Anda di halaman 1dari 15

Kasus Bangsal

SEORANG BAYI LAKI_LAKI 10 BULAN DENGAN


B20 DAN CANDIDIASIS ORAL

Oleh:
Mega Aini Rahma
G99142069
Pembimbing:
Drg. Vita Nirmala, Sp. Pros., Sp. KG

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU GIGI DAN MULUT


FK UNS / RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
2015

BAB I
KASUS BANGSAL RSUD DR. MOEWARDI
A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. Z

Umur

: 10 bulan

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Masaran, Sragen

BB

: 4,5 Kg

PB

: 66 cm

Tanggal masuk

: 1 Desember 2015

Tanggal Pemeriksaan : 4 Desember 2015


Kamar

: Melati II/2E

No. CM

: 013193xx

B. ALLOANAMNESIS (Dengan Ibu Pasien)


1. Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh keluarga dengan keluhan batuk dan pilek serta
demam.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk ke Rumah Sakit Dr. Moewardi melalui poli anak dengan
keluhan batuk dan pilek. Batuk grok-grok disertai dengan sesak napas.
Pasien juga mengalami demam terus menerus. Demam selalu naik turun dan
bertambah tinggi 1 hari SMRS. Pasien sudah kurang lebih 1 bulan rutin
kontrol ke Poli Anak RS Dr. Moewardi dengan B20 dan tersangka TB paru.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat mondok

: (+) karena demam dan candidiasis oral di RS Dr Oen

pada November 2015


Riwayat sakit lainnya
Kejang

: disangkal

Alergi

: disangkal

Jantung

: disangkal

Asma

: disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit serupa
Riwayat DM

: disangkal
: disangkal

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat alergi

: disangkal

Riwayat jantung

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

5. Riwayat Lingkungan Sekitar


Berdasarkan alloanamnesis dengan ibu pasien, pasien tinggal bersama
dengan ibu, neneknya serta kakeknya. Sehingga rumah dihuni total oleh 4
orang. Lingkungan sekitar pasien, yaitu tetangga tetangganya, menurut
keterangan ibu pasien, tidak ada yang menderita keluhan serupa.
6. Riwayat Kehamilan
Ibu pasien mengaku tidak merasakan keluhan apapun saat hamil.
Ante natal care dilakukan secara rutin di bidan. Ibu pasien mengaku tidak
mengkonsumsi jamu ataupun obat selain yang diberikan oleh bidan.
Riwayat trauma saat hamil (-), riwayat pijat perut saat hamil (-).
7. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir spontan ditolong oleh bidan saat usia kehamilan 40
minggu, dengan berat lahir 3200 gram. Kondisi pada waktu lahir baik.
8. Riwayat Postnatal
3

Ibu pasien rutin membawa pasien ke puskesmas setiap bulan untuk


timbang badan, namun pasien tidak pernah mendapat imunisasi akibat
sering demam dan sakit.
9. Status Imunisasi
Jenis
Hepatitis B
Polio
BCG
DPT
Campak

0
0 bulan

II

III

IV

Kesan : Imunisasi belum terpenuhi sesuai usia menurut jadwal Kemenkes


Republik Indonesia Tahun 2014
10. Riwayat Perkembangan
Saat ini pasien berusia 10 bulan. Pasien sudah bisa tersenyum dan
memberikan respon ketika ada suara, namun pasien belum bisa mengangkat
kepalanya secara sempurna, memiringkan badannya dan belum bisa
merangkak.
Kesan : Keterlambatan perkembangan
11. Riwayat Nutrisi
Sampai saat ini, pasien mengkonsumsi F75 sesuai program terapi
tatalaksana gizi buruk dari dokter spesialis anak.
Kesan : kualitas dan kuantitas asupan gizi cukup

12. Pohon Keluarga


I

II

An. Z, 10 bulan

III

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. KeadaanUmum
Sikap / keadaan umum

: tampak lemah

Kesadaran

: komposmentis

Kesan Gizi

: gizi kesan buruk

2. Tanda vital
Suhu

: 38,1 C (per axilla)

