: 239,3 Ha
2. Jumlah Penduduk
: 39063 orang
1
2
3
4
5
Kelurahan
Sawah lama
Sawah brebes
Kebun jeruk
Tanjung agung
Kota baru
Jumlah
Luas wilayah
Jumlah
Total
Rata-rata
(ha)
penduduk
L
P
2938
3032
4052
4181
2399
2469
3371
3478
6469
6674
19224 19834
5970
8233
4868
6849
13143
39063
6,5
4,7
8,02
3,7
2,9
25,82
20,3
46,0
25,0
13,0
135,0
239,3
jumlah bayi atau balita yang berada di puskesmas kampung sawah sebanyak 800
anak. Dari 30 posyandu dan diambil sample sebanyak 90 anak.
Jumla
h
48
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Anak
10
12
40
13
10
60
23
22
25
21
20
37
19
9
42
19
21
32
23
23
38
34
24
42
22
20
58
22
21
26
12
800
49
Tabel 4. Cakupan imunisasi dasar untuk masing-masing jenis imunisasi
Jenis imunisasi Persentase
BCG
87
Polio-1
100
Polio-2
96
Polio-3
94
Polio-4
87
Hepatitis B0
97
Hepatitis B1
93
Hepatitis B2
93
DPT-1
94
DPT-2
91
DPT-3
87
Campak
87
Sumber: Puskesmas Kelurahan kampung sawah (2014)
B.
Hasil
Penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan status ekonomi dengan
kelengkapan imunisasi wajib pada anak usia 1 tahun di wilayah kerja puskesmas
kampung sawah Bandar Lampung telah dilakukan pada bulan November 2014- Januari
2015. Jumlah populasi penelitian adalah 800 anak dan yang memenuhi kriteria inklusi
untuk menjadi responden (sampel) berjumlah 90 anak.
1. Analisis Univariat
50
a.
Jumlah
14
38
38
90
Persentase
15.6
42.2
42.2
100.0
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 38 orang tua bayi (42,2 %) yang memiliki
pengetahuan baik mengenai imunisasi, terdapat 38 orang tua bayi (42,2 %) yang
memiliki pengetahuan cukup baik dan 14 orang tua bayi (15,6 %) yang memiliki
pengetahuan kurang baik mengenai imunisasi.
b.
Jumlah
18
72
90
Persentasi
20.0
80.0
100.0
c.
Kelengkapan Imunisasi
Distribusi kelengkapan imunisasi disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 7. Distribusi Kelengkapan Imunisasi
51
kelengkapan_imunisasi
Tidak Lengkap
Lengkap
Total
Jumlah
17
73
90
Persentasi
18.9
81.1
100.0
2. Analisis Bivariat
a. Analisis Bivariat Deskriptif
1. Distribusi Pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan Imunisasi
Distribusi pengetahuan orangtua terhadap kelengkapan imunisasi disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 8. Distribusi Pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan Imunisasi
Pengetahuan
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Total
Tidak lengkap
jumlah presentasi
9
10.0%
3
3.3%
5
5.6%
17
18.9%
kelengkapan_imunisasi
Lengkap
Total
jumlah presentasi jumlah presentasi
5
5.6%
14
15.6%
35
38.9%
38
42.2%
33
36.7%
38
42.2%
73
81.1%
90
100.0%
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 90 orangtua bayi terdapat 38 orang tua (42,2
%) yang memiliki pengetahuan baik terhadap Imunisasi. Dari jumlah tersebut
terdapat 33 orang tua bayi (36,7 %) melengkapi tindakan imunisasi dan 5
orang tua bayi (5,6 %) tidak melengkapi tindakan imunisasi.
52
Orang tua bayi yang memiliki pengetahuan cukup baik terhadap imunisasi
berjumlah 38 orang (42,2 %). Dari jumlah tersebut terdapat 35 orang tua bayi
(38,9 %) yang melengkapi tindakan imunisasi dan 3 orang tua bayi (3,3 %)
tidak melengkapi tindakan imunisasi
Orang tua bayi yang memiliki pengetahuan kurang baik terhadap imunisasi
berjumlah 14 orang (15,6 %). Dari jumlah tersebut terdapat 5 orang tua bayi
(5,6 %) yang melengkapi tindakan imunisasi dan 9 orang tua bayi (10,0 %)
tidak melengkapi tindakan imunisasi
2.
