0|Page
PUU PSDA yang terkait dengan Proses Amdal, UKLUPL dan Izin Lingkungan
A. Pendahuluan
Proses Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan Amdal merupakan
kombinasi antara Science and Art, karena itulah para penyusun
dan penilai/pemeriksan dokumen lingkungan hidup (Amdal & UKLUPL) dan penulis izin lingkungan paling sedikit memerlukan tiga
kompetensi sebagai berikut:
1. Kompentesi saintifik terkait dengan identifikasi, prakiraan,
evaluasi dan mitigasi dampak serta berbagai metodologi ilmiah
Amdal menjadi pondasi yang sangat penting untuk menjaga
Amdal sebagai kajian ilmiah yang dapat memberikan informasi
yang tepat dan akurat dalam proses pengambilan keputusan.
2. Kompetensi scientifik tersebut juga harus ditopang dengan
kompetensi terkait dengan kebijakan dan regulasi, sehingga
keputusan yang diambil tetap dalam koridor hukum yang telah
ditetapkan.
3. Hasil keputusan terkait dengan penilaian amdal harus
dituangkan secara tertulis mulai dari peryataan kelengkapan
administrasi dokumen Amdal sampai dengan keputusan izin
lingkungan. Karena itu kompetensi terkait dengan penulisan
(drafting) keputusan administratif penilaian Amdal, terutama
penulisan izin lingkungan (environmental permit writing) menjadi
hal penting yang harus dikuasai oleh para penilai Amdal. Izin
lingkungan yang ditulis harus secara rinci, jelas dan pasti serta
sesuai dengan kajian Amdal; dapat mengintegrasikan izin PPLH
dan compatible dengan perizinan sektor; dan dapat secara
operasional diterapkan oleh pemegang izin lingkungan dan
diawasi oleh PPLH.
Panduan atau pedoman ini disusun dalam upaya untuk
meningkatkan kompetensi para penyusun dan penilai/pemeriksa
dokumen lingkungan terkait dengan aspek kebijakan dan regulasi.
1|Page
Pedoman
ini
dapat
memandu
para
penyusun
dan
penilai/pemeriksan dokumen lingkungan terkait dengan PUU dan
ketentuan-ketentuan PUU yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan dan penilaian/pemeriksaan dokumen lingkungan
terkait dengan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang
berlokasi di luar, berbatasan langsung dan/atau di dalam kawasan
hutan lindung.
Berdasarkan uraian di atas, Kementerian Lingkungan Hidup telah
mengkompilasi dan menganalis Peraturan Perundang-Undangan
PSDA (Sektor) beserta pasal-pasal atau ketentuan-ketentuan yang
yang terkait dengan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan. PUU
tersebut terdiri dari:
1) PUU Sektor Terkait Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan: daftar
PUU seperti UU, PP atau Peraturan Menteri dari 14 Bidang/Sektor
dan 72 Jenis Kegiatan yang tercantum dalam Peraturan MENLH
No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib Memiliki Amdal serta memuat pasal-pasal dari
setiap PUU yang menyebutkan ketentuan bahwa Amdal atau
UKL-UPL dan Izin Lingkungan sebagai persyaratan permohonan
izin usaha dan/atau kegiatan;
2) PUU Pemanfaatan Ruang di dalam Kawasan Lindung yang terkait
dengan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan: berisi daftar PUU
Pemanfaatan Ruang di dalam Kawasan Lindung yang terkait
dengan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan, serta pasal-pasal
yang memuat atau mengatur ketentuan-ketentuan yang
membolehkan atau mengizinkan jenis-jenis kegiatan tertentu
yang dapat dilakukan di dalam kawasan lindung;
Panduan/pedoman ini berisifat living document yang akan terus
disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan/perubahan
peraturan perudang-undangan.
2|Page
PUU
2.
3.
Pemotongan Bukit
dan Pengurukan
Lahan
Pengambilan Air
Permukaan
UU 27 Tahun
2007 tentang
Pengelolaan
Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau
Kecil
Peraturan
Presiden No. 122
Tahun 2012
tentang
Reklamasi di
Wilayah Pesisir
dan Pulai-Pulau
Kecil;
Peraturan Menteri
Perhubungan No.
