PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu layanan sosial dasar yang harus
dipenuhi oleh pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan
masyarakat. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi
untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan
pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan.Dalam
pelaksanaannya, pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan
paradigma sehat, daripada paradigma sakit. Hal ini berarti pelayanan
kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan preventif,
tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif.Salah satu langkah untuk mencapai
tujuan tersebut adalah dengan dikembangkannya sarana dan prasarana
kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan
Rumah Sakit.
Berdasarkan Kepmenkes No. 128 tahun 2004, Puskesmas adalah
penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan
yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu.
Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian
dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh
pemerintah untuk membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas
ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan
mobilitasnya.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/
kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan
memegang peranan yang penting karena fungsi dari puskesmas adalah
mengembangkan
dan
membina
kesehatan
masyarakat
serta
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum : Mampu menganalisa masalah kesehatan dan metode
pemecahan masalah kesehatan di Puskesmas I Sumpiuh
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas I Sumpiuh.
b. Mengetahui secara umum program dan cakupan program Survey
Konsumsi Garam Beryodium di Puskesmas I Sumpiuh.
c. Mengetahui
pelaksanaan
dan
keberhasilan
program
Survey
C. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk memperbaiki kekurangan
yang mungkin masih ada dalam program Survey Konsumsi Garam
Beryodium di Puskesmas I Sumpiuh.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas, khususnya pemegang
program kerja Survey Konsumsi Garam Beryodium dalam melakukan
evaluasi dalam kinerja program Survey Konsumsi Garam Beryodium di
Puskesmas I Sumpiuh.
3. Sebagai bahan untuk perbaikan program kerja Survey Konsumsi Garam
Beryodium kearah yang lebih baik guna mengoptimalkan mutu
pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan individu pada
khususnya di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh.
4. Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan dari program kerja
Survey Konsumsi Garam Beryodium oleh Puskesmas I Sumpiuh.
: 202.985 Ha
Desa Karanggedang
: 202.458 Ha
Desa Kemiri
: 248,914 Ha
Desa Kuntili
: 327.050 Ha
Desa Pandak
: 275.935 Ha
Desa Lebeng
: 228.656 Ha
Desa Ketanda
: 542.117 Ha
: 100 % aspal 40 km
: 0,5 6 km
: 3.737 Jiwa
Desa Karanggedang
: 1.992 Jiwa
Desa Kemiri
: 5.114 Jiwa
Desa Kuntili
: 4.488 Jiwa
Desa Pandak
: 3.255 Jiwa
Desa Lebeng
: 2.723 Jiwa
Desa Ketanda
: 4.446 Jiwa
adalah
program
pelayanan
kesehatan
puskesmas
Penyakit Malaria
TB Paru
Jumlah kasus TB paru positif tahun 2013 sebanyak 21 kasus,
sementara pada tahun sebelumnya didapatkan 25 kasus TB paru
positif atau mengalami penurunan sebanyak 4 kasus. Penemuan
kasus baru TB BTA positif pada tahun 2013 telah tereealisasi
22,86%. Angka ini masih dibawah target penemuan penderita
penyakit TB paru BTA + Kabupaten Banyumas Tahun 2013 sebesar
>80%. Angka kesembuhan penyakit TB paru pada tahun 2013
sebesar 100% dan ini telah mencapai target.
HIV
Jumlah pasien HIV (+) yang dilaporkan tahun 2014 sebanyak 7
kasus, lebih tinggi dibanding tahun 2013 (3 kasus).Dengan
perincian 2 penderita HIV pasangan suami istri dari desa Kuntili, 1
penderita AIDS berjenis kelamin Perempuan berasal dari desa
Ketanda, 1 penderita HIV berjenis kelamin dari desa lebeng dan 3
Kusta
Rumah Sehat
Berdasarkan tabel 47 diketahui bahwa tahun 2013 dari 6.278
rumah yang diperiksa sebanyak 3.863 (61,5%) rumah. 60,1 %
atau 2.322 rumah diantaranya memenuhi kriteria rumah sehat.
