BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Determinasi Simplisia
Bahan uji yang digunakan yaitu simplisia herba calincing yang diperoleh
4.2
4.2.1
Pemeriksaan Organoleptik
Hasil pemeriksaan organoleptik herba calincing diantaranya warna
4.2.2
Pemeriksaan Makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik herba calincing dapat dilihat pada Tabel
4.1.
36
1.
Bagian yang
dikarakterisasi
Daun
2.
Batang
3.
Bunga
No.
4.2.3
Karakterisasi
Warna : Hijau kekuningan
Bentuk :
- Daun majemuk menjari tiga, anak daun
berbentuk jantung terbalik
- Pangkal helaian daun lancip atau tumpul, ujung
berlekuk
- Pangkal tangkai daun melebar bentuk serupa
pelepah, warna kecoklatan
Ukuran :
- Panjang : 1 sampai 2 cm
- Lebar : 1 sampai 2,5 cm
Warna : Hijau
Bentuk :
- Lunak dan bercabang-cabang
Warna : Kuning
Bentuk :
- Bunga keluar dari ketiak daun dengan 2-8
bunga, berbentuk seperti payung
Pemeriksaan Mikroskopik
Hasil pemeriksaan mikroskopik menunjukkan bahwa herba calincing
memiliki rambut penutup, trakea, kristal oksalat, dan jaringan epidermis atas.
Gambar mikroskopik herba calincing dapat dilihat pada Lampiran C, Gambar 4.5.
4.3
Penapisan Fitokimia
Hasil penapisan fitokimia dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi herba
37
Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Herba Calincing (Oxalis corniculata Linn.)
No.
Metabolit sekunder
1.
2.
3.
4.
Alkaloid
Polifenolat
Tanin
Flavonoid
Monoterpenoid dan
5.
sesquiterpenoid
6. Steroid
7. Triterpenoid
8. Kuinon
9. Saponin
Keterangan : (+) = terdeteksi
( - ) = tidak terdeteksi
Ekstrak
etanol
+
+
Fraksi
nheksana
+
+
Fraksi
etil asetat
Fraksi
air
+
-
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
Dari hasil penapisan fitokimia diatas dapat dilihat bahwa ekstrak etanol
mengandung senyawa golongan polifenolat, flavonoid, steroid, kuinon, saponin,
monoterpenoid dan sesquiterpenoid. Fraksi n-heksana mengandung senyawa
golongan
polifenolat,
flavonoid,
steroid,
kuinon,
monoterpenoid
dan
air ditetapkan untuk menjaga kualitas ekstrak. Kadar air dalam ekstrak tidak boleh
lebih dari 10%. Hal ini bertujuan untuk menghindari cepatnya pertumbuhan jamur
dalam ekstrak.
4.5
38
100%
36,8
= 257,74 100%
= 14,28%
Sebanyak 12 g ekstrak kental diambil untuk fraksinasi. Fraksinasi
dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan air, diperoleh
tiga fraksi yaitu fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air dengan berat
fraksi kental masing-masing 0,92 g, 1,28 g dan 6,04 g. Rendemen fraksi nheksana, fraksi etil asetat dan fraksi air yang diperoleh terhadap jumlah simplisia
yang digunakan adalah masing-masing sebesar 1,09%, 1,52%, dan 7,19%.
4.6
etil asetat, dan fraksi air dilihat dengan menggunakan plat silica gel GF 254
menggunakan pengembang kloroform : metanol (9 : 1). Nilai Rf pada sinar
tampak, sinar UV 254, sinar UV 366 nm, dan penampak bercak larutan DPPH
dapat dilihat pada Tabel 4.3, Tabel 4.4 dan Tabel 4.5. Gambar kromatogram lapis
tipis terdapat pada Lampiran D, Gambar 4.6.
