mengenai hak dan kewajiban sebagai manusia pancasila sesuai dengan ketetapan MPRS
No. IV / 1973 dan berbuat selaras dengan pengertian itu.
2. Supaya anak-anak tamatan suatu sekolah memiliki salah satu keterampilan atau
kecakapan khusus, yang merupakan bekal untuk hidupnya dalam masyarakat.
3. Supaya anak-anak tamatan suatu sekolah memiliki dasar-dasar ilmu pengetahuan yang
kokoh serta keterampilan untuk melanjutkan pendidikannya ke sekolah yang lebih tinggi.
Secara singkat, administrasi pendidikan di sekolah brtujuan menciptakan situasi yang
memungkinkan anak mempunyai pengetahuan dasar yang kuat untuk melanjutkan pelajaran,
mempunyai suatu kecakapan dan keterampilan khusus untuk dapat hidup sendiri dan dalam
masyarakat, serta mempunyai sikap hidup sebagai manusia pancasila dengan pengabdian untuk
pembangunan masyarakat pancasila Indonesia.
C. Fungsi Administrasi Pendidikan
Fungsi umum administrasi yang oleh Henri Fayol dikatakan berlaku bagi setiap organisasi. Lima
fungsi administrasi yang dikemukakannya (1916) adalah: planning, organization, comamd,
coordination dan control. Kelima fungsi ini kemudian diulang, direvisi dan disempurnakan oleh
ahli-ahli lain dengan mengidentifikasikan elemen-elemen dalam proses administrasi. Akhirnya
pada 1950, Sears menyangkal klasifikasi Fayol tersebut, dan Fowlkee pada 1951 mengenal
bahwa administrasi pendidikan merupakan sesuatu yang sifatnya kompleks dan tentu
mengandung unsure: perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Sebagai penyimpul adalah Gregg,
ahli ini menyarankan dilakukannya analisis terhadap proses administrasi.
Adapun proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut :
Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan untuk
dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian (Organizing)
Kerja sama sekelompok manusia yang terlibat dalam kegiatan ini disebut sebagai
pengorganisasian.
Dengan demikian maka pada tahap perencanaan telah terwujud adanya bagian-bagian atau unitunit, yang secara keseluruhan membentuk satu berjenjang, yang dikenal dengan nama struktur
organisasi. Gambarnya disebut organigram.
Penunjukkan Personal (Staffing)
Staffing adalah pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan
tugas kegiatannya.
Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah suatu usaha untuk memberikan penjelasan, petunjuk serta pertimbangan dan
bimbingan terhadap para petugas yang terlibat, baik secara structural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
Pengkoordinasian (Coordinating)
Pengkoordinasian adalah suatu usaha untuk memadu, menyatukan, menserasikan,
mengintegrasikan semua kegiatan yang ada dalam suatu organisasi agar pencapaian tujuan
bersama dapat berjalan dengan serasi dan seimbang.
Pelaporan (Reporting)
Pelaporan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh bawahan untuk menyampaikan hal-hal
yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu.
Pembiayaan (Budgeting)
Pembiayaan adalah semua urusan yang berkaitan dengan masalah dana
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Bidang-bidang yang tercakup dalam administrasi pendidikan adalah sangat banyak dan luas.
Yetapi yang sangat penting dan perlu diketahui oleh para kepala sekolah dan guru-guru pada
umumnya ialah sebagai berikut:
Bidang tata usaha sekolah, ini meliputi:
1) Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
2) Anggaran belanja keuangan sekolah.
3) Masalah kepegawaian dan personalia sekolah.
4) Keuangan dan pembukuannya
5) Korespondensi / surat menyurat
6) Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian buku induk, raport
dan sebagainya
Bidang personalia murid, yang meliputi antara lain:
1) Organisasi murid
2) Masalah kesehatan murid
3) Masalah kesejahteraan murid
4) Evaluasi kemajuan murid
5) Bimbingan dan penyuluhan bagi murid
Bidang personalia guru, meliputi antara lain:
1) Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
2) Organisasi personel guru
3) Masalah kepaegawaian
4) Masalah kondite dan evaluasi kemajuan guru
5) Refreshing dan up-grading guru-guru
Bidang pengawasan (supervisi), yang meliputi anatara lain:
1) Usaha membangkitkan semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan
tugasnya masing-masing sebaik-baiknya.
2) Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid dan pegawai
tata usaha sekolah.
3) Mengusahakan dan membuat pedoman cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan
pengajaran.
4) Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru pada umumnya.
Bidang pelaksanaan dan pembinaan kurikulum:
1) Berpedoman dan mengetrapkan apa yang tercantum dalam kuriulum sekolah yang
bersangkutan, dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
2) Melaksanakan organisasi kurikulum beserta metode-metodenya, disesuaikan dengan
pembaruan pandidikan dan lingkungan masyarakat.
Prinsip-prinsip Administrasi
Administrasi sebagai sebuah sistem dan mekanika, harus memenuhi syarat-syarat atau prinsipprinsip. Prinsip-prinsip administrasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Adanya kegiatan kerjasama yang dilakukan sekelompok manusia.
2) Adanya penataan atau pengaturan dalam kerjasama.
berdasarkan peraturan atau hukum yang berlaku, menetapkan pola kegiatan, dan menekan pada
koordinasi dan hierarki kewenangan
@ Organisasi sosial
Organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan yang tidak formal tetapi secara implisit terpaut
dengan pola kerja yang longgar dan bahkan tidak ada hierarkis kewenangan termasuk kedalam
jenis ini
@ Organisasi informal
Organisasi yang terbentuk dalam organisasi formal tetapi tidak termasuk dalam struktur atau
peraturan yang tertulis.
Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan
Dalam kamus bahasa Indonesia (Poerwadarminta). Pengertian dasar semua dengan asas, yang
berarti suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir atau pendapat.
Administrasi akan berhasil baik bila memiliki dasar-dasar yang tepat. dasar diartikan sebagai
suatu kebenaran fundamental yang menjadi landasan dan pedoman bertindak dalam kehidupan
masyarakat.
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat dicapai sukses
dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi, antara lain :
@ Prinsip efisien yaitu
Seorang administrasi akan berhasil dalam tugasnya bilamana dia efisien dalam menggunakan
semua sumber tenaga dana dan fasilitas yang ada.
@ Prinsip pengelolaan yaitu :
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan
pekerjaan manajemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan
pemeriksaan (pengontrolan)
@ Prinsip pengutamaan tugas dan pengelolaan
Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang
sama, seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya
tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya
berkecimpung dalam tugas-tugasnya operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai.
Makin rendah taraf suatu organisasi, berarti semakin banyak pekerjaan operatif yang harus
dilakukan oleh administrator
@ Prinsip kepemimpinan yang efektif
Seorang administrator yang berhasil dalam tugasnya apabila ia menggunakan gaya
kepemimpinan yang efektif, yakni yang memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar
manusia (human relationship), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi (sikon)
yang ada. Prinsip keempat ini perlu penjelasan. Administrator akan berhasil dalam
melaksanakan tugasnya apabila ia sebagai pemimpin harus memelihara hubungan baik antara
bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas
bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Ia tidak boleh terlalu
mementingkan hubungan baik dengan anggotanya sehingga mengorbankan penyelesaian tugas
secara baik dan tepat waktu. Dengan demikian, gaya kepemimpinan yang tepat adalah
memperhitungkan taraf kematangan anggota organisasi dengan situasi yang ada, bila telah
terbina hubungan dengan baik, tetapi kesadaran untuk bekerja dari para anggota belum
memadai, maka pemimpin harus berusaha menciptakan kesadaran kepada bawahannya untuk
Semua kegiatan pendidikan harus beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi pendidikan
di sekolah merupakan komponen dalam sistem pendidikan maka untuk menjamin tercapainya
tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi sandaran orientasi bagi
pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
4. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas ini merupakan landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan
administrasi di sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki yang
saling berhubungan.