Hasil ini tidakdapat menggambarkan kondisi rumah sehat
seluruh wilayah Puskesmas I Sumpiuh, hal ini karena tidak
seluruh rumah di Puskesmas I sumpiuh tidak diperiksa.
Tempat-tempat Umum
Pada tahun 2012 jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang
diperiksa persyaratan kesehatannya sebanyak 51 buah dari 51
buah yang ada. TTU yang memenuhi persyaratan kesehatan
sebanyak 21 buah (67,74%) dari jumlah yang diperiksa.
Dibandingkan tahun 2012 TTU yang memenuhi syarat
kesehatan sebesar 19 buah (57,58%) dari 61 TTU yang
diperiksa. Secara kualitas TTU yang diperiksa mengalami
peningkatan sebesar 10,83%.
d Gizi masyarakat
Layanan pengobatan
Layanan pengobatan adalah pelayan yang meliputi kuratif dan
rehabilitatif.Bentuk
pelayanan
ini
adalah
diagnosis
kemudian
Tenaga Farmasi
Di Puskesmas I Sumpiuh Pada tahun 2015 mempunyai tenaga
kefarmasian sebanyak 1 orang (Apoteker)
Tenaga Gizi
Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2015 mempunyai tenaga gizi
sebanyak 1 orang
Tenaga Sanitasi
Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2015 mempunyai tenaga sanitasi
sebanyak 1 orang
Money
Sumber dana untuk kegiatan program-program Puskesmas I
Sumpiuh berasal dari APBD Kabupaten Banyumas dan ABPN
Material
Logistik dan obat
11
C. Proses
Perencanaan (P1) :
Arah : Terwujudnya
12
13
BAB IV
IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DARI HASIL ANALISIS SWOT
A. Swot
1. Strenght
a. Tenaga
Program TPGAKY tidak hanya diberikan tanggung jawab kepada 1 orang,
tetapi seluruh tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker,
petugas laborat) dapat menjadi sumberdaya untuk keberlangsungan
kegiatan promosi kesehatan.
b. Sarana dan Prasarana
Puskesmas I Sumpiuh memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang
cukup lengkap, seperti laboratorium dan instalasi gawat darurat.
Puskesmas Sumpiuh 1 mempunyai alat Iodina test untuk memeriksa garam
secara kualitatif. Bahan-bahan yang digunakan untuk promosi kesehatan
cukup baik yaitu leaflet, dan penyuluhan.
c. Motivasi
Memiliki tenaga kesehatan yang loyal, keterampilan dan koordinasi satu
sama lain yang baik serta motivasi yang kuat untuk bekerja keras demi
kemajuan Puskesmas.
d. Pengetahuan dan Keterampilan
Pengetahuan dan ketrampilan tenaga petugas kesehatan baik, tanggap, dan
terampil.
B.
C.
Weakness
a.
b.
c.
Opportunity
14
Treat
Masyarakat sukar diajak kerja sama dalam menggunakan garam beryodium
sehingga terjadinya penderita kekurangan yodium. Jumlah penderita
kekurangan yodium selalu ada dan memiliki jumlah yang berbeda pada setiap
tahun.
Tabel 1. Jumlah Penderita Puskesmas Sumpiuh
Tahun
2012
Jumlah Penderita
Bumil 1
2013
2014
2015
Bumil 1
Bayi 1 : NHI (+)
Bayi 1 : NHI (+) desa Kemiri
Dewasa 4 orang
Alternatif pemecahan dari masalah peningkatan kejadian penyakit akibat
kekurangan yodium dengan meningkatkan kesadaran di masyarakat terutama
penggunaan garam beryodium. Hal ini dimaksudkan supaya menurunkan
angka kejadian penyakit karena kekurangan yodium.