Tabel 4.3 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Pendeteksi Sinar Tampak
39
No
bercak
Harga
Rf
Ekstrak Etanol
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
0,05
0,4875
0,55
0,75
0,85
0,8875
0,9125
0,9625
Hijau
Kuning
Hijau
Sinar Tampak
Fraksi nFraksi Etil
Heksana
Asetat
Hijau
Hijau
Kuning
Hijau
Hijau
-
Fraksi Air
Coklat
-
Tabel 4.4 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Pendeteksi Sinar UV 254 nm
No
bercak
Harga
Rf
Ekstrak Etanol
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
0,05
0,4875
0,55
0,75
0,85
0,8875
0,9125
0,9625
Hijau
Kuning
Hijau
Sinar UV 254 nm
Fraksi nFraksi Etil
Heksana
Asetat
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Hijau
-
Fraksi Air
Ungu
-
Tabel 4.5 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Pendeteksi Sinar UV 366 nm
No
Rf
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
0,1
0,1375
0,15
0,1875
0,2125
0,2375
0,3
0,35
Ekstrak Etanol
Biru
Biru
Ungu
Sinar UV 366 nm
Fraksi nFraksi Etil
Heksana
Asetat
Biru
Biru
Biru
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Fraksi Air
Biru
Biru
Biru
-
40
9.
10.
11.
12.
13.
14.
0,4875
0,55
0,75
0,8875
0,9125
0,9625
Ungu
Merah muda
Ungu
Ungu
Merah muda
-
Ungu
Biru
-
Tabel 4.6 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Penampak Bercak DPPH
No
bercak
Harga
Rf
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
0,05
0,25
0,425
0,475
0,4875
0,5
0,55
0,8875
0,9125
0,9625
Ekstrak
Etanol
Kuning muda
Kuning tua
Kuning tua
Fraksi Air
Kuning tua
-
41
nilai Rf 0,5, 0,55, dan 0,9625 pada ekstrak etanol dan nilai Rf 0,425, 0,475, dan
0,4875 pada fraksi n-heksana maupun fraksi etil asetat.
4.7
fraksi-fraksinya dilakukan dengan menggunakan pereaksi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dengan metode spektrofotometri uv-visible. Senyawa 1,1-difenil2-pikril-hidrazil (DPPH) merupakan molekul radikal bebas yang stabil dengan
adanya delokalisasi elektron disekitar molekulnya. Delokalisasi elektron ini
memberikan warna ungu pekat yang dicirikan dengan absorbansi pada panjang
gelombang sekitar 520 nm dalam larutan etanol (Molyneux, 2004).
Saat bereaksi dengan senyawa antitoksidan, DPPH akan tereduksi dan
terjadi perubahan warna menjadi kuning. Aktivitas peredaman radikal bebas
DPPH diukur dengan menghitung pengurangan intensitas warna ungu yang diukur
pada panjang gelombang serapan maksimum DPPH yaitu 518 nm (Leit o et al.,
2002).
42
antioksidan
yang
menyebabkan
tidak
adanya
kesempatan
43
Sampel
Uji
Ekstrak Etanol
Fraksi n-Heksana
Fraksi Etil Asetat
Fraksi Air
500
50,39
22,33
51,52
41,62
100
14,49
5,20
13,55
11,09
44
tersebut. Semakin besar konsentrasi larutan uji yang digunakan maka semakin
kecil absorbansi larutan DPPH sehingga persen inhibisi larutan uji semakin besar.
Hasil pengukuran daya antioksidan ekstrak etanol herba calincing dan
fraksi-fraksinya selanjutnya dibandingkan dengan vitamin C. Sebagai antioksidan,
vitamin C bekerja dengan memberikan atom hidrogen untuk menangkap elektron
yang tidak berpasangan pada radikal bebas. Vitamin C juga mempunyai kelarutan
yang baik dalam pelarut yang polar. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dari
larutan pembanding dengan berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Data Inhibisi dari Larutan Pembanding (Vitamin C) terhadap DPPH
No. Konsentrasi
(ppm)
1.
10
2.
8
3.
6
4.
4
5.
