Anda di halaman 1dari 68

ASUHAN KEPERAWATAN

TN. R DI RUMAH SAKIT


SANTA ELISABETH MEDAN
RUANGAN SANTA PIA
TAHUN 2015

PERSENTATOR_
ALBERTUS SIANIPAR
ERNI CAHYANI PUTRI GEA
EZRA NOVRIYANTI DUHA
HERLINA TARIGAN
HOTMIAN PURBA
IRA RISKA SIHOMBING
JOSUA HUTAGALUNG
MARIA SILABAN
SRI WATI
STEFANI SIPAYUNG

LATAR BELAKANG

Ulkus peptikum atau ulkus lambung


merupakan keadaan dimana kontinuitas
mukosa lambung terputus dan meluas
sampai dibawah epitel.
Kerusakan mukosa yang tidak meluas
sampai kebawah epitel disebut erosi,
walaupun seringkali di anggap sebagai
ulkus
(Fry,2005 dalam Muttaqqin,2013)

Penyakit ini terjadi dengan frekuensi


paling besar pada individu antar usia 40
dan 60 tahun tetapi relatif jarang pada
wanita menyusui, meskipun ini telah
diobservasi pada bayi dan anak.
Di perkirakan bahwa 5 % sampai 15%
dari
populasi
Amerika
Serikat
mengalami ulkus, tetapi hanya kira-kira
setengahnya yang diketahui. Insiden ini
telah menurun sebanyak 50% selama
20 tahun terakhir. Ulkus duodenum
terjadi 5-10 kali lebih sering dari ulkus
lambung ( Smeltzer,2013)

Tujuan Umum
Setelah dilakukan Praktik Klinik di Rumah
Sakit St. Elisabeth Medan, mahasiswa/i
diharapkan mampu memahami asuhan
keperawatan Ulkus Peptikum.

Tujuan Khusus
Mahasiswa/i mampu memahami konsep dasar medik
Mahasiswa/i mampu memahami konsep dasar
keperawatan
Mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian
keperawatan
Mahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan
Mahasiswa/i mampu merencanakan tindakan
keperawatan
Mahasiswa/i mampu mengevaluasi tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan
Mahasiswa/i mampu mendokumentasikan segala
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Tinjauan Teoritis
a. Defenisi
Ulkus
peptikum
merupakan
diskontinuitas mukosa lambung
yang meluas sampai bawah epitel
(jaringan mukosa,submukosa dan
lapisan otot saluran pencernaan
bagian atas, dapat terjadi di
esofagus, gaster, duodenum, dan
jejunum) yang disebabkan oleh
asam
lambung
dan
pepsin
(Price,2006)

b. Etiologi
Penyebab Umum
Sekresi asam dan pepsin yang
berlebihan oleh mukosa lambung.
Berkurangnya kemampuan sawar
mukosa
gastroduodenalis
untuk
berlindung dari sifat pencernaan dari
kompleks asam-pepsin

Penyebab khusus
Infeksi baktery H.pylory
Peningkatan sekresi asam
Konsumsi obat obatan seperti
aspirin,ibuprofen,naproxen
Stres fisik yang disebabkan oleh syok, luka bakar,
sepsis,trauma,pembedahan,gagal nafas,gagal ginjal,dan
susunan saraf pusat (lewis,2000)
Refluks usus lambung dengan , materi garam empedu
dan enzim pankreas yang berlimpah dan memenuhi
permukaan mukosa dapat menjadi predisposisi
kerusakan epitel mukosa. (Muttaqin,2010)

c. Manifestasi Klinik
Perubahan nafsu makan dan perubahan berat badan, mual
muntah dan anokresia
Nyeri lambung yang sangat hebat ketika lambung kosong
Nyeri abdomen seperti terbakar sering terjadi di malam hari.
Muntah yang berdarah dan feses yang berdarah atau hitam.
Takikardi mengindikasikan dehidrasi dikarenakan muntah dan
perdarahan salauran pencernaan
Sendawa ( Nyeri dada )
( suratun, 2010 )

d. Komplikasi
Karena isi usus tidak steril, hal ini menyebabkan
infeksi rongga abdomen.
Obstruksi lumen saluran GI dapat terjadi akibat
episode cedera, inflamasi, dan pembentukan
jaringan parut yang berulang
Dapat

terjadi

pendarahan

jika

ulkus

menyebabkan erosi arteri atau vena di usus.

