Hiperpigmentasi pada line alba : salah satu tanda tidak pasti kehamilan
Etiologi
o Defek anatomik uterus
o AutoimunSLE, Antiphospholipid Antibodies
o Infeksi:
Bakteria: Listeria monositogenes, klamidia trakomatis, dll
Virus: CMV, rubella, HSV, dll
Parasit: Toxoplasma gondii, Plasmodium falsiparum
Spirokaeta: treponema pallidum
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
a Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus
pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan
kelainan ini adalah :
1) Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X
2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
3) Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau,
dan alkohol.
b Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena
hipertensi menahun.
c Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan,
dan toksoplasmosis.
d Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus
pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri, dan kelainan
bawaan uterus.
e Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi
kelenjar gondok.
f Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.
g Gizi ibu yang kurang baik.
h Faktor psikologis ibu.
Manifestasi klinis
a Terlambat haid atau aminore kurang dari 20 minggu.
b Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
c Perdarahan per vaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
4) Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi vulva : Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium atau
tidak bau busuk dari vulva.
b. Inspekulo : Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada atau
tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.
c. Vagina touche : Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan,
tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak
menonjol dan tidak nyeri
Patofisiologi
Penatalaksanaan
a Abortus Imminens
Istirahat berbaring
Tidur berbaring merupakan unsure penting dalam pengobatan
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsangan mekanik.
Periksa denyut nadi dan suhu badan 2x sehari bila pasien tidak
panas dan tiap 4 jam bila pasien panas
Tes kehamilan dapat dilakukan dan pemeriksaan USG untuk
menentukan lebih pasti apakah janin masih hidup
Pemberian obat penenang, biasanya fenobarbital 330 mg dan
preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-100 mg
Diet tinggi protein dan vitamin C
Bersihkan vulva minimal 2x sehari dengan cairan antiseptic
untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
b Abortus Insipiens
Bila perdarahan tidak banyak ,tunggu terjadinya abortus
spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan mrfin
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu , yang biasanya
disertai perdarahan ,tangani dengan pengosonga uterus memakai kuret
vakum atau cunam abortus,disusul dengan kerokan memakai kuret
tajam.Suntikan ergometrin 0,5 mg IM
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu ,berikan infuse
oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% 500ml dimulai 8 tetes permenit dan
naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
Bila janin keluar ,tetapi plasenta masih tertinggal lakukan
pengeluaran plasenta secara manual
c Abortus Inkomplit
Bila disertai syokkarena perdarahan,berikan infuse cairan NaCl
fisiologis atau ringer laktat dan seleka mungkin ditranfusi darah
Setelah syok diatasi ,lakukak kerokan dengan kuret tajam lalu
suntikannergometrin 0,2 mg IM
Bila janin sudah keluar,tetapi plasenta masih tertinggal,lakukan
pengeluaran plasenta secara manual
Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi
d Abortus Komplit
hari
Bila pasien anemia ,berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau
tranfusi darah
Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi
Anjurkan pasien diet tinngi protein,vitamin,mineral
Sumber : Kapita Selekta jilid I. Edisi ke 3. 2001 Media Aesculapius
Sastrawinata, Sulaiman. 1992. Obstetri Patologi, Universitas Padjajaran Bandung
b KET
Definisi
KE ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi
tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95%
kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba fallopi),
Etiologi
a Semua faktor yang menghambat migrasi embrio ke kavum uteri
menyebabkan seorang ibu semakin rentan untuk menderita
kehamilan ektopik, yaitu :
Faktor dalam lumen tuba:
- Endosalpingitis, menyebabkan terjadinya penyempitan lumen
tuba
- Hipoplasia uteri, dengan lumen tuba menyempit dan berkelokkelok
- Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna
b Faktor pada dinding tuba:
- Endometriosis, sehingga memudahkan terjadinya implantasi di
tuba
- Divertikel tuba kongenital, menyebabkan retensi ovum.
Gambaran klinik:
Gejala2 kehamilan muda, nyeri sedikit di perut bagian bawah
Pada VT: uterus membesar dan lembek walaupun tdk sebesar
tuanya kehamilan
Nyeri merupakan keluhan utama pada KET
Ruptur tubasakit perut mendadaksyok atau pingsan
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. ILMU KEBIDANAN. Jakarta: Tridasa Printer.
Penatalaksanaan
Seorang pasien yang terdiagnosis dengan kehamilan tuba dan masih
dalam kondisi baik dan tenang, memiliki 2 pilihan, yaitu penatalaksanaan
medis dan penatalaksanaan bedah.
a Penatalaksanaan Medis
Pada penatalaksanaan medis digunakan zat-zat yang dapat merusak
integritas jaringan dan sel hasil konsepsi. Tindakan konservativ medik
dilakukan dengan pemberian methotrexate. Methotrexate adalah obat
sitotoksik yang sering digunakan untuk terapi keganasan, termasuk
penyakit trofoblastik ganas
b Penatalaksanaan Bedah
Penatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasien dengan
kehamilan tuba yang belum terganggu maupun yang sudah
Definisi
Etiologi
Manifestasi klinis
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan : Kuretase : 2x harus sampai bersih
o Kontrol I: 2 mgg setelah kuretase yg dievaluasi:
Masihkah ada perdarahan
Masih ada pembesaran uterus
Apakah HCG msh positif
Adanya kista folikel
o Kontrol II: 2mgg stlh kontrol I
Masihkah ada perdarahan
Masih ada pembesaran uterus
Apakah HCG msh positif
Adanya kista folikel
Foto thorax : apakah ada coin lession
o Kontrol III: 2mgg stlh kontrol ke II
apabila smua msh positif disebut clinical choriocarsinoma.
Step 4
FR
perdarahan
etiologi
Abortus, KET,
PP
Molahidatisod