terjadi perang antar saudara sehingga tidak lagi utuh sesuai konsep awal. Menjadi semakin rancu untuk dijadikan rujukan. Mau dibuang tidak bisa karena sudah terlanjur berkembang. Maka di saring saja dan dibersihkan kotorannya. Istilah orang tua dahulu di ruwat. Air Kelapa difungsikan kembali menjadi pelepas dahaga bagi yang haus diperjalanan, Biji Kelapa diambil santannya dan ampasnya dijadikan makanan ternak atau apapun agar bermanfaat untuk mengenyangkan bagi yang lapar. Batok Kelapa dapat difungsikan menjadi kerajinan souvenir dan hiasan sebagai penyedap mata maupun memperindah penampilan. Bagian Serabut dapat difungsikan sebagai keset untuk membersihkan alas kaki. Sedangkan Kulit Kelapa terserah mau diapakan, dibiarkan saja hingga kering bersama Serabut untuk dijadikan kompos juga tidak masalah. Mungkin begitu...Wallahu alam. ***
Keesokan harinya saya kembali berkunjung ke Pangeran Masdan. Dengan rasa bangga saya bilang jika telah mendapat jawaban atas nasihatnya kemaren. Saya jabarkan isi naskah yang telah ditulis tadi malam. Mendengar hal itu Pangeran Masdan geleng kepada, memaklumi sikap anak muda yang selalu negatif dalam pemikiran. Dengan bijak sambil tersenyum Pangeran Masdan berkata Nak? yang saya maksud buah kelapa itu salah satu isi ajaran Setia Hati, bukan masalah perkembangan yang telah digariskan Tuhan, hal itu kan wajar dalam dinamika kehidupan. Seperti islam yang dibawah Kanjeng Rasul, setelah 6 ditinggal kembali ke Tuhan pecah menjadi berbagai aliran. Hal itu disebabkan oleh ognum durhaka yang tidak faham ajaran. Beruntung menjadi orang Jawa tidak arogan, hanya mendengar nama Kanjeng Rasul saja sudah senang hati beriman. Pangeran Masdan meneruskan pembicaraan begitu juga Setia Hati, sepeninggal saya banyak saudara yang salah tafsir, lebih-lebih dijaman kamu. Sebenarnya ilmu ini sulit dicerna dan tidak saya sebar kepada kalayak umum. Saya khawatir akan terjadi kerancuan pendapat seperti jaman Syech Siti Jenar dahulu. Tetapi karena kebutuhan untuk melawan penjajah waktu itu maka terpaksa saya sebarkan, tetapi hanya golongan tertentu yang telah mapan mental spiritualnya. Dalam hati saya bilang terus saudara non muslim yang bergabung gimana?. Seketika itu juga Pangeran Masdan berkata untuk saudara non muslim yang saya latih itu karena saya tidak tahu takdir seseorang. Saya berharap saudara non muslim yang belajar mendapat hidayah. Lebih-lebih menjelang ajalnya dapat mengucapkan syahadat sejati. Islam itu kan rahmat seluruh alam, karena bergelut dalam bidang beladiri makanya saya berdakwa dengan sarana pencak silat, seperti halnya Sunan Kalijaga menggunakan Wayang kulit sebagai media dakwa. Begitu ternyata! Tak kira dakwa itu hanya ceramah dalam masjid seperti di televisi. Begitu pernyataan dalam hati, dan terus saya bertanya untuk tadi makna simbol buah kelapa itu apa mba?. Pangeran Masdan berkata buah kelapa itu sebenarnya simbol dari nasihat kondang dulur papat lima pancer. Itu sudah biasa jadi pembicaraan dikalangan pujangga Jawa. Manusia kan dijaga empat malaikat, sedangkan yang kelima adalah pribadi kita yang berkiblat kepada Nur Muhammad. Saudara empat juga tercemin pada sifat Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali. Sedangkan pusat kelima berkiblat kepada Nabi Muhammad. Ya gampangannya kulit kelapa adalah Jibril dan Ali, serabut kelapa adalah Isrofil dan Abu Bakar, batok kelapa adalah Mikail dan Utsman, dan biji kelapa adalah Ijrail dan Umar. Sedangkan pusat dari semua ini adalah air kelapa, yaitu simbol Nur Muhammad atau sejatinya Nabi Muhammad itu sendiri. Jika tidak melewati hal ini maka mustahil akan mengenal Tuhan, biasanya terombang-ambing terbawa arus tanpa tujuan. Saya beri simbol buah kelapa agar kamu mengerti, tetapi jika tidak faham yang penting percaya dulu saja. 7 Semakin penasaran saya terus bertanya katanya dulur