5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat ataupun
pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam proses belajar
mengajar. Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu digunakan sebagai
landasan operasional.
Prinsip merupakan sesuatu yang di buat sebagai pegangan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan antara lain :
1. Adanya sumber daya manusia (SDM) atau sekelompokmanusia (sedikitnya dua orang)
untuk ditata
2. Adanya tiugas/fungsi yang harus dilaksanakn maksudnya ada sebuah kerjasama dari
sekelompok orang
3. Adanya penataan/pengaturan dari kerjasama tersebut
4. Adanya non manusia seperti peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan yang harus
ditata
5. Adanya tujuan yang hendak di capai bersama dari kerjasama tersebut.(Purwanto:2007
membatasi kekuasaan, negara yang demikian maka dibuatlah undang-undang, dan konstitusi
suatu negara. Inti dari pelaksanaan kekuasaan ialah apabila terdapat kerelaan dari seluruh warga
negara untuk menerima perintah dan patuh.
BAB II
ISI
2.1 KEKUASAAN
2.1.1. Pengertian
Kekuasaan adalah kemampuan sesorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah
laku sesorang atau sekelompok orang lain sehingga tingkah lakunya menjadi sesuai dengan
keinginan/tujuan seseorang/kelompok orang yang mempunyai kekuasaan tersebut. (Miriam
Budiarjo)
Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat
akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakantindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu. (Max Webber)
Kekuasaan adalah hasil pengaruh yang diinginkan sesorang atau sekelompok orang. Kekuasaan
merupakan konsep kuiantitaif, karena dapat dihitung hasilnya. Misalnya, berapa lias wilayah
jajajahan, berapa banyak orang yenag berhasil dipengaruhi, berapa lama berkuasa, dll. (Inu
Kencana Syafiie)
Kekuasaan Politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum (pemerintah) baik
terbentuknya mapun akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan penegang kekuasaan sendiri.
Kekuasaan politik merupakan bagian kekuasaan sosial yang fokusnya ditujukan kepada
pengendalian negara terhadap tingkah laku sosial masyarakat, ketaatan masyarakat, dan
mempengaruhi aktivitas negara di bidang administratif, legislatif, dan yudikatif. (MIRIAM
BUDIARJO)
2.1.2. Sumber Kuasaan
1. Legitimate Power. Kekuasaan yang berasal dari pengangkatan.
Contohnya, Camat diangkat oleh kepala daerah.Termasuk pengangkatan seorang putera mahkota
(pangeran) untuk menjadi raja.
2. Coersive Power. Kekuasaan yang berasal dari hasil kekerasan.
Contohnya, hasil kudeta, pemberontakan, pembunuhan politik, dan revolusi. Jatuhnya presiden
Marcos di Philipina oleh Corazon Aquino lewat people power. Jatuhnya kekaisaran Lousie di
Perancis, ditandai dengan penyerbuan ke penjara Bastille dan pemotongan kepala keluarga raja.
3. Expert Power. Perolehan kekuasaan yang berasal dari keahlian.
Misalnya, dokter diangkat menjadi kepala rumah sakit atau menjadi menteri kesehatan, tentara
diangkat dan diberi kewenangan di bidang pertahanan dan keamanan, dll.
4. Reward Power. Sumber kekusaan yang berasal dari pemberian.
Misalnya, tuan tanah yang kaya raya akan dituruti perintahnya oleh para pekerja selama tuan
tanah tersebut memberikan gaji/upah. Apabila tidak ada gaji/upah sebagai bentuk pemberian,
maka pekerja tidak akan bekerja atau menuruti perintah tuan tanah.
5. Reverent Power. Sumber kekusaan yang berasal dari daya tarik atau kharisma. Kekaguman
orang kepada Bung Karno, orator ulung, pidato berapi-api, pandai membangkitkan semangat
rakyatsehingga dipilih kembali menjadi presiden. Kekaguman orang kepada Soeharto, The
Smilling General dan kepiwaiannya membangunsehingga dipilih kembali menjadi presiden.