Rendah
(1.300.000
)
Tinggi
(>1.300.000
)
Total
kelengkapan_imunisasi
Tidak lengkap
lengkap
Total
presentas jumla presentas jumla presentas
jumlah i
h
i
h
i
10
11.1%
8.9%
18
20.0%
7.8%
65
72.2%
72
80.0%
17
18.9%
73
81.1%
90
100.0%
53
Keluarga yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah terhadap imunisasi
berjumlah 18 orang tua bayi (20,0%). Dari jumlah tersebut terdapat 8 keluarga
(8,9%) yang melengkapi imunisasi dan 10 keluarga (11,1%) yang tidak
melengkapi imunisasi.
Koefisien
Tingkat
pengetahuan
Korelasi (r)
Signifikansi (pvalue)
Koefisien
Tindakan
IMUNISASI
Korelasi (r)
Signifikansi
(p-value)
Tingkat
Tindakan
pengetahuan
Imunisasi
1.000
0.295
0.005
0.295
1.000
0.005
Dari hasil analisis bivariat analitik dengan menggunakan uji rank spearman
pada hubungan pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi didapatkan pvalue = 0,005 dan r = 0,295
2.
Hubungan
Tingkat
Kelengkapan imunisasi
Sosial
Ekonomi
Keluarga
Terhadap
54
Analisis hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi dengan
menggunakan uji Chi- Square, disajikan pada tabel berikut :
Chi Square
Sosial
Signifikansi (p-
Ekonomi
value)
19,744
0.000...
Dari hasil analisis bivariat analitik dengan menggunakan uji chi-square pada
hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi didapatkan nilai
chi-square = 19,744 dan p-value = 0,000.
C.
1.
Pembahasan
Analisis Univariat
Dari hasil analisis univariat pengetahuan orang tua bayi terhadap kelengkapan
imunisasi, dapat diketahui bahwa dari 90 responden yang memiliki pengetahuan baik
mengenai imunisasi berjumlah 38 (42,2%) responden, yang memiliki pengetahuan
cukup baik mengenai imunisasi berjumlah 38 (42,2%) dan sisanya yaitu 14 (15,6%)
responden memiliki pengetahuan kurang baik mengenai imunisasi. Pengetahuan baik
disini berarti responden tahu tentang imunisasi, hal-hal yang berhubungan dengan
imunisasi dan waktu pemberian imunisasi serta pemberian imunisasi dasar lengkap
yang ideal.
55
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Orang tua bayi terhadap imunisasi
Dari hasil analisis data, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki
pengetahuan baik mengenai imunisasi sebanyak 38
responden (42,2%).
Responden yang termasuk dalam kriteria ini adalah responden yang dapat
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
pada
kuesioner
dengan
kriteria
nilai
berdasarkan total skor lebih besar dari 80. jumlah responden yang memiliki
pengetahuan cukup baik mengenai imunisasi sebanyak 38 responden (42,2%).
Responden yang termasuk dalam kriteria ini adalah responden yang dapat
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
pada
kuesioner
dengan
kriteria
nilai
56
berdasarkan total skor 70 -80. Sedangakan sisanya 14 responden (15,6%)
memiliki pengetahuan kurang baik mengenai imunisasi.
Dari hasil analisis bivariat deskriptif diketahui bahwa dari 38 responden (42,2%)
yang memiliki pengetahuan baik terdapat 33 responden (36,7%) yang melengkapi
tindakan imunisasi dan 5 responden (5,6%) yang tidak melengkapi tindakan
imunisasi. untuk responden yang memiliki pengetahuan cukup baik yaitu 38
(42,2%) responden terdapat 35 responden (38,9%) melengkapi tindakan imunisasi
dan 3 responden (3,3%) tidak melengkapi tindakan imunisasi. Dan untuk
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 14 (15,6%) responden
terdapat 5 responden (5,6%) melengkapi tindakan imunisasi dan 9 responden
(10,0%) tidak melengkapi tindakan imunisasi.
Oleh karena itu hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yang menyatakan ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi,
57
dapat diterima. Sehingga dapat dinyatakan adanya keeratan lemah pada hubungan
pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi.
Hal ini didukung oleh penelitian (Ranuh, 2008 ), yang menyatakan bahwa
pengetahuan dan sikap orang tua terutama ibu sangat penting untuk memahami
tentang manfaat imunisasi bagi anak Indonesia.
Hal ini juga didukung oleh (Ayubi, 2009) yang menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah status ekonomi dan tingkat
pengetahuan ibu. Status ekonomi dan pengetahuan tentang imunisasi akan
mempengaruhi motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya dengan tepat sesuai
jadwal yang telah ditentukan.
