I.I. MAKSUD
Praktikum ini bermaksud untuk menentukan Bilangan Asam (BA), Bilangan Ester
(BE), Bilangan Penyabunan (BP), dan Bilangan Iodium (BI).
I.II TUJUAN
Bilangan Asam (BA)
BAB II
TEORI DASAR
2. Berdasarkan sifat mengeringnya, klasifikasi ini terutama untuk minyak. Ada jenis
minyak yang tidak mengering (non-drying oil). Biasanya minyak yang tidak
mengering ini termasuk tipe minyak zaitun (contoh: minyak zaitun dan minyak
kacang), tipe minyak rape (contoh: minyak mustard), dan tipe minyak hewani
(contoh: minyak sapi). Ada jenis minyak yang setengah mengering (semi-drying
oil). Minyak ini mempunyai daya mengering yang lebih lambat, contohnya
minyak biji kapas dan minyak bunga matahari. Ada juga minyak yang mengering
(drying oil). Minyak ini dapat mengering jika terkena reaksi oksidasi dan dapat
berubah menjadi lapisan tebal yang kental dan membentuk seperti selaput apabila
dibiarkan di udara terbuka.
3. Berdasarkan sumbernya, ada yang berasal dari tanaman (lemak dan minyak
nabati), yang umumnya berasal dari biji-biji palawija (contohnya minyak jagung),
kulit buah tanaman tahunan (contohnya minyak kelapa sawit), dan biji-biji
tanaman tahunan (contohnya minyak kelapa). Ada pula yang berasal dari hewan
(lemak dan minyak hewani), yang umumnya berasal dari susu hewan peliharaan,
daging hewan peliharaan, serta dari hasil laut (contohnya minyak ikan).
4. Berdasarkan kegunaannya, penggolongan ini juga terutama untuk minyak. Secara
umum dibagi tiga golongan, yaitu minyak mineral (minyak bumi) yang digunakan
sebagai bahan bakar, minyak nabati atau hewani untuk bahan makanan manusia,
serta minyak atsiri (essential oil) untuk obat-obatan.
Adapun analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok berdasarkan tujuan analisanya. Menurut Sudarmadji (1989), ketiga kelompok
tersebut adalah:
5. Penentuan kualitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat
dalam bahan makanan atau bahan pertanian.
6. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses
ekstraksinya, atau ada pemurnian lanjutan, misalnya penjernihan (refining),
penghilangan bau (deodorizing), dan penghilangan warna (bleaching). Penentuan
tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama
penyimpanan, sifat gorengnya, baunya, maupun rasanya. Tolak ukur kualitas ini
adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida,
tingkat ketengikan, dan kadar air.
7. Penentuan sifat fisik dan kimia yang khas atau mencirikan sifat minyak tertentu.
Data ini dapat diperoleh dari angka iodin, angka Reichert-Meissel, angka
polenske, angka krischner, angka penyabunan, indeks refraksi titik cair, angka
kekentalan, titik percik, komposisi asam-asam lemak, dan sebagainya.
III. PERCOBAAN
Neraca analitik
Pipet tetes
Buret
Erlenmeyer
50 mL
250 mL
BILANGAN ESTER
Pipet tetes
Buret
Erlenmeyer
Batu didih
Pendingin tegak
Penganas
50 mL
250 mL
BILANGAN PENYABUNAN
Neraca analitik
Pipet tetes
Buret
Erlenmeyer
Pipet volume10 mL
Batu didih
Penganas
50 mL
250 mL
Pendingin tegak
BILANGAN IODIUM
Neraca analitik
250 mL
Gelas ukur
100 mL
Buret
50 mL
III.I.II. PEREAKSI
BILANGAN ASAM
1:2
KOH Alkohol
0,1 N
Indikator PP
BILANGAN ESTER
KOH Alkohol
Indikator PP
HCl
0,5 N
0,5 N
BILANGAN PENYABUNAN
Alkohol KOH
0,5 N
HCl penitar
Indikator PP
BILANGAN IODIUM
Hanus
Chloroform
Tio Sulfat
0,1 N
Indikator Kanji
0,5 %
Kalium Iodida
10 %
0,1 N
III.II. REAKSI
Bilangan Asam
RCOOH
+ KOH
RCOOK + C3H5(OH)3
Bilangan Penyabunan
R(COO)3C3H5
RCOOK
Bilangan Ester
R(COO)3C3H5
+ KOH
+ 3KOH
Bilangan Iodium
Bilangan Asam
3 RCOOK + C3H(OH)3
Bilangan Ester
Menggunakan titrasi asidimetri.