2.1.3. Unsur-Unsur Kekuasaan
1. Wewenang : adalah kekuasaan yang resmi, mengandung keabsahan (legitimacy), melalui suatu
proses pengangkatan, adanya surat tugas. Keabsahan adalah konsep bahwa kedudukan seseorang
atau kelompok penguasa diterima baik oleh masyarakat, karena sesuai dengan azas-azas dan
prosedur yang berlaku dan yang dianggap wajar.
Contoh : Seorang atasan mempunyai hak dan kewajiban menegur bawahannya ketika melakukan
sesuatu yang menyalahi aturan. Misalnya dengan teguran secara lisan maupun tulisan (surat
peringatan).
2. Paksaan : adanya tekanan/ancaman/tuntutan untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak
diinginkan. Hal ini sesuai dengan teori Obidience, yang definisinya adalah patuh, perilaku
seseorang yang disebabkan adanya tuntutan tertentu dari pihak lain (seperti orang
tua,kelompok,lingkungan atau instansi pemerintah).
Contoh : Tindakan premanisme,, seorang preman yang merasa dirinya memiliki kekuasaan di
suatu daerah, senantiasa dia bertindak semena-mena, misal dalam sebuah pasar,,seringkali dia
meminta uang secara paksa kepada para pedagang yang berjualan disana.
3. Manipulatif : adalah sebuah proses rekayasa dengan melakukan penambahan, pensembunyian,
penghilangan atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas, kenyataan,
fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem perancangan sebuah tata sistem
nilai. Manipulatif erat kaitannya dengan Cuci Otak (Brain Wash) yang artinya adalah sebuah
upaya rekayasa pembentukan ulang tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi
sebuah tata nilai baru, praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi, dalam
psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan obat-obatan dan sebagainya.
Pengertian
Wewenang adalah kekuasaan yang terdapat pada seseorang karena mendapat pengakuan
atau dukungan dari masyarakat. Kewenangan menimbulkan hak-hak tertentu pada penguasa
yang memungkinkan ia melakukan suatu kebijakan.
Sifat dari kewenangan adalah top-down, dari penguasa ke rakyat. Wewenang timbul,
karena dukungan dari rakyat tersebut memberikan semacam hak bagi penguasa untuk melakukan
kebijakan berkaitan dengan tugasnya. Hubungan timbal-balik tersebut timbul karena adanya
suatu kesepahaman antara yang memimpin dan dipimpin.
Kekuasaan dalam arti kewenangan diartikan bahwa pemegang kekuasaan memiliki sifatsifat yang sesuai dengan cita-cita dan keyakinan sebagian besar masyarakatnya. Kewenangan ini
tidak sama pada setiap pemegang kekuasaan.
2.2.2
Sumber Kewenangan
Sumber kewengan untuk memerintah diuraikan sebagai berikut
Hak memerintah berasal dari tradisi. Artinya, kepercayaan yang telah berakar dipelihara secara
terus menerus oleh masyarakat,
Hak memerintah berasal dari Tuhan, Dewa, atau Wahyu. Atas dasar itu, hak memerintah
dianggap bersifat sakral,
Hak memerintah berasal dari kualitas pribadi sang pemimpin, baik penampilannya yang agung
dan diri pribadinya yang populer maupun karena kharisma,
Hak memerintah berasal dari sumber yang bersifat instrumental seperti keahlian dan kekayaan
Kelima sumber kewenangan itu disimpulkan menjadi dua tipe kewenangan utama, yaitu
kewenangan yang bersifat prosedural dan substansi ,
Kewenangan yang bersifat prosedural ialah hak memerintah berdasarkan peraturan
perundangundangannya yang bersifat tertulis maupun tak tertulis, Kewenangan yang bersifat
substansi ialah hak memerintah berdasarkan faktor yang melekat pada diri pemimpin seperti
tradisi, sakral, kualitas pribadi dan instrumental,
Struktur masyarakat yang kompleks ditandai oleh diferensiasi struktur dan spesialisasi
peranan, dan hubungan impersonal yang sudah meluas sehingga masyarakat ini memerlukan
pengaturan-pengaturan yang bersifat tertulis dan rasional,
Sebaliknya masyarakat yang stukturnya masih sederhana cenderung menggunakan tipe
kewenangan substansial karena kehidupan lebih banyak berdasarkan pada tradisi, kepercayaan
pada kekuatan supranatural, dan kesetiaan pada tokoh pemimpin
2.2.3
Peralihan Kewenangan
Menurut Paul Conn, secara umum terdapat tiga cara peralihan kewenangan, yakni secara turun
temurun, pemilihan dan paksaan.