BAB V
PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DARI HASIL ANALISIS SWOT
15
A. Definisi Yodium
16
Yodium sendiri adalah adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di
tanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Dalam tubuh manusia Yodium
diperlukan untuk membentuk Hormon Tiroksin yang berfungsi untuk
mengatur pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari
janin sampai dewasa. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan
bioaktivitas hormon ini, yaitu trijodotyronin (T3) dan tetrajodotyronin (T4)
atau thyroxin. Iodium dikonsentrasikan di dalam kelenjar gondok (glandula
thyroxin) untuk dipergunakan dalam sintesa hormon thyroxin. Hormon ini
ditimbun dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein
(globulin) yang disebut thyroglobulin yang merupakan bentuk yodium yang
disimpan dalam tubuh, apabila diperlukan, thyroglobulin dipecah dan akan
melepaskan hormon thyroxin yang dikeluarkan oleh folikel kelenjar ke dalam
aliran darah (Yuastika, 1995).
Kekurangan yodium memberikan kondisi hypothyroidism dan tubuh
mencoba untuk mengkompensasikan dengan penambahan jaringan kelenjar
gondok yang menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid tersebut. Jumlah
iodium dalam tubuh manusia relatif sangat kecil dan kebutuhan untuk
pertumbuhan normal hanya 100-150 mikrogram (0,1-0,15 mg) perhari.
Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari konsumsi 6 gram garam beriodium dengan
kandungan minimal 40 ppm, sekitar 60 mikrogram iodium yang dikonsumsi
tersebut akan ditangkap oleh kelenjar tiroid untuk pembentukan hormon
thyroxin (Permaesih, 2000).
B. Gangguan akibat kekurangan yodium
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek
kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya
terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai
terutama
oleh
gangguan
mental,
gangguan
pendengaran,
gangguan
17
secara
perlahan
menyebabkan
kelenjar
membesar
sehingga
menyebabkan gondok.
Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi
produksi tetraiodotironin/T4. Penurunan kadar T4 dalam darah memicu
sekresi Thyroid Stimulating Horrmon (TSH) yang selanjutnya menyebabkan
kelenjar tiroid bekerja lebih giat sehingga fisiknya kemudian membesar
(hiperplasi). Pada saat ini efisiensi pemompaan yodium bertambah yang
dibarengi dengan percepatan pemecahan yodium dalam kelenjar.
Kekurangan
yodium
pada
masa
kehamilan
dan
awal
kehidupan
DAMPAK
Keguguran
Lahir mati, Meningkatkan
kematian janin,Kematian bayi,
Kretin ( Keterbelakangan mental,
Tuli, Mata juling, Lumpuh spatis ),
Neonatus
Anak dan Remaja
Dewasa
juvenile
Gondok dan Hipotiroid
18
19
Penanggulangan
Gangguan Akibat
Kekurangan
Yodium
(GAKY)
Menurut modul Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium Direktorat
Bina Gizi Masyarakat Depkes RI 2004, di Indonesia terdapat beberapa
strategi (baik jangka pendek maupun jangka panjang) sebagai upaya
penanggulangan Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
sebagai berikut :
1. Strategi Jangka Panjang
a. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), merupakan sebuah
strategi pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar
mempunyai visi dan misi yang sama untuk menanggulangi GAKY
melalui
kegiatan
pemasyarakatan
informasi,
advokasi,
terhadap
beberapa
indikator
untuk
dapat
20
4 Puskesmas bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral untuk
mengadakan garam beryodium di rumah tangga.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pemilihan program TPGAKY sebagai salah satu masalah dalam program
Puskesmas Sumpiuh I adalah rendahnya angka konsumsi garam
beryodium dan terdapat 4 orang penderita.
2. Beberapa hal yang menjadi dasar kurang tercapainya program TPGAKY
di Puskesmas Sumpiuh I adalah :
a. Aspek penegakkan hukum, terdapat peraturan yang mengikat kepada
perusahaan besar untuk menjual garam beryodium.
b. Kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya konsumsi
garam beryodium
c. Banyumas bukan merupakan produsen yodium namun merupakan
konsumen. Jadi banyak garam yang beredar tidak ada yodium.
22
b.
Peningkatan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
pentingnya
B. SARAN
1. Untuk
mengatasi
permasalahan
yang
ditemukan
adalah
dengan
23
oleh petugas Puskesmas bekerja sama dengan lintas program dan lintas
sektoral.
2. Monitoring dan evaluasi kegiatan secara rutin untuk dapat diketahui
perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan .
24