Bilangan Penyabunan
Menggunakan titrasi asidimetri.
Bilangan Iodium
Menggunakan titrasi yodometri.
16. Angkat dan dinginkan sebentar lalu titar dengan HCl 0,5 N warna merah
jambu atau tepat warna merah hilang.
17. Lakukan titrasi blanko untuk 10 mL KOH Alkohol 0,5 N sesuai volume
Alkohol yang digunakan sesuai prosedur diatas tanpa contoh uji.
BILANGAN PENYABUNAN
18. Timbang teliti (empat angka dibelakang koma) 1-2 gram contoh
minyak/lemak yang sudah bebas air dan asam mineral.
19. Tambahkan 10 mL tepat Alkohol KOH 0,5 N dan batu didih, kemudian
direfluks selama 15-30 menit.
20. Pada akhir pendidihan, bubuhi 2-3 tetes indikator PP dan harus berwarna
merah, berarti penambahan Alkohol KOH 0,5 N sudah cukup atau masih
berlebih. Jika belum atau tidak merah tambahkan lagi 10 mL Alkohol KOH
0,5 N dan refluks kembali selama 15-30 menit.
21. Angkat dan dinginkan sebentar, lalu dititar dengan HCl 0,5 N sampai tepat
warna larutan merah hilang.
22. Lakukan titrasi blanko terhadap 10 mL Alkohol KOH 0,5 N dengan
pelaksanaan sama dengan contoh uji.
BILANGAN IODIUM (BI)
23. Timbang teliti kedalam Erlenmeyer bertutup asah contoh minyak atau lemak
sebanyak 0,1-0,2 gram. Untuk lemak atau minyak yang mempunyai bilangan
iodium rendah, seperti minyak kelapa, minyak sawi, dan lemak sapi.
24. Larutkan dengan 5 mL Chloroform.
25. Tambahkan 10 mL tepat larutan Hanus 0,1 N melalui buret.
26. Erlenmeyer asah segera ditutup, digoyangkan dan simpan pada tempat yang
gelap atau lemari kira-kira sampai 15 menit supaya reaksi sempurna.
BAB IV
DISKUSI
Bilangan Asam (BA)
Dari hasil praktikum dan data percobaan diatas dapat diketahui bahwa bilangan asam
adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat molekul
dari asam lemak atau campurannya.
Bilangan asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula, yang
berasal dari hidrolisa minyak atau lemak, ataupun karena proses pengolahan yang kurang
baik. Makin tinggi bilangan asam, maka makin rendah kualitasnya.
Sedangkan sampel contoh uji yang saya dapat menunjukan konsentrasi lemak atau
minyak yang rendah hal ini dapat dilihat dari kepekatannya, setelah melalui proses
didapat bilangan asam sebesar 5,9 mgKOH/gram dan dapat diklasifikasikan bahwa
lemak/minyak contoh uji yang didapat adalah minyak zaitun karena nilai BA nya
mendekati minyak zaitun yang mempunyai BA sebesar 6,6 mgKOH/gram dan
mempunyai kualitas bagus.
Pada penetapan bilangan asam (BA) menggunakan titrasi alkalimetri maka
digunakan Alkohol. Karena penggunaan Alkohol tidak akan mempengaruhi pH larutan
apabila pada titrasi alkalimetri pH terpengaruhi maka bilangan asam yang didapat akan
Pada sampel yang di uji didapatkan bilangan iodium yang lumayan besar maka
sampel dapat dikatakan tidak jenuh karena apabila sampel jenuh maka nilai yang didapat
tidak akan besar hal ini disebabkan minyak atau lemak tidak jenuh dapat menangkap dua
iodium sehingga bilangan iodiumnya besar, selain itu penentuan bilangan iodium dapat
pula dilihat dari bentuk sampel yang akan diujinya, asam lemak jenuh biasanya padat dan
asam lemak tidak jenuh biasanya cair. Karenanya semakin tinggi bilangan iodium
semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Dari data dan hasil praktikum mengenai minyak atau lemak yang terdiri dari bilangan
asam (BA), bilangan ester (BE), bilangan penyabunan (BP), dan bilangan iodium (BI).
Dapat disimpulkan bahwa minyak yang diuji adalah minyak zaitun karena mempunyai
bilangan asam yang hampir sama dan tidak jenuh.
Hasil yang didapatkan antara lain :
mgKOH/gram.