Secara turun temurun ialah jabatan dan kewenangan dialihkan pada keturunan atau keluarga
pemegang jabatan terdahulu.
Peralihan dengan pemilihan dapat dilakukan secara langsung melalui badan perwakilan rakyat,
Hal ini dipraktekan dalam sistem politik demokrasi.
Peralihan kewenangan secara paksaan ialah jabatn dan kewenangan terpaksa dialihkan kepada
orang atau kelompok lain tidak menurut prosedur yang telah disepakati, melainkan dengan
menggunakan kekerasan seperti revolusi dan kudeta, dan ancaman kekerasan (paksaan tak
berdarah)
2.2.4
2.3 LEGITIMASI
2.3.1
Pengertian
Konsep legitimasi berkaitan dengan sikap masyarakat terhadap kewenangan. Artinya
apakah masyarakat menerima dan mengakui hak moral pemimpin untuk membuat dan
melaksanakan keputusan yang mengikat masyarakat maka kewenangan itu dikategorikan sebagai
berlegitimasi. Hanya anggota masyarakat saja yang dapat memberikan legitimasi pada
kewenangan pemimpin yang memerintah,
Legitimasi dapat dibedakan pengertian kekuasaan, kewenangan, dan legitimasi. Apabila
kekuasaan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber yang
mempengaruhi proses politik, sedangkan kewenangan merupakan hak moral untuk menggunakan
sumber-sumber yang membuat dan melaksanakan keputusan politik (hak memerintah). Adapun
legitimasi merupakan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral tersebut.
2.3.2
Obyek Legitimasi
Suatu sistem politik dapat lestari apabila sistem poltik secara keseluruhan mendapatkan
dukungan seperti penerimaan dan pengakuan dari masyarakat.
Menurut Easton terdapat tiga objek dalam sistem politik yang memerlukan legitimasi
agar suatu sistem politik tidak hanya berlangsung secara terus-menerus, tetapi mampu pula
mentransformasikan tuntutan menjadi kebijakan umum, ketiga objek legitimasi ini meliputi
komunitas politik, rezim dan pemerintahan,
Sementara itu Andrain menyebutkan lima objek dalam sistem politik yang memerlukan
legitimasi agar suatu sistem politik tetap berlangsung dan fungsional, Kelima objek legitimasi ini
meliputi masyarakat politik, hukum, lembaga politik, pemimpin politik dan kebijakan.
Yang dimaksud dengan legitimasi terhadap komunitas politik ialah adanya kesediaan para
anggota masyarakat yang berasal dari berbagai kelompok yang berbeda latar belakang untuk
hidup secara rukun sebagai komunitas, Apabila dukungan terhadap komunitas politik belum
cukup tinggi maka dalam masyarakat terdapat masalah penciptaan identitas nasional (krisis
identitas). Manakala dukungan terhadap lembaga-lembaga politik masih lemah maka dalam
masyarakat terdapat krisis kelembagaan, Krisis kepemimpinan akan terjadi pada masyarakat
yang kurang mempercayai para pemimpin politik.
2.3.3
a.
Kadar Legitimasi
Pra legitimasi, ada dalam pemerintahan yang baru terbentuk yang meyakini memiliki
kewenangan tapi sebagian kelompok masyarakat belum mengakuinya
b.