e. Anatomi dan Fisiologi


Terdiri dari :
1.Mulut
2.Pharing
3.Kerongkongan
4.Lambung
5.Usus halus
6.Usus besar
7.Rektum
8.Anus

Gambar organ lambung yang sering terjadi


ulkus peptikum

Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes helikobacter pylori,


dilakukan pada pengujian feses
darah dan nafas.

2. Endoscopy,gastroskop

Gambar 2.Gambaran Endoskopi Aktivitas Perdarahan Ulkus peptikum


Menurut Forest.
Dikutip dari Gralneck (Gralnek I.M, Barkun 2008)

3.

Barium enema

4. Analisis lambung.
5. Rontgen abdomen. ( Suratun & Lusianah : 2010 )

Penatalaksanaan
Identifikasi dan anjurkan pasien menghindari
makanan yang menyebabkan sekresi HCL berlebihan
Menghentikan atau mengurangi penggunana obat
NSAID
Penatalaksanaan stress,teknik relaksasi, atau
sedative
Penatalaksanaan diet dan modifikasi diet
Pemberian H2 bloker ; ranitidin dan cimetidin

Asuhan keperawatan
Tn.R yang menderita
penyakit ulkus
peptikum

I. IDENTIFIKASI
Nama initial

Tn. R

Tempat, Tgl. Lahir

Jenis Kelamin

Laki-laki

Status Perkawinan:

Menikah

Jumlah anak

3 orang

Agama/suku

Protestan/Batak Toba

Warga negara

Bahasa
Pekerjaan
Alamat Rumah

Indonesia
:

Medan, 10 november 1977

Indonesia/ Batak Toba

Petani
:

jl. P. Kabupaten Dairi

DATA MEDIK
Dikirm Oleh

: dari UGD oleh Dr. Abiran

Diagnosa medik
: PSMBA ec. ULCER PEPTIKUM
Saat masuk
: PSMBA ec. ULCER PEPTIKUM
Saat Pengkajian : ULCER PEPTIKUM
KEADAAN UMUM
Pasien tampak sedang serta berbaring lemah, dapat duduk dan sedikit pucat
serta menggunakan KA-EN 3B.
RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada perut disertai mual,muntah darah, dialami
sejak 6 hari yang lalu dan BAB hitam, ada juga nyeri pada ulu hati dengan
skala nyeri 3-4. Biasanya, nyeri timbul pada malam hari dan sebelum makan

RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada perut disertai mual,muntah darah, dialami
sejak 6 hari yang lalu dan BAB hitam, ada juga nyeri pada ulu hati dengan
skala nyeri 3-4. Biasanya, nyeri timbul pada malam hari dan sebelum makan.
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti terbakar, skala nyerinya 34, nyeri hilang timbul. Pasien juga mengeluh mual pada saat lapar dan ketika
merasakan nyeri dan muntah 2-3 x/ hari, volume kira-kira 100 cc
TANDA-TANDA VITAL
Pasien sadar penuh dengan GCS 15 (M=6, E=4, V=5) serta tidak mengalami
flapping tremor. Tekanan darah 100/60 mmhg dengan MAP = 73,3 mmhg
dengan perfusi darah ke ginjal memadai, dengan frekunsi 22 x/ menit dengan
irama teratur dan menggunakan pernafasan perut