2
% Inhibisi
56,62
45,98
30,33
20,48
8,10
45
Sumber Variasi
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Bebas
Model
53428,950
20
Sampel
3294,037
3
Konsentrasi
7001,752
4
Sampel *
484,625
12
Konsentrasi
Error
23,204
40
Total
53452,154
60
Keterangan : p < 0,05 dinyatakan bermakna
Kuadrat
Tengah
Fhitung
2671,448
1098,012
1750,438
4605,163
1892,012
3017,485
0,000
0,000
0,000
40,385
69,618
0,000
0,580
Sampel Pembanding
Fraksi n-Heksana
Fraksi Etil Asetat
Fraksi Air
Ekstrak Etanol
p
0,000
0,000
0,000
0,000
46
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Konsentrasi Pembanding
Konsentrasi 200
Konsentrasi 300
Konsentrasi 400
Konsentrasi 500
Konsentrasi 200
Konsentrasi 100
Konsentrasi 300
Konsentrasi 400
Konsentrasi 500
Konsentrasi 300
Konsentrasi 100
Konsentrasi 200
Konsentrasi 400
Konsentrasi 500
Konsentrasi 400
Konsentrasi 100
Konsentrasi 200
Konsentrasi 300
Konsentrasi 500
Konsentrasi 500
Konsentrasi 100
Konsentrasi 200
Konsentrasi 300
Konsentrasi 400
Keterangan : p < 0,05 dinyatakan bermakna
p
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
47
Sampel uji
Ekstrak
etanol
Fraksi nheksana
Fraksi etil
asetat
Fraksi air
Vitamin C
Konsentrasi
(g/mL)
500
400
300
200
100
500
400
300
200
100
500
400
300
200
100
500
400
300
200
100
10
8
6
4
2
Persen
inhibisi (%)
50,39
41,48
31,21
22,34
14,49
22,33
20,02
15,33
10,07
5,2
51,52
42,55
34,29
24,49
13,55
41,62
34,97
26,86
19,77
11,09
56,62
45,98
30,33
20,48
8,1
Persamaan Regresi
Linier
IC50
(g/mL)
y = 0,0909x + 4,7
R2 = 0,9981
498,35
y = 0,0442x + 1,327
1101,19
R = 0,9844
y = 0,094x + 5,08
R2 = 0,9971
477,87
y = 0,0763x + 3,984
603,09
R = 0,9982
y = 6,127x - 4,46
R2 = 0,9959
8,89
Dari kurva regresi linier di atas, dapat diperoleh persamaan regresi linier
untuk masing-masing sampel uji. Nilai IC50 didapat dari substitusi angka 50 ke
48
Tabel 4.13 Uji Lanjut Pengaruh Keempat Sampel terhadap Vitamin C dari
Nilai IC50
Sampel
Sampel Pembanding
p
Fraksi n-Heksana
0,000
Fraksi Etil Asetat
0,157*
Ekstrak Etanol
Fraksi Air
0,000
Vitamin C
0,000
Ekstrak Etanol
0,000
Fraksi Etil Asetat
0,000
Fraksi n-Heksana
Fraksi Air
0,000
Vitamin C
0,000
Ekstrak Etanol
0,157*
Fraksi n-Heksana
0,000
Fraksi Etil Asetat
Fraksi Air
0,000
Vitamin C
0,000
Ekstrak Etanol
0,000
Fraksi n-Heksana
0,000
Fraksi Air
Fraksi Etil Asetat
0,000
Vitamin C
0,000
Ekstrak Etanol
0,000
Fraksi n-Heksana
0,000
Vitamin C
Fraksi Etil Asetat
0,000
Fraksi Air
0,000
Keterangan : p < 0,05 dinyatakan bermakna
* tidak ada perbedaan bermakna
49
Dari tabel 4.13, keempat sampel uji menunjukkan perbedaan yang bermakna
secara statistik dibandingkan dengan pembanding vitamin C berdasarkan nilai IC 50
dengan nilai p = 0,000 < = 0,05. Antara keempat sampel uji juga memberikan
perbedaan yang bermakna secara statistik, kecuali untuk ekstrak etanol dengan
fraksi etil asetat.