52 Tahun 2011
tentang
Pengerukan dan
Reklamasi
UU No. 7 Tahun
2004 tentang
Sumber Daya Air
PP No. 42 Tahun
2008 tentang
Pengelolaan
Sumber Daya Air
Keterangan
3|Page
No
4.
5.
Pembangunan
Bangunan Gedung
PUU
UU No. 7 Tahun
2004 tentang
Sumber Daya Air
PP No. 42 Tahun
2008 tentang
Pengelolaan
Sumber Daya Air
PP No. 43 Tahun
2008 tentang Air
Tanah
B.
1.
2.
UU No. 28 Tahun
2002 tentang
Bangunan
Gedung
PP No. 36 Tahun
2005 tentang
Pelaksanaan UU
No. 28 Tahun
2002 tentang
Bangunan
Gedung
Peraturan
Mendagri No. 32
Tahun 2010
Keterangan
Pasal 77 ayat (4) PP 42/2008: Dalam
hal rencana pengembangan sumber
daya air mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan
hidup,diberlakukan ketentuan
tentang analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL).
Pasal 67 ayat (1) dan ayat (2) PP
43/2008: Untuk memperoleh izin
pemakaian air tanah atau izin
pengusahaan air tanah pemohon
wajib mengajukan permohonan
secara tertulis kepada
bupati/walikota dengan tembusan
kepada Menteri dan gubernur.
Salah satu informasi yang harus
dilampirkan dalam permohonan
tersebut adalah UKL-UPL atau
AMDAL sesuai dengan ketentuan
PUU;
Pasal 15 UU No. 28 tahun 2002:
salah satu persyaratan bangunan
gedung adalah persyaratan
pengendalian dampak lingkungn
bagi bangunan gedung yang dapat
menimbulkan dampak penting bagi
lingkungan. sesuai dengan
ketentuan PUU di bidang LH.
Persyaratan pengendalian dampak
lingkungan menjadi salah satu
persyaratan tata bagunan sesuai
dengan ketentuan pasal 16 PP
36/2005. Setiap bangunan
bangunan gedung yang
menimbulkan dampak penting harus
didahului dengan menyertakan
AMDAL (Pasal 26 PP 36/2005).
Terkait dengan hal tersebut, Pasal
14 ayat (1) dan (2) serta Pasal 15, PP
No. 36 Tahun 2005 secara tegas
menyatakan bahwa setiap orang
yang akan mendirikan bangunan
gedung wajib memiliki izin
mendirikan bangunan (IMB). Salah
satu persyaratan atau kelengkapan
yang dibutuhkan untuk pengajuan
permohonan IMB gedung adalah
AMDAL;
Pasal 9 ayat (2) huruf f Permendagri
No 32/2009: Amdal atau UKL-UPL
bagi yang terkena kewajiban
merupakan salah satu persyaratan
dokumen adminsitrasi permohonan
IMB;
BIDANG
PERTAHANAN
Pembangunan
Pangkalan TNI AL
Pembangunan
Pangkalan TNI AU
4|Page
No
3.
C.
1.
2.
Budidaya
tanaman
hortikultura
3.
Budidaya
tanaman
perkebunan
D.
Bidang Perikanan
dan Kelautan
Usaha Budidaya
perikanan
(tambak)
Usaha budidaya
perikanan
terapung
1.
2.
PUU
Keterangan
PP 18 Tahun 2010
tentang Usaha
Budidaya Tanaman
PP 18 Tahun 2010
tentang Usaha
Budidaya Tanaman
UU No. 13 Tahun
2010 tentang
Hortikultura
UU No. 18 Tahun
2004 tentang
Perkebunan
UU No. 31 Tahun
2004 tentang
Perikanan;
Keputusan Menteri
KKP No.