Tinggi badan = 162 cm, berat badan 48 kg dengan IMT = 18,32


dengan kriteria kurus.
POLA PENGKAJIAN KESEHATAN
a. Riwayat penyakit yang pernah dialami
pasien pernah mengalami kecelakaan tahun 2014 dan pernah
dirawat di RS A. Serta diberikan pengobatan tuntas. Selain itu,
pasien ada alergi rinso dan ikan tongkol dari sejak kecil serta
menimbulkan bintik merah di telapak tangan.
b. Data Subjektif
pasien mengatakan pernah dirawat di RS A. Pada tahun 2014
karena kecelakaan motor dan pengobatan tuntas. Pasien juga
mengatakan alergi rinso dan ikan tongkol sejak kecil dan jika
mengonsumsi ikan tongkol dan terkena rinso akan muncul bintik
merah pada telapak tangan.

DATA OBJEKTIF
Rambut tidak berketombek, tidak ada kutu, kepala tidak ada lesi dan
bejolan, kulit tidak berdaki, rongga mulut berbau, ada sisa makanan,
terdapat stomatitis.
NUTRISI DAN METABOLIK
1. DATA SUBJEKTIF
Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit waktu makan tidak teratur dan sering
menunda waktu untuk makan. Pasien menghabiskan 1 porsi makanan
berupa nasi putih, lauk pauk, dan jarang mengkonsumsi sayur dan suka
makan yang pedas. Pasien mengatakan minum air putih sebanyak 5 gelas
duralex kira-kira 250 cc.
Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan tidak selera makan. Pasien hanya menghabiskan porsi
dari diet lunak yang disediakan, dengan frekuensi 3 x sehari. Pasien
mengatakan minum air putih kira-kira 1200 cc.

2. Data Objektif
Abdomen
Bentuknya supel, auskultasi 19 x/ menit, nyeri pada bagian
epigastrik saat palpasi, tidak teraba massa, hidrasi kulit tidak
kering, nyeri tekan pada epigastric, perkusi pada 4 kuadran
timpani, tidak ada ascites, tidak ada peradangan.
POLA ELIMINASI
a. Data subjektif
Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB sekali sehari dengan konsistensi
lembek, berwarna kuning kecoklatan dan sedikit. BAK 4-5
kali sehari dengan volume kira-kira 1000-1500 cc, berwarna
kuning jernih.

Keadaan sejak sakit


Pasien mengatakan BAB sekali sehari, berwarna kuning
kecoklatan, konsistensi padat. BAK 2 x/ sehari berwarna
kuning pekat kira-kira 500 cc / shift.
b. Data Objektif
Observasi
Pasien BAB 1 x sehari, konsistensi padat dan berwarna kuning
kecoklatan. BAK 2 x sehari berwarna kuning pekat kira-kira
500 cc / shift.

POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Data Subjektif
Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan dapat melakukan pekerjaannya sebagai
dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
dengan mandiri.
Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan tidak dapat bekerja seperti biasanya dan
beristirahat total di RS. Pasien dapat memenuhi
kebutuhannya sehari-hari dengan mandiri.

POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


a. Data subjektif
keadaan sebelum sakit
pasien mengatakan biasanya tidur 6 jam per hari dari pukul
23.00 sampai 05.00 dan tidak mengkonsumsi obat tidur.
Kualitas tidur nyenyak.
Keadaan sejak sakit
pasien mengatakan tidur kira-kira 5 jam per hari, namun,
tidak pulas tidur karena sering terbangun sekitar jam 01.0003.00 sehingga pasien tidak cukup tidur.
b. Data Objektif
Observasi
Ekspresi wajah mengantuk serta palprea berwarna gelap

POLA PERSEPSI KOGNITIF-PERSEPTUAL


a. Data subjektif
keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang
diderita, nyeri yang dirasakannya merupakan hal biasa
Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
tetapi pasien tahu bahwa harus menjaga pola makannya supaya
teratur

b.