Berlegitimasi, yaitu ketika pemerintah bisa meyakinkan masyarakat dan masyarakat menerima
dan mengakuinya.
c.
Tak berlegitimasi, ketika pemimpin atau pemerintah gagal mendapat pengakuan dari
masyarakat tapi pemimpin tersebut menolak untuk mengundurkan diri, akhirnya muncul tak
berlegitimasi. Untuk mempertahankan kewenangannya biasanya digunakan cara-cara kekerasan.
d.
2.3.4
Kedua, dengan cara menjanjikan dan memberikan kesejahteraan materiil kepada masyarakat,
seperti menjamin tersedianya kebutuhan dasar (basic needs).
Ketiga, dengan cara menyelenggarakan pemilihan umum untuk menentukan para wakil rakyat
untuk mengesahkan suatu kebijakan umum,
Krisis Legitimasi
Krisis legitimasi biasanya terjadi pada masa transisi. Selain itu, perubahan yang terjadi
dari suatu tingkat dan kualitas perkembangan menuju ke tingkat dan kualitas perkembangan
masyarakat berikutnya. Masyarakat semacam ini akan cenderung mempertanyakan setiap
kewenangan yang dianggap tidak mencerminkan aspirasi hidup dalam masyarakat,
Lucyan Pye menyebutkan empat sebab krisis legitimasi:
Kedua, persaingan yang sangat tajam dan tak sehat tetapi juga tak disalurkan melalui prosedur
yang seharusnya diantara para pemimpin pemerintahan sehingga terjadi perpecahan dalam tubuh
pemerintah
Ketiga, pemerintah tak mampu memenuhi janjinya sehingga menimbulkan kekecewaan dan
keresahan di kalangan masyarakat
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Unsur-unsur yang harus diketahui dalam memahami konsep kekuasaan, yaitu
kewenangan dan legitimasi. Keduanya merupakan dua hal yang sangat vital. Tanpa adanya
legitimasi dari masyarakat sangat sulit bagi penguasa untuk menjalankan kewenangannya.
Kewenangan tanpa legitimasi penuh masyarakat menyulitkan penguasa dalam menjalankan
program dan kebijakannya. Kewenangan merupakan akibat (hak moral) yang timbul sebab
adanya legitimasi (dukungan) dari masyarakat.
4. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
A.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha untuk memansiakan manusia. Subyek, obyek atau
sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu manusia
untuk
menumbuhkembangkan
keberadaan
manusia
yang
potensi-potensi
tidak
dapat
kemanusiaannya.
terlepas
dari
Oleh
lingkungannya
karena
maka
manusia
dapat
dikembangkan
melalui
pengalaman.
Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi secara efektif dan efisien antara
manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
manusia. Interaksi manusia dengan lingkungannya secara efektif dan efisien yang
memberikan
pengalaman
yang
dapat
mengembangkan
potensi-petensi
B.
PENGERTIAN SISTEM
Sistem berasal bari bahasa Yunani, yakni systema yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan . Istilah sistem merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak.
Sistem dapat diartikan sebagai seperangkat komponen atau unsur-unsur yang
saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang
terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai
sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak acak,
dan saling membantu untuk mencapai suatu hasil (produk). Sistem dapat pula
diartikan sebagai suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh (Amirin: 1992).
Mc. Ashan (1983) mendefinisikan sistem sebagai suatu strategi yang menyeluruh
atau
terencana
dikomposisi
oleh
suatu
set
elemen
yang
harmonis,
perut,
kaki,
tangan
dan
sebagainya.
Tiap-tiap
komponen
tersebut
merupakan sub sistem yang memiliki komponen-komponen yang disebut sub-subsistem, misalnya tangan memiliki komponen-komponen seperti tulang, kulit, daging,
fungsinya
masing-masing
namun
saling
berkaitan
atau
saling
berinteraksi satu sama lain sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan ciri-ciri umum suatu sistem
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
mengutamakan
mengutamakan
aspek
aspek
hafalan
ritual
dengan
dengan
mengabaikan
mengabaikan
aspek
aspek
sosial,
pemahaman,
C.
sistem dimaksud di pandang sebagai supra sistem. Misalnya saja kita sedang
menujukan pandangan kepada pendidikan maka sistem-sistem yang lain di luar
sistem pendidikan seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem
pasar, dan sebagainya dapat dipandang sebagai supra sistem.