Rendahnya tingkat penegetahuan orang tua akan pentingnya imunisasi bagi anak
serta status ekonomi yang rendah juga berperan dalam mempengaruhi prilaku
orang tua untuk mengikut sertakan dalam kegiatan imunisasi (Widyaastuti, 2008).
Pengetahuan itu sendiri merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasaan dan perabaan. Pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan juga dapat di definisikan sebagai kumpulan informasi yang di
perbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan
sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau
58
lingkungannya. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku terbuka (Notoatmodjo, 2010).
b.
Hubungan
Tingkat
Sosial
Ekonomi
Keluarga
terhadap
IMUNISASI
Dari hasil analisis data, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki tingkat
sosial ekonomi tinggi sebanyak 72 responden (80%). Responden yang termasuk
dalam kriteria ini adalah responden yang dapat mengisi pertanyaan pada kuesioner
dalam kelompok pertanyaan jumlah pendapatan keluarga perbulan dengan
kriteria nilai berdasarkan total skor lebih besar dari Rp. 1.300.000,00. Sedangakan
sisanya 18 responden (20%) memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah.
Responden yang termasuk dalam kriteria ini adalah responden yang dapat mengisi
pertanyaan pada kuesioner dalam kelompok pertanyaan jumlah pendapatan
keluarga perbulan dengan kriteria nilai berdasarkan total skor lebih kecil dari Rp.
1.300.000,00.
Kemudian dari hasil kedua analisis tersebut, dilakukan analisis bivariat untuk
menentukan analisis variasi distribusinya. Dari hasil analisis bivariat deskriptif
diketahui bahwa dari 72 responden (80%) yang memiliki tingkat sosial ekonomi
tinggi terdapat 65 responden (72,2%) yang melengkapi tindakan imunisasi dan 7
responden (7,8%) yang tidak melengkapi tindakan imunisasi. Dan untuk
responden yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah yaitu 18 responden (20%)
terdapat 8
59
Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Menurut Faturrahman dan Mollo
(1995) dalam Sumiarto yaitu tingkat pendapatan berkaitan dengan kemiskinan
yang akan berpengaruh pada status kesehatan masyarakat (Sumiarto, 1993).
Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka pendapatan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai kesehatan
lingkungan (Sumiarto, 1993).
Penelitian terhadap status sosial ekonomi yang rendah memliliki tingkat kesehatan
yang lebih rendah dibandingkan dengan status sosial ekonomi yang tergolong
tinggi. Beberapa studi telah mencari bukti nyata didalam kondisi kehidupan
dengan menjadikan kemiskinan sebagai objeknya dan berbagai penjelasan yang
tidak adekuat untuk menjelaskan perbedaan kesehatan diantara sosial ekonomi
rendah dengan sosial ekonomi tinggi (Widyastuti, 2008)
60
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa kelemahan dan
keterbatasan yang pada umumnya disebabkan oleh :
1.
Ketidakbiasaan responden menjadi obyek penelitiaan menyebabkan sedikit
keragu-raguan dalam merespon kuesioner yang diberikan. Banyak responden
yang meminta kejelasan tujuan dan konsekuensi dari hasil jawabanya, walaupun
telah diberikan arah dan penjelasan mengenai maksud dan tujuannya sehingga
responden benar-benar memberikan respon secara jujur dan obyektif.
2.
Ketiga variabel yang diukur memiliki kemungkinan masih terdapat
3.
4.
61
A. Simpulan
1. Pengetahuan orang tua bayi mengenai imunisasi pada wilayah kerja puskesmas
kampung sawah kota Bandar Lampung sebagian besar baik, yaitu sebanyak 38
(42,2%) responden memiliki pengetahuan baik, 38 (42,2%) responden memiliki
pengetahuan cukup baik dan 14 responden (15,6%) memiliki pengetahuan kurang
baik.
2. Tingkat sosial ekonomi keluarga pada wilayah kerja puskesmas kampung sawah kota
Bandar Lampung sebagian besar tingkat sosial ekonomi tinggi, yaitu 72 responden
(80%) dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi dan 18 responden (20%) dengan
tingkat sosial ekonomi yang rendah.
3. Kelengkapan imunisasi bayi di wilayah kerja puskesmas kampung sawah kota Bandar
Lampung sebagian besar melengkapi tindakan imunisasi yaitu 73 responden (81,1%)
melengkapi imunisasi dan 17 responden (18,9%) yang tidak melengkapi tindakan
imunisasi.
4. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua bayi terhadap
Kelengkapan imunisasi.
62
5. Adanya hubungan yang bermakna antara tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap
Kelengkapan imunisasi.
63
B. Saran