Data Objektif
observasi
Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya, namun pasien
mencoba menghilangkan nyeri dengan cara mengubah posisi
tidur dan menarik napas.
Pasien mampu mengenali dan merasakan nyeri yang diberikan
perawat

POLA PERSEPSI DIRI / KONSEP DIRI


a. Data Subjektif
keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit, pasien aktif dan mampu
menjalankan tugasnya sebagai petani dan kepala rumah tangga
keadaan sejak sakit
pasien mengatakan sejak sakit tidak dapt melakukan
aktifitasnya sebagai petani dan kepala keluarga.

POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


a. Data Subjektif
keadaan sebelum sakit
pasien mengatakan mampu bekerja dan memiliki hubungan
yang baik dengan keluarga dan masyarakat
keadaan sejak sakit
pasien mengatakan tidak dapat melakukan pekerjaan dengan
baik dan hubungan keluarga kurang baik
b. Data Objektif
keluarga pasien jarang berkunjung dan istri pasien jarang
menemani/menginap di RS. Pasien sulit bersosialisasi dengan
pasien lainnya dan selalu sibuk dengan handphonenya.

MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP


STRES
a. Data Objektif
keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan mampu menghadapi masalah dan bercerita
kepada istri jika ada permasalahan
keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan merasakan bosan dan tidak bisa
beraktifitas seperti biasanya
b. Data Observasi
pasien banyak diam dan beristirahat

POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN/KEYAKINAN

a. Data Subjektif
keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan kurang aktif ke gereja dan jarang
mengikuti kebaktian di lingkungannya
keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan percaya kepada Tuhan bahwa Ia
mampu menyembuhkan penyakitnya
b. Data Observasi
Pasien memiliki kepercayaan protestan, pasien sering
berdoa sebelum makan dan sebelum tidur

ANALISA DATA

DS : pasien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti terbakar


DO : - KU : komposmentis
- TD :100/60 mmHg
- skala nyeri : 4
- pasien tidak selera makan
- pasien mengubah posisi untuk menghindari nyeri
- pasien sering terbangun dari tidurnya akibat nyeri yang di
Etiologi : agent cedera biologis
Masalah : nyeri akut (00132)

al

DS : - pasien mengatakan adanya mual pada saat


lapar dan ketika
merasakan nyeri
- pasien mengatakan muntah 2-3 kali per hari
DO : - pasien mengatakan muntah 2-3 kali sehari
kurang lebih 100cc
- pasien mual
- pasien menghabiskan setengah porsi makanan diet
lunak
Etiologi : iritasi lambung
Masalah : mual (00134)

DS : - pasien mengatakan tidak selera makan


- pasien mengatakan muntah 2-3 kali sehari
DO : - TB : 162 cm
- BB masuk 54 kg , BB sekarang 48 kg
- IMT : 18,32 kg , kurus
- makanan habis setengah porsi
Etiologi : faktor biologis
Masalah : ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri akut b.d agent cedera biologis di tandai


dengan batasan karakteristik,perubahan selera
makan,perubahan posisi untuk menghindari nyeri
dan melaporkan nyeri secara verbal
Mual b.d iritasi lambung di tandai dengan batasan
karakteristik tidak selera makan,sensasi muntah dan
melaporkan mual
Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh b.d faktor biologis dengan batasan
karakteristik nyeri abdomen,kurang minat pada
makanan dan menghindari makan

Rencana
Keperawatan

Rencana Keperawatan
1.

Nyeri Akut b.d. agen cidera biologis


NOC: Pain control (1605)
Setelah melakukan tindakan keperawatan
3x24 jam, nyeri dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
- menyatakan nyeri terkontrol (160511)
- skala nyeri ringan (1-3) (210204)
- menggunakan teknik non analgesik
(160504)
- melaporkan perubahan gejala nyeri kepada
tenaga kesehatan (160513)

NIC: Pain Management


(1400)
1. Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
dan faktor pemicu
2. Menggali faktor yang menambah atau
memperburuk nyeri
3. Observasi ketidaknyamanan non verbal
khususnya jika tidak dapat berkomunikasi efektif
4. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
dan
menemukan dukungan
5. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologikal
(distraksi, relaksasi, terapi aktifitas dan pijat)