Nadi

: 152 x/menit

Pernafasan : 50 x/menit
3. Perhitungan Status Gizi
BB

: 4,5 kg

PB

: 66 cm

Usia

: 10 bulan

BB/U = 4,5/9,2 x 100% = 48,9% Z score < -3 SD (severe


underweight)
PB/U = 66/73 x 100% = 90,4% Z score < -3 SD (severe stunted)

BB/TB = 4,5/7,5 x 100% = 62,6% Z score < -3 SD (gizi buruk)


Kesimpulan: gizi buruk ( severe underweight, severe stunted, gizi
buruk)
4. Kepala
Mesocephal, lingkar kepala: 39,5 cm (LK < -2 SD) (Nellhaus).
5. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), palpebra edema (-/-), mata cekung (-/-), sklera
ikterik (-/-)
6. Hidung
Napas cuping hidung (-), sekret (+/+), darah (-/-)
7. Mulut
Sianosis (-), Bibir pecah-pecah (-), mukosa basah (+), oral thrush (+) di
lingual, palatum dan mukosa bucal.
8. Telinga
Serumen (-/-)
9. Tenggorok
Tonsil (sde), faring hiperemis (sde)
10. Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar
11. Toraks
Bentuk : simetris, retraksi intercostal dan subcostal (+), iga gambang (+)
Pulmo :

Cor :

Inspeksi

: pengembangan dinding dada kanan = kiri

Palpasi

: fremitus sde

Perkusi

: sonor/sonor

Auskultasi

: suara dasar: vesikuler

Inspeksi

: iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: iktus kordis kuat angkat

Perkusi

: batas jantung kesan sde

Auskultasi

: bunyi jantung I II intensitas normal, bising (-)

12. Abdomen
Inspeksi

: dinding perut sejajar dengan dinding dada

Auskultasi : bising usus (+) normal


Perkusi

: timpani

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba

13. Ekstremitas
Akral dingin

edema

ADP kuat, CRT < 2 detik


D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah Tanggal 1 Desember 2015
Pemeriksaan
Hasil
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin
7.8
Hematokrit
28
Leukosit
3.9
Eritrosit
3.15
Trombosit
164
Golongan Darah
A
HEMOSTASIS
PT
14.0
APTT
36.8
INR
1.150
KIMIA KLINIK
SGOT
136
SGPT
97
Albumin
3.8
Creatinine
0.4
Ureum
32
ELEKTROLIT
7

Satuan

Rujukan

g/dl
%
ribu/ul
juta/ul
ribu/ul

11.1-14.1
35-43
5.0-19.5
3.60-5.20
150 450

detik
detik

10.0 15.0
20.0 40.0

u/l
u/l
g/dl
mg/dl
mg/dl

<35
<45
3.8 - 5.4
0.2 - 0.4
<48

Natrium Darah
Kalium Darah
Kalsium Ion
HbsAg

139
5.3
1.00
Nonreactive

mmol/L
mmol/L
mmol/L

129 147
3.6 6.1
1.17 1.29
Nonreactive

Pemeriksaan Laboratorium Urin Tanggal 3 Desember 2015


Pemeriksaan
MAKROSKOPIS
Warna
Kejernihan
KIMIA URIN
Berat Jenis
pH
Leukosit
Nitrit
Protein
Glukosa
Keton
Urobilinogen
Bilirubin
Eritrosit
MIKROSKOPIS
Erirosit
Leukosit
EPITEL
Epitel Squamous
Epitel Transisional
Eoitel Bulat
SILINDER
Hyline
Granulated
Lekosit

Hasil

Satuan

Rujukan

yellow
sl cloudy
1.010
6.5
Negatif
Negatif
25
Normal
Negatif
Normal
Negatif
Negatif

mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl

1.015 - 1.025
4.5 8.0
Negatif
Negatif
Negatif
Normal
Negatif
Normal
Negatif
Negatif