2/MEN/2004
tentang Perizinan
Pasal 25 UU 18/2004:
Wajib memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup & mencegah
kerusakannya;
Sebelum memperoleh izin usaha
perkebunan (a) wajib, membuat
AMDAL, (b) analisis dan
manajemen risiko (hasil rekayasa
Genetik), (c) pernyataan
kesanggupan untuk menyediakan
sarana, prasarana, dan system
tanggap darurat untuk
penanggulangan kebakaran lahan
wajib menerapkan AMDAL dan
melaksanakan UKL/UPL dan/atau
analisis dan manajemen risiko
lingkungan hidup
Tidak ada AMDAL atau UKL-UPL,
Permohonan Izin ditolak
tidak menerapkan AMDAL atau
RKL/RPL, izin usahanya, dicabut
5|Page
No
PUU
Usaha
Pembudidayaan
Ikan
E.
1.
2.
F.
1.
BIDANG
KEHUTANAN
Usaha
pemanfaatan hasil
hutan kayu dari
hutan alam
Usaha
pemanfaatan hasil
hutan kayu dari
hutan tanaman
BIDANG
PERHUBUNGAN
Pembangunan
Jalur Kereta Api
Keterangan
Usaha Perikanan (SIUP;
Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 5Pasal 19 serta pasal 45 Keputusan
Menteri KKP No. 2/MEN/2004
tentang Perizinan Usaha
Pembudidayaan Ikan pada dasarnya
menyebutkan bahwa salah satu
syarat penerbitan Izin Usaha
Perikanan (IUP) Pembudidayaan
Ikan (di air tawar, air payau dan air
laut) adalah Amdal sesuai dengan
ketentuan PUU.
UU No. 41 Tahun
1999 tentang
Kehutanan
PP No. 6 Tahun
2007 tentang Tata
Hutan dan
Penyusunan
Rencana
Pengelolaan Hutan
serta Pemanfaatan
Hutan
UU No. 23 Tahun
2007 tentang
Perkeretapian;
PP 56 Tahun 2009
tentang
Penyelengaraan
Perkeretapian
6|Page
No
PUU
Keterangan
a. perencanaan teknis;
b. analisis mengenai dampak
lingkungan hidup atau UKL dan
UPL; dan
c. pengadaan tanah
Pasal 356 ayat (2) huruf g: Salah
satu perysratan teknis permohonan
izin pembangunan prasarana
perkeretaapiankhusus adalah Amdal
atau UKL-UPL;
2.
Pembangunan
terminal
penunmpang dan
terminal barang
transportasi jalan
UU No. 22 Tahun
2009 tentang Lalu
Lintas dan
Angkutan Umum
3.
Pengerukan dan
penempatan hasil
keruk
UU No. 17 Tahun
2008 tentang
Pelayaran;
PP No. 05 Tahun
2010 tentang
Kenavigasian
Peraturan Menteri
Perhubungan No.
52 Tahun 2011
tentang
Pengerukan dan
Reklamasi
4.
Pembangunan
pelabuhan
UU No. 17 Tahun
2008 tentang
Pelayaran;
PP 61 Tahun 2009
tentang
Kepelabuhan
7|Page
No
PUU
Keterangan
5.
Pembangunan
Bandar Udara
UU No. 1 Tahun
2009 tentang
Penerbangan;
PP No. 40 Tahun
2012 tentang
Pembangunan dan
Pelestarian
Lingkungan Hidup
Bandar Udara
8|Page
No
PUU
Keterangan
Pasal 20 huruf e PP 40 Tahun 2010:
Izin lingkungan salah satu lampiran
Permohonan izin mendirikan
bangunan Bandar Udara
G.
1.
2.
3.
4.
5.
H.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
I.
1.
BIDANG
TEKNOLOGI
SATELIT
Pembangunan dan
pengoperasian
bandar antariksa
Pembangunan
fasilitas
peluncuran roket
di darat dan
tujuan lainnya
Pembangunan
fasilitas
pembuatan
propelan roket
Pabrik roket
Pembangunan
fasilitas uji static
dan fasilitas
peluncuran roket
BIDANG
PERINDUSTRIAN
Industri Semen
Industri pulp dan
kertas yang
terintegrasi
dengan hutan
tanaman industri
Industri
Petrokimia Hulu
Kawasan Industri
Industri galangan
kapal
Industri propelan,
amunisi dan
bahan peledak
Industri peleburan
timah hitam
Kegiatan industri
yang tidak
termasuk angka 17
BIDANG
PEKERJAAN
UMUM
Pembangunan
Bendungan/
Waduk atau Jenis
Tampungan Air
lainnya
UU No. 21 Tahun
2013 tentang
Keantariksaan
UU No. 5 Tahun
1984 tentang
Perindustrian;
PP No. 13 Tahun
1995 tentang Izin
Usaha Industri
Perindustrian No.