6. Instruksikan pasien untuk menginformasikan


kepada perawat jika nyeri masih ada.
7. informasikan tenaga kesehatan atau
anggota keluarga tentang teknik
nonfarmalogikal yang digunakan pasien ketika
nyeri muncul
8. Berikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab dan seberapa lama akan
berlangsung
9. kolaborasi penggunaan analgesik untuk
mengurangi nyeri
10. Beritahukan pada dokter jika tindakan
tidak berhasil atau keluhan nyeri tidak
berubah

2. Mual b.d Iritasi Lambung


NOC: Nausea dan Vomiting Control (1618)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24
jam, mual dan muntah dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
- Menyatakan mual dan muntah terkontrol
(161812)
- menggunakan tindakan pencegahan
(161805)
- menggunakan obat antiemetik yang
disarankan (161808)
- Mencegah faktor peyebab jika
memungkinkan (161806)

NIC : Nausea Management


(1450)
1. Identifikasi faktor (pengobatan dan
prosedur yang dapat menyebabkan mual
2.
kaji muntah termasuk frekuensi,
durasi, dan fak,tor pemicu
3.
Monitor nutrisi dan kalori
4.
Ajarkan teknik nonfarmakologikal
(hipnosis, relaksasi, distraksi ) untuk
mengatur mual
5.
Membantu pasien untuk mencari
dukungan emosional

6. Anjurkan pasien untuk mempelajari strategi


untuk mengatur mual
7. anjurkan pasien untuk menggunakan
teknik nonfarmalogikal sebelum mual terjadi
atau meningkat
8. berikan informasi tentang mual, seperti
penyebab mual dan berapa lama itu
berlangsung
9. Informasikan tenaga kesehatan dan anggota
keluarga tentang strategi nonfarmalogikal
yang digunakan orang yang mual
10.
kolaborasi pemberian antiemetik untuk
mencegah mual jika memungkinkan

3. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari


kebutuhan tubuh b.d Faktor biologis
NOC: Nutritional status (1004)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24 jam makan pasien dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan kriteria hasil :
- intake nutrisi (100401)
- energi (100403)
- berat badan (100405)
- intake makanan (10040 )

NIC: Nutrition Management


(1100)
1. kaji pola makan
2. kaji adanya alergi makanan dan intoleransi
3. Monitor penurunan dan kenaikan berat
badan
4. monitor kalori dan diet
5. tentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan sesuai kebutuhan nutrisi pasien

6. sediakan diet ( berikan makanan tinggi


protein, vitamin, mineral dan suplemen)
7. yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung
cukup serat untuk
mencegah konstipasi
8. anjurkan keluarga untuk membawa
makanan kesukaan pasien ketika dirumah
sakit
9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
penyediaan nutrisi terpilih sesuai dengan
kebutuhan klien
10.
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian cairan intarvena

Pelaksanaan
keperawatan

PELAKSANAAN KEPERAWATAN
25 06- 2015 oleh stefani
Melakukan timbang terima pasien dari shift malam ke shift pagi. Pasien
tampak sedang istirahat. Terpasang infus KA-EN 3B 20 tetes/menit
07.20 (dx 1) oleh erni
Menanyakan keluhan pasien. Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti
terbakar
07.25 (dx 1) oleh erni
Mengajarkan pasien melakukan teknik relaksasi dengan menarik napas dalam
untuk mengurangi nyeri
08.00 (dx 3) oleh stefani
Menyajikan sarapan pagi berupa diet lunak 1 porsi dan menganjurkan pasien
untuk makan