7.9
2.7

/ul
/LPB

0 6.4
0 12

/LPB
/LPB
/LPB

Negatif
Negatif
Negatif

/ul

0
-

/LPK
/LPK
/LPK

03
Negatif
Negatif

E. STATUS ORAL
Ekstra Oral:
Maxilla

: tak tampak kelainan

Mandibula

: tak tampak kelainan

Lips

: tak tampak kelainan

Intra Oral:
Palatum

: tampak bercak warna putih

Lingua

: tampak bercak warna putih

Upper Gingiva

: tak tampak kelainan

Lower Gingiva

: tak tampak kelainan

Left Bucal

: tampak bercak warna putih

Right Bucal

: tampak bercak warna putih

Oral Hygiene

: tidak dapat dinilai

Dental Formula
-Decidui teeth
i
xx

ii
xix

iii
iv
xviii xvii

v
xvi

Element

:-

Sondation

: tidak dilakukan

Palpation

: tidak dilakukan

Percution

: tidak dilakukan

Chlor ethyl

: tidak dilakukan

vi
xv

vii
xiv

Viii
Xiii

ix
xii

x
xi

10

Foto: Kondisi mulut pasien


F. ASSESSMENT
1. B20
2. Kandidiasis oral
3. Pneumocystis jerovicii
4. Diaper rash
5. Gizi buruk tipe marasmik fase stabilisasi hari ke IV
G. TERAPI
1. Nasal kanul 2 lpm
2. Ampicillin 200 mg/ 6 jam
3. Gentamicin 30 mg / 12 jam
4. Vit C 1 x 100 mg
5. Asam folat 1 x 1
6. Cotrimoxazole 1 X 1 cth
7. Candistatin drop 2 x 1 ue
8. Fluconazole 1x 25 mg

11

8. Diet F75 12 x 80 cc
8. Paracetamol syrup cth / 8 jam
H. PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Functionam
Ad Sanationam

: dubia
: dubia
: dubia

12

13

BAB II
PEMBAHASAN
Kasus bangsal yang kami temui adalah seorang pasien pediatri atas nama An.
Z, usia 1 tahun yang dirawat di bangsal pediatri dengan infeksi B20/HIV. Pada pasien
didapatkan bercak-bercak putih di bibir, lidah dan rongga mulut. Bercak-bercak ini
mulai muncul sejak pasien berumur 4 bulan dan hilang timbul hingga sekarang.
Pada pemeriksaan oral ditemukan adanya bercak-bercak putih di bagian
labial, buccal kanan kiri, palatum, dan lingual. Bercak-bercak dapat terkelupas ketika
diangkat. Hal ini menunjukkan kecurigaan pada candidiasis pseudomembranous,
karena salah satu tanda khas dari candidiasis pseudomembranous adalah bercak putih
yang dapat diangkat. Kecurigaan ini didukung dengan riwayat penyakit yang sedang
diderita pasien yaitu B20 atau HIV.
Pada orang dengan B20 atau HIV akan terjadi imunocompromise, yaitu
menurunnya sistem imunitas pada tubuh. Hal ini mengakibatkan infeksi oportunistik
seperti candidiasis oral mudah terjadi. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk melihat
gambaran klinis lesi yang terdapat pada rongga mulut. Untuk gambaran bercak
candidiasis pada pseudomembranous akut yaitu seperti plak mukosa putih atau
kuning seperti cheesy material. Pemeriksaan penunjang untuk pasien dengan
candidiasis yaitu pemeriksaan sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi
hal ini berkaitan dengan diagnosis dan terapi yang tepat untuk pasien.
Pada pasien ini diberikan terapi antifungal topical yaitu candistatin drop.
Selain terapi medikamentosa, pasien harus diberikan edukasi untuk kebersihan oral
dari pasien tersendiri. Hal ini berguna untuk mengurangi keparahan dan mengurangi
risiko kekambuhan dari candidiasis.

14

BAB III
KESIMPULAN
1. Pada pasien ini didiagnosis dengan candidiasis pseudomembranous karena
terdapat plak mukosa putih atau kuning seperti cheesy material pada mukosa
mulut.
2. Candidiasis oral adalah salah satu penyakit pada rongga mulut yang
disebabkan karena adanya pertumbuhan abnormal dari jamur Candida
albicans.
3. Pasien ini mengalami immunocompromised yang menyebabkan infeksi lebih
mudah terjadi, salah satunya infeksi jamur Candida albicans yang
menyebabkan candidiasis.

15

Anda mungkin juga menyukai