41/MIND/PER/6/2
008 tentang
Ketentuan dan Tata
Cara Izin Usaha
Industri, Izin
Perluas dan Tanda
Daftar Perusahaan
Industri;
PP No. 24 Tahun
2009 tentang
Kawasan Industri
UU No. 7 Tahun
2004 tentang
Sumber Daya Air
PP No. 42 Tahun
2008 tentang
Pengelolaan
Sumber Daya Air;
PP No. 37 Tahun
2010 tentang
Bendungan
9|Page
No
PUU
Keterangan
lingkungan merupakan salah satu
aspek yang diperhatikan dalam
penyelenggaran pembangunan
bendungan;
Pasal 15 ayat (3) huruf c PP
37/2010: Dokumen pengelolaan LH
merupakan salah satu persyaratan
teknis permohonan persetujuan
prinsip pembangunan bendungan;
Pasal 19 ayat (1) PP 37/2010:
Perencanaan pembangunan bendungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf b meliputi:
a. studi kelayakan;
b. penyusunan desain; dan
c. studi pengadaan tanah;
Daerah Irigasi
3.
Pengembangan
Rawa: Reklamasi
Rawa untuk
Kepentingan
Irigasi
Pembangunan
Pengaman Pantai
dan Perbaikan
Muara Sungai
Normalisasi
sungai (termasuk
sudetan) dan
pembuatan kanal
banjir
4.
5.
6.
Pembangunan
dan/atau
peningkatan jalan
tol
UU No. 7 Tahun
2004 tentang
Sumberdaya Air
PP No. 20 Tahun
2006 tentang
Irigasi
UU No. 7 Tahun
2004 tentang
Sumberdaya Air;
PP 38 Tahun 2011
tentang Sungai
UU No. 38 Tahun
2004 tentang
Jalan;
PP No. 15 Tahun
2005 tentang Jalan
Tol
10 | P a g e
No
PUU
Keterangan
Pasal 25 PP 15/2005: Studi
kelayakan dan analisis mengenai
dampak lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
dilakukan untuk mengevaluasi
kelayakan proyek dari aspek teknis,
ekonomi dan finansial serta
lingkungan. Analisis mengenai
dampak lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup
kegiatan pengkajian dampakdampak lingkungan yang mungkin
terjadi akibat adanya rencana
kegiatan pembangunan jalan tol.
Hasil kegiatan studi kelayakan dan
analisis mengenai dampak
lingkungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dijadikan dasar dalam
proses pelelangan;
Pasal 26 PP 15/2005: Kegiatan
analisa kelayakan finansial, studi
kelayakan, dan analisis mengenai
dampak lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
dilaksanakan oleh BPJT.
7.
Pembangunan
dan/atau
peningkatan
pelebaran jalan
8.
Pembangunan
Subway/
Underpass,
Terowongan/
tunnel, jalan
layang/flyover,
jembatan
Persampahan, i.e.
TPA, transfer
station, instalasi
pengolahan
sampah terpadu,
composting plan
9.
UU No. 38 Tahun
2004 tentang
Jalan;
PP 34 Tahun 2006
tentang Jalan.
UU No. 18 Tahun
2008 tentang
Pengelolaan
Sampah;
Peraturan
Pemerintah Nomor
81 Tahun 2012
tentang
Pengelolaan
Sampah Rumah
Tangga dan
11 | P a g e
No
10.
Air limbah
domestik i.e. IPLT,
IPAL, Sistem
perpipaan air
limbah
11.
Pembangunan
saluran drainase
primer dan/atau
sekunder
Jaringan air
bersih (jaringan
distribusi dan
transmisi)
12.
J.
1.