08.30 (dx 3) oleh stefani


Mengkaji makan pasien. Makan habis porsi karena pasien tidak selera
makan
10.00 (dx 2) oleh ruth/ezra
Kolaborasi pemberian antiemetik (opigra) 1 ampul 3 gr (IV), injeksi
cevrilaxone 1 ampul (iV)
11.00 (dx 1,2,3)oleh erni
Obsevasi vital sign :
TD : 100/60 mmhg
T/P : 36,5oc/82 x/i
RR: 20 x/i
11.30 (dx3) oleh stefani
Mengkaji pola makan pasien. Pasien suka menunda waktu makan namun tetap
makan 3 kali sehari. Pasien mengatakan tidak ada alergi obat atau makanan

12.00 (dx3) oleh ezra


Menyajikan makan siang pasien berupa diet lunak 1 porsi dan
menganjurkan pasien untuk makan
12.30 (dx 2,3) oleh ezra
Mengkaji makan pasien. Makanan habis porsi karena tidak selera makan.
Mual masih ada
12.50 (dx 1) oleh stefani
Mengkaji keadaan pasien. Pasien mengatakan nyeri perut masih ada dengan
skala 4 dan badan terasa lemas
13.00 (dx 1) oleh stefani
Menganjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi napas dalam
untuk mengurangi nyeri. Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dan
menganjurkan pasien utnuk istirahat siang

20-06-2015, 14.10 oleh albertus


Melakukan timbang terima pasien dair shift pagi ke shift sore. Pasien tampak
sedang istirahat. Terpasang infus KA-EN 3B 20 tts/i
14.45 (dx 1,2) oleh Albertus
Mengkaji keadaan pasien, pasien mengatakan nyeri pada ulu hati masih ada,
mual masih belum berkurang
15.00 (dx 3) oleh Sri wati
Menyajikan snack = 1 gelas teh manis
16.00 (dx 1,2,3) oleh Tris
Observasi vital sign
TD : 100/60 mmhg
T/P : 36,5/80 x/i
RR : 20 x/i
17.00 (DX 1) oleh Shady/sriwati
Kolaborasi pemberian propepsa 5 gr 15 cc melalui oral

17.40 (dx 3) oleh Tris


Menyajikan makanan klien berupa diet lunak 1 porsi dan
menganjurkan pasien untuk makan
18.30 (dx1) oleh Tris
Mengkaji keadaan pasien. Pasien mengatakan badan masih
lemas dan nyeri pada ulu hati masih ada. Skala nyeri 4
19.00 (dx1,2,3) oleh Shandy/Sri wati
Kolaborasi pemberian obat pantazol, 1 tab, mukosta 1 tab,
sinkronik 1 tab, lactulac 1 sdt, myonal 1 tab
20.00 (dx 1,2,3) oleh albertus
Melakukan observasi vital sign
TD : 100/60 mmHg
T/P : 37/82
RR : 22 x/i

26-06-15, 07.20 oleh ezra


Melakukan timbang terima pasien dari shift malam ke
shift pagi. Pasien tampak berbaring di atas tempat tidur
07.30 (dx 1) oleh Ruth/Hotmian
Kolaborasi pemberian obat propepsa 15 cc
07.40 (dx 3) oleh joshua
Menyajikan makan pasien diet lunak 1 porsi dan
menganjurkan pasien untuk makan

20.00 (dx 1,2,3 ) oleh stefani


Observasi vital sign
TD : 100/70 mmHg
T/P : 37/80
RR : 20 x/i
27-06-2015, 07.30 oleh erni
Mengkaji keadaan pasien, pasien sedang sedang berbaring di atas
tempat tidur, infus KAEN 3 B 20 tetes /menit
07.45 (dx 3) oleh erni
Menyajikan diet pagi diet lunak 1 porsi dan menganjurkan pasien
utnuk makan
08.00 (dx1) oleh Shandy/Sri wati
Kolaborasi pemberian propepsa sirup 15 cc melalui oral
09.00 (1,2,3) oleh srti wati
Mengkaji keadaan pasien. Pasien sudah merasa sehat, tidak ada nyeri
dan mual dan makan pagi habis 1 porsi. Pasien berencana pulang hari
ini