papat lima pancer itu ajaran Jawa berupa Kawah, Ari-ari, Darah dan Pupak Puser, sedangkan yang kelima diri bayi kita ketika lahir?. Itu kan juga simbol dari nafsu manusia, berhubungan juga dengan yang telah saya sebutkan di atas. Tutur Pangeran Masdan. Lebih jelasnya begini......Kawah itu saudara putih, wadah nafsu muthmainah berasal dari ruh Air. Ketika lahir bertempat di jantung dan dijaga malaikat Jibril. Itu tercermin pada sifat Baginda Ali yang berpegang kepada kalimat Alhamdulillah ( ). Ariari itu wujud saudara kuning wadah nafsu Musawwalah berasal dari ruh Angin. Ketika lahir bertempat di organ Limpa. Dijaga malaikat Isrofil dan tercermin pada sahabat Abu Bakar yang menempuh hidup dengan kalimat Lailahaillallah ( ). Darah perwujudan saudara merah wadah nafsu amarah berasal dari ruh Api. Ketika lahir berada di organ Empedu. Dijaga malaikat Ijrail, hal ini tercermin pada sahabat Umar yang menjalani hidup dengan kalimat Allahuakbar ( ). Pupak puser perwujudan saudara hitam wadah nafsu Lawwamah berasal dari ruh Tanah. Ketika lahir bertempat di usus besar. Dijaga malaikat Mikail dan tercermin pada Baginda Utsman yang menempuh laku hidup dengan kalimat Subbahanallah ( ). Empat saudara di atas adalah buah kuldi yang dimakan Adam sehingga terusir ke dunia. Kita semua kan juga memakan buah kuldi?. Setelah yang kelima adalah pusat (pancer) terletak pada diri pribadi yang mengikuti laku Kanjeng Nabi Muhammad. Untuk menghayati empat nafsu di atas biasanya dengan merasakan keluar masuknya nafas. Inilah kunci kehidupan, kalimatnya merenungkan makna la khaola wa la khawata illa billah ( ). Sambil memandang saya Pangeran Masdan terus berkata faham gak Nak? kemudian diam sejenak terus ia berkata Untuk sementara sampai disini dulu, kapan-kapan dilanjutkan lagi. Karena pusing berfikir saya garuk-garuk kepala dan berkata nanti saya pelajari lagi Mba.....lalu terus kenapa harus pake keceran dalam anggota baru? Pangeran Masdan berkata jangan banyak tanya...yang penting iman dulu dan mengikuti ajaran Kanjeng Nabi. Melihat saya yang semakin penasaran dan tidak kunjung pulang jika tidak ada jawaban, maka Pangeran Masdan sambung tutur intinya keceran tatap muka itu kan 8 nyambung sanad seperti ulama lain kepada santrinya. Salaman kan juga begitu, adanya saling ikhlas antara murid dan guru sehingga ada mata rantai tersambung hingga Kanjeng Rasul. Juru kecer itu jika sekarang istilahnya guru tarekat yang membaiat santrinya. Sambil menyulut rokok klobotnya Pangeran Masdan terus memberi nasihat Ada cahaya Tuhan yang turun kepada juru kecer menuju yang di kecer. Soal daun yang di iris tiga kali itu simbol dari kehidupan. Saya terangkan sekarangpun kamu tidak akan mengerti...usiamu masih muda. Cahayanya seperti apa Mba? Terus irisan sirih itu apa simbol dari raga, nyawa dan sukma? Banyak simbol dari angka tiga itu apa magsudnya? Saya terus ngeyel bertanya.. Hemm...! Pangeran Masdan menghembus nafas panjang cahaya Tuhan itu tidak terlihat oleh mata, tidak dapat di angan-angan atau dipikirkan, biasanya orang Jawa bilang hening dan tenang, itupun masih tidak demikian. Cahaya Tuhan serba rahasia. Maka dari itu hanya saudara yang waskita ke Nur Muhammad saja yang waskita ke Tuhan dan layak menjadi juru kecer. Saya potong pembicaraan terus saya dengar ada cahaya kuning emas yang turun kepada juru kecer menuju yang di kecer itu gimana Mba? Aneh.....! tidak demikian jawab Pangeran Masdan. Makna irisan sirih yang tadi belum di jawab Mba? Tanya saya. Uda cukup sekian dulu, kapan-kapan kita teruskan lagi. Kamu pelajari dulu yang ini ujar Pangeran Masdan sambil berdiri dari tempat duduknya. Dialog kami akhiri dan saya pamit pulang. Begitu banyak pencerahan yang saya dapat. Ternyata selama ini saya banyak salah tafsir tentang ilmu Setia Hati. Demikian tulisan ngelantur dari penulis.. Wassalam.........