BIDANG
PERUMAHAN
DAN KAWASAN
PEMUKIMAN
Pembangunan
perumahan dan
kawasan
permukiman
dengan pengelola
tertentu
PUU
Sampah Sejenis
Sampah Rumah
Tangga
PP 16 Tahun 2005
tentang
Pengembangan
Sistem Penyediaan
Air Minum;
Peraturan Menteri
PU NO.
03/PRT/M/ 2013
tentang
Penyelenggaraan
Prasarana dan
Sarana
Persampahan
dalam Penanganan
Sampah Rumah
Tangga dan
Sampah Sejenis
Sampah Rumah
Tangga
PP 16 Tahun 2005
tentang
Pengembangan
Sistem Penyediaan
Air Minum;
Keterangan
prasarana dan sarana persampahan
yang menggunakan teknologi
pengolahan dan pemrosesan akhir
berupa proses biologi, termal atau
teknologi lain dengan kapasitasn
lebih besar dari 100 ton/hari. Kajian
lingkungan didasarkan atas studi
Amdal atau UKL-UPL;
PP 16 Tahun 2005
tentang
Pengembangan
Sistem Penyediaan
Air Minum;
Peraturan Menteri
PU No.
7/PRT/M/2013
tentang Pedoman
Pemberian Izin
Penyelenggaraan
Pengembangan
Sistem Penyediaan
Air Minum Oleh
Badan Usaha dan
Masyarakat Untuk
Memenuhi
Kebutuhan Sendiri
UU No. 1 Tahun
2011 tentang
Perumahan dan
Kawasan
Permukiman
12 | P a g e
No
PUU
Keterangan
a. rencana pembangunan perkotaan
atau perdesaan;
b. rencana penyediaan tanah; dan
c. analisis mengenai dampak lalu
lintas dan lingkungan
K.
K.1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
K.2
1.
K.3.
1.
2.
BIDANG ESDM
MINERAL
BATUBARA
Eksploitasi
(Operasi Produksi)
Mineral dan
Batubara
Eksploitasi
(Operasi Produksi)
Batubara
Eksploitasi
(Operasi Produksi)
Mineral Logam
Eksploitasi
(Operasi Produksi)
Mineral Bukan
Logam
Pengolahan dan
Pemurnian
Eksploitasi
(Operasi Produksi)
Mineral Radioaktif
Penambangan di
Laut
Penempatan
tailing di bawah
laut
MIGAS
Eksploitasi MIGAS
serta
pengembangan
produksi di darat,
laut, pipanisasi
migas dan BBM,
pembangunan
kilang (LPG, LNG
dna minyak bumi),
kilang minyak
pelumas, CBM
KETENAGALISTR
IKAN
Pembangunan
Jaringan
Transmisi
a. Pembangunan
PLTD/PLTG/P
UU No. 4 Tahun
2009 tentang
Mineral dan Batu
Bara;
PP 23 Tahun 2010
tentang
Pelaksanaan
Kegiatan Usaha
Pertambangan
Mineral Batubara
UU No. 22 Tahun
2001 tentang
Minyak dan Gas;
PP No. 35 Tahun
2004 tentang
Kegiatan Usaha
Hulu MIGAS
UU No. 30 Tahun
2009 tentang
Ketenagalistrikan
PP 14 Tahun 2012
13 | P a g e
No
K.4.
1.
2.
L.
1.
2.
M.
1.
ENERGI BARU
DAN
TERBAHARUKAN
(EBT)
Eksploitasi Panas
Bumi
Pembangunan
kilang biofuel
BIDANG
PARIWISATA
Kawasan
Pariwisata dan
Taman Rekreasi
Lapangan Golf
BIDANG
KETENAGANUKLI
RAN
Pembangunan dan
pengoperasian
reaktor daya dan
non daya
PUU
Keterangan
tentang Kegiatan
Usaha Penyedian
Tenaga Listrik
UU No. 27 Tahun
2003 tentang
Panas Bumi;
PP 59 Tahun 2007
tentang Kegiatan
Usaha Panas
Bumi;
UU No. 10 Tahun
1997 tentang
Ketenaganukliran
PP 43 Tahun 2006
tentang Perizinan
Reaktor Nuklir;
PP 54 Tahun 2012
tentang
Keselamatan dan
Keamanan
14 | P a g e
No
PUU
Instalasi nuklir
2.