11.00 (dx 1,2,3) oleh erni


Obervasi vital sign
TD : 110/70 mmHg
T/P : 36/80
RR : 20 x/menit
12.00 (dx 3) oleh sri
Menyajikan makan siang pasien 1 porsi dan menganjurkan untuk
makan
13.00 (1,2,3) oleh erni
Mengkaji keadaan pasien. Pasein sudah membaik dan sudah
diperbolehkan pulang oleh dokter abiran

EVALUASI
KEPERAWATN

25 juni 2015
1.
S : klien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti
terbakar
O : KU : komposmentis
Skala nyeri : 4
TD : 100/60 mmHg
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi,pantau TTV,kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat,pantau skala nyeri
2.

S : klien mengatakan adanya mual pada saat lapar


dan ketika merasakan nyeri
O : KU : lemas, komposmentis
muntah 2-3 kali sehari kira kira 100cc
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
pantau frekuensi muntah

3.

S : klien mengatakan tidak selera makan


O:
tinggi badan 162cm
berat bedan 48 kg
IMT 18,32 kg (kurus)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi,pantau asupan nutrisi dan
berat badan klien
20.00

1.
S : klien mengatakan nyeri pada ulu hati
masih ada
O : KU : komposmentis
Skala nyeri 4
TD : 100/60 mmHg
Infus terpasang asering 20 tts/i
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan pemberian obat resep dokter dan pantau
skala nyeri

2. S : klien mengatakan mual belum


berkurang
O : pasien berbaring lemah di tempat tidur
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
pantau frekuensi muntah dan
kolaborasi dengan dokter
3. S : klien mengatakan belum ada
O : KU : lemas
A : masalah belum teratasi,makanan
habis setengah porsi
P : pantau asupan nutrisi dan lanjutkan
intervensi

26 juni 2015
13.00
1.
S : pasien mengatakan nyeri pada ulu
hati masih ada
O : KU : komposmentis
skala nyeri 3
TD : 100/60 mmHg
terpasang infus asering 20 tts/i
A : masalah belum sepenuhnya teratasi
P : lanjutkan intervensi
pantau TTV,lanjutkan pemberian obat
dan pantau skala nyeri

2. S : klien mengatakan mual masih ada


O : KU : komposmentis
muntah 1-2 kali per hari kira kira 70cc
A : masalah sedikit teratasi
P : pantau frekuensi muntah
3. S : klien mengatakan selera makan sudah
ada
O : Berat badan 48 kg
A : masalah sedikit teratasi
P : pantau berat badan klien dan pantau
asupan nutrisi

20.00
1. S : klien mengatakan nyeri ulu hati masih
ada
O : KU : komposmentis
skala nyeri 2
TD : 100/70 mmHg
A : masalah masih belum teratasi
P : lanjutkan intervensi,pantau TTV,
lanjutkan pemberian obat dan pantau skala nyeri
2. S : klien mengatakan mual masih ada
O : pasien sedang duduk di tempat
tidur
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi,pantau frekuensi
muntah

3. S : klien mengatakan slera makan sudah ada


dan pasien mampu menghabiskan porsi diet lunak
O : klien masih terlihat lemas
A : masalah belum teratasi penuh
P : pantau asupan nutrisi dan lanjutkan
intervensi
27 juni 2015
13.00
1. S : nyeri ulu hati tidak ada lagi
O : KU : komposmentis
Skala nyeri 1
TD : 110/70 mmHg
A : masalah sudah teratasi
P : pertahankan intervensi keperawatan

2. S : klien mengatakan tidak ada rasa


mual lagi
O : pasien mampu melakukan aktifitas
sendiri
A : masalah sudah teratasi
P : pertahankan intervensi keperawatan
3. S : klien mengatakan sudah mampu
makan seperti biasa mengahabiskan 1 porsi
makan lunak dan lauk pauk
O : klien terlihat segar dan aktif
A : masalah nutrisi sudah teratasi
P : pertahankan intervensi keperawatan
dan anjurkan pasien makan teratur

Anda mungkin juga menyukai