Berjalannya
sebuah
sistem
adakalanya
berhubungan
dengan
supra
2.
lembaga pendidikan.
Memiliki pemroses. Pendidikan memproses peserta didik dalam aktivitas belajar
3.
4.
dan pembelajaran.
Menghasilkan output atau mengekspor energi, materi, dan informasi.
Merupakan kejadian yang berantai. Memproses peserta didik (input pendidikan)
kerusakan.
Memiliki alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.Segala
informasi yang terkait dengan pendidikan dimanfaatkan oleh penyelenggara
memperbaiki pendidikan.
Ada kestabilan yang dinamis. Pendidikan selalu dinamis mencari yang baru,
memperbaiki diri, memajukan diri agar tidak ketinggalan zaman, bahkan berusaha
8.
9.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Filsafat negara
Agama
Sosial
Budaya
Ekonomi
Politik
Demografi
Ketujuh faktor tersebut merupakan supra sistem dari sistem pendidikan.
Pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan berada dalam
tekanan supra sistemnya. Pendidikan tidak mungkin selalu mendahului gerak
E.
dipandang
sebagai
suatu
sistem,
maka
lembaga
pendidikan
Subsistem
Subsistem
Subsistem
Subsistem
tujuan
manajemen
prosesing peserta didik
lingkungan
2.
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Subsistem
Subsistem
Subsistem
Subsistem
Subsistem
Subsistem
Subsistem
Subsistem
materi pembelajaran
metode pembelajaran
alat dan media pembelajaran
lingkungan pembelajaran
manajemen dan administrasi kelas
siswa/mahasiswa
pendidik
pengawas atau supervisor
9.
F.
analisis
sistem
dalam
pendidikan
dimaksudkan
untuk
dengan
permasalahan
tersebut,
patut
diduga
bahwa
siswa
yang
atau
ada
sejumlah
mata
pelajaran
tidak
disukai
sehingga
enggan
tindakan
untuk
memecahkan
masalah.
Misalnya
saja,
jika
dari
yang
mengandung
perlu
diusahakan
kelemahan,
antara
menemukan
lain;
menemukan
hubungan
antar
komponen
yang
komponen
yang
G.
KESIMPULAN
hanya
dipengaruhi
dipengruhi
oleh
oleh
faktor-faktor
faktor-faktor
eksternal
internal
sebagai
melainkan
supra
juga
sistemnya.
sangat
Sebagai
komponen dari sistem kehidupan yang bersifat makro, di samping harus mengikuti
kemauan atau tekanan faktor-faktor yang ada dalam di dalam sistemnya sendiri,
pendidikan harus mampu melakukan antisipasi terhadap arah gerak faktor-faktor
luar atau supra sistemnya yang dapat menjadi dasar untuk mengadakan
pembaharuan di dalam tubuh pendidikan itu sendiri. Pendidikan hendaknya
memiliki kreasi dan inisiatif yang bisa ditunjukkan kepada supra sistemnya dan
sekaligus dapat berfungsi sebagai mercusuar terhadap lingkungannya sehingga
pendidikan dapat menjadi penerang, contoh, dan teladan bagi lingkungannya.
Sebagai suatu sistem, pendidikan memiliki komponen-komponen yang sangat
kompleks dan saling terkait serta berelasi satu sama lain. Penggunaan analisis
sistem merupakan cara yang tepat untuk memecahkan berbagai permasalahan
pendidikan. Prinsip utama penggunaan analisis sistem adalah berpikir secara
sistematis,
yakni
memperhitungkan
segenap
komponen
dalam
menangani
permasalahan pendidikan.