2. EMPERIANG
:
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK KESATU memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA menerima pekerjaan dari PIHAK KESATU untuk
melaksanakan pekerjaan yang di Sub Kontrakkan pada Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia,
Paket : Pembangunan Jalan Di Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten
Sintang (Paket 1) Provinsi Kalimantan Barat (PDTU.BATAS-35) Tahun
Anggaran 2015, Perincian lengkap pekerjaan seperti terlampir.
Pasal 3
Pasal 4
NILAI KONTRAK/HARGA BORONGAN
1. Nilai kontrak pekerjaan tersebut dalam pasal 2 surat perjanjian ini adalah
sebesar Rp. .
2. Amandemen kontrak akan dibuat apabila terdapat penambahan atau
pengurangan pekerjaan pada pasal 2.
Pasal 5
CARA PEMBAYARAN
1. Pembayaran harga borongan tersebut dalam pasal 4 diatas dilakukan dengan
cara terjamin sebagai berikut ;
2. Pembayaran pertama sebesar 10% dari nilai kontrak dengan ketentuan Pihak
Kedua memberikan kesanggupan dengan dibuktikan droping material serta
tenaga kerja dilapangan yang sama nilainya dengan 10% dari nilai kontrak.
3. Pembayaran selanjutnya dilakukan pada tiap bulan sekali dengan cara
melakukan opname bersama terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan,
dibuktikan dengan Berita Acara yang diketahui oleh Bouher.
4. Tahap-tahap pembayaran tersebut diatas dilakukan melalui Kantor PT. Prima
Mulia Karya di Sintang paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengajuan
kwitansi tagihan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU yang
dilampirkan dengan Berita Acara Progres Pekerjaan.
5. Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA berdasarkan progres
fisik dilapangan yang dicapai kali harga kontrak dipotong uang muka, untuk
pajak-pajak resmi seperti, PPN,PPH, Astek, Retribusi Kontrak menjadi tangung
jawab PIHAK KESATU, terkecuali Retribusi Galian C akan dipotong dan
diperhitungkan setiap pembayaran item pekerjaan.
Pasal 6
KETERLAMBATAN
Pasal 7
FORCE MAJURE
1. PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian yang timbul
yang disebabkan oleh keadaan force majure (keadaan memaksa).
2. Apabila terjadi force majure, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan
secara tertulis kepada PIHAK KESATU dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejak terjadinya force majure tersebut.
3. Force Majure yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini adalah gempa bumi,
peperangan, banjir, tanah longsor, dan kebijakan pemerintah yang
berpengaruh terhadap harga.
Pasal 8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Semua perselisihan yang timbul akan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat antar kedua belah pihak.
2. Apabila penyelesaian perselisihan secara musyawarah dan mufakat tidak
dapat dicapai, maka semua perselisihan yang timbul dalam perjanjian ini
akan diselesaikan dalam tingkat pertama dan terakhir menurut Peraturan
Prosedur Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) oleh arbiter-arbiter yang
ditunjuk menurut peraturan tersebut.
3. Penyelesaian perselisihan pembayaran tagihan akan diselesaikan dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
4. Penyelesaian selanjutnya untuk ayat 2 dan 3 akan diselesaikan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
5. Kedua belah pihak dalam perjanjian ini mengambil tempat kedudukan hukum
yang sah dan tetap pada Kantor Pengadilan Negeri Sintang.
Pasal 9
PENUTUP
PIHAK KEDUA
PIHAK KESATU
PT. PRIMA MULIA KARYA
EMPERIANG
Penyedia Sub Kon
YOHANES BUNTET
Direktur Utama