3.
4.
Pembangunan dan
pengoperasian
instalasi nuklir
non reaktor (INRR)
Pembangunan dan
pengoperasian
instalasi limbah
radioaktif
UU No. 10 Tahun
1997 tentang
Ketenaganukliran
Produksi
radioisotop
UU No. 10 Tahun
1997 tentang
Ketenaganukliran
PP No. 29 Tahun
2008 tentang
Perizinan
Pemanfaatan
Sumber Radiasi
Pengion dan Bahan
Nuklir
UU No. 10 Tahun
1997 tentang
Ketenaganukliran
PP No. 29 Tahun
2008 tentang
Perizinan
Pemanfaatan
Sumber Radiasi
Pengion dan Bahan
Nuklir
Keterangan
merupakan salah satu persyaratan
permohonan izin komisioning;
Pasal 18 ayat (2) huruf c PP
43/3006: dokumen laporan
pelaksanaan pengelolaan lingkungan
dan pemantauan lingkungan
merupakan salah satu persyaratan
permohonan izin operasi;
Pasal 21 ayat (5) huruf l PP
43/2006: keputusan kelayakan
lingkungan hidup dari instansi yang
bertanggung jawab merupakan salah
satu persyaratan teknis permohonan
izin gabungan (Izin konstruksi, izin
komisioning, dan izin operasi).
Pasal 5 dan 7 PP 54 Tahun 2012:
Pemegang izin wajib melakukan
pemantauan tapak instalasi nuklir
pada tahap konstruksi, komisioning,
operasi, dan dekomisioning.
Pemantauan tapak wajib
dilaksanakan sesuai dengan RKLRPL;
15 | P a g e
No
N.
1.
2.
3.
4.
BIDANG
PENGELOLAAN
LB3
Industri Jasa
Pengelolaan LB3
Pemanfaatan LB3
Pengolahan LB3
Penimbunan LB3
PUU
PP 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan
LB3
Keterangan
c. operasi, meliputi: laporan
pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
selama komisioning
Pasal 66 ayat (1) huruf l PP
29/2008: Pemegang Izin
berkewajiban untuk melaksanakan
Rencana Pengelolaan Lingkungan
dan Rencana Pemantauan
Pasal 43 ayat (1), ayat (2) dan ayat
(3), Pasal 44 ayat (2), Pasal 45 ayat
(1), Ayat (2) dan ayat (3), ayat (4),
Pasal 46 ayat (2), ayat (3) dan ayat
(4) PP 18/1999: memuat
ketentuan terkait dengan
kewajiban memiliki Amdal terkait
dengan pengelolaan LB3 dan
persyaratan izin LB3.
PUU
Keterangan
1.
PP No. 26 Tahun
2008 tentang RTRWN
2.
UU No. 41 Tahun
1999 tentang
Kehutanan
2.
PP No. 24 Tahun
2010 tentang
Penggunaan
Kawasan Hutan
PP No. 28 Tahun
2011 tentang
Pengelolaan Kawasan
Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian
Alam
3.
Sifat
Informasi
Publik
Tersedia
setiap
saat
Tersedia
setiap
saat
Tersedia
setiap
saat
Tersedia
setiap
saat
16 | P a g e
2.1. Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan
Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
No.
1.
2.
Kawasan bergambut
3.
4.
Sempadan Pantai
5
dan
6
7
dan
8.
Kawasan pantai
berhutan bakau
a.
10.
11.
9.
17 | P a g e
12.
13.
14.
15
16.
17.
Kawasan perlindungan
plasma nutfah
18.
Kawasan pengungsian
satwa
19.
Terumbu Karang
a. pariwisata bahari
20.
18 | P a g e
2.2. Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan KPA sesuai
dengan PP 28/2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam
No
3.
instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru
dan terbarukan;
4. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun
relay televisi;
5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;
6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum
untuk keperluan pengangkutan hasil produksi;
7. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan
saluran air bersih dan/atau air limbah;
8. fasilitas umum;
9. industri terkait kehutanan;
10. pertahanan dan keamanan;
11. prasarana penunjang keselamatan umum; atau
12. penampungan sementara korban bencana alam